DAFTAR ISI
Pernyataan Direksi
Exhiibit
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian A
2017 2016
Saldo 1 Januari 2016 / 31 Desember 2015 58.500.000.000 61.046.441.861 ( 102.051.977.837 ) 46.932.863.923 ( 29.438.399.923 )
Saldo 1 Januari 2017 / 31 Desember 2016 58.500.000.000 62.688.984.736 ( 62.404.092.821 ) ( 24.758.231.464 ) 34.026.660.451
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
Ekshibit A
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 5 3.100.194.883 5.265.163.548
Piutang lain-lain - Pihak ketiga 6 920.993.879 931.680.917
Pajak dibayar di muka 9a 80.464.371 53.117.605
Aset lancar lainnya 4.006.000 14.925.373
LIABILITAS
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham
Modal dasar - 1.400.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh - 585.000.000
saham 11 58.500.000.000 58.500.000.000
Tambahan modal disetor 62.688.984.736 62.688.984.736
Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya ( 63.442.123.063) ( 62.404.092.821)
PENDAPATAN - -
LABA KOTOR - -
1. U M U M
a. Pendirian Perusahaan
PT Skybee Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia dengan nama PT Kreatip Komunikacitra pada
tanggal 10 Juni 1995 berdasarkan akta Notaris Liliana I. Tanuwidjaja, S.H., No. 12. Akta pendirian Perusahaan
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2 5662.HT.01.01.TH.96
tanggal 6 Maret 1996, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 2 Agustus
1996, Tambahan No. 6819. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir
berdasarkan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 67 tanggal 20 Juni 2014, tentang perubahan susunan Dewan
Komisaris dan Direksi Perusahaan dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-20777.40.22.2014 tanggal 18 Juli 2014.
Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam
bidang perdagangan telpon selular dan produk penunjang operator selular. Perusahaan terletak di Jl. Kebon
Sirih No. 63, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1996.
Berdasarkan dengan Surat Pernyataan Efektif yang diterbitkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) No. S-5887/BL/20104 tanggal 29 Juni 2010, Perusahaan melakukan
penawaran umum perdana kepada masyarakat sebanyak 235.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per
saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar Rp 375 per saham. Pada tanggal 7 Juli
2010, seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
Persentase kepemilikan Perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan total aset entitas anak
adalah sebagai berikut:
Kepemilikan langsung:
Pada tanggal 21 Desember 2010, Perusahaan menjual sebagian penyertaan sahamnya kepada PT Sinergitama
Mandiri (pihak ketiga), sejumlah 18.244 saham atau sebesar Rp 4.556.000.000. Dengan demikian pemilikan
saham Perusahaan pada PT Sinergitama Komindo (STK) menjadi sebesar 55%.
Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan
adalah sebagai berikut:
Direksi
Direktur Utama : Dedet Yandrinal Sugiono Wiyono Sugialam
Direktur : Rizano Loekman Juliana Julianti Samudro
Direktur Independen : Meiliana Widjaja Meiliana Widjaja
Ekshibit E/2
1. U M U M (Lanjutan)
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai
berikut:
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 65/SB/ DIR/VII/11 tentang pengangkatan sekretaris Perusahaan tanggal
6 Juli 2011, Perusahaan menetapkan Saudari Meiliana Widjaja sebagai Sekretaris Perusahaan terhitung sejak
tanggal tersebut.
Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, Kelompok Usaha mempunyai pegawai tetap masing-
masing sejumlah 3 (tidak diaudit).
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”),
yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia serta peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual (accrual basis), kecuali laporan arus kas
konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis (historical cost concept), dengan pengecualian seperti
yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method), menyajikan
penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang dikelompokkan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan
mata uang fungsional Kelompok Usaha.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun Induk Perusahaan dan seluruh entitas anak.
Pengendalian didapat ketika Kelompok Usaha terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui
kekuasaannya atas investee. Dengan demikian, Kelompok Usaha mengendalikan investee jika dan hanya jika
Kelompok Usaha memiliki:
kekuasaan atas investee (contoh hak saat ini yang memberikan kemampuan kini untuk mengarahkan
aktivitas relevan investee);
eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan
kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasilnya..
Ketika Kelompok Usaha mempunyai hak suara kurang dari mayoritas atau hak serupa terhadap investee,
Kelompok Usaha mempertimbangkan seluruh fakta dan keadaan dalam menilai apakah terdapat kekuasaan atas
sebuah investee, termasuk:
pengaturan kontraktual dengan pemilik hak suara lain investee;
hak yang timbul dari pengaturan kontraktual lain; dan
hak suara Kelompok Usaha dan hak suara potensial.
Kelompok Usaha menilai kembali apakah terdapat atau tidak pengendalian terhadap investee jika fakta dan
keadaan yang menunjukkan bahwa ada perubahan satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian.
Ekshibit E/3
Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal pengendalian dialihkan ke Kelompok Usaha dan dihentikan
untuk dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian ditransfer keluar dari Kelompok Usaha. Aset, liabilitas,
pendapatan dan beban dari entitas anak, yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan, termasuk dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dari tanggal Kelompok Usaha mendapatkan
pengendalian sampai dengan tanggal Kelompok Usaha berhenti untuk mengendalikan entitas anak.
Laba rugi dan setiap komponen pendapatan komprehensif lain diatribusikan ke pemilik entitas induk dari
Kelompok Usaha dan Kepentingan Non-Pengendali (“KNP”), meskipun hal tersebut mengakibatkan KNP memiliki
saldo defisit. Ketika diperlukan, penyesuaian dibuat pada laporan keuangan entitas anak agar kebijakan
akuntansinya seragam dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha. Seluruh aset dan liabilitas, ekuitas,
pendapatan, beban dan arus kas dalam intra Kelompok Usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam
Kelompok Usaha dieliminasi seluruhnya dalam konsolidasi.
menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak;
menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;
mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan
mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke
laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan
secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian
yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
c. Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi (acquisition method). Biaya perolehan dari sebuah
akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan
jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP
pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang
teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan
dalam beban-beban administrasi.
Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Perusahaan mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan
yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi
ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pengelompokan derivatif
melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi.
Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan
ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui
keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi.
Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan
nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasi sebagai aset atau liabilitas, akan
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan
PSAK No. 55 (Revisi 2011). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan
penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.
Ekshibit E/4
Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada biaya perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat
dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh
dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang
diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.
Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi
dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok Usaha yang diharapkan akan bermanfaat
dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi
ditetapkan atas UPK tersebut.
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka
goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi
tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut
diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
a. Aset Keuangan
Pengakuan awal
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, asset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan
tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam
lindung nilai yang efektif.
Aset keuangan Kelompok Usaha terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, aset keuangan lancar
lainnya dan aset tidak lancar lainnya.
Aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi terdiri dari aset keuangan yang diklasifikasikan
ke dalam kelompok untuk diperdagangkan dan aset keuangan pada saat pengakuan awal ditetapkan pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual
atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif (effective hedge). Aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat di laporan posisi keuangan
konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Kelompok Usaha tidak berniat
untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.
Dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity) adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Kelompok
Usaha mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga
jatuh tempo, dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau tersedia untuk
dijual.
Ekshibit E/5
Kategori tersedia untuk dijual (available-for-sale) adalah aset keuangan non-derivatif yang
ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori
aset keuangan lainnya.
b. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi dan liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kelompok
Usaha menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi terdiri dari liabilitas keuangan yang
diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan pada saat
pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan jika diperoleh untuk
tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif.
Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat di laporan posisi keuangan
konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.
Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan diukur melalui laporan laba rugi.
Pinjaman adalah liabilitas keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan
yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Kelompok Usaha tidak berniat untuk menjualnya
segera atau dalam waktu dekat.
c. Pengakuan
Pada saat pengakuan awal, aset atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar, kecuali aset dan
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah atau dikurangi
dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau
penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal
tergantung pada klasifikasi aset dan liabilitas keuangan tersebut.
Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara
pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length transaction)
pada tanggal pengukuran.
Jika tersedia, Kelompok Usaha mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga
kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu waktu
dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu
transaksi yang wajar.
Ekshibit E/6
Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Kelompok Usaha menentukan nilai wajar dengan
menggunakan teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar
oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari
instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan
model penetapan harga opsi (option pricing model).
Jika tersedia, Kelompok Usaha mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga
kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu
waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu
transaksi yang wajar.
PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang mensyaratkan klasifikasi aset keuangan dan
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang mencerminkan
signifikansi input yang digunakan di dalam melakukan pengukuran nilai wajar. Hirarki nilai wajar memiliki
tingkatan sebagai berikut:
Tingkat 1: Kuotasi pasar (belum disesuaikan) di dalam pasar aktif bagi aset maupun liabilitas yang dapat
diidentifikasi.
Tingkat 2: Input selain kuotasi pasar yang termasuk di dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi bagi aset
atau liabilitas, baik langsung (misalnya, harga) maupun tidak langsung (misalnya, derivatif
harga).
Tingkat 3: Input bagi aset dan liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input
yang tidak dapat diobservasi).
Biaya perolehan diamortisasi dari aset dan liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan
yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan
amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate method) yang
dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penyisihan kerugian
penurunan nilai.
Kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
adalah sebagai berikut:
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat
bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset
keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi
hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau
lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa
yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok
aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Kelompok Usaha pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual
atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset
keuangan yang tidak signifikan secara individual.
Ekshibit E/7
Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan
yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan
memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang
serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai
secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam
penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jumlah kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual
diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa
datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai
tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui
pada laporan laba rugi komprehensif.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif,
diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis
yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik
risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan
data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada
periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada
periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini.
6. Penghentian Pengakuan
Kelompok Usaha menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang
berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa atau Kelompok Usaha mentransfer seluruh hak untuk
menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Kelompok Usaha secara
substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer.
Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh
Kelompok Usaha diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
Kelompok Usaha menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam
kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
Dalam transaksi di mana Kelompok Usaha secara subtansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh
risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Kelompok Usaha menghentikan pengakuan aset
tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang
timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas.
Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Kelompok Usaha tetap mengakui aset yang
ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan
dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
Hak dan liabilitas yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah
sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Kelompok Usaha
tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat
keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
7. Saling hapus
Aset dan liabilitas keuangan saling hapus (set-off) dan nilai neto yang dilaporkan dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Kelompok Usaha ada hak hukum saat ini dilaksanakan untuk
mengimbangi jumlah yang diakui dan ada niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan
aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
Ekshibit E/8
Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga)
bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
Bank yang dijaminkan untuk fasilitas pinjaman disajikan sebagai “Dana yang dibatasi pengunaannya”.
a. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau
dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama,dengan Kelompok Usaha; atau (ii) memiliki
kepentingan dalam Kelompok Usaha yang memberikan pengaruh signifikan atas Kelompok Usaha; atau (iii)
memiliki pengendalian bersama atas Kelompok Usaha;
b. suatu pihak yang berelasi dengan Kelompok Usaha;
c. suatu pihak adalah ventura bersama di mana Kelompok Usaha sebagai ventura;
d. suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Kelompok Usaha atau induk;
e. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d);
f. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau
untuk di mana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti
diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau
g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Kelompok Usaha atau
entitas yang terkait dengan Kelompok Usaha.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan konsolidasian yang relevan.
h. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower
of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang
(weighted-average method). Penyisihan untuk persediaan usang, jika diperlukan, ditentukan berdasarkan hasil
penelaahan terhadap keadaan fisik persediaan pada akhir tahun.
Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode
garis lurus (straight-line method).
Aset tak berwujud terdiri dari hak operasional yang berasal dari akuisisi entitas anak dan pembelian program
komputer dan biaya penerapannya dan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian. Aset tak berwujud
diakui jika Kelompok Usaha kemungkinan besar akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tak
berwujud tersebut dan biaya aset tersebut dapat diukur dengan andal.
Hak operasional berasal dari kombinasi bisnis dicatat pada nilai wajar pada tanggal akuisisi. Hak operasional
mempunyai umur manfaat yang tidak terbatas dan dicatat pada nilai perolehan dikurangi dengan cadangan
penurunan nilai, jika ada. Program komputer dicatat pada harga perolehan dikurangi dengan akumulasi
amortisasi dan penurunan nilai, jika ada. Program komputer diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaat.
Kelompok Usaha harus mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tak berwujud. Apabila nilai
tercatat aset tak berwujud melebihi estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali, maka nilai tercatat aset
tersebut diturunkan kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
Ekshibit E/9
k. Aset Tetap
Pada pengakuan awal, aset tetap dinilai sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset meliputi harga
pembelian dan semua biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset tersebut ke suatu kondisi
kerja dan kondisi lokasi bagi tujuan penggunaannya.
Kelompok Usaha menerapkan model biaya di dalam pengakuan selanjutnya bagi aset tetap. Aset tetap selain
tanah, diakui sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai, jika ada.
Penyusutan pada umumnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method),
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan, dengan rincian sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 20
Kendaraan 8
Peralatan dan perabotan kantor 4
Sarana dan prasarana 4
Beban perbaikan dan pemeliharaan rutin dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada
saat terjadinya beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan. Aset tetap yang sudah tidak
dipergunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset
tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian pada tahun berjalan.
Nilai aset ditelaah kembali atas kemungkinan penurunan pada nilai wajarnya yang disebabkan oleh peristiwa
dan/atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan.
Pada saat akhir tahun buku, nilai sisa aset, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan disesuaikan
secara prospektif, jika diperlukan, sesuai dengan keadaan.
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika aset tetap tersebut tidak digunakan lagi
secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat
pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan aset tetap diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Kelompok Usaha dan
jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak
termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Kriteria pengakuan berikut khusus juga harus
dipenuhi sebelum pendapatan diakui.
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Kelompok Usaha dan
jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak
termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Kriteria pengakuan berikut khusus juga harus
dipenuhi sebelum pendapatan diakui.
Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman produk-produk Kelompok Usaha diakui bila risiko dan
manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, bersamaan waktunya dengan pengiriman dan
penerimaannya.
Pendapatan dengan bentuk bagi hasil disajikan secara neto, setelah memperhitungkan semua beban langsung
yang terkait.
Penjualan Jasa
Pendapatan jasa diakui pada saat jasa diberikan sesuai kontrak dimana jumlah tersebut dapat diukur dengan
andal.
Ekshibit E/10
Pendapatan Bunga
Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau biaya bunga
dicatat dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan
estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrument keuangan,
atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau
liabilitas keuangan.
Pendapatan Jasa
m. S e w a
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa
operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset.
Kelompok Usaha mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan konsolidasian
sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa bersih. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai
pembayaran pokok dan penghasilan sewa pembiayaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan didasarkan
pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih
Kelompok Usaha sebagai lessor dalam sewa pembiayaan.
Pembukuan Kelompok Usaha diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama periode
berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal
laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan
berdasarkan kurs tengah yang dipublikasikan Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi pada bulan dan periode
tersebut, laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian tahun berjalan.
Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, nilai tukar kurs yang digunakan masing-masing adalah
Rp 13.492 dan Rp 13.436 per USD 1.
Pajak Kini
Aset dan atau liabilitas pajak kini terdiri dari liabilitas kepada, atau klaim dari Kantor Pelayanan Pajak terkait
dengan periode kini dan periode sebelumnya pelaporan, yang belum dibayar pada tanggal laporan posisi
keuangan konsolidasian. Pendapatan aset dan atau liabilitas pajak dihitung sesuai dengan tarif pajak dan
ketentuan perpajakan yang berlaku pada periode fiskal yang terkait, berdasarkan laba kena pajak periode
berjalan. Semua perubahan aset atau liabilitas pajak kini diakui sebagai komponen beban pajak penghasilan di
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Pajak Tangguhan
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui bagi perbedaan temporer antara basis komersial dan basis fiskal aset
dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan temporer yang
dapat dikurangkan yang memiliki kemungkinan tersedianya laba kena pajak di masa depan terhadap perbedaan
temporer yang dapat dikurangkan yang dapat diutilisasi. Liabilitas pajak tangguhan diakui bagi seluruh
perbedaan kena pajak temporer. Manfaat pajak di masa depan, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan
juga diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
Ekshibit E/11
Pajak Tangguhan
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian dan
diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aset pajak
tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai ulang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian dan diakui sejauh yang telah menjadi kemungkinan penghasilan kena pajak di masa depan bahwa
akan memungkinkan aset pajak tangguhan untuk dipulihkan.
Jumlah aset atau liabilitas yang ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara
substansial berlaku pada tanggal pelaporan dan diharapkan berlaku pada saat liabilitas pajak tangguhan/ (aset)
yang telah diselesaikan/ (dipulihkan).
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disaling hapus apabila Kelompok Usaha memiliki hak legal yang dapat
dipaksakan untuk men-saling hapus aset dan liabilitas pajak kini.
Perpajakan lainnya
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika mengajukan
keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Imbalan kerja jangka pendek diakui dengan metode akrual, sedangkan imbalan pasca-kerja dan pesangon
pemutusan hubungan kerja dihitung dengan menggunakan metode actuarial, berdasarkan jasa yang diberikan
oleh karyawan sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian sesuai dengan Undang-
Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (Undang-Undang Tenaga Kerja) dan telah sesuai dengan standar
tersebut di atas. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Kelompok Usaha sehubungan dengan imbalan
pasca-kerja ini.
Kelompok Usaha mengakui laba atau rugi dari kurtailmen atas program pensiun manfaat pasti pada saat
kurtailmen terjadi (apabila terdapat komitmen untuk melakukan pengurangan material terhadap jumlah
karyawan yang mengikuti program pensiun atau apabila terdapat perubahan terhadap ketentuan-ketentuan
program pensiun manfaat pasti dimana bagian yang material untuk jasa yang diberikan oleh karyawan aktif pada
masa depan tidak lagi memenuhi ketentuan dari program pensiun, atau akan memenuhi ketentuan untuk
manfaat yang lebih rendah). Laba atau rugi dari kurtailmen terdiri dari perubahan yang terjadi dalam nilai
wajar aset dana pensiun, perubahan yang terjadi dalam nilai kini kewajiban pensiun manfaat pasti dan
keuntungan atau kerugian aktuarial dan beban jasa lalu yang belum diakui sebelumnya.
Rugi per saham dihitung dengan membagi rugi neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun setelah mempertimbangkan efek
pemecahan saham.
Rugi per saham dilusi dihitung dengan membagi laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode/tahun setelah mempertimbangkan
efek pemecahan saham ditambah jumlah saham rata-rata tertimbang yang akan dikeluarkan pada saat obligasi
konversi dikonversi menjadi saham biasa.
s. Informasi Segmen
Segmen adalah bagian khusus dari Kelompok Usaha yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa
(segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen
geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung
kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.
Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha, dieliminasi sebagai bagian dari proses
konsolidasi.
Ekshibit E/12
t. Kontinjensi
Liabilitas kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan konsolidasian. Liabilitas kontinjensi diungkapkan di
dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian kecuali kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi
adalah kecil.
Aset kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan konsolidasian, namun diungkapkan di dalam catatan
atas laporan keuangan konsolidasian jika terdapat kemungkinan suatu arus masuk manfaat ekonomis mengalir
ke dalam entitas.
Peristiwa setelah periode pelaporan menyajikan bukti kondisi yang terjadi pada akhir periode pelaporan
(peristiwa penyesuai) yang dicerminkan di dalam laporan keuangan konsolidasian.
Peristiwa setelah periode pelaporan yang bukan merupakan peristiwa penyesuai, diungkapkan di dalam catatan
atas laporan keuangan konsolidasian bila material.
Pertimbangan
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan
asumsi mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas
liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat
mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan
berikutnya.
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha
yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:
Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas
keuangan dengan pertimbangan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) terpenuhi. Dengan demikian,
aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti
diungkapkan pada Catatan 2d.
Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara ektensif dalam mengalokasikan harga beli
kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset tak berwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh
perusahaan menimbulkan goodwill. Sesuai PSAK No. 22 (Revisi 2009), ”Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak
diamortisasi dan diuji bagi penurunan nilai setiap tahunnya.
Uji penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Dalam hal ini, goodwill diuji untuk
penurunan nilai setiap tahunnya dan jika terdapat indikasi penurunan nilai. Manajemen harus menggunakan
pertimbangan dalam mengestimasi nilai terpulihkan dan menentukan adanya indikasi penurunan nilai.
Kelompok Usaha mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak
dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Kelompok Usaha mempertimbangkan, berdasarkan
fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak berbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan
dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui,
untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan
dapat diterima oleh Kelompok Usaha. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi
yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan untuk piutang ragu-ragu. Kelompok Usaha mengevaluasi akun
tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya.
Ekshibit E/13
Dalam hal tersebut, Kelompok Usaha mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk
namun tidak berbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan
berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik
atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Kelompok
Usaha. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi
jumlah penyisihan untuk piutang ragu-ragu.
Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan
perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Kelompok
Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak
penghasilan badan.
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki
risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya
diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada
saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin
berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan
dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Penentuan liabilitas dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan
asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut
termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan,
tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan
Kelompok Usaha langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara Kelompok Usaha
berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau
perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas
diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih.
Nilai tercatat atas liabilitas diestimasi imbalan kerja Kelompok Usaha pada tanggal 30 September 2017 dan
31 Desember 2016 masing-masing adalah sebesar Rp 310.537.684.
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat
ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun.
Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai
sisa aset, dan biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Nilai tercatat bersih atas aset tetap Kelompok Usaha pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016
adalah masing-masing sebesar Rp 396.143.150 dan Rp 458.419.533. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam
Catatan 7.
Instrumen Keuangan
Kelompok Usaha mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan
estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti
objektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Kelompok Usaha menggunakan
metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat
mempengaruhi secara langsung laba atau rugi komprehensif Kelompok Usaha.
Ekshibit E/14
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa
penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh
manajemen diisyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat
penggunaan dan tingkat laba kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan.
Nilai tercatat atas aset pajak tangguhan Kelompok Usaha pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016
adalah masing-masing sebesar Rp 28.741.882.407 dan Rp 28.370.176.333. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam
Catatan 9e.
Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi nilai terpulihkannya, yang lebih besar antara nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada
ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa
atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan
aset.
Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Arus kas diproyeksikan untuk sepuluh
tahun ke depan dan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum ada perikatannya atau investasi signifikan
di masa depan yang akan meningkatkannya kinerja dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling sensitif terhadap
tingkat diskonto yang digunakan untuk model arus kas yang didiskontokan seperti halnya dengan arus kas masuk
masa depan yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi.
Berdasarkan akta Notaris A. Wahono P., S.H., No. 5 dan 6 tanggal 3 Juni 2016, Perusahaan menyetujui untuk
menjual seluruh sahamnya atas PT Kaswall Dinamika Indonesia (KDI) kepada:
Dalam Dolar AS
PT Bank Central Asia Tbk 69.894.591 70.074.746
PT Bank M utiara Tbk 92.150 723.932
6. PIUTANG LAIN-LAIN
Pihak ketiga
Dalam Rupiah
Brightpoint Singapore Pte Ltd 78.052.043.200 78.052.043.200
PT Karyamegah Adijaya 20.492.112.542 20.821.033.950
PT Intouch Innovate Indonesia 1.710.782.565 1.710.782.565
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) 2.020.895.945 1.702.661.575
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun,
manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kerugian penurunan nilai atas piutang tersebut.
Ekshibit E/16
7. ASET TETAP
Biay a perolehan
Pemilikan langsung
Bangunan 980.148.000 - - 980.148.000
Kendaraan 350.000.000 - - 350.000.000
Peralatan dan perabotan kantor 2.631.083.659 - - 2.631.083.659
Sarana dan prasarana 2.155.452.714 - - 2.155.452.714
6.116.684.373 - - 6.116.684.373
Total Nilai Terc atat
Biay a perolehan
Pemilikan langsung
Bangunan 980.148.000 - - 980.148.000
Kendaraan 350.000.000 - - 350.000.000
Peralatan dan perabotan kantor 2.640.311.523 - (9.227.864) 2.631.083.659
Sarana dan prasarana 2.155.452.713 - - 2.155.452.713
6.125.912.236 - - 6.116.684.372
Total Nilai Terc atat
Jumlah beban penyusutan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada 30 September 2017 dan 31 Desember 2016
masing-masing adalah sejumlah Rp 62.276.384 dan Rp 107.837.112, dibebankan ke beban operasi (Catatan 13).
8. UTANG USAHA
Pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, analisa umur utang usaha di atas adalah sebagai berikut:
Pihak ketiga
Dalam Rupiah
PT Mega Best Realty - 112.639.000
PT Persada Centra Maxindo - 327.380.600
Lain-lain 7.726.699 46.908.862
9. PERPAJAKAN
Akun ini merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar sejumlah Rp 80.464.371 dan
Rp 53.117.605 masing-masing pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016.
b. Utang Pajak
Pajak Penghasilan:
Pasal 4 ayat 2 365.934 333.628
Pasal 21 9.889.175 8.823.725
Pasal 23 3.442.720 3.700.000
c. Pajak Penghasilan
Rekonsiliasi antara (rugi) laba sebelum beban pajak penghasilan sebagaimana yang disajikan dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk periode
yang berakhir pada 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
9. PERPAJAKAN (Lanjutan)
e. Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan
liabilitas pada laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Rincian dari
aset dan liabilitas pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
Dibebankan
ke laporan
Desember laba rugi
September 2017
2016 Komprehensif
konsolidasian
Dibebankan
ke laporan
Desember laba rugi Desember
2015 Komprehensif 2016
konsolidasian
Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan tersebut dapat dipulihkan kembali melalui penghasilan
kena pajak di masa yang akan datang.
Imbalan kerja jangka pendek dialkui pada saat terutang kedapa karyawan. Imbalan pasca kerja ditentukan
berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.
Pada tanggal 30 September 2017, Perusahaan tidak membentuk penyisihan atas imbalan pasca-kerja
tersebut karena sejak Juli 2015 entitas anak Perusahaan telah berhenti beroperasi. Liabilitas impbalan
pension tersebut merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti pada akhir periode pelaporan. Tidak
terdapata pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini pada tahun 2014.
Ekshibit E/19
Rincian pemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai
berikut:
Total saham
Persentase ditempatkan dan
Total
pemilikan disetor penuh
Pemegang Saham
To tal - 2.498.785.114
Rincian dari perhitungan laba neto per saham dasar adalah sebagai berikut:
Untuk kepentingan manajemen, kegiatan usaha Kelompok Usaha diklasifikasikan menjadi empat (4) segmen usaha,
yaitu kartu perdana dan voucher isi ulang, telepon selular, media dan jasa lainnya
Pendapatan eksternal - - - -
Laba segmen - - - -
Pendapatan eksternal - - - -
Laba segmen - - - -
Pihak Ketiga
a. Perusahaan menyewakan outlet yang berlokasi di E-Center Karawaci, Tangerang, kepada PT Trikomsel Oke
Tbk, untuk jangka waktu sewa dalam satu tahun dan dapat diperpanjang.
b. Pada tanggal 21 Oktober 2013, Perusahaan dan Guvera Limited (Guvera) mengadakan perjanjian kerjasama
komesial dimana Guvera menunjuk Perusahaan untuk menjadi distributor lokal untuk membantu
meluncurkan dan mengoperasikan media jasa pengantar musik Guvera dan konten media lainnya kepada
pelanggan dan bisnis di Indonesia. Pembagian keuntungan dari perjanjian kerjasama ini masing-masing ada
lah 30% dan 70% untuk Perusahaan dan Guvera.
Kedua belah pihak telah menyetujui perjanjian yang berlaku 3 (tiga) tahun yang dimulai pada 20 Juni 2013
sampai dengan 21 Oktober 2016.
Kebijakan manajemen risiko keuangan Kelompok Usaha bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko-
risiko keuangan yang dihadapi Kelompok Usaha, menetapkan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai serta
untuk mengawasi kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan.
Kebijakan manajemen risiko keuangan yang dijalankan oleh Kelompok Usaha dalam menghadapi risiko tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Risiko Kredit
Eksposur risiko kredit Kelompok Usaha terutama timbul dari pengelolaan piutang usaha. Kelompok Usaha
melakukan pengawasan kolektibilitas piutang sehingga dapat diterima penagihannya secara tepat waktu dan
juga melakukan penelaahan atas masing-masing piutang pelanggan secara berkala untuk menilai potensi
timbulnya kegagalan penagihan.
Ekshibit E/22
b. Risiko Likuiditas
Eksposur Kelompok Usaha terhadap risiko likuiditas timbul terutama dari penempatan dana dari
kelebihan penerimaan kas setelah dikurangkan dari penggunaan kas untuk mendukung kegiatan usaha
Kelompok Usaha. Kelompok Usaha mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan arus kas dan
fasilitas bank dengan terus memonitor proyeksi arus kas dan ketersediaan dana. Kelompok Usaha juga
menerapkan manajemen risiko likuiditas yang berhati-hati dengan mempertahankan saldo kas yang
cukup yang berasal dari penagihan hasil penjualan dan menempatkan kelebihan dana kas dalam
instrumen keuangan dengan tingkat risiko yang rendah namun memberikan imbal hasil yang memadai
serta memperhatikan reputasi dan kredibilitas lembaga keuangan.
Tabel berikut ini merupakan ringkasan atas liabilitas keuangan berdasarkan Kelompok Usaha pada akhir
periode pelaporan berdasarkan pembayaran kontraktual sebelum didiskontokan:
Permintaan segera
Lebih dari
atau antara Total
satu tahun
satu tahun
Aset Keuangan
Kas dan setara kas 3.100.194.883 - 3.100.194.883
Aset keuangan lancar lainnya 4.006.000 - 4.006.000
Permintaan segera
Lebih dari
atau antara Total
satu tahun
satu tahun
Liabilitas Keuangan
Utang usaha 7.726.699 - 7.726.699
Beban masih harus dibayar 39.800.000 - 39.800.000
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya 85.936.664 - 85.936.664
c. Manajemen permodalan
Kelompok Usaha melakukan pengelolaan modal untuk memastikan kelangsungan hidup Kelompok Usaha
serta mencapai struktur permodalan yang optimal untuk memaksimalkan manfaat bagi pemegang
saham. Manajemen Kelompok Usaha secara berkala melakukan penelaahan dan mengelola struktur
permodalan dengan mempertimbangkan kebutuhan modal masa depan, biaya modal, tingkat
profitabilitas, proyeksi arus kas dan proyeksi peluang investasi.
Ekshibit E/23
Kelompok Usaha melakukan penelaahan struktur modal berdasarkan gearing ratio konsolidasian.
Gearing ratio didapatkan dengan membagi utang neto dengan total ekuitas. Utang neto didapat
dengan mengurangkan jumlah utang dengan kas dan setara kas serta aset keuangan tidak lancar
lainnya.
Kelompok Usaha melakukan penelaahan struktur modal berdasarkan gearing ratio konsolidasian.
Gearing ratio didapatkan dengan membagi utang neto dengan total ekuitas. Utang neto didapat dengan
mengurangkan jumlah utang dengan kas dan setara kas serta aset keuangan tidak lancar lainnya.
Gearing ratio pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
30 September 2017 31 Desember 2016
Total pinjaman - -
Penghentian operasi entitas anak, KDI telah dimuat dalam akta Notaris A. Wahono P., S.H., No. 5 dan 6
tanggal 3 Juni 2016.
31 Desember 2015
Pendapatan 56.340.611.836
Beban pokok pendapatan ( 72.681.916.040)
Kelas-kelas utama aset dan liabilitas dari KDI sebagai kelompok pelepasan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dilepas:
A S E T 31 Desember 2015
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2.948.844.107
Piutang usaha 41.869.360.186
Piutang lain-lain 1.861.130.226
Pajak dibayar di muka 9.117.689.539
Beban dibayar di muka dan uang muka 25.986.326.658
Aset lancar lainnya 21.579.212
Laporan keuangan disusun dengan anggapan Perusahaan dan entitas anak akan melanjutkan usahanya
secara berkelanjutan. Perusahaan dan entitas anak belum menghasilkan pendapatan untuk tahun 2016 dan
2015. Kondisi ini menimbulkan keraguan substansial atas kemampuan Perusahaan dan entitas anak dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Keberlanjutan Perusahaan dan entitas anak bergantung pada
kemampuan Perusahaan dan entitas anak untuk menghasilkan arus kas yang cukup dari operasi di masa yang
akan datang, dan dukungan keuangan yang berkesinambungan dari para pemegang saham.
Rencana manajemen untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan merencanakan adanya usaha baru.
Ekshibit E/25
Nilai wajar atas aset dan liabilitas keuangan adalah nilai dimana instrumen dapat dipertukarkan/ diselesaikan
antar pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi secara wajar (arm's length transaction),
yang bukan berasal dari penjualan yang dipaksakan atau likuidasi.
Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan untuk memperkirakan nilai wajar setiap kelompok dari
instrumen keuangan Kelompok Usaha:
1. Kas dan setara kas, piutang usaha, aset keuangan lancara lainnya, utang usaha, aset keuangan lancar lainnya
dan beban masih harus dibayar mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek.
2. Nilai tercatat dari utang bank mendekati nilai wajarnya disebabkan oleh pemakaian suku bunga mengambang
atas instrumen tersebut, dimana tingkat bunga tersebut selalu disesuaikan dengan pasar oleh masing-masing
bank.
Tabel berikut menyajikan nilai wajar, yang mendekati nilai tercatat, atas aset keuangan Kelompok Usaha:
A S E T
Seperti pada tanggal 30 September 2017 dan 31 Desember 2016, Kelompok Usaha tidak memiliki instrumen
keuangan yang dicatat pada nilai wajar. Tidak ada transfer antara Tingkat 1 dan Tingkat 2 pengukuran nilai wajar
dan tidak ada transfer masuk dan keluar dari Tingkat 3.
Manajemen Kelompok Usaha bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan ini yang selesai pada
tanggal 27 Oktober 2017.