Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RS UMUM

ROYAL PRIMA TAHUN 2018

IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RS


UMUM ROYAL PRIMA TAHUN 2018

Chrismis Novalinda Ginting, Sri Wahyuni Nasution, Adrian Khu, Dini Desita Panggabean
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Prima Medan
Email : chrismis@unprimdn.ac.id

ABSTRAK

Implementasi program pencegahan dan pengendalian infeksi di RSU Royal Prima


sudah berjalan baik. Dukungan manajemen terhadap program pencegahan dan pengendalian
infeksi di RSU Royal Prima juga sudah cukup maksimal. Direktur RSU Royal Prima sudah
memahami dan melaksanakan kegiatan manajerial PPI yaitu perencanaan, pengawasan,
pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dengan baik. Standar Pelayanan
Medik (SPM) bahwa tim PPI yang terlatih dilihat sudah sesuai dengan yang ditetapkan sebanyak
75% tim PPI sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan baik dari luar RS (PERSI dan HIPPI)
ataupun dari dalam RS (In House Training). Struktur organisasi komite PPIRS Royal Prima
sudah sesuai dengan susunan yang di tetapkan Depkes RI, 2008. Direktur sebagai
posisi tertinggi dalam struktur organisasi serta sudah ada susunan komite dan tim PPIRS.
Posisi komite PPIRS juga sudah melibatkan seluruh unit/komite/departemen
terkait di RS. Uraian tugas komite dan tim PPI sudah sesuai antara penentu kebijakan dan
pelaksana kebijakan. Terbukti dengan terlaksananya tugas komite PPI dan tim PPI dalam
melaksanakan evaluasi berkala pada kebijakan dan pelaksanaan kebijakan PPI. Uraian tugas
pengawasan oleh IPCN sudah berjalan baik sedangakan tugas pengawasan oleh IPCLN belum
optimal akibat banyaknya tugas dan tanggungjawab yang harus dilaksanakan serta tidak adanya
insentif atau tunjangan secara khusus yang diberikan kepada IPCLN. Fasilitas yang disediakan di
RS sudah cukup memadai. Informan menyatakan bahwa penyediaan fasilitas bahan dan
peralatan sebagai pelaksanaan program PPI di RSU Royal Prima selalu terpenuhi. Laporan
kepada direktur untuk menyediakan barang yang dibutuhkan selalu dipenuhi dan disetujui
sehingga gudang penyediaan barang akan menyediakan barang yang dibutuhkan. Penyediaan
fasilitas penunjang untuk kerja komite dan tim PPI sudah baik dikarenakan terdapatnya ruangan
khusus komite PPIRS Royal Prima. Manajemen rumah sakit telah memberikan perhatian
terhadap kelengkapan penyediaan fasilitas sebagai upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
RSKomitmen individu sudah tampak dari adanya keinginan dan keperdulian seluruh informan
untuk terlibat dan peduli dalam implementasi PPI di rumah sakit dengan adanya arahan dari
direktur rumah sakit.

Kata kunci : Pengendalian Infeksi, RS Royal Prima Medan, Implementasi PPI

PENDAHULUAN infeksi atau infeksi nosokomial yaitu


RS sebagai salah satu sarana infeksi yang diperoleh di RS, baik karena
kesehatan yang memberikan perawatan atau datang berkunjung ke RS.
pelayanankesehatan kepada masyarakat Indikator utama kualitas pelayanan
memiliki peran yang sangat penting kesehatan di RS antara lain adalah
dalam meningkatkan derajat kesehatan keselamatan pasien (patient safety) dan
masyarakat. Oleh karena itu RS dituntut salah satu point penting di dalamnya
untuk dapat memberikan pelayanan yang adalah angka infeksi nosokomial. Angka
bermutu sesuai standar yang sudah kejadian infeksi nosokomial yang tinggi
ditentukan. Masyarakat yang menerima akan berpengaruh terhadap citra
pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan pelayanan RS. RS merupakan unit
dan pengunjung di rumah sakit pelayanan medis yang sangat kompleks.
dihadapkan pada resiko terjadinya Selain dari segi jenis dan macam penyakit,

124
Scientia Journal
Vol. 7 No. 2 Desember 2018
IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RS UMUM
ROYAL PRIMA TAHUN 2018

juga adanya berbagai macam peralatan Jenis penelitian yang digunakan


dan sejumlah orang atau personel yang adalah penelitain kualitatif. Penelitian ini
berinteraksi langsung ataupun tidak menggunakan metode pendekatan analisis
langsung mempunyai kepentingan dengan deskriptif dengan tujuan memberikan
gambaran dan informasi secara menyeluruh
penderita-penderita yang di rawat di
tentang implementasi program pencegahan
rumah sakit. Dari gambaran kondisi dan pengendalian infeksi di RS umum
tersebut jelas sulit dan sukar untuk Royal Prima tahun 2018. Metode penelitian
mencegah penularan penyakit infeski, ini dipilih berdasarkan pertimbangan, bahwa
khususnya mencegah terjadinya cross penelitian ini memerlukan data dan informasi
infection atau infeksi silang dari orang / secara lengkap, lebih mendalam dan
personel tersebut ke penderita – penderita bermakna serta dapat mendeskripsikan
yang sedang dirawat. Kondisi ini dapat suatu situasi secara komprehensif dalam
diperparah lagi bila sanitasi RS tidak konteks yang sesungguhnya dan mampu
terjaga dengan baik (Darmadi, 2008). menerangkan proses secara lengkap dan
menyeluruh (Bungin,2011).
Infeksi Nososkomial atau yang
disebut dengan istilah Health-care
HASIL DAN PEMBAHASAN
Associated Infection (HAIs) merupakan
Hasil Wawancara tentang Implementasi
infeksi yang didapat pasien selama Program Pencegahan dan Pengendalian
menjalani prosedur perawatan dan Infeksi di RSU Royal Prima
tindakan medis di pelayanan kesehatan
setelah lebih dari 48 jam dan setelah Dukungan Manajemen
kurang dari 30 hari setelah keluar dari Bedasarkan wawancara maka diketahui
fasilitas pelayanan kesehatan (WHO, bahwa Direktur bersama jajaran
2011). Terjadinya infeksi nosokomial Struktutal RS sudah melakukan
menimbulkan beberapa masalah, yaitu perencanaan untuk membentuk
peningkatan angka kesakita dan organisasi PPI sebagai Persiapan untuk
kematian, penambahan hari perawatan, akreditasi RS, kemudian Direktur
peningkatan biaya perawatan dan bersama jajaran structural membentuk
ketidakpuasan, baik pasien maupun komite dan tim PPI di RS. Memilih
keluarganya (Herpan, 2012). beberapa pegawai serta menetapkan
Upaya meminimalkan resiko menjadi ketua komite PPI / IPCO, IPCN
terjadinya infeksi di RS dan fasilitas dan IPCLN. Pegawai yang sudah terpilih
kesehatan lainnya perlu diterapkan diberikan surat keputusan (SK) yang
pencegahan dan pengendalian infeksi mengikat sebaai anggota hbsah komite
(PPI). Di Indonesia salah satu sasaran PPI dan langsung diserahkan kepada
keselamatan pasien dalam permenkes masing-masing komite.
Nomor 1691/Menkes/PER/VIII/2011
menyatakan bahwa RS wajib Struktur Organisasi
mengambangkan suatu pendekatan
untuk mengurangi resiko infeksi yang Berdasarkan hasil wawancara
terkait pelayanan kesehatan. dengan informan tentang struktur
Berdasarkan latar belakang di organisasi menyatakan bahwa informan
atas, penulis tertarik untuk melakukan mengetahui dan mampu menjelaskan
penelitian lebih lanjut tentang susunan struktur oerganisasi PPI yang
implementasi pencegahan dan sudah ditetapkan di RSU Royal Prima
pengendalian infeksi di RS Umum Royal dengan baik.
Prima di lihat menurut pendekatan
sistem (input – proses – output).

METODE PENELITIAN

Scientia Journal 125


Vol. 7 No. 2 Desember 2018
IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RS UMUM
ROYAL PRIMA TAHUN 2018

PPI terdiri dari 4 IPCN dan IPCLN di


setiap ruangan rawat inap.
Pertanyaan diajukan kepada
informa mengenai unit yang terlibat di
dalam keanggotaan komite PPIRS.
Semua informan menjawab bahwa
semua unit sudah terlibat termasuk
seluruh pegawai RS. Pernyataan ini
diperkuat dari hasil wawancara :
“Program PPI di RS sudah
melibatkan seluruh unit di RS termasuk
seluruh pegawai yang diharuskan
mengikuti pendidikan dan pelatihan di
RS”(Informan 4).
Pertanyaan tentang pertemuan
atau rapat komite untuk membahas
Setelah komite dibentuk, struktur laporan tim PPI, informan menyatakan
organisasi sudah disusun dan pernah bahwa pertemuan atau rapat komite
mengalami perubahan. Beberapa PPIRS rutin dilaksanakan setiap
kutipan wawancara dengan informan bulannya. Pernyataan ini diperkuat dari
sebagai berikut : hasil wawancara :
“Pernah, pada saat IPCN kita ada “Sejak saya menjadi tim PPI,
yang keluar maka kita harus pertemuan atau rapat komite untuk
membahas laporan bulanan rutin
melakukan perubahan struktur organisasi
atau IPCLN kita ada yang berpindah dilaksanakan setiap bulannya bersama
pindah itu juga kita harus melakukan dengan ketua komite PPI / IPCO dan
perubahan struktur organisasi”(Informan seluruh tim PPI”(Informan 3)
2) Dari penelitian dokumen program
Struktur organisasi PPI di RS ini kerja PPIRS dijumpai adanya dokumem
langsung di berada dibawah direktur, lalu kerja komite PPI dan Tim PPIRS. Dalam
komite PPI / IPCO, IPCN dan IPCLN. dokumen tersebut tercantum seluruh
Sebelum ada surat keputusan kegiatan-kegiatan program PPIRS Royal
pengangkatan menjadi tim PPIRS, Prima tahun 2018.
kami harus wajib tahu dan harus Uraian Tugas
mengerti apa-apa saja tugas dan Berdasarkan hasil indepth
tanggung jawab kami. Ketika sudah
interview dengan para informan
mengikuti pendidikan dan pelatihan dari didapatkan hasil tentang uraian tugas.
PERSI, maka seluruh tim PPI sudah
“Uraian tugas tim PPI bentuk nya
harus mengetahui program PPI di RS
tertulis, karena programPPI itu pertahun
dan tanggung jawabnya secara
dan setiap tahunnya kita wajib buat
keseluruhan”(Informan 1)
program PPI yang baru. Misalnya bulan
Dari hasil wawancara tersebut ini kita wajib buat program pendidikan
menunjukkan bahwa RSU Royal dan pelatihan. Terkecuali, kalau kita
Prima sudah membentuk komite PPIRS mendapat rekomendasi tugas tambahan
yang bertanggung jawab langsung ke dari direktur sewaktu rapat triwulan
direktur agar menekan angka infeksi diadakan. Misalnya, Hand hygiene di
yang terjadi di RS dengan bertujuan RSU Royal Prima menurun maka
mencegah dan mengendalikan infeksi. direktur akan merekomendasikan tim
Informan juga menginformasikan PPI untuk mengadakan pendidikan dan
bahwa struktur organisasi PPI sudah
terdiri dari Ketua komite PPI / IPCO. Tim

Scientia Journal
Vol. 7 No. 2 Desember 2018 126
IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RS UMUM
ROYAL PRIMA TAHUN 2018

pelatihan tambahan kepada seluruh bertugas mengontrol ke lapangan


petugas RS (Informan 2 ) langsung dan membuat laporan-laporan
program terutama laporan rutin tiap
“Uraian tugas kita sesuai dengan bulan kejadian infeksi di RS. Setiap hari
pedoman tertulis yang dilaksanakan di saya mengontrol keadaan lingkungan
lapangan. Jadi saya bekerja sesuai RS karena harus bersih. Saya
dengan pedoman SK yang tertulis yang mengumpulkan data HAIs harian
telah saya ketahui sebelum saya setiap bulannya, data kejadian infeksi
menjabat sebagai IPCLN. Namun pasien yang sedang dirawat setiap hari.
ketika rapat triwulan diadakan, direktur Melakukan orientasi kepada pegawai
akan memberikan rekomendasi tugas baru, melakukan pendidikan dan
tambahan demi perbaikan program PPI pelatihan kepada petugas serta
berdasarkan laporan triwulan” (Informan memantau kepatuhan petugas
4) melaksanakan SPO sebagai tindakan
Dari hasil informasi tersebut, pencegahan infeksi. Setelah itu
menunjukkan bahwa informan sudah membuat laporan bulanan untuk
mengetahui uraian tugas nya sebagai diteruskan kepada ketua komite / IPCO
pelaksana kebijakan dan melaksanakan lalu bersama ketua komite dan tim PPI
tugas sesuai dengan pedoman yang menyampaikan laporan triwulan kepada
tertulis. direktur”(Informan 2)
“Saya sebagai ketua komite “Saya sebagai IPCN bekerja
PPI mengetahui uraian tugas saya aktif mengontrol dilapangan terkadang
dalam bentuk tertulis. Saya lebih banyak bukan hanya memantau saja tetapi ikut
bekerja sama dengan tim, mereka lebih memberikan edukasi kepada petugas,
banyak yang terjun ke lapangan pasien, keluarga pasien dan pengunjung
langsung dan mengetahui keadaan RS” (Informan 3)
secara langsung. Kami menyusun Berdasarkan pernyataan
panduan / pedoman kewaspadaan tersebut, menunjukkan bahwa informan
universal, kebijakan SPO setiap unit- mampu menjelaskan tentang uraian
unit terkait, membuat rancangan tugas IPCN adalah mengunjungi
program PPI sebelum diserahkan ke ruangan setiap hari untuk mengontrol
direktur, melaporkan evaluasi program, dan memberikan edukasi, membuat
melakukan sosialisasi pelatihan SPO PPI laporan data kejadian infeksi kepada
di RS. Nanti semuanya akan di laporkan ketua komite dan direktur, melakukan
ke direktur, lalu kita sama-sama evaluasi penilaian kepatuhan petugas di rumah
mana yang perlu dirubah atau sakit, melakukan pendidikan dan
ditingkatkan lagi kinerja tim pelatihan kepada seluruh petugas
PPI”(Informan 1) setiap tiga bulan dan memberikan
Dari hasil informasi tersebut, orientasi pendidikan dan pelatihan
menunjukkan bahwa informan mampu kepada petugas yang baru.
menguraikan tugas yang di emban. Secara umum para informan
Informan menyatakan bahwa uraian menyatakan bahwa mengetahui uraian
tugas sebagai ketua komite / IPCO tugas dan menunjukan pengetahuan
adalah membuat panduan kebijakan yang baik tentang uraian tugasnya.
SPO PPI, kemudia melaporkan kepada Berikut adalah wawancara mengenai
direktur untuk meminta persetujuan dan hambatan yang dihadapi selama
melakukan pengesahan, melakukan melaksanakan tugas sebagai tim PPI :
sosialisasi kebijakan SPO ke unit-unit di “Hambatan yang saya hadapi
RS. Demikian juga informasi yang sebagai IPCN adalah terkadang
diperoleh dari informan kedua dan ketiga pegawai- pegawai yang di tegur, ada
berikut ini : “Saya sebagai IPCN yang tidak mau mendengar dan

Scientia Journal
Vol. 7 No. 2 Desember 2018 127
IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RS UMUM
ROYAL PRIMA TAHUN 2018

merespon teguran tersebut. Saya juga laporan bulanan dan dievaluasi


bekerja sebagai perawat yang bekerja di bersama dengan IPCO/ketua komite
hemodialisa dan menjabat juga sebagai PPI. Rapat bersama dengan direktur dan
IPCN selama ini saya tidak ada kendala tim PPI akan diadakan setiap tiga
mengenai tugas karena saya juga di bulan/triwulan. Dapat disimpulkan bahwa
beri waktu khusus untuk bekerja laporan data infeksi di RS Royal Prima
sebagai IPCN sehingga tidak telah dilaksanakan dengan baik.
terganggu. Mengenai tunjangan atau Rekapitulasi laporan PPI tahunan akan
insentif kita sebagai IPCN diberikan di analisis dalam bentuk ICRA-HAIs.
tunjangan. Untuk dukungan dari RS dan Infection Control Risk Assessment
direktur terhadap program PPI selama ini (ICRA) - Healthcare Associated
sangat baik, apapun kebutuhan yang kita Infections (HAIs)adalah sebuah kegiatan
laporkan untuk dipenuhi, selalu dipenuhi dalam rangka peningkatan mutu
tepat waktu (Informan 2) pelayanan RS untuk menilai dan
Berdasarkan uraian di atas dapat mengontrol risiko infeksi di RS baik itu
diketahui bahwa IPCN tidak mempunyai dilakukan per unit bagian/instalasi
masalah atau hambatan terhadap maupun dapat dilakukan secara
tugas dan tanggung jawab sebagai keseluruhan di RS. Infection Control
IPCN. Dimana mereka sebagai IPCN di Risk Assessment (ICRA) merupakan
beri waktu untuk bekerja sebagai IPCN suatu sistem pengontrolan
dan insentif/tunjangan khusus sebagai pengendalian infeksi yang terukur
IPCN. Berbading terbalik dengan dengan melihat kontinuitas dan
IPCLN mereka sebagai kepala perawat probabilitas aplikasi pengendalian
ruangan mempunyai tanggung jawab infeksi di lapangan berbasiskan hasil
dan tugas selain menjadi IPCLN. yang dapat dipertanggungjawabkan,
Dengan adanya peran ganda tersebut mencakup penilaian beberapa aspek
mereka mengatakan bahwa tugas penting pengendalian infeksi seperti
sebagai IPCLN cukup berat, kepatuhan cuci tangan, pencegahan
mengingat bahwa IPCLN tidak penyebaran infeksi, manajemen
mendapat insentif atau tunjangan seperti kewaspadaan kontak, dan pengelolaan
IPCN. resistensi antibiotik.
Berikut adalah wawancara
mengenai analisis laporan infeksi dan
data surveilans kepada tim PPI : Fasilitas
Fasilitas merupakan hal penting yang
perlu diperhatikan. Keberadaan sarana
“Laporan surveilans dari IPCLN kepada dan prasarana ini akan menunjang
IPCN dikumpulkan setiap bulannya, lalu kegiatan program pencegahan dan
IPCN bersama dengan ketua komite pengendalian infeksi di RS serta
PPI/IPCO melakukan rapat evaluasi mendukung proses terwujudnya tujuan
bulanan mengenai rekapitulasi laporan organisasi untuk mencegah i n f e k s i
infeksi. Rapat triwulan diadakan bersama d i RS se rta mend ukung p roses
dengan direktur, ketua komite/IPCO, terwujudnya tujuan organisasi untuk
IPCN dan IPCLN untuk mengevaluasi mencegah infeksi. Diperlukan dukungan
laporan surveilans dan program PPIRS. manajemen dalam penyediaan
Dari hasil wawancara di atas (pengadaan) fasilitas penunjang
dapat diketahui bahwa laporan tersebut (Depkes RI, 2008). Notoatmodjo
surveilans infeksi di RSU Royal Prima (2010) mengemukakan bahwa
setiap hari diisi oleh IPCLN, lalu mewujudkan sikap menjadi suatu
diserahkan kepada IPCN setiap perbuatan yang nyata diperlukan faktor
bulannya, IPCN akan membuat pendukung atau kondisi yang

Scientia Journal
128
Vol. 7 No. 2 Desember 2018
IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RS UMUM
ROYAL PRIMA TAHUN 2018

memungkinkan antara lain adalah Berdasarkan hasil wawancara


fasilitas. Kurangnya faktor pendukung kepada seluruh informan dapat diketahui
ketersediaan sarana mencuci tangan bahwa informan memiliki keperdulian
menjadi salah satu kendala responden melaksanakan pencegahan infeksi.
dalam mewujudkan sikap positif yang Melaksanakan pencegaha dan
mereka miliki menjadi perilaku yang pengendalian infeksi di RS penting untuk
patuh terhadap prosedur mencuci tangan melindungi pasien juga melindungi
antara lain sebelum dan setelah perawat dari infeksi. Informan juga
melakukan prosedur invasif. menyatakan akan selalu memantau,
Dalam hubungannya dengan mengajak, dan memberikan edukasi
pencegahan infeksi, sarana dan langsung kepada perawat untuk selalu
prasarana kerja adalah segala sesuatu melaksanakan tindakan sesuai dengan
yang dapat digunakan untuk kebijakan prosedur kerja yang sudah di
mencegah terjadinya infeksi seperti tetapkan RSU Royal Prima.
sarana dan peralatan yang dibutuhkan Diharapkan kepada ketua komite untuk
untuk mencuci tangan, melaksanakan memotivasi dan memberikan sosialisasi
dekontaminasi alat-alat kesehatan, dan uraian tugas kembali kepada seluruh tim
untuk mengelola limpat padat yang ada PPI. Melaksanakan sosialisasi kembali
di ruang rawat inap. tentang uraian tugas akan menimbulkan
Fasilitas alat dan bahan untuk keperdulian untuk terlibat dalam
pelaksanaan mencuci tangan di RSU pelaksanaan serta tanggung jawab
Royal Prima terlihat sudah ada terhadap peran dan tugas dalam komite
disediakan handrub disetiap ruangan PPIRS. Keberhasilan PPIRS
pasien dan penyediaan handwash pada memerlukan keterlibatan semua pihak
setiap wastafel yang tersedia di setiap dalam RS sehingga diperlukan perhatian
ruangan RS. Pelaksanaan mencuci untuk menumbuhkan minat dan
tangan yang baik diharapkan bukan keperdulian seluruh petugas RS.
hanya kepada petugas saja melainkan Selain itu untuk meningkatkan
harus dilakukan pasien, keluarga dan kontribusi komite dalam melaksanakan
pengunjung RS. PPIRS perlu dilakukan system reward
Penelitian wawancara kepada dan punishment yang memiliki indikator
beberapa informan menyatakan bahwa jelas dan tertulis. Permasalahan tidak ada
penyediaan fasilitas bahan dan insentif kepada papara petugas IPCLN
peralatan sebagai pelaksanaan menyebabkan petugas tidak memiliki
program PPI di RSU Royal Prima selalu komitmen dan motivasi dalam
terpenuhi. Laporan kepada direktur menjalankan program tersebut. Direktur
untuk menyediakan barang yang dan ketua komite untuk memperhatikan
dibutuhkan selalu dipenuhi dan masalah insentif agar dapat merangsang
disetujui sehingga gudang penyediaan atau mendorong perawat yang ditunjuk
barang akan menyediakan barang yang sebagai tim PPIRS agar memiliki
dibutuhkan. Penyediaan fasilitas semangat yang lebih besar dalam
penunjang untuk kerja komite dan tim melaksanakan program PPI. Apabila
PPI sudah baik dikarenakan terdapatnya program insentif diberikan kepada
ruangan khusus komite PPIRS Royal petugas atas beban kerja tambahan
Prima. Manajemen RS telah maka akan menimbulkan rasa dihargai.
memberikan perhatian terhadap Maka petugas dapat berkonsentrasi
kelengkapan penyediaan fasilitas terhadap pekerjaan dan memiliki
sebagai upaya pencegahan dan komitmen untuk tetap tingal dalam
pengendalian infeksi RS. organisasi. Insentif bisa berupa dengan
materi atau kenaikan jabatan/golongan.
Komitmen Individu

Scientia Journal
Vol. 7 No. 2 Desember 2018 129
IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RS UMUM
ROYAL PRIMA TAHUN 2018

penyediaan fasilitas sebagai upaya


KESIMPULAN DAN SARAN pencegahan dan pengendalian infeksi
RSKomitmen individu sudah tampak dari
Implementasi program pencegahan adanya keinginan dan keperdulian seluruh
dan pengendalian infeksi di RSU Royal informan untuk terlibat dan peduli dalam
Prima sudah berjalan baik. Dukungan implementasi PPI di rumah sakit dengan
manajemen terhadap program pencegahan adanya arahan dari direktur rumah sakit.
dan pengendalian infeksi di RSU Royal
Prima juga sudah cukup maksimal. Direktur DAFTAR PUSTAKA
RSU Royal Prima sudah memahami dan
melaksanakan kegiatan manajerial PPI Agustin, Ririn Pratiwi. (2014) Hubungan
yaitu perencanaan, pengawasan, Antara Produktivitas Kerja Terhadap
pembinaan, monitoring dan evaluasi Pengembangan Karir Pada Karyawan
pelaksanaan program dengan baik. Standar PT. Bank Mandiri Tarakan : ejournal
Pelayanan Medik (SPM) bahwa tim PPI yang psikologi, 2014
terlatih dilihat sudah sesuai dengan yang Afin Murtie, (2012). Menciptakan SDM
ditetapkan sebanyak 75% tim PPI sudah Berkuwalitas, . PT. Gelora Aksara
mengikuti pendidikan dan pelatihan baik dari Pratama. Jakarta
luar RS (PERSI dan HIPPI) ataupun dari Borhani, F., Arbabisarjou, A., Kianian, T., &
dalam RS (In House Training). Struktur Saber, S. (2016). Assessment of
organisasi komite PPIRS Royal Prima Predictable Productivity of Nurses
sudah sesuai dengan susunan yang di Working in Kerman University of
tetapkan Depkes RI, 2008. Direktur Medical Sciences’ Teaching Hospitals
sebagai posisi tertinggi dalam struktur via the Dimensions of Quality of Work
organisasi serta sudah ada susunan komite Life. Global Journal of Health
dan tim PPIRS. Science, 8(10), 65.
Posisi komite PPIRS juga doi:10.5539/gjhs.v8n10p65
sudah melibatkan seluruh Combes, J.-B., Delattre, E., Elliott, B., &
unit/komite/departemen terkait di RS. Uraian Skåtun, D. (2014). Hospital staffing
tugas komite dan tim PPI sudah sesuai and local pay: an investigation into
antara penentu kebijakan dan pelaksana the impact of local variations in the
kebijakan. Terbukti dengan terlaksananya competitiveness of nurses’ pay on the
tugas komite PPI dan tim PPI dalam staffing of hospitals in France. The
melaksanakan evaluasi berkala pada European Journal of Health
kebijakan dan pelaksanaan kebijakan PPI. Economics, 16(7), 763–780.
Uraian tugas pengawasan oleh IPCN sudah doi:10.1007/s10198-014-0628-y
berjalan baik sedangakan tugas pengawasan Dehghan Nayeri, N., Salehi, T., & Ali Asadi
oleh IPCLN belum optimal akibat banyaknya Noghabi, A. (2011). Quality of work
tugas dan tanggungjawab yang harus life and productivity among Iranian
dilaksanakan serta tidak adanya insentif atau nurses. Contemporary Nurse, 39(1),
tunjangan secara khusus yang diberikan 106–118.
kepada IPCLN. Fasilitas yang disediakan di doi:10.5172/conu.2011.39.1.106
RS sudah cukup memadai. Informan Dehghan Nayeri, N., Nazari, A. A., Salsali, M.,
menyatakan bahwa penyediaan fasilitas Ahmadi, F., & Adib Hajbaghery, M.
bahan dan peralatan sebagai pelaksanaan (2006). Iranian staff nurses’ views of
program PPI di RSU Royal Prima selalu their productivity and management
terpenuhi. Laporan kepada direktur untuk factors improving and impeding it: a
menyediakan barang yang dibutuhkan selalu qualitative study. Nursing and Health
dipenuhi dan disetujui sehingga gudang Sciences, 8(1), 51–56.
penyediaan barang akan menyediakan doi:10.1111/j.1442-
barang yang dibutuhkan. Penyediaan 2018.2006.00254.x
fasilitas penunjang untuk kerja komite dan Dunggio, M. (2013). Semangat dan Disiplin
tim PPI sudah baik dikarenakan terdapatnya Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
ruangan khusus komite PPIRS Royal Karyawan pada PT. Jasa Raharja
Prima. Manajemen rumah sakit telah (PERSERO) Cabang Sulawesi Utara.
memberikan perhatian terhadap kelengkapan Jurnal EMBA, 1, 523-533.

Scientia Journal
130
Vol. 7 No. 2 Desember 2018
IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RS UMUM
ROYAL PRIMA TAHUN 2018

Dessler, Gary, (2011). Manajemen sumber patient experiences of the quality of


daya manusia. Penerbit Indeks, care: a qualitative study. BMC Health
Jakarta. Services Research, 14(1).
Robbins, S. 2008. Perilaku Organisasi, Jilid I doi:10.1186/1472-6963-14-249
dan II, alih Bahasa : Hadyana Kusuma (2012). Pengaruh Kualitas
Pujaatmaja. Jakarta: Prenhallindo. Pelayanan Dokter Umum Terhadap
Raharjo, Joko (2013). Paradigma Baru Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Manajemen. Sumber Daya Manusia. Poliklinik Umum di RSUD Gemolong
Jakarta: Platinum, 2013 Kabupaten Sragen. Skripsi.
Guo et al. (2014). The Mediating Role Of Semarang : UNISSULA
Intrinsic Motivation On The Kahreh, M.S., Ahmadi, H., & Hashemi, A.
Relationship Between Developmental (2011). Achieving competitive
Feedback And Employee Job advantage through empowering
Performance. Social Behavior And employees: An empirical study. Far
Personality. 42(5). 731-742. East Journal of Psychology and
Hasibuan, (2014). Manajemen Sumber Daya Business
Manusia (EdisiRevisi). BumiAksara. . Lewis, P. S., & Malecha, A. (2011). The Impact
Jakarta of Workplace Incivility on the Work
Environment, Manager Skill, and
Hasibuan, Malayu S.P. (2011). MANAJEMEN: Productivity. JONA: The Journal of
Dasar, Pengertian, dan Masalah. Nursing Administration, 41(1), 41–47.
Jakarta: PT Aksara. doi:10.1097/nna.0b013e3182002a4c
Malayu S.P Hasibuan. (2012). Manajemen
Hamzah. B. Uno. (2013). Teori Motivasi dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Pengukurannya. Jakarta: Bumi Bumi Aksara.
Aksara Mangkuprawira, Sjafri. (2011). Manajemen
Hee, Ong Choon. (2014). Validity and Sumber Daya Manusia Strategik (edisi
Reliability of the Big Five Personality kedua). Ghalia Indonesia: Bogor
Traits Scale in Malaysia. International Minarsih, M. (2011). Hubungan Beban Kerja
Journal of Innovation and Applied Perawat dengan Produktivitas Perawat
Studies. Vol. 5, No.4, ISSN 2028- di IRNA Non Bedah (Penyakit Dalam)
9324. RSUP. DR. M.Djamil. Universitas
Jones-Berry, S. (2017). Issues of Staffing, Andalas. Padang.
Salary, and Educational Funding Munandar, M. 2010. Budgeting Perencanaan
Challenge UK Nurses. AJN, American Kerja Pengkoordinasian Kerja
Journal of Nursing, 117(10), 14. Pengawasan Kerja. Yogyakarta :
doi:10.1097/01.naj.0000525857.7543 BPFE.
9. Noh, J.-W., Kwon, Y.-D., Yoon, S.-J., & Hwang,
KRAMER, M., MAGUIRE, P., & BREWER, B. J.-I. (2011). Internal and external
B. (2011). Clinical nurses in Magnet environmental factors affecting the
hospitals confirm productive, healthy performance of hospital-based home
unit work environments. Journal of nursing care. International Nursing
Nursing Management, 19(1), 5–17. Review, 58(2), 263–269.
doi:10.1111/j.1365- doi:10.1111/j.1466-7657.2010.00868.x
2834.2010.01211.x Terzioglu, F., Temel, S., & Uslu Sahan, F. (2016).
KUDO, Y., KONO, K., KUME, R., Factors affecting performance and
MATSUHASHI, A., & TSUTSUMI, A. productivity of nurses: professional
(2017). Feelings about Nursing attitude, organisational justice,
Assistants that Enhance the Work organisational culture and mobbing.
Motivation of Japanese Registered Journal of Nursing Management, 24(6),
Nurses and Licensed Practical 735–744. doi:10.1111/jonm.12377
Nurses. Journal of UOEH, 39(4), Toode, K., Routasalo, P., Helminen, M., &
259–269. doi:10.7888/juoeh.39.259 Suominen, T. (2014). Hospital nurses’
Kieft, R. A., de Brouwer, B. B., Francke, A. L., individual priorities, internal psychological
& Delnoij, D. M. (2014). How nurses states and work motivation. International
and their work environment affect

Scientia Journal
131
Vol. 7 No. 2 Desember 2018
IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RS UMUM
ROYAL PRIMA TAHUN 2018

Nursing Review, 61(3), 361–370. Sedarmayanti. (2014). Sumber Daya Manusia


doi:10.1111/inr.12122 dan Produktivitas Kerja. Jakarta :
Toode, K., Routasalo, P., & Suominen, T. (2011). Mandar Maju.
Work motivation of nurses: A literature Sutrisno, (2010). Manajemen Sumber Daya
review. International Journal of Nursing Manusia. Jakarta : Kencana
Studies, 48(2), 246–257. Siagian, Sondang., P. (2008). Manajemen
doi:10.1016/j.ijnurstu.2010.09.013 Sumber Daya Manusia (Edisi Pertama).
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Jakarta: Binapura Aksara.
Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Siagian, (2006). Sistem Informasi
Professional. Edisi 3. Jakarta : Salemba Manajemen. Jakarta:PT. Bumi Aksara
Medika Triwibowo (2013). “Manajemen Pelayanan
Noah, dan Steve, (2012). Work Environment Keperawatan di RS “ Trans Info Media,
and Job Attitude Among Employees in Jakarta.
a Nigerian Work Organization. Journal Taiwo, (2010), “Strategic Marketing
of Sustainable Society.Vol.1,No.2 Management of Oil and Gas Industry: A
Nitisemito, (2000) .Manajemen Personalia. Review of Literature”, Journal of
Cetakan Ketiga. Jakarta: Ghalia Business Management and Economics,
Indonesia Vol. 1, no. 1
Nuraini, (2013). Manajemen Sumber Daya Wahyudi, 2010, Manajemen Strategik, Binarupa
Manusia.Pekanbaru: Yayasan Aini Aksara, Jakarta
Syam.
Nurjaman, K., (2014), Manajemen Proyek, Wayne, Cascio F. (1992). Managing Human
Cetakan Pertama, Pustaka Setia, Resource, Quality of Work Life, Profit,
Bandung 3rd ed, Graduate School of Business
Pricilia (2013). Pengaruh Retail Mix Terhadap University of Colorado, Denver. Mc
Keputusan Pembelian Mahasiswa Uk Graw-Hill Inc. Singapore.
Petra Di Circle K Siwalankerto
Surabaya. Jurnal Manajemen
Pemasaran Petra Vol. 1, No. 2.
Pushpakumari, M.D (2008). The impact of job
satisfaction on job performance:
Anempirical analysis. Diakses dari
http://202.11.2.113/SEBM/
ronso/no9_1/08_PUSHPAKUMARI.pdf,
25 Mei 2013.
Saksono, 2007, Administrasi Kepegawaian,
Yogyakarta: KANISIUS
Saeed,Rashid,et al. (2013). Impact of Customer
Relationship Management on Customer
Satisfaction. World Applied Sciences
Journal 26 (12): 1653-1656, 2013
Setyaningsih (2013). “Analisis Kualitas
Pelayanan RS Terhadap Pasien
Menggunakan Pendekatan Lean
ServPerf (Lean Service dan Service
Performance),” Jurnal Spektrum
Industri, Vol. 11, No. 2
Sedarmayanti, (2010). Manajemen Sumber
Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negri Sipil.
Bandung: PT Refika Aditama.
Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
Cetakan Kelima, PT Refika Aditama,
Bandung.

Scientia Journal
Vol. 7 No. 2 Desember 2018
132

Anda mungkin juga menyukai