Peringatan Dini
✘ Tidak panik
✘ Menghindari daerah gunung berapi yang lebih rendah, bergerak ke arah yang berbeda dan
Mengevakuasi diri ke daerah yang melawan arah angin
✘ Mengenakan pakaian lengkap dan tertutup untuk melindungi tubuh (kepala, mata)
✘ Menyiapkan peralatan darurat bencana dalam 1 tas/kantung seperti senter dan baterai ekstra,
kotak P3K, makanan darurat dan air, masker N95, kantung tidur, pakaian hangat dan radio.
✘ Bunyi sirine sebagai tanda peringatan, pergi ke titik kumpul sambil membawa perlengkapan
darurat dan mengikuti petunjuk petugas ketika melakukan evakuasi.
Kesehatan
Memobilisasi
Tim RHA bantuan Health
Kit
Kalster
kesehatan
tanggap darurat
Kebijakan
Pengaturan dan
Informasi dan peta Mengadakan kegiatan
penataan kawasan
kawasan rawan bencana sosialisasi
bencana
Penggalangan kekuatan
melalui kerjasama
Pengadaan tanda atau
Membangun shelter dengan semua
rambu
pihak
Mitigasi Struktural
Pengadaan Penyediaan
Sistem Teknologi untuk Perencanaan
Pemantauan Memantau Tata Ruang
Gunung Aktivitas Gunung
Tanah Longsor Sukabumi
(kasus 5)
Mitigasi
1. Sosialisasi
✘ Sosialisasi mengenai tanah longsor
dapat dilakukan pada daerah rawan
bencana serta sekolah-sekolah.
✘ Fungsi: membangun kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya
mitigasi bencana.
✘ Waktu: dapat secara aktif dilakukan
setiap bulan di lokasi yang berbeda-beda
✘ Stakesholder yang dapat terlibat: Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Bagian Kesejahteraan Rakyat, serta
dibantu TNI dan Polri.
Mitigasi Nonstruktural
3. Pemberian Informasi
✘ Hal ini dimaksudkan agar
setiap masyarakat menyadari
bahaya tanah longsor yang
sering terjadi.
✘ Contoh: Pemberian informasi
berupa poster atau rambu
Mitigasi Struktural Bencana Tanah Longsor
(Sukabumi)
Membuat Tidak
Bangunan Membangun
Penghijauan
Penahan Pemukiman dan
Longsor Fasilitas Utama
Angin Cyclone
Mitigasi struktural
didefinisikan sebagai upaya
pengurangan resiko bencana
MITIGASI yang dilakukan melalui
STRUKTU tindakan konstruksi,
rekayasa, atau perubahan
RAL lingkungan fisik yang
bertujuan untuk mengurangi
konsekuensi resiko bencana.
- Angin badai merupakan pusaran
angin kencang sekitar 120 km/jam
atau lebih, dan pada umumnya sering
PENGERT -
terjadi pada wilayah tropis
Di Indonesia sering disebut sebagai
SIKLON? -
sebagai hurricane
Lintasan siklon tropis pada perairan
indonesia meliputi, samudera hindia
https://www.revision.co.zw/cyclones/
https://www.s-cool.co.uk/a-level/geography/natural-hazards/revise-it/tropical-
cyclones
MITIGASI STRUKTURAL
BENCANA ANGIN SIKLON
✘ Memastikan bahwa struktur bangunan
telah memenuhi syarat untuk dapat
bertahan terhadap gaya angin.
✘ Penempatan fasilitas-fasilitas penting
pada daerah yang aman dari
serangan angin siklon
✘ Melakukan penghijauan terhadap
bagian diatas arah angin, sehingga
dapat meredam gaya angin
✘ Mendirikan bangunan umum yang
luas sebagai tempat
penampungan sementara saat
terjadi angin siklon
✘ Pembangunan pemukiman yang
tahan angin
✘ Memperkuat bagian-bagian yang
terancam diterbangkan oleh angin
✘ Membuat sistem deteksi dan
dinding penghalang bencana
angin siklon
SISTEM PENGHALANG
ANGIN SIKLON
Non struktural
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjy6MPb3I_hAhVEtY8KHZH-CdUQMwhsKCAwIA&url=https%3A%2F%2Fnews.detik.com%2Fberita-jawa-barat%2Fd-4364757%2Fdampak-puting-beliung-di-cirebon-bpbd-165-rumah-rusak&psig=AOvVaw3MoQbiLGq9Box-
4OU8U46a&ust=1553137103015665&ictx=3&uact=3
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj0oOjrhZDhAhVkdt8KHUnBD54Qjhx6BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fwww.radarcirebon.com%2Fangin-puting-beliung-porak-porandakan-rumah-dan-
32
reklame-di-cirebon.html&psig=AOvVaw0b09Fta5EwCi0zAHoU6_WG&ust=1553137103006427
1 PENGERTIAN
Mitigasi Non Struktural
33
MITIGASI NON STRUKTURAL
34
Memberikan edukasi mengenai
bencana angin putting beliung
✘ Apa itu angin putting beliung?
✘ Gejala angin putting beliung :
◉ Udara panas
◉ Terdapat awan gelap, besar dan tinggi
◉ Terdapat petir dan suara gemuruh
35
MEMBERIKAN PELATIHAN
DAN MENYELEMATKAN DIRI
◉ Tidak berlindung di bangunan tinggi
✘ Tidak berlindung didekat tiang listrik, papan reklame, pohon besar
✘ Membungkuk, duduk dan memeluk lutut ke arah dada apabila
terdapat petir
✘ Tidak melakukan tiarap di atas tanah Kemudian tutup jendela serta
pintu agar angin tidak masuk ke dalam rumah
✘ Mematikan arus listrik
✘ Berlindung di bunker apabila tersedia
36
MELAKUKAN RISK MAPPPING
37
MODIFIKASI FISIK NON STRUKTURAL
38
Kebakaran Pabrik Kembang Api
Tangerang 2017
Kronologi Kasus
Kronologi Kasus
Nama pabrik:
PT Panca Buana Cahaya Sukses.
Waktu kejadian:
Kamis, 26 Oktober 2017, pukul 09:00 WIB
Tempat kejadian:
Kompleks Pergudangan 99, Jalan Salembaran Jaya, Desa
Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang
Kejadian:
kebakaran akibat percikan las yang menyambar bahan Sumber gambar:
https://asset.kompas.com/crop/9x134:809x667/7
baku pembuatan kembang api yang mudah terbakar 50x500/data/photo/2017/10/26/2045023150902
5389162-indonesia-fire-disaster.jpg
Korban: Kronologi Kasus
47 korban jiwa dan 46 korban luka
Kondisi:
Tidak memiliki izin industri (izin mendirikan
bangunan dan izin lingkungan sudah ada)
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
3. Ambil posisi tidak melawan arah angin. Cara mengetahui arah angin, perhatikan asapnya,
jangan berdiri dengan posisi menantang asap. Posisi berdiri sekitar 1,5-3m dari api
● Dalam penanganan bencana Lombok terlihat bahwa skill dan kompetensi tenaga
medis sudah mapan, hal ini dibuktikan dengan cepat nya respon tenaga kesehatan
dengan mengirim tim pendamping penilaian kesehatan cepat (RHA) untuk melakukan
surveilens. Pada saat bencana di Lombok, kementerian kesehatan mengirim tim RHA
dan 2 orang lagi dari pusat krisis kesehatan untuk melakukan RHA
● Tim PMI mendatangkan barang-barang legitik berupa terpal, selimut dan lain-lain.
● Pihak tenaga medis yaitu pihak Krisi Kesehatan terus melakukan koordinasi
mengenai bantuan obat-obatan
● tim kesehatan membuat tenda layanan untuk meng-cover pelayanan kesehatan di
pengungsian
● Sudah menyiagakan Puskesmas
● Menurut Jaya, selain puskesmas, 10 dokter telah disiagakan dan merencanakan
penambahan dokter dari provinsi untuk mengurangi dampak gempa susulan pada
29
Psikologi dan Mental Tenaga Medis
80
• Korban bencana dengan jumlah yang sangat banyak tidak bisa
dialihkan ke rumah sakit lokal Tenaga kesehatan melakukan
perawatan di lapangan yang adekuat dengan mendirikan rumah
sakit lapangan (sementara) dan menyiapkan tenaga medis
paramedic dan non medis.
81
• Tenaga kesehatan akan melakukan triase bencana untuk
memilih dan memilah dengan cepat korban bencana
berdasarkan tingkat keparahan cidera.
82
Bantuan lain yang diberikan oleh tenaga kesehatan meliputi:
1. Pembentukan dapur gizi pemberian makanan bagi bayi dan
anak.
2. Melaksanakan desinfeksi timbunan sampah di berbagai
tempat.
3. Mengimunisasi relawan (Tim SAR, TNI, POLRI, dan
relawan lainnya) yang akan mengevakuasi korban bencana
dengan vaksin tetanus.
83
Permasalahan Kesehatan
✘ Trauma fisik dan psikis
✘ Kerusakan fasilitas kesehatan
✘ Pelayanan kesehatan terganggu
Sumber:
https://tirto.id/bahaya-
kesehatan-yang-
mengancam-korban-
tsunami-c3Jx
Secara Umum…
✘ Mempersiapkan rencana penyelamatan
✘ Simulasi penyelamatan diri
✘ Mengenali wilayah dan membuat suatu rute evakuasi
Tindakan yang bisa
mengurangi dampak bencana
Tsunami
1. Melakukan RHA untuk mengumpulkan informasi
kerusakan dan kebutuhan dasar korban.
Tim RHA adalah bagian dari TRC (Tim Reaksi Cepat):
- Jajaran kesehatan Puskesmas
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- Bila Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tidak dapat
menangani, maka Tim Provinsi dan atau Tim Pusat
yang melakukan RHA.
2. Bantuan Masalah Kejiwaan
✘Permasalahan
1. Aspek perasaan: menyangkut apa yang dirasakan dari suatu
bencana sehingga ia mengalami gangguan keseimbangan
psikologis
2. Aspek pikiran: gangguan dalam memahami sesuatu kejadian
secara proporsional
3. Aspek perilaku: kegiatan tak produktif pada seseorang sehingga
mengganggu orang lain (misalnya teriak-teriak, menangis
histeris, dsb.)
✘Yang harus dilakukan
1. Fase kedaruratan akut (segera)
1. Menyebar serta memberikan jaminan arus informasi kredibel dalam
mencari orang hilang
2. Memberikan pengarahan kesehatan jiwa ke petugas lapangan
3. Mengontak puskesmas
4. Menjaga ketersediaan obat psikotropik di puskesmas
2. Fase rekonsiliasi
1. Psikoedukasi pada masyarakat
2. Mendorong coping postif yang sudah ada sebelumnua
3. Melatih pemuka dan pekerja kemanusiaan lain dalam inti perawatan
psikologis
4. Kerjasama dengan orang di bidang penyembuhan tradisional
5. Melatih pekerja kesehatan primer dalam keterampilan dasar kesehatan
jiwa
3. Fase rekonsilidasi
1. Melanjutkan intervensi sosial yang relevan
2. Mengadakan kegiatan edukasi psikologis ke masyarakat
3. Melatih petugas masyarakat
Pengadaan obat sering tidak tersedia, kurang, atau
tidak sesuai kebutuhan. Penyimpanan dan
pendistribusian obat kadang sembarangan dan tak
merata, pencatatan obat juga terkadang dilakukan
secara lalai, maka penting untuk mempertimbangkan
obat sesuai dengan jenis bencana, memperhitungkan
korban, dan mempertimbangkan stok yang diperlukan.
3. Penilaian kerusakan, kerugian, dan kebutuhan
pasca bencana agar pelayanan kesehatan dapat
kembali normal
Penilaian kerusakan Penilaian kerugian Penilaian kebutuhan
Obat dan sediaan farmasi Kurangnya pelayanan akibat Kegiatan rekonstruksi dan/atau
ketersediaan turun atau kebutuhan rehabilitasi fisik
yang naik
Prasarana perkantoran
Perbekalan kesehatan
4. Mengurangi dampak buruk bagi kesehatan
Guide WHO untuk memperbaiki kondisi pasca
tsunami
✘ Observasi penyakit
✘ Pemberian kepada pelayanan kesehatan
○ Melewati assessment dan respon pada korban
✘ Fasilitas kesehatan umum standar
✘ Penguatan sistem sumber daya
✘ Koordinasi dengan respons kesehatan internasional
Menurut WHO, apabila
respons bisa dilakukan sangat
awal, maka penyakit dan
kematian akan berkurang.
Indikator kesehatan dapat memberikan takaran keefektifan yang bain bagi
respos dan rehabilitasi. Apabila tidak, maka penyakit infeksius akan
merajalela.
99
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar. (2014). Peran Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dasar dalam Penanggulangan Bencana. Diakses pada 20 Maret 2019, pukul 20.17 WIB
dari
https://www.academia.edu/10631812/PERAN_FASILITAS_PELAYANAN_KESEHATAN_DAS
101 AR_DALAM_PENANGGULANGAN_BENCANA
•BNPB. Potensi dan ancaman bencana [Internet]. Jakarta: BNPB; [cited 2019 Mar 21 pukul 14.56 WIB).
Available from: https://bnpb.go.id/potensi-bencana
•Primastika W. Bahaya kesehatan yang mengancam korban tsunami [Internet]. Tirto.id; 2018 Oct 1 [cited
2019 Mar 20 pukul 23.23 WIB]. Available from: https://tirto.id/bahaya-kesehatan-yang-mengancam-
korban-tsunami-c3Jx
•Kementrian Kesehatan RI. Pelayanan kesehatan di semua daerah terdampak gempa tsunami sudah bisa
diakses [Internet]. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat KemenKes RI; 2018 Oct 16 [cited 2019 Mar
21 pukul 14.52]. Available from: http://www.depkes.go.id/article/view/18101200004/pelayanan-kesehatan-
di-semua-daerah-terdampak-gempa-tsunami-sudah-bisa-diakses.html
•Departemen Kesehatan RI. Buku pedoman teknis penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana
[Internet]. Jakarta; 2017 [cited 2019 Mar 21 pukul 14.41, halaman 12, 24-26,50-51 ]. Available from:
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/penanganan-
krisis/buku_pedoman_teknis_pkk_ab.pdf
102
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Buku Saku Petugas
Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan. Jakarta: Pusat Penanggulangan Krisis
Kesehatan Kementrian Republik Indonesia; 2014.
BPBD Kab. KulonProgo. Mengurangi resiko bencana tsunami [internet]. Kulon Progo:
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo; 2015 Apr 10 11:51
WIB [cited 2019 Mar 20 20:45 WIB]. Available from:
http://bpbd.kulonprogokab.go.id/article-44-mengurangi-resiko-bencana-
tsunami.html
WHO. Protecting health following the Asian tsunami [internet]. World Health Organization;
[cited 2019 Mar 20 21:40 WIB]. Available from:
https://www.who.int/hac/crises/international/asia_tsunami/key_objectives/en/
103
REFERENSI
✘ BNPB. (2017). Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. pp 33. Jakarta: BNPB
✘ Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana. Pp 236-237.
Jakarta : Kemenkes RI
✘ Kemensos. (2018). Edukasi Tanggap Bencana Gunung Meletus. Available at: https://www.kemsos.go.id/artikel/edukasi-
tanggap-bencana-gunung-meletus [accessed 21 Maret 2019]
✘ Kemenkes. Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Api. (2016). Available at: http://pusatkrisis.kemkes.go.id/mitigasi-bencana-
erupsi-gunung-api [accessed 21 Maret 2019]
✘ Polres Karangasem. (2017) Asops Kapolri Louncing Aplikasi Help Me Bencana Alam Gunung Agung di UKM Center
Karangasem. Available at: http://www.bali.polri.go.id/?q=node/148571 [accessed 21 Maret 2019]
✘ Permendagri No. 33 Tahun 2006. Pedoman Umum Mitigasi Bencana
✘ http://www.depkes.go.id/article/view/16120900005/kemenkes-lakukan-upaya-tanggap-darurat-bencana-
gempa-bumi-.html
✘ Fachrur Rozi Peneliti RANCAaK Publik - Rumah Kajian Perencanaan dan Kebijakan Publik
https://padek.co/koran/padangekspres.co.id/cetak/berita/114080/Urgensi_Kebijakan_Mitigasi_Bencana
✘ LIPI, R. (2015). DAMPAK BENCANA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT - Pusat Penelitian Kependudukan LIPI |
Pusat Penelitian Kependudukan LIPI. [online] Kependudukan.lipi.go.id. Available at:
http://kependudukan.lipi.go.id/en/population-study/publich-health/222-dampak-bencana-terhadap-
kesehatan-masyarakat [Accessed 14 Mar. 2019].
Referensi
✘ Childfund.org. (2013). The Effects of Natural Disasters | ChildFund. [online] Available at:
https://www.childfund.org/Content/NewsDetail/2147489272/ [Accessed 14 Mar. 2019].
✘ Samhsa.gov. (2017). [online] Available at:
https://www.samhsa.gov/sites/default/files/programs_campaigns/dtac/srb-low-ses.pdf [Accessed 14 Mar.
2019].
✘ Indonesiabaik.id. (2019). Dampak Psikologis Korban Bencana | Indonesia Baik. [online] Available at:
http://indonesiabaik.id/infografis/dampak-psikologis-korban- bencana [Accessed 8 Mar. 2019].
✘ J, R. (2019). Post-disaster health effects: strategies for investigation and data collection.
Experiences from the Enschede firework disaster. [online] Journal of Epidemiology and
Community Health. Available at: https://jech.bmj.com/content/58/12/982 [Accessed 8 Mar. 2019].
BNPB. 2017. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Hal 46 – 50.
Staff Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Strategi dan Upaya
Penanggulangan Bencana Tanah Longsor. Diakses pada 21 Maret 2019 pukul 19:00 WIB
✘ Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
✘ Ejournal.undip.ac.id. [cited March 22, 2019]. Available from:
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/gp/article/download/10412/8290
✘ https://media.neliti.com/media/publications/81519-ID-kajian-bentuk-mitigasi-bencana-longsor-d.pdf
Referensi
✘ Childfund.org. (2013). The Effects of Natural Disasters | ChildFund. [online] Available at:
https://www.childfund.org/Content/NewsDetail/2147489272/ [Accessed 14 Mar. 2019].
✘ Samhsa.gov. (2017). [online] Available at: https://www.samhsa.gov/sites/default/files/programs_campaigns/dtac/srb-
low-ses.pdf [Accessed 14 Mar. 2019].
✘ Indonesiabaik.id. (2019). Dampak Psikologis Korban Bencana | Indonesia Baik. [online] Available at:
http://indonesiabaik.id/infografis/dampak-psikologis-korban- bencana [Accessed 8 Mar. 2019].
✘ J, R. (2019). Post-disaster health effects: strategies for investigation and data collection. Experiences from the
Enschede firework disaster. [online] Journal of Epidemiology and Community Health. Available at:
https://jech.bmj.com/content/58/12/982 [Accessed 8 Mar. 2019].
BNPB. 2017. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Hal 46 – 50.
Staff Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Strategi dan Upaya Penanggulangan
Bencana Tanah Longsor. Diakses pada 21 Maret 2019 pukul 19:00 WIB
✘ Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
✘ Ejournal.undip.ac.id. [cited March 22, 2019]. Available from:
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/gp/article/download/10412/8290
✘ https://media.neliti.com/media/publications/81519-ID-kajian-bentuk-mitigasi-bencana-longsor-d.pdf
REFERENSI
112