Anda di halaman 1dari 112

Sistem

Peringatan Dini

✘ Sirine di daerah lereng dan


dapat dijangkau oleh
kampung yang mungkin
terdampak
✘ Radio
✘ Online : Aplikasi “Help Me”
Pendidikan, Penyuluhan, dan
Sosialisasi

✘ Sosialisasi secara rutin di berikan kepada masyarakat yang


tinggal di daerah berbahaya di kawasan merapi berupa
penyampaian informasi yang di perlukan dan yang mudah di
mengerti oleh masyarakat yang tinggal di daerah berbahaya di
kawasan merapi.
Bentuk Informasi dalam Edukasi Bencana Erupsi
Gunung
✘ Mengikuti intruksi pemerinah daerah

✘ Tidak panik

✘ Menghindari daerah gunung berapi yang lebih rendah, bergerak ke arah yang berbeda dan
Mengevakuasi diri ke daerah yang melawan arah angin

✘ Mengenakan pakaian lengkap dan tertutup untuk melindungi tubuh (kepala, mata)

✘ Menyiapkan peralatan darurat bencana dalam 1 tas/kantung seperti senter dan baterai ekstra,
kotak P3K, makanan darurat dan air, masker N95, kantung tidur, pakaian hangat dan radio.

✘ Bunyi sirine sebagai tanda peringatan, pergi ke titik kumpul sambil membawa perlengkapan
darurat dan mengikuti petunjuk petugas ketika melakukan evakuasi.
Kesehatan
Memobilisasi
Tim RHA bantuan Health
Kit

Kalster
kesehatan
tanggap darurat
Kebijakan
Pengaturan dan
Informasi dan peta Mengadakan kegiatan
penataan kawasan
kawasan rawan bencana sosialisasi
bencana

Penggalangan kekuatan
melalui kerjasama
Pengadaan tanda atau
Membangun shelter dengan semua
rambu
pihak
Mitigasi Struktural

Pengadaan Penyediaan
Sistem Teknologi untuk Perencanaan
Pemantauan Memantau Tata Ruang
Gunung Aktivitas Gunung
Tanah Longsor Sukabumi
(kasus 5)
Mitigasi

1. Mitigasi non struktural,


berupa pelatihan guna 2. Mitigasi struktural,
meningkatkan kapasitas berupa pembuatan
masyarakat melalui infrastruktur sebagai
pengetahuan, sikap, dan pendorong
perencanaan kedaruratan minimalisasi dampak
dengan penggunaan
pendekatan teknologi.
Mitigasi Nonstruktural

1. Sosialisasi
✘ Sosialisasi mengenai tanah longsor
dapat dilakukan pada daerah rawan
bencana serta sekolah-sekolah.
✘ Fungsi: membangun kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya
mitigasi bencana.
✘ Waktu: dapat secara aktif dilakukan
setiap bulan di lokasi yang berbeda-beda
✘ Stakesholder yang dapat terlibat: Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Bagian Kesejahteraan Rakyat, serta
dibantu TNI dan Polri.
Mitigasi Nonstruktural

2. Simulasi bencana tanah longsor


✘ sebagai informasi untuk mengetahui
tindakan yang perlu dilakukan ketika
berhadapan dengan bencana tanah
longsor.
✘ Hal-hal yang dibahas dalam simulasi:
 Apa yang akan dilakukan
 barang-barang apa saja yang akan
dibawa
 ke arah mana harus menyelamatkan
diri serta siapa yang diselamatkan
terlebih dahulu
✘ Simulasi ini sebaikya dilakukan ketika
mendekati musim hujan.
✘ stakeholder yang dapat terlibat: polisi,
tentara, SAR, PMI dan LSM.
Mitigasi Nonstruktural

3. Pemberian Informasi
✘ Hal ini dimaksudkan agar
setiap masyarakat menyadari
bahaya tanah longsor yang
sering terjadi.
✘ Contoh: Pemberian informasi
berupa poster atau rambu
Mitigasi Struktural Bencana Tanah Longsor
(Sukabumi)

Tidak Melakukan Mengurangi Membuat Sistem


Alih Fungsi Keterjalan Drainase yang
Lahan Lereng Tepat

Membuat Tidak
Bangunan Membangun
Penghijauan
Penahan Pemukiman dan
Longsor Fasilitas Utama
Angin Cyclone
Mitigasi struktural
didefinisikan sebagai upaya
pengurangan resiko bencana
MITIGASI yang dilakukan melalui
STRUKTU tindakan konstruksi,
rekayasa, atau perubahan
RAL lingkungan fisik yang
bertujuan untuk mengurangi
konsekuensi resiko bencana.
- Angin badai merupakan pusaran
angin kencang sekitar 120 km/jam
atau lebih, dan pada umumnya sering
PENGERT -
terjadi pada wilayah tropis
Di Indonesia sering disebut sebagai

IAN angin badai, di Samudera Hindia


dikenal sebagai angin siklon, di

ANGIN Samudera Pasifik dikenal dengan


angin taifun, dan di Amerika disebut

SIKLON? -
sebagai hurricane
Lintasan siklon tropis pada perairan
indonesia meliputi, samudera hindia
https://www.revision.co.zw/cyclones/
https://www.s-cool.co.uk/a-level/geography/natural-hazards/revise-it/tropical-
cyclones
MITIGASI STRUKTURAL
BENCANA ANGIN SIKLON
✘ Memastikan bahwa struktur bangunan
telah memenuhi syarat untuk dapat
bertahan terhadap gaya angin.
✘ Penempatan fasilitas-fasilitas penting
pada daerah yang aman dari
serangan angin siklon
✘ Melakukan penghijauan terhadap
bagian diatas arah angin, sehingga
dapat meredam gaya angin
✘ Mendirikan bangunan umum yang
luas sebagai tempat
penampungan sementara saat
terjadi angin siklon
✘ Pembangunan pemukiman yang
tahan angin
✘ Memperkuat bagian-bagian yang
terancam diterbangkan oleh angin
✘ Membuat sistem deteksi dan
dinding penghalang bencana
angin siklon
SISTEM PENGHALANG
ANGIN SIKLON

Wind and Particle Movement Barriers


SISTEM DETEKSI ANGIN
SIKLON

Satelit MTSAT-2 kanal infrared 1 (IR1) yang dapat


memantau aktivitas-aktivitas awan konvektif dengan
baik.
Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia.
2nd ed. Jakarta: Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana; Nov
2007.
✘ Bangunan yang memiliki struktur ringan
atau perumahan yang tersusun dari kayu
✘ Bangunan yang bersifat sementara atau
semi permanen
✘ Atap bangunan
KOMPONE ✘ Material tambahan pada bangunan yang
N YANG menempel kurang kuat, seperti papan,
asbes, seng, dsb.
TERANCA ✘ Pagar, pohon, papan reklame, dan tanda-
tanda lalu lintas
M ✘ Tiang-tiang listrik yang tinggi
✘ Kapal penangkap ikan serta bangunan
industri maritim lainnya yang terletak
didekat pantai
✘ Terdapat pepohonan yang dapat
PEMUKIMA mengurangi atau meredam kecepatan
angin, yaitu pepohonan yang memiliki
akar dan batang yang kuat
N TAHAN ✘ Rumah terdiri atas satu kesatuan
(denah sederhana)
ANGIN ✘ Memperkuat bagian dari rumah yang
rentan terhadap gaya angin (seperti
atap rumah)
✘ Memiliki kerangka yang kuat dan
disertai ikatan yang baik diantara
ringbalk, kolom, dan sloof
✘ Balok diagonal pada penutup dinding
✘ Diberikan jangkar pada setiap 2 lapis
batako atau 10 lapis batu bata
PEPOHON
AN
DAPAT
MEREDA
M GAYA
ANGIN https://webpages.uidaho.edu/larc453/pages/microclimates.htm
MITIGASI BENCANA
ANGIN PUTTING BELIUNG CIREBON 2019

Non struktural
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjy6MPb3I_hAhVEtY8KHZH-CdUQMwhsKCAwIA&url=https%3A%2F%2Fnews.detik.com%2Fberita-jawa-barat%2Fd-4364757%2Fdampak-puting-beliung-di-cirebon-bpbd-165-rumah-rusak&psig=AOvVaw3MoQbiLGq9Box-
4OU8U46a&ust=1553137103015665&ictx=3&uact=3

ANGIN PUTTING BELIUNG CIREBON


2019

https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj0oOjrhZDhAhVkdt8KHUnBD54Qjhx6BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fwww.radarcirebon.com%2Fangin-puting-beliung-porak-porandakan-rumah-dan-
32
reklame-di-cirebon.html&psig=AOvVaw0b09Fta5EwCi0zAHoU6_WG&ust=1553137103006427
1 PENGERTIAN
Mitigasi Non Struktural

33
MITIGASI NON STRUKTURAL

Mitigasi non structural adalah upaya mengurangi resiko bencana melalui


perubahan perilaku masyarakat di daerah rawan bencana

34
Memberikan edukasi mengenai
bencana angin putting beliung
✘ Apa itu angin putting beliung?
✘ Gejala angin putting beliung :
◉ Udara panas
◉ Terdapat awan gelap, besar dan tinggi
◉ Terdapat petir dan suara gemuruh

35
MEMBERIKAN PELATIHAN
DAN MENYELEMATKAN DIRI
◉ Tidak berlindung di bangunan tinggi
✘ Tidak berlindung didekat tiang listrik, papan reklame, pohon besar
✘ Membungkuk, duduk dan memeluk lutut ke arah dada apabila
terdapat petir
✘ Tidak melakukan tiarap di atas tanah Kemudian tutup jendela serta
pintu agar angin tidak masuk ke dalam rumah
✘ Mematikan arus listrik
✘ Berlindung di bunker apabila tersedia
36
MELAKUKAN RISK MAPPPING

◉ Risk mapping  supaya diketahui daerah mana yang lebih


membutuhkan bantuan secepatnya

37
MODIFIKASI FISIK NON STRUKTURAL

◉ Berkaitan dengan perabotan/property tambahan


◉ Dapat menambah resiko , sehingga perlu ditempatkan di dalam
bangunan
◉ Co : kayu, alat pembakaran,dll

38
Kebakaran Pabrik Kembang Api
Tangerang 2017
Kronologi Kasus
Kronologi Kasus
Nama pabrik:
PT Panca Buana Cahaya Sukses.

Waktu kejadian:
Kamis, 26 Oktober 2017, pukul 09:00 WIB

Tempat kejadian:
Kompleks Pergudangan 99, Jalan Salembaran Jaya, Desa
Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang

Kejadian:
kebakaran akibat percikan las yang menyambar bahan Sumber gambar:
https://asset.kompas.com/crop/9x134:809x667/7
baku pembuatan kembang api yang mudah terbakar 50x500/data/photo/2017/10/26/2045023150902
5389162-indonesia-fire-disaster.jpg
Korban: Kronologi Kasus
47 korban jiwa dan 46 korban luka

Kondisi:
Tidak memiliki izin industri (izin mendirikan
bangunan dan izin lingkungan sudah ada)

Bangunan lebih mirip gudang, bukan pabrik

Tidak ada SOP kegiatan produksi

Tidak ada jalur evakuasi


Sumber gambar:
https://asset.kompas.com/crop/0x0:1000x667/75
Mempekerjakan karyawan di bawah umur 0x500/data/photo/2017/10/26/38783437572.jpg

Karyawan tidak memiliki BPJS Ketenagakerjaan


Mitigasi Kasus
Pengertian Mitigasi
Menurut UU no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,

Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.

● pelaksanaan penataan ruang;


● pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan; dan
● penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional
maupun modern.
Klasifikasi Mitigasi

Mitigasi struktural → kegiatan mengurangi risiko bencana


lewat pembangunan fisik

Mitigasi non struktural → kegiatan mengurangi risiko bencana


lewat penyadaran dan peningkatan kesadaran masyarakat
dalam menghadapi bencana
Mitigasi Kasus
merekonstruksi bangunan pabrik yang sesuai, tidak seperti gudang
mengurus perizinan industri
mempekerjakan ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
membuat SOP yang sesuai
mendaftarkan pekerja pabrik ke BPJS Ketenagakerjaan
mengendalikan bahan mudah terbakar
mengurangi potensi pemantik api
menggunakan alat deteksi kebakaran
Merekonstruksi bangunan pabrik Mengurus perizinan industri
yang sesuai, tidak seperti gudang
Lokasi pendirian sesuai → lokasi industri
Tata letak kegiatan produksi yang Syarat jumlah karyawan
ergonomis Izin lingkungan
Persiapan
Titik kumpul untuk evakuasi
Mempekerjakan ahli Keselamatan Membuat SOP yang sesuai
dan Kesehatan Kerja (K3)

SMK3 SOP tahap produksi


→ > 100 karyawan Penggunaan APD
→ risiko nggi Sistem pertolongan pertama
Mendaftarkan pekerja pabrik ke Mengendalikan bahan mudah
BPJS Ketenagakerjaan terbakar

Penanganan jelas Wadah tahan api

Diberi label nama

Kebersihan bagian luar pabrik dari


bahan mudah terbakar

Smoking area → jauh dari bahan


mudah terbakar
Mengurangi potensi pemantik api
Pemberian informasi,
Peraturan larangan merokok
pendidikan, dan pelatihan
Pemeliharaan listrik yang efektif
pada karyawan pabrik
→ dipendam di tanah
(sosialisasi)
→ sekering dekat ruang kerja
Prosedur keadaan darurat
Menggunakan alat deteksi kebakaran
Penggunaan APAR
Alarm kebakaran

Alat pemadam api ringan (APAR)


Beberapa hal yang disampaikan saat sosialisasi yaitu :

1. Upaya pelaksanaan pemadaman kebakaran dengan menggunakan prinsip


pemadaman api;

2. Tata cara mengidentifikasi sumber-sumber kebakaran, tanggap darurat dan


penangannya;

3. Mengidentifikasi alat pemadam berdasarkan sumber kebakaran;

4. Mampu menggunakan alat-alat pemadam kebakaran khususnya Alat Pemadam


Api Ringan (APAR)
Cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang tepat dan benar dengan langkah:

1. Buka segel dengan cara memutar pinnya

2. Tarik pin APAR

3. Ambil posisi tidak melawan arah angin. Cara mengetahui arah angin, perhatikan asapnya,
jangan berdiri dengan posisi menantang asap. Posisi berdiri sekitar 1,5-3m dari api

4. Angkat APAR, arahkan moncong selang ke arah api

5. Semprot api dengan cara menekan tuas pada alat pemadam


2.

persiapan tenaga kesehatan


untuk mengurangi dampak
bencana sesuai kasus
Banjir di
Makassar
2019
Pra bencana
● Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat mengenai kesiapsiagaan
menghadapi banjir
● Mengikuti pelatihan tanggap darurat jika terjadinya banjir
● Pemetaan wilayah kerja
● Mempersiapkan psikologis/mental untuk menghadapi bencana yang datang
secara tiba-tiba
● Mempersiapkan sumberdaya untuk tanggap darurat
● Mempersiapkan jalur evakuasi yang dapat dilalui jika tergenang air dan
mempersiapkan alat transportasinya, serta lokasi penampungan
sementara
● Emergency preparedness, yaitu mempersiapkan pelayanan kesehatan/fasilitas
kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan sebagainya
Saat bencana

● Mendirikan posko yang memungkinkan menjadi tempat pengungsian jika


pemukiman warga tergenang air
● Memberi pertolongan kepada korban berdasarkan triase
● Mempersiapkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) untuk
meningkatkan akses mutu pelayanan kegawatdaruratan dan mempercepat
waktu pelayanan (respon time) korban atau pasien gawat darurat agar
mengurangi dampak kematian serta kecacatan
● TPC/RHA Team dan Tim Bantuan Kesehatan
● Mempersiapkan logistic saat bencana, seperti obat-obatan, pangan, pakaian,
selimut, dan lain-lain
Pasca bencana

● Surveilans penyakit akibat bencana, biasanya rusaknya lingkungan akibat banjir


dapat berpengaruh pada kesehatan masyarakat, melakukan pemantauan
terhadap kasus penyakit, seperti kolera, diare, malaria, dan sebagainya
● Pemantauan sanitasi lingkungan pasca bencana terhadap kecukupan air bersih,
kualitas air bersih, sarana pembuangan air limbah termasuk sampah
● Upaya pemulihan masalah kesehatan
Gempa bumi
Lombok
2018
Gempa Bumi

● Gempa bumi adalah bencana yang diklasifikasikan ke dalam


bencana alam, karena bencana ini diakibatkan oleh bencana alam
● Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana karena Indonesia
terletak di cincin api dan 3 lempeng tektonik
● Sudah banyak gempa yang terjadi di Indonesia, salah satunya adalah
gempa di Lombok yang terjadi tahun 2018.
Gempa Lombok
● Pada Juli 2018, terjadi gempa di NTB, khususnya di Kabupaten Lombok
Timur dan Kabupaten Lombok Utara dengan 4 Mw dengan kedalaman 24 km
selama 10-20 detik.
● Banyak terjadi gempa susulan
● Minggu, 5 Agustus 2018, dengan kekuatan 7 SR, saat itu warga Lombok
Utara yang terkena dampak bencana sangat memerlukan obat-obatan dan
pelayanan tenaga medis, tapi layanana kesehatan di wilayah itu justru
mengalami kelumpuhan.
● Pelayanan kesehatan dilakukan dengan peralatan dan tenaga medis
seadanya, dikarenakan banyakanya rumah sakit yang mengalami kerusakan
di wilayah NTB.
Pra Bencana

● Pelatihan bagi warga sekitar daerah rawan gempa mengenai search-and-


rescue (SAR)
● Perbaiki hubungan listrik (kabel), air, dan gas agar tidak rawan kebakaran.
Dapat juga digunakan pipa fleksibel untuk membawa air dan gas
● Amankan pemanas air, kulkas, tungku, peralatan gas, benda-
benda berat, benda-benda yang top-heavy, benda-benda berat di
tempat tinggi
● Simpan makanan, botol, kaca, dan porselen pada rak yang rendah
Respon (Tanggap Darurat)

● Dalam penanganan bencana Lombok terlihat bahwa skill dan kompetensi tenaga
medis sudah mapan, hal ini dibuktikan dengan cepat nya respon tenaga kesehatan
dengan mengirim tim pendamping penilaian kesehatan cepat (RHA) untuk melakukan
surveilens. Pada saat bencana di Lombok, kementerian kesehatan mengirim tim RHA
dan 2 orang lagi dari pusat krisis kesehatan untuk melakukan RHA
● Tim PMI mendatangkan barang-barang legitik berupa terpal, selimut dan lain-lain.
● Pihak tenaga medis yaitu pihak Krisi Kesehatan terus melakukan koordinasi
mengenai bantuan obat-obatan
● tim kesehatan membuat tenda layanan untuk meng-cover pelayanan kesehatan di
pengungsian
● Sudah menyiagakan Puskesmas
● Menurut Jaya, selain puskesmas, 10 dokter telah disiagakan dan merencanakan
penambahan dokter dari provinsi untuk mengurangi dampak gempa susulan pada
29
Psikologi dan Mental Tenaga Medis

● Mengacu pada kondisi saat bencana yang menimbulkan banyak


korban dan kerusakan, sehingga tenaga medis diharusakan menjaga
kelaselamatan diri sendiri. Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan
kerja tenaga medis dan mencegah timbulnya banyak korban.
Pasca Bencana

Prinsip: restorasi ke keadaan semula

● Memberikan trauma healing.


● Peran tenaga kesehatan dalam public education dapat berupa
menempatkan informasi dalam bentuk brosur di ruang tunggu,
memberitahu pasien apa yang seharusnya ada di dalam “go kit”,
menjelaskan mekanisme pelayanan kesehatan dalam
penampumngan umum dan lain sebagainya.
● mencegah meningkatnya angka kematian dan kesakitan
○ memperbaiki kualitas lingkungan pengungsian
○ mempromosikan perilaku hidup sehat
Pasca bencana

● Relokasi penduduk daerah yang rusak permanen/jangka panjang ke


daerah yang layak
● Bersiaplah akan gempa susulan (selalu), dan tsunami (jika di daerah
pantai)
● Jika listrik padam, gunakan senter (jangan lilin, korek api, dll.)
● Bersihkan zat-zat mudah terbakar seperti obat, pemutih, bensin, dll.
● Gunakan sepatu yang kuat untuk melindungi kaki dari puing-puing
atau patahan kaca
Gempa dan Tsunami Donggala 2018
• Terjadi pada tanggal 28 September 2018 di Palu, Sulawesi Tengah
pukul 17.02 WIB
Gempa Bumi dan •

Berkekuatan 7,6 SR
Korban jiwa lebih dari 2.000 orang
Tsunami Palu- •

Merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas sesar Palu Koro
Berdasarkan hasil pemodelan tsunami dengan level tertinggi siaga (0,5-
Donggala 3 m) dan estimasi waktu tiba pukul 17.22 WIB, BMKG mengeluarkan
peringatan potensi tsunami
Gempa Bumi dan
Tsunami Palu-
Donggala
Tenaga Kesehatan
Kemenkes memberikan bantuan tenaga kesehatan dari provinsi
terdekat kurang lebih terdapat 605 tenaga kesehatan yang
dikirimkan secara bertahap yang bertujuan untuk mengurangi
Dokter umum Tenaga gizi
dampak bencana gempa dan tsunami Palu dan Donggala.
Dokter spesialis Promosi kesehatan
Apoteker Kesehatan lingkungan
Perawat Residen
Persiapan Tenaga Kesehatan pada
Bencana Gempa dan Tsunami Palu-
Donggala
Saat
Pra- Pasca
tanggap
Bencana bencana
darurat
Saat Pra Bencana
✘ Mengikuti pelatihan dan pendidikan yang berhubungan
dengan penanggulangan ancaman bencana
✘ Ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintah, organisasi
lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan
dan simulasi persiapan menghadapi bencana kepada
masyarakat
✘ Terlibat dalam program promosi kesehatan untuk
meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi
bencana yang meliputi hal-hal berikut ini:
• Usaha pertolongan diri sendiri ketika ada bencana
Saat Pra Bencana

✘ Pelatihan bagi tenaga kesehatan biasanya diadakan oleh fasilitas


pelayanan kesehatan sepeti puskesmas dan rumah sakit dengan
pedoman dan dukungan dari Kementerian Kesehatan RI dan BNPB
✘ Pelatihan yang diadakan antara lain:
• Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
• Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
• Pelatihan Awam Umum (oleh provinsi atau kabupaten/kota)
Saat Tanggap Darurat

✘ Melakukan triase bencana untuk menentukan


prioritas perawatan gawat darurat medik
berdasarkan berat cedera atau penyakit.
✘ Kemenkes mengirimkan tim Rapid Health
Assessment (RHA) ke lokasi terjadinya gempa bumi
dan tsunami Palu-Donggala untuk melakukan kajian
cepat situasi dan kebutuhan layanan kesehatan.
Saat Tanggap Darurat
✘ Kemenkes untuk mendukung pelayanan kesehatan di
tempat terjadi bencana dengan mengirimkan:
 Tahap pertama tim kesehatan gabungan yang terdiri dari
berbagai rumah sakit seperti RSUP Kandou Manado dan
RSUP Wahidin Makasar yang terdiri atas dokter spesialis,
dokter umum, dan perawat.
 Tahap selanjutnya dikirimkan tim berikutnya dari RSUP dr
Kariadi Semarang, RSUP dr Sarjito Yogyakarta, RSUP
Hasan Sadikin Bandung, dan RSUP dr M. Hoesin
Palembang.
75  Kemudian ditambah Sebanyak 30 orang tim Nusantara
Sehat juga telah siap untuk dikerahkan ke wilayah
Saat Tanggap Darurat
✘ Instalasi farmasi pusat siaga menyiapkan obat-
obatan yang diperlukan
✘ Menyediakan obat- obatan yang dibutuhkan dan
akan langsung diantarkan ke Palu.
Kemenkes berkoordinasi dengan kabupaten/kota
terdekat di Sulawesi Selatan yang tidak terkena
dampak bencana gempa seperti Kabupaten Luwu Timur,
Luwu, Luwu Utara dan Palopo untuk mengirimkan obat-
obatan yang dibutuhkan.
76
Jenis Bencana Jenis Penyakit Obat dan Perbekalan Kesehatan

Gempa Luka memar Kapas Absorben, Kassa steril 40/40 Pov


Bumi/Tsunami Iodine, Fenilbutazon, Metampiron Tab,
ParasetamolTab
Luka sayatan
ISPA Kotrimoksazol 480 mg, 120 mg Tab dan
Suspensi, Amoxylcilin, OBH,
Parasetamol, DekstrometrofanTab, CTM
Malaria Artesunat, Amodiakuin, Primakuin
Penyakit Mata Sulfasetamid t.m, Chlorampenicol, salep
mata, Oksitetrasiklin salep mata
Penyakit kulit CTM Tablet, Prednison, Salep 2-4,
Hidrokortison alep, Antifongi salep,
Deksametason Tab, Prednison Tab, Anti
bakteri DOEN salep, Oksi Tetrasiklin
salep 3%, skabisid salep
77 Gastritis Antasida DOENTab & Suspensi,
Simetidin tab, ExtrakBelladon
Pasca bencana
Timbulnya ancaman penyakit sebagai
dampak dari buruknya sanitasi, kesulitan air
bersih, dan membusuknya mayat, dan
kebutuhan dasar yang kurang memadai .
Beberapa penyakit menular
pascabencana, terutama setelah gempa dan
tsunami yang harus diwaspadai :
kolera, diare, malaria, infeksi dada, demam
berdarah dengue, typhoid, Hepatitis A, dan
78 penyakit anak-anak
Pasca Bencana

✘ Menyediakan infrastuktur kesehatan termasuk fasilitas dasar


dengan dan jumlah staf kesehatan yang kompeten
✘ Monitoring secara ketat terhadap faktor lingkungan seperti, air,
sanitasi, penanganan sampah dan pengendalaian vektor
penyakit (nyamuk dan lalat) harus mulai diperhatikan teutama
untuk kelompok-kelompok yang rentan seperti ibu hamil, bayi,
anak-anak, orang tua, serta orang cacat harus didata agar bisa
mendapat pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya.
✘ Melakuan tindakan promosi kesehatan dan imunisasi terhadap
penyakit yang berpotensi harus mulai dilakukan di lapangan.
79
✘ Menjaga dan memberikan standar asupan gizi dan keamanan
• Tenaga kesehatan dikerahkan dari Pusat Bantuan Regional
Penanganan Krisis Kesehatan yang regionalnya terletak di
Sulawesi Tengah
• Tenaga kesehatan yang terlatih, dilengkapi obat maupun
perlengkapan kesehatan lainnya.
• SDM tersebut terdiri dari Tim Reaksi Cepat, Tim Penilaian
Cepat, dan Tim Bantuan Kesehatan yang unsurnya meliputi
dokter, perawat, apoteker, sopir ambulans, sanitarian, bidan,
ahli gizi, dsb.

80
• Korban bencana dengan jumlah yang sangat banyak tidak bisa
dialihkan ke rumah sakit lokal  Tenaga kesehatan melakukan
perawatan di lapangan yang adekuat dengan mendirikan rumah
sakit lapangan (sementara) dan menyiapkan tenaga medis
paramedic dan non medis.

81
• Tenaga kesehatan akan melakukan triase bencana untuk
memilih dan memilah dengan cepat korban bencana
berdasarkan tingkat keparahan cidera.

82
Bantuan lain yang diberikan oleh tenaga kesehatan meliputi:
1. Pembentukan dapur gizi pemberian makanan bagi bayi dan
anak.
2. Melaksanakan desinfeksi timbunan sampah di berbagai
tempat.
3. Mengimunisasi relawan (Tim SAR, TNI, POLRI, dan
relawan lainnya) yang akan mengevakuasi korban bencana
dengan vaksin tetanus.

83
Permasalahan Kesehatan
✘ Trauma fisik dan psikis
✘ Kerusakan fasilitas kesehatan
✘ Pelayanan kesehatan terganggu
Sumber:
https://tirto.id/bahaya-
kesehatan-yang-
mengancam-korban-
tsunami-c3Jx
Secara Umum…
✘ Mempersiapkan rencana penyelamatan
✘ Simulasi penyelamatan diri
✘ Mengenali wilayah dan membuat suatu rute evakuasi
Tindakan yang bisa
mengurangi dampak bencana
Tsunami
1. Melakukan RHA untuk mengumpulkan informasi
kerusakan dan kebutuhan dasar korban.
Tim RHA adalah bagian dari TRC (Tim Reaksi Cepat):
- Jajaran kesehatan Puskesmas
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- Bila Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tidak dapat
menangani, maka Tim Provinsi dan atau Tim Pusat
yang melakukan RHA.
2. Bantuan Masalah Kejiwaan
✘Permasalahan
1. Aspek perasaan: menyangkut apa yang dirasakan dari suatu
bencana sehingga ia mengalami gangguan keseimbangan
psikologis
2. Aspek pikiran: gangguan dalam memahami sesuatu kejadian
secara proporsional
3. Aspek perilaku: kegiatan tak produktif pada seseorang sehingga
mengganggu orang lain (misalnya teriak-teriak, menangis
histeris, dsb.)
✘Yang harus dilakukan
1. Fase kedaruratan akut (segera)
1. Menyebar serta memberikan jaminan arus informasi kredibel dalam
mencari orang hilang
2. Memberikan pengarahan kesehatan jiwa ke petugas lapangan
3. Mengontak puskesmas
4. Menjaga ketersediaan obat psikotropik di puskesmas
2. Fase rekonsiliasi
1. Psikoedukasi pada masyarakat
2. Mendorong coping postif yang sudah ada sebelumnua
3. Melatih pemuka dan pekerja kemanusiaan lain dalam inti perawatan
psikologis
4. Kerjasama dengan orang di bidang penyembuhan tradisional
5. Melatih pekerja kesehatan primer dalam keterampilan dasar kesehatan
jiwa
3. Fase rekonsilidasi
1. Melanjutkan intervensi sosial yang relevan
2. Mengadakan kegiatan edukasi psikologis ke masyarakat
3. Melatih petugas masyarakat
Pengadaan obat sering tidak tersedia, kurang, atau
tidak sesuai kebutuhan. Penyimpanan dan
pendistribusian obat kadang sembarangan dan tak
merata, pencatatan obat juga terkadang dilakukan
secara lalai, maka penting untuk mempertimbangkan
obat sesuai dengan jenis bencana, memperhitungkan
korban, dan mempertimbangkan stok yang diperlukan.
3. Penilaian kerusakan, kerugian, dan kebutuhan
pasca bencana agar pelayanan kesehatan dapat
kembali normal
Penilaian kerusakan Penilaian kerugian Penilaian kebutuhan

Fasilitas kesehatan Pengeluaran penyediaan pelayanan Kegiatan pelayanan pasca bencana


kesehatan

Obat dan sediaan farmasi Kurangnya pelayanan akibat Kegiatan rekonstruksi dan/atau
ketersediaan turun atau kebutuhan rehabilitasi fisik
yang naik

Prasarana perkantoran

Perbekalan kesehatan
4. Mengurangi dampak buruk bagi kesehatan
Guide WHO untuk memperbaiki kondisi pasca
tsunami

✘ Observasi penyakit
✘ Pemberian kepada pelayanan kesehatan
○ Melewati assessment dan respon pada korban
✘ Fasilitas kesehatan umum standar
✘ Penguatan sistem sumber daya
✘ Koordinasi dengan respons kesehatan internasional
Menurut WHO, apabila
respons bisa dilakukan sangat
awal, maka penyakit dan
kematian akan berkurang.
Indikator kesehatan dapat memberikan takaran keefektifan yang bain bagi
respos dan rehabilitasi. Apabila tidak, maka penyakit infeksius akan
merajalela.
99

Tim Relawan Kesehatan Bone Layani Korban Gempa di Donggala (1).mp4


REFERENSI
‐ Machmud, R. (2009). Peran Petugas Kesehatan dalam Penanggulangan Bencana Alam, 3(1), 1–
34. Diakses dari http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/54/51, Pada tanggal
20 Maret 2019, Pukul 21.00 WIB
‐ Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. (2018). Gempa Sulteng,
Sisi Kesehatan Terus Diperkuat. Kementerian Kesehatan RI. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/article/view/18100100002/gempa-sulteng-sisi-kesehatan-terus-
diperkuat.html . Pada tanggal 18 Maret 2019, Pukul 19.30 WIB
‐ Sadly, Dr. Ir. Muhamad M.Eng. (2018). Gempabumi Tektonik M=7.7 Kabupaten Donggala, Sulawesi
Tengah pada hari Jumat, 28 September 2018, Berpotensi Tsunami. Jakarta : Badan Meterologi
Klimatologi dan Geofisika. Diakes dari https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=gempabumi-
tektonik-m7-7-kabupaten-donggala-sulawesi-tengah-pada-hari-jumat-28-september-
2018-berpotensi-tsunami&tag=press-release&lang=ID . Pada Tanggal 18 Maret 2018, Pukul
20.08 WIB
‐ Akademi Ilmuwan Muda Indonesia. (2018). Ancaman Penyakit Menular Setelah Gempa dan
Tsunami Palu, Bagaimana Mencegahnya. Diakes dari https://almi.or.id/2018/10/05/ancaman-
penyakit-menular-setelah-gempa-dan-tsunami-palu-bagaimana-mencegahnya/ . Pada
Tanggal 18 Maret 2019, Pukul 20.30 WIB
100
REFERENSI
BBC News Indonesia. (2018). Gempa, tsunami dan likuifaksi: Rangkaian bencana di Palu
yang perlu Anda ketahui. Diakses pada 18 Maret 2019, pukul 19. 40 WIB dari
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45832237

Kurniayanti, M. A. (2012). Peran Tenaga Kesehatan dalam Penanganan Manajemen


Bencana (Disaster Management).Diakses pada 20 Maret 2019, pukul 21.10 WIB dari
http://ojs.widyagamahusada.ac.id/index.php/JIK/article/view/87/63

Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar. (2014). Peran Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dasar dalam Penanggulangan Bencana. Diakses pada 20 Maret 2019, pukul 20.17 WIB
dari
https://www.academia.edu/10631812/PERAN_FASILITAS_PELAYANAN_KESEHATAN_DAS
101 AR_DALAM_PENANGGULANGAN_BENCANA
•BNPB. Potensi dan ancaman bencana [Internet]. Jakarta: BNPB; [cited 2019 Mar 21 pukul 14.56 WIB).
Available from: https://bnpb.go.id/potensi-bencana
•Primastika W. Bahaya kesehatan yang mengancam korban tsunami [Internet]. Tirto.id; 2018 Oct 1 [cited
2019 Mar 20 pukul 23.23 WIB]. Available from: https://tirto.id/bahaya-kesehatan-yang-mengancam-
korban-tsunami-c3Jx
•Kementrian Kesehatan RI. Pelayanan kesehatan di semua daerah terdampak gempa tsunami sudah bisa
diakses [Internet]. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat KemenKes RI; 2018 Oct 16 [cited 2019 Mar
21 pukul 14.52]. Available from: http://www.depkes.go.id/article/view/18101200004/pelayanan-kesehatan-
di-semua-daerah-terdampak-gempa-tsunami-sudah-bisa-diakses.html
•Departemen Kesehatan RI. Buku pedoman teknis penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana
[Internet]. Jakarta; 2017 [cited 2019 Mar 21 pukul 14.41, halaman 12, 24-26,50-51 ]. Available from:
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/penanganan-
krisis/buku_pedoman_teknis_pkk_ab.pdf

102
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Buku Saku Petugas
Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan. Jakarta: Pusat Penanggulangan Krisis
Kesehatan Kementrian Republik Indonesia; 2014.
BPBD Kab. KulonProgo. Mengurangi resiko bencana tsunami [internet]. Kulon Progo:
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo; 2015 Apr 10 11:51
WIB [cited 2019 Mar 20 20:45 WIB]. Available from:
http://bpbd.kulonprogokab.go.id/article-44-mengurangi-resiko-bencana-
tsunami.html
WHO. Protecting health following the Asian tsunami [internet]. World Health Organization;
[cited 2019 Mar 20 21:40 WIB]. Available from:
https://www.who.int/hac/crises/international/asia_tsunami/key_objectives/en/

103
REFERENSI
✘ BNPB. (2017). Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. pp 33. Jakarta: BNPB
✘ Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana. Pp 236-237.
Jakarta : Kemenkes RI
✘ Kemensos. (2018). Edukasi Tanggap Bencana Gunung Meletus. Available at: https://www.kemsos.go.id/artikel/edukasi-
tanggap-bencana-gunung-meletus [accessed 21 Maret 2019]
✘ Kemenkes. Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Api. (2016). Available at: http://pusatkrisis.kemkes.go.id/mitigasi-bencana-
erupsi-gunung-api [accessed 21 Maret 2019]
✘ Polres Karangasem. (2017) Asops Kapolri Louncing Aplikasi Help Me Bencana Alam Gunung Agung di UKM Center
Karangasem. Available at: http://www.bali.polri.go.id/?q=node/148571 [accessed 21 Maret 2019]
✘ Permendagri No. 33 Tahun 2006. Pedoman Umum Mitigasi Bencana
✘ http://www.depkes.go.id/article/view/16120900005/kemenkes-lakukan-upaya-tanggap-darurat-bencana-
gempa-bumi-.html
✘ Fachrur Rozi Peneliti RANCAaK Publik - Rumah Kajian Perencanaan dan Kebijakan Publik
https://padek.co/koran/padangekspres.co.id/cetak/berita/114080/Urgensi_Kebijakan_Mitigasi_Bencana
✘ LIPI, R. (2015). DAMPAK BENCANA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT - Pusat Penelitian Kependudukan LIPI |
Pusat Penelitian Kependudukan LIPI. [online] Kependudukan.lipi.go.id. Available at:
http://kependudukan.lipi.go.id/en/population-study/publich-health/222-dampak-bencana-terhadap-
kesehatan-masyarakat [Accessed 14 Mar. 2019].
Referensi

✘ Childfund.org. (2013). The Effects of Natural Disasters | ChildFund. [online] Available at:
https://www.childfund.org/Content/NewsDetail/2147489272/ [Accessed 14 Mar. 2019].
✘ Samhsa.gov. (2017). [online] Available at:
https://www.samhsa.gov/sites/default/files/programs_campaigns/dtac/srb-low-ses.pdf [Accessed 14 Mar.
2019].
✘ Indonesiabaik.id. (2019). Dampak Psikologis Korban Bencana | Indonesia Baik. [online] Available at:
http://indonesiabaik.id/infografis/dampak-psikologis-korban- bencana [Accessed 8 Mar. 2019].
✘ J, R. (2019). Post-disaster health effects: strategies for investigation and data collection.
Experiences from the Enschede firework disaster. [online] Journal of Epidemiology and
Community Health. Available at: https://jech.bmj.com/content/58/12/982 [Accessed 8 Mar. 2019].
 BNPB. 2017. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Hal 46 – 50.
 Staff Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Strategi dan Upaya
Penanggulangan Bencana Tanah Longsor. Diakses pada 21 Maret 2019 pukul 19:00 WIB
✘ Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
✘ Ejournal.undip.ac.id. [cited March 22, 2019]. Available from:
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/gp/article/download/10412/8290
✘ https://media.neliti.com/media/publications/81519-ID-kajian-bentuk-mitigasi-bencana-longsor-d.pdf
Referensi

✘ Childfund.org. (2013). The Effects of Natural Disasters | ChildFund. [online] Available at:
https://www.childfund.org/Content/NewsDetail/2147489272/ [Accessed 14 Mar. 2019].
✘ Samhsa.gov. (2017). [online] Available at: https://www.samhsa.gov/sites/default/files/programs_campaigns/dtac/srb-
low-ses.pdf [Accessed 14 Mar. 2019].
✘ Indonesiabaik.id. (2019). Dampak Psikologis Korban Bencana | Indonesia Baik. [online] Available at:
http://indonesiabaik.id/infografis/dampak-psikologis-korban- bencana [Accessed 8 Mar. 2019].
✘ J, R. (2019). Post-disaster health effects: strategies for investigation and data collection. Experiences from the
Enschede firework disaster. [online] Journal of Epidemiology and Community Health. Available at:
https://jech.bmj.com/content/58/12/982 [Accessed 8 Mar. 2019].
 BNPB. 2017. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Hal 46 – 50.
 Staff Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Strategi dan Upaya Penanggulangan
Bencana Tanah Longsor. Diakses pada 21 Maret 2019 pukul 19:00 WIB
✘ Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
✘ Ejournal.undip.ac.id. [cited March 22, 2019]. Available from:
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/gp/article/download/10412/8290
✘ https://media.neliti.com/media/publications/81519-ID-kajian-bentuk-mitigasi-bencana-longsor-d.pdf
REFERENSI

1. Coppola DP. Introduction to international disaster management. Oxford:


ELSEVIER;2007. p178-183
2. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. 2nd ed.
Jakarta: Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana; Nov 2007. p43-45, 51
3. Tips Siaga Bencana – Membangun Rumah Tahan Angin Kencang [Internet].
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018 [cited 2019 Mar 19,
19.02]. Available from: http://pusatkrisis.kemkes.go.id/tips-siaga-bencana--
membangun-rumah-tahan-angin-kencang
4. Krismianto. Analisis Pertumbuhan, Pergerakan, dan Intensitas Siklon Tropis
Marcia Berbasis Data Satelit Misat [Internet]. Bandung: Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional; 2015 [cited 2019 Mar 19, 20.16]. Available from:
http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/download/2227/2
015
Referensi

1. Akbar, Wishnugroho. Kronologi Kebakaran Pabrik Kembang Api Tangerang. [online]


Available at: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171026150144-20-
251302/kronologi-kebakaran-pabrik-kembang-api-tangerang. Accessed on 19 March
2019, 20:13.
2. Nailufar, Nibras Nada. 4 Pelanggaran Pabrik Mercon di Tangerang yang Berujung
Kebakaran. [online] Available at:
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/30/10153601/4-pelanggaran-pabrik-
mercon-di-tangerang-yang-berujung-kebakaran. Accessed on 20 March 2019, 11:25.
3. Pratama, Akhdi Martin. Rupanya, Ini Penyebab Pabrik Mercon di Tangerang Terbakar.
[online] Available at:
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/28/13385351/rupanya-ini-penyebab-
pabrik-mercon-di-tangerang-terbakar. Accessed on 20 March 2019, 11:32.
Referensi
UU no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. [online] Available at:
https://www.bnpb.go.id/ppid/file/UU_24_2007.pdf. Accessed on 20 March 2019, 11:41.
International Labour Office Jakarta. 2018. Manajemen Risiko Kebakaran. Terjemahan. Indonesia: tidak
terdapat lembaga penerbit. [online]. Available at: https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---
asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_616190.pdf. Accessed on 20 March
2019, 11:59.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 107 tahun 2015 tentang Izin Usaha Industri. [online]
Available at: bdipadang.kemenperin.go.id/downloads/files/qyKk8_PP_NO_107_2015.pdf. Accessed on
20 March 2019, 12:07.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. [online] Available at:
.http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/90/2209.bpkp. Accessed on 20 March 2019, 12:21.
Referensi
Akbar, Wishnugroho. Kronologi Kebakaran Pabrik Kembang Api Tangerang. [online]
Available at:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171026150144-20-251302/kronologi-
kebakaran-pabrik-kembang-api-tangerang. Accessed on 19 March 2019, 20:13.
Nailufar, Nibras Nada. 4 Pelanggaran Pabrik Mercon di Tangerang yang Berujung
Kebakaran. [online] Available at:
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/30/10153601/4-pelanggaran-pabrik-
mercon-di-tangerang-yang-berujung-kebakaran. Accessed on 20 March 2019, 11:25.
Pratama, Akhdi Martin. Rupanya, Ini Penyebab Pabrik Mercon di Tangerang Terbakar.
[online] Available at:
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/28/13385351/rupanya-ini-penyebab-
pabrik-mercon-di-tangerang-terbakar. Accessed on 20 March 2019, 11:32.
Referensi

1. UU no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. [online] Available at:


https://www.bnpb.go.id/ppid/file/UU_24_2007.pdf. Accessed on 20 March 2019, 11:41.
International Labour Office Jakarta. 2018. Manajemen Risiko Kebakaran. Terjemahan. Indonesia:
tidak terdapat lembaga penerbit. [online]. Available at:
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo
2. Jakarta/documents/publication/wcms_616190.pdf. Accessed on 20 March 2019, 11:59.Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 107 tahun 2015 tentang Izin Usaha Industri. [online]
Available at: bdipadang.kemenperin.go.id/downloads/files/qyKk8_PP_NO_107_2015.pdf.
Accessed on 20 March 2019, 12:07.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. [online] Available at:
.http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/90/2209.bpkp. Accessed on 20 March 2019, 12:21.
REFERENSI
✘ Buku saku tanggap tangkas tangguh menghadapi bencana [Internet]. Jakarta : Badan Nasional
Penanggulangan Bencana; [date unknown][cited 2019 Mar 20].p51-54. Available from:
https://siaga.bnpb.go.id/hkb/po-content/uploads/documents/Buku_Saku-10Jan18_FA.pdf
✘ Buku saku taggap tangkas tangguh menghadapi bencana [Internet]. Jakarta: Badan Nasional
Penanggulangan Bencana; [date unknown][cited 2019 Mar 20].p27-p30. Available from:
https://bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/478.pdf
✘ Coppola DP. QIntroduction to international disaster management. Oxford: ELSEVIER;2007.p185-188
✘ Edukasi bencana [Intenet]. Bogor: Mitigasi Bencana Kota Bogor; [date unknown][cited 2019 Mar 20]. Available
from: https://mitigasibencana.bpbd.kotabogor.go.id/index.php/edukasi/detail/PENANGANAN-
PENANGGULANGAN-BENCANA-ANGIN-PUTING-BELIUNG-30
✘ Staff PKK. Mitigasi bencana angina topan [Internet]. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pusat
Krisis Kesehatan; [date unknown][cited 2019 Mar 20]. Available from:
http://pusatkrisis.kemkes.go.id/mitigasi-bencana-angin-topan

112

Anda mungkin juga menyukai