Anda di halaman 1dari 4

Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar

tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam
periode tertentu. Dari definisi ini dapat diketahui, bahwa pemuatan terjadi karena
dipengaruhi beberapa faktor. yaitu: (1) harga barang yang diminta; (2) tingkat
pendapatan; (3) jumlah penduduk; (4) selera dan estimasi di masa yang akan
datang, dan (5) harga barang lain atau substitusi.

Bila faktor tingkat pendapatan; jumlah penduduk; selera dan estimasi barang
serta harga barang substitusi tetap, maka permintaan hanya ditentukan oleh harga.
Hal demikian, besar kecilnya perubahan permintaan ditentukan oleh besar
kecilnya perubahan harga. Jika ini terjadi, maka berlaku perbandingan terbalik
antara harga terhadap permintaan dan berbanding lurus dengan penawaran.
Perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum
permintaan.

Hukum permintaan menyatakan:

Bula harga suatu barang naik, maka permintaan barang tersebut akan
turun, sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka permintaan akan
naik.

Hukum (sunatullah) permintaan tersebut berlaku, jika asumsi-asumsi yang


dibutuhkan terpenuhi, yaitu: ceteris paribus.

Berdasarkan hukum permintaan tersebut, dapat dipahami adanya hubungan


antara pemintaan dengan harga. Secara teori, hukum ini dijelaskan yaitu:
manakala pada suatu pasar terdapat permintaan suatu produk yang relatif sangat
banyak, sehingga;

1. barang yang tersedia pada produsen tidak dapat memenuhi semua permintaan
tersebut sehingga untuk membatasi jumlah pembelian produsen akan
menaikkan harga jual produk tersebut;
2. penjual akan berusaha menggunakan kesempatan tersebut untuk meningkatkan
dan memperbesar keuntungannya dengan cara menaikkan harga jual
produknya.
Sebaliknya, manakala pada suatu pasar permintaan suatu produk relatif
sedikit, maka yang terjadi adalah harga turun. Keadaan ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. barang tersedia pada produsen/penjual relatif cangar banyak sehingga
manakala jumlah permintaan sedikit produsen akan berusaha menjual
produknya sebanyak mungkin dengan cara menurunkam harga jual
produknya.
2. produsen /penjual hanya akan meningkatkan keuntungannya dari volume
penjualan.

Perilaku seperti ini pernah ditangkap dan dirumuskan oleh para pemikir
ekonomi Islam masa silam, yaitu: Abu Yusuf, Ibn Taymiyah, Al-Ghazali dan Ibn
Khaldun

Teori yang menerangkan hubungan antara permintaan terhadap harga


merupakan pernyataan positif tersebut dikenal dengan teori permintaan. Dengan
demikian, teori permintaan dapat dinyatakan:

Perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya, yaitu apabila


pemintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan
turun, maka harga relatif akan turun.

PENINGKATAN UTILITAS

Semakin tinggi indifference curve berarti semakin banyak barang yang dapat
dikonsumsi, yang berarti semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen. Secara
grafis tingkat utilitas yang lebih tinggi digambarkan dengan tingkat yang letaknya
di sebelah kanan atas. Bagi konsumen, semakin ke kanan atas tingkat kepuasan
semakin baik. Bentuk tingkat kepuasan yang convex (cembung terhadap titik
0)mmenunjukkan adanya diminishing marginal rate of substitution. Bahasa
mudahnya, kepuasan yang di dapat dari mengkonsumsi piring pertama soto ayam
lebih tinggi daripada kepuasan mengkonsumsi soto ayam piring kedua, ketiga, dan
seterusnya.
Dalam Islam cara pikir ini juga ditemukan. Rasulullah saw bersabda
“Orang beriman yang kuat lebih baik dan lebih dicintai daripada orang-orang
beriman yang lemah”. Dalam hadits lain bermakna , “Iri hati itu dilarang kecuali
terhadap ilmunya, dan orang kaya yang membelanjakan hartanya di jalan Allah”.
Jadi dalam konsep Islam pun diakui bahwa yang lebih banyak (tentunya yang
halal) lebih baik. Secara grafis utility function antara dua barang (jasa) yang halal
digambarkan sebagaimana lazimnya.

Halal Y

I’’
I’
I

Halal X
Peningkatan kepuasan antara Barang Halal X dan Y
Dalam konsep Islam sangat penting adanya pembagian jenis barang dan jasa
antara yang haram dan yang halal. Oleh karena itu sangat penting untuk
menggambarkan ini dalam fungsi utilitas. Tingkat kepuasan untuk dua barang
yang salah satunya tidak disukai digambarkan dengan tingkat kepuasan yang
terbalik seakan diletakkan cermin. Semakin sedikit barang yang tidak disukai akan
memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Hal ini digambarkan dengan
utility function yang semakin ke kiri atas, semakin tinggi tingkat kepuasannya.
Barang yang haram adalah barang yang tidak sesuai. Secara grafis, digambarkan
sumbu X sebagai barang haram, dan sumbu Y sebagai barang halal. Dalam gfarik
ini, pergerakan tingkat kepuasan ke kiri atas menunjukkan semakin sedikit barang
haram yang dikonsumsi. Semakin banyak barang yang halal berarti menambah
utility, sedangkan semakin sedikit barang yang haram berarti mengurangi dis-
untility. Keadaan ini akan memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Halal Y

I’’

I’
I

Haram X
Peningkatan kepuasan antara Barang Haram X dengan
Barang Halal Y

Bila letak barang yang haram dan yang halal ini diubah maka bentuk tingkat
kepuasan pun akan berubah. Bila sumbu X menunjukkan barang halal, sedangkan
sumbu Y menunjukkan barang haram, maka bentuk grafik tingkat kepuasan
berbalik 1800 dari terbuka menghadap ke kiri atas menjadi telungkup menghadap
ke kanan bawah menunjukkan semakin banyak barang halal yang dikonsumsi dan
semakin sedikit barang haram yang dikonsumsi. Semakin banyak barang yang
halal berarti menambah utility, sedangkan semakin sedikit barang yang haram
berarti mengurangi dis-utility. Keadaan ini akan memberikan tingkat kepuasan
yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai