Anda di halaman 1dari 2

Teknik mutasi radiasi telah dilakukan di BATAN sejak tahun 1980-an.

Sebagai contoh adalah seleksi pedigree varietas padi Cisantana dengan penyinaran
radiasi sinar gamma dosis 0,2 kGy menggunakan irradiator gamma (gambar 2.)
menghasilkan varietas baru yang diberi nama Bestari. Perbaikan yang dihasilkan
adalah dihilangkannya bulu pada gabah Cisantana (gambar 3.). Adanya bulu tidak
disukai petani karena dapat menurunkan rendemen beras. Selain itu, potensi hasil
produksi juga meningkat dibandingkan dengan varietas induknya, yaitu dari 7,0
ton/ha menjadi 9,42 ton/ha. Kadar amilosanya turun dari 23 % menjadi 20,62 %.
Kadar amilosa menentukan tekstur nasi, nilai kadar amilosa antara 10 – 20 % tekstur
nasinya sangat pulen, antara 20 – 25 % pulen dan diatas 25 % merupakan nasi pera.

Dengan teknik mutasi radiasi, BATAN hingga saat ini telah menghasilkan
15 varietas padi unggul yang dilepas melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian.
Hasil kegiatan pemuliaan tersebut merupakan kontribusi kepada pemerintah dalam
upaya meningkatkan produktivitas padi nasional dan membuat petani memiliki
banyak pilihan terhadap varietas yang ingin ditanam. Selain itu juga dapat
menunjukkan kepada masyarakat bahwa teknik nuklir dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pendapatan petani dengan memanfaatkan benih unggul yang lebih
tahan terhadap penyakit tanaman dan hasil produksi tinggi.

Tabel Varietas Padi Unggul Hasil Litbang BATAN Tahun Pelepasan

No Varietas Padi Tahun Pelepasan


1. Atomita 1 1982
2. Atomita 2 1983
3. Atomita 3 1990
4. Atomita 4 1991
5. Situgintung 1992
6. Cilosasi 1996
7. Meraoke 2001
8. Woyla 2001
9. Kahayan 2003
10. Winongo 2003
11. Diahsuci 2003
12. Yuwono 2004
13. Mayang 2004
14. Mira-1 2006
15. Bestari 2008

Penggunaan benih padi unggul BATAN dapat meningkatkan produktivitas


padi lebih dari hasil rata-rata nasional yang hanya 4,9 ton perhektar (BPS 2009). Dari
penanaman varietas padi BATAN di beberapa daerah terutama menggunakan varietas
Bestari, hasil produksinya dapat mencapai 9 sampai 11 ton per hektar.

Sebagai bukti pengakuan pemerintah bahwa BATAN telah berhasil


melakukan inovasi di bidang pertanian dan mendukung program peningkatan
ketahanan pangan, maka pada tanggal 6 Agustus 2009 telah menerima Penghargaan
Agro Inovasi 2009 dari Menteri Pertanian Anton Apriyantono. Dalam sambutannya
pada acara penyerahan penghargaan tersebut Mentan menyatakan, "Peran lembaga
penelitian tidak hanya sebatas sebagai penghasil teknologi yang handal dalam
pembangunan pertanian, namun dapat juga mengambil peran sebagai "agen
perubahan" dan menjadi bagian penting dalam pelaksanaan pembangunan dan
transformasi pertanian". (Wijananto, Pusat Diseminasi Iptek Nuklir - BATAN)

Anda mungkin juga menyukai