Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

TENTANG SIFILIS

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

OKTARIA AGUSDYANTI BR SITEPU


NPM : 18.122.024

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. M. Dasril Samura, S.Kep, M.Kes
NPP : 19750424.201008.1.002

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FALKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
TENTANG SIFILIS

Pokok Bahasan : SIFILIS


Sub Pokok Bahasan : Pengertian SIFILIS
a. Mengetahui pengertian Sifilis
b. Mengetahui tanda dan gejala Sifilis
c. Mengetahui tahap infeksi sifilis
d. Mengetahuipenularan sifilis
e. Mengetahui pathofisiologi sifilis
f. Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan Sifilis
Sasaran :
Waktu : 1x45 menit
Tempat :

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan selama 45 menit, diharapkan para
Mahasiswa paham mengenai bahayanya penyakit sifilis
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan para Mahasiswa mampu :
a. Mengetahui pengertian Sifilis
b. Mengetahui tanda dan gejala Sifilis
c. Mengetahui tahan infeksi sifilis
d. Mengetahui penularan sifilis
e. Mengetahui pathofisiologi sifilis
f. Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan Sifilis

B. MATERI TERLAMPIR
a. Mengetahui pengertian Sifilis
b. Mengetahui tanda dan gejala Sifilis
c. Mengetahui tahap infeksi sifilis
d. Mengetahui penularan sifilis
e. Mengetahui pathofisiologi sifilis
f.. Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan Sifilis

C. METODE
1. Presntasi
2. Tanya jawab

D. MEDIA
1. Laptop
2. LCD

E. Proses Pembelajaran

Kegiatan
No Tahapan Waktu
Pengajar Peserta
1. Pembukaan a. Memberi salam pembuka • Menjawab salam 5 menit
b. Memperkenalkan diri dan mendengarkan

2. Penyajian Materi a. Mengetahui pengertian Sifilis • Mendengarkan dan 25 menit


b. Mengetahui tanda dan gejala memperhatikan
Sifilis dengan seksama
c. Mengetahui tahap infeksi sifilis
d. Mengetahui penularan sifilis
e. Mengetahui pathofisiologi sifilis
f. Mengetahui cara pencegahan dan
pengobatan Sifilis

3. Evaluasi • Menanyakan kepada peserta • Dapat mengerti 25 menit


tentang materi yang telah tentang
diberikan. pembelajaran yang
• Memberikan kesempatan kepada telah disampaikan
peserta untuk bertanya tentang • Mengajukan
materi yang disampaikan. pertanyaan
• Memberi reinforcement kepada
peserta yang dapat menjawab
pertanyaan.

4. Penutup • Mengucapkan terimakasih atas • Menanggapi 5 menit


peran serta peserta. • Menjawab salam
• Mengucapkan salam penutup.

F. Evaluasi
a. Apa pengertian Sifilis?
b. Mengetahui tanda dan gejala Sifilis
c. Mengetahui tahap infeksi sifilis
d. Mengetahui penularan sifilis
e. Mengetahui pathofisiologi sifilis
f. Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan Sifilis

Lampiran Materi

A. Pengertian Sifilis
Sifilis merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan
oleh bakteri Treponema pallidum yakni bakteri yang berbentuk spiral (spirochaeta). Penyakit
ini mempunyai beberapa sifat, yaitu perjalanan penyakitnya sangat kronis, dapat menyerang
hampir semua organ tubuh (seperti:sistem kardiovaskular,otak dan susunan saraf), dapat
menyerupai macam-macam penyakit, mempunyai masa laten,serta dapat kambuh kembali
(rekuren).
Sifilis atau raja singa adalah infeksi menular seksual yg di sebabkan oleh bakteri
treponema pallidum . Bakteri treponema pallidum masuk ke dalam tubuh manusia melalui
selaput lendir, mulut dan kulit saat melakukan hubungan intim maupun oro genital. Infeksi ini
juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama masa kehamilan . Jadi Anda
tidak dapat tertular oleh sifilis dari handuk, pegangan pintu atau tempat duduk toilet.
B. Tanda dan gejala
Penderita penyakit sifilis biasanya tidak menunjukkan keluhan sampai beberapa tahun.
Penderita hanya menunjukkan gejala-gejala yang akan timbul sekitar 3 minggu sampai 6
bulan setelah berhubungan intim atau seks dengan penderita, umumnya ditandai dengan :
1) Timbul benjolan dan luka disekitar alat kelamin
2) Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada umumnya tidak
terasa sakit
3) Dalam beberapa minggu luka akan hilang, namun justru bakteri akan menetap pada tubuh
dan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh. Lecet-lecet tersebut akan
hilang juga, dan virus akan menyerang bagian tubuh lain
4) Terkadang penderita sering pusing-pusing dan mengalami nyeri tulang seperti gejala flu
5) Muncul bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan intim atau seks
dengan penderita.
C. Tahap Infeksi Sifilis
Gelaja penyakit sifilis dapat di lihat berdasarkan tahapan infeksi menular seksual menjadi 4
fase sebagai berikut
1. Stadium Primer
Sifilis tingkat primer biasa ditandai dengan luka tunggal (chancre) dan bisa menjadi
luka bergerombol. Terbentuk Chancre pada tempat infeksi sekitar 3 minggu setelah infeksi
yang berukuran beberapa mm sampai 2 cm. Waktu antara terinfeksi sifilis dengan waktu
terlihatnya gejala pertama antara 10-90 hari,atau berkisar 0- 3 bulan setelah terinfeksi.
Chancre biasanya menetap, bundar, kecil dan tanpa rasa sakit. Kebanyakan chancre muncul
pada penis, anus, dan rektum pada pria, sedangkan pada wanita pada vulva, leher rahim dan
antara vagina dan anus (perineum). Selain itu dapat terbentuk di bibir, tangan, atau mata.
Chancre akan hilang 3-6 minggu dan akan sembuh tanpa pengobatan. Tetapi bagaimanapun
juga jika pengobatan sedini mungkin tidak dilakukan, maka infeksi akan berkembang ke
tingkat sekunder.
2. Stadium Sekunder
Gejala klinis pada stadium ini biasanya terjadi 6 minggu setelah pecahnya Chancre
atau selambat-lambatnya 6 bulan setelah infeksi. Penderita sering mengalami demam.Semua
jaringan tubuh dapat diserang terutama kulit dan selaput lendir. Kulit dapat mengalami
kelainan yang tidak gatalberupa makula, papula, pustula
Ruam sering muncul sekitar 6 minggu sampai 3 bulan setelah chancre sembuh. Ruam
dapat menutupi bagian tubuh, tetapi cenderung meletus pada telapak tangan atau telapak kaki.
Ini tidak gatal. Lesi menyakitkan juga dapat terbentuk di selaput lendir mulut dan
tenggorokan dan pada tulang dan organ dalam. Pada saat ini, penyakit ini sangat menular,
karena bakteri terdapat pada sekresi dari lesi. Ruam biasanya sembuh tanpa pengobatan
dalam waktu 2 sampai 6 minggu. Gejala lain berupa demam, sakit tenggorokan, kelelahan,
sakit kepala, sakit leher, sakit sendi, malaise dan rambut rontok. Sejumlah besar pasien tidak
menunjukkan gejala pada tahap ini dari penyakit .
3. Stadium Laten
Pada stadium ini disebut fase tenang yang terdapat antara hilangnya gejala-gejala
klinik sifilis sekunder dan tersier ini berlangsung antara beberapa bulan sampai bertahun-
tahun.
Bakteri tetap aktif dalam kelenjar getah bening dan limpa. Stadium ini bisa bertahan
3-30 tahun dan mungkin tidak berlanjut ke sifilis tersier. Sekitar 30% dari orang yang
terinfeksi bertahan dalam keadaan laten.
4. Stadium Tersier
Stadium tersier dapat terjadi bertahun-tahun setelah gejala-gejala sifilis sekunder
menghilang. Muncul kelainan-kelainan yang terjadi akibat reaksi alergi dari jaringan terhadap
organisme yang berupa reaksi gumma. Kelainan yang terjadi berupa rusaknya organ dalam
seperti otak, syaraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan persendian.
5. Sifilis kongenital
Sifilis kongenital adalah penyakit yang didapatkan janin dalam uterus dari ibunya
yang menderita sifilis. Infeksi sifilis terhadap janin dapat terjadi pada setiap stadium sifilis
dan setiap masa kehamilan. Dahulu dianggap infeksi tidak dapat terjadi sebelum janin berusia
18 minggu, karena apisan Langhans yang merupakan pertahanan janin terhadap infeksi masih
belum atrofi. Tetapi ternyata dengan mikroskop elektron dapat ditemukan Treponema
pallidum pada janin berusia 9-10 minggu.Sifilis kongenital dini merupakan gejala sifilis yang
muncul pada dua tahun pertama kehidupan anak, dan jika muncul setelah dua tahun pertama
kehidupan anak disebut dengan sifilis kongenital lanjut.
D.Penularan Sifilis
Sifilis dapat ditularkan dari orang ke orang yang lain melalui hubungan genitor -
genital (kelamin - kelamin) maupun oro-genital (seks oral).
Sifilis terutama ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan dari ibu ke janinnya
. Risiko dari penularan karena berbagi jarum suntik tidaklah banyak. Sifilis tidak dapat
ditularkan melalui dudukan toilet, aktifitas sehari-hari, bak panas, atau berbagi alat makan
serta pakaian .
E. Patofisiologi dari Sifilis
Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan lesi yang mengandung Treponema.
Treponema dapat masuk melalui selaput lender yang utuh atau kulit dengan lesi, kemudian
masuk ke peredaran darah dan semua organ dalam tubuh. Infeksi bersifat sistemik dan
manifestasinya akan tampak kemudian. Perkembangan penyakit sifilis berlangsung dari satu
stadium ke stadium berikutnya. Sepuluh sampa 90 hari (umumnya 3-4 minggu) setelah terjadi
infeksi, pada tempat masuk T.pallidum timbul lesi primer yang bertahan 1-5 minggu dan
kemudian hilang sendiri. Kurang lebih 6 minggu (2-6 minggu) setelah lesi primer terdapat
kelainan kulit dan selaput lender pada permukaan menyeluruh, kemudian ,mengadakan
konfluensi dan berbentuk khas. Kadang-kadang kelainan kulit hanya sedikit dan sepintas lalu.
F. Komplikasi pada Penyakit Sifilis
1. Kerusakan Otak Sebagai Dampak Komplikasi sifilis
Ada beberapa kasus kerusakan otak akibat penyakit sifilis, salah satunya adalah
Neurosifilis. Neurosifilis adalah infeksi otak atau sumsum tulang belakang yang terjadi pada
orang yang memiliki sifilis namun tidak diobati selama bertahun-tahun. Itulah mengapa
semua jenis penyakit baik yang ringan apalagi yang berat harus segera diobati. Jika tidak
hanya akan menyebabkan penyakit lain yang lebih parah. Seperti Neurosifilis ini yang timbul
akibat penyakit sifilis tidak segera diobati. Penyakit neurosifilis disebabkan oleh bakteri yang
bernama Treponema pallidum, bakteri ini merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit
sifilis. Neurosifilis biasanya terjadi sekitar 10 sampai 20 tahun setelah seseorang pertama
terinfeksi sifilis, dan tidak segera diobati oleh penderitanya. Namun begitu, tidak semua
orang yang memiliki sifilis akan mengembangkan komplikasi ini. sebab hanya penderita
penyakit sifilis yang tidak diobatilah yang sering memiliki komplikasi penyakit neurosifilis
ini.
2. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Sifilis
Ada beberapa cara pencegahan sifilis, diantaranya adalah:
1. Berhenti melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama
2. Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual
3. Menghindari Alkohol dan obat-obat terlarang
4. Membicarakan secara terbuka mengenai riwayat penyakit kelamin yang dialami bersama
pasangan Biasakan menggunakan kondom bila harus berhubungan
5. Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dantransfusi darah yang sudah
terinfeksi
6. Menggunakan kondom saat berhunungan , mencegah penularanPMS.
Tidak ada vaksin terhadap sifilis. Untuk perseorangan penggunaan kondom sangat efektif.
Untuk masyarakat, cara utama pencegahan sifilis ialah melalui pengendalian yang meliputi
pemeriksaan serologis dan pengobatan penderita. Sifilis bawaan dapat dicegah dengan
perawatan prenatal (sebelum kelahiran) yang semestinya.
Pengobatan
Penderita Sifilis dapat dirawat dengan penisilin atau antibiotik lainnya. Bagi yang alergi
penisillin diberikan tetrasiklin 4×500 mg/hr, ataueritromisin 4×500 mg/hr, atau doksisiklin
2×100 mg/hr Menurut statistik,perawatan dengan pil kurang efektif dibanding perawatan
lainnya, karena pasien biasanya tidak menyelesaikan pengobatannya. Cara terlama dan masih
efektif adalah dengan penyuntikan procaine penisilin di setiap pantat (procaine di ikutkan
untuk mengurangi rasa sakit); dosis harus diberikan setengah disetiap pantat karena bila
dijadikan satu dosis akan menyebabkan rasa sakit.Cara lain adalah memberikan kapsul
azithromycin lewat mulut (memilikidurasi yang lama) dan harus diamati. Cara ini mungkin
gagal karena adabeberapa jenis sifilis kebal terhadap azithromycin dan sekitar 10% kasus
terjadipada tahun 2004. Perawatan lain kurang efektif karena pasien diharus kanmemakan pil
beberapa kali per hari.
Sifilis mudah untuk disembukan dalam tahap awal, suntikan intramuskuler tungal dari
pemnisin, antibiotik, akan menyembuhakan orang yangmemiliki sifilis kurang dari satu
tahun. Dosis di tambahkan untuk mengobatiorang yang memiliki sifilis selama lebih dari satu
tahun. Bagi penderita yangalergi dengan penisilin,antibiotik lain yang tersedia untuk
mengobati sifilis,pengobatan akan membunuh bakteri sifilis dan mencegah kerusakan
lebihlanjut,tetapi tidak akan memperbaiki kerusakan yang telah dilakukan.Pengobatan sifilis
dalam kehamilan yitu dengan penisilin 1 kali penyuntiksn dirasa cukup adekuat, meski
beberapa penderita memerlukan 1-3kali suntkan penisilin.dokter akan menderita yang telah
menjalani medikasiuntuk melakukan tes darah setahun kedepan, yang di maksudkan untuk memastikan
bahwa bakreri telah lisis dari tubuh penderita’
6. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan
hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan fisik.Pemeriksaan fisik dilakukan di seluruh
permukaan kulit, rambut dan kuku, pembengkakan kelenjar getah bening, selaput lendir
mulut, daerah genitalia/anogenitalia. Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan
pemeriksaan sediaan langsung dan serologis.
Ada 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan:
 Tes penyaringan : VDRL (venereal disease research laboratory) atau RPR (rapid plasma
reagin).
Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal. Mungkin perlu dilakukan tes ulang
karena pada beberapa minggu pertama sifilis primer hasilnya bisa negatif.
 Pemeriksaan antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis.
Pemeriksaan ini lebih akurat. Salah satu dari pemeriksaan ini adalah tes FTA-ABS
(fluorescent treponemal antibody absorption), yang digunakan untuk memperkuat hasil tes
penyaringan yang positif.
Pada fase primer atau sekunder, diagnosis sifilis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan
mikroskopis terhadap cairan dari luka di kulit atau mulut.

Anda mungkin juga menyukai