Anda di halaman 1dari 3

PEMANTAUAN DENGAN TEKNOLOGI TIK

3.1. Teknik Pemantauan Penurunan Tanah

Pada prinsipnya, penurunan


tanah atau land subsidence suatu wilaya
h dapat dipantau dengan menggunakan
beberapa metode, baik itu metode-
metode hidrogeologis (e.g. pengamatan
level muka air tanah serta pengamata n
dengan ekstensometer dan piezometer
yang diinversikan kedalam besaran
penurunan muka tanah) dan metode
geoteknik, maupun metode-metode
geodetik seperti survei sipat datar
(leveling), survei gaya berat mikro,
survei GPS (Global Positioning
System), dan InSAR (Interferometric
Synthetic Aperture Radar).
3.2. Sistem GPS (Global Positioning System)

GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang berbasiskan
pada pengamatan satelit-satelit Global Positioning System. Prinsip studi penurunah
tanah dengan metode survei GPS yaitu dengan menempatkan beberapa titik pantau
di beberapa lokasi yang dipilih, secara periodik atau kontinyu untuk ditentukan
koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode survei GPS. GPS dapat
memberikan nilai vektor pergerakan dengan tingkat presisi sampai beberapa mm,
dengan konsistensi yang tinggi baik secara spasial maupun temporal.

3.3 Cara Kerja GPS (Global Positioning System)

Metode ini memanfaatkan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang
berbasis pada pengamatan GPS. Prinsip metode ini adalah menempatkan beberapa titik
pantau di beberapa lokasi yang dipilih, secara periodik atau kontinyu untuk ditentukan
koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode survei GPS. Cara kerja sistem
GPS adalah dengan menanamkan beberapa titik pantau di beberapa lokasi yang dipilih.
GPS memberikan informasi nilai vektor pergerakan tanah serta penurunan dalam bentuk
tiga dimensi. Data tersebut diperoleh dari sinyal-sinyal satelit bagian kontrol yang
diteruskan ke bagian angkasa dan disalurkan melalui bagian pengguna. Bagian
pengguna dikirimkan melalui sinyal radio yang memberikan info-info mengenai
fenomena penurunan tanah secara detail yang diamati oleh satelit GPS. Bagian yang
paling penting dalam sistem navigasi GPS adalah beberapa satelit yang berada di
orbit bumi atau yang sering kita sebut di ruang angkasa. Satelit GPS saat ini
berjumlah 24 unit yang semuanya dapat memancarkan sinyal ke bumi yang lalu
dapat ditangkap oleh alat penerima sinyal tersebut atau GPS Tracker. Selain satelit
terdapat 2 sistem lain yang saling berhubungan, sehingga jadilah 3 bagian penting
dalam sistem GPS. Ketiga bagian tersebut terdiri dari: GPS Control Segment
(Bagian Kontrol), GPS Space Segment (bagian angkasa), dan GPS User Segment
(bagian pengguna).

1. GPS Control Segment


Control segment GPS terdiri dari lima stasiun yang berada di pangkalan
Falcon Air Force, Colorado Springs, Ascension Island, Hawaii, Diego
Garcia dan Kwajalein. Kelima stasiun ini adalah mata dan telinga bagi
GPS. Sinyal-sinyal dari satelit diterima oleh bagian kontrol, kemudian
dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Data koreksi lokasi yang
tepat dari satelit ini disebut data ephemeris, yang kemudian nantinya
dikirimkan ke alat navigasi yang kita miliki.
2. GPS Space Segment
Space Segment adalah terdiri dari sebuah jaringan satelit yang tediri dari
beberapa satelit yang berada pada orbit lingkaran yang terdekat dengan
tinggi nominal sekitar
20.183 km di atas permukaan bumi. Sinyal yang dipancarkan oleh seluruh
satelit tersebut dapat menembus awan, plastik dan kaca, namun tidak bisa
menembus benda padat seperti tembok dan rapatnya pepohonan. Terdapat 2
jenis gelombang yang hingga saat ini digunakan sebagai alat navigasi
berbasis satelit. Masing-masingnya adalah gelombang L1 dan L2, dimana
L1 berjalan pada frequensi 1575.42 MHz yang bisa digunakan oleh
masyarakat umum, dan L2 berjalan pada frequensi 1227.6 Mhz dimana jenis
ini hanya untuk kebutuhan militer saja.

3. GPS User Segment


User segment terdiri dari antenna dan prosesor receiver yang menyediakan
positioning, kecepatan dan ketepatan waktu ke pengguna. Bagian ini
menerima data dari satelit- satelit melalui sinyal radio yang dikirimkan
setelah mengalami koreksi oleh stasiun pengendali (GPS Control Segment).

3.4 InSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar)


Interferometric Synthetic Aperture Radar (InsAR) adalah teknologi
penginderaan Jauh yang menggunakan citra hasil dari satelit radar. Satelit
radar memancarkan gelombang radar secara konstan, kemudian gelombang
radar tersebut direkam setelah diterima kembali oleh sensor akibat
dipantulkan oleh target di permukaan bumi.
InSAR yang merupakan salah satu metode dari SAR saat ini banyak
digunakan untuk pemetaan topografi daratan dan permukaan es, studi
struktur geologi dan klasifikasi batuan, studi gelombang dan arus laut, studi
karakteristik dan pergerakan es, pengamatan deformasi, dan gempa bumi.

3.5 Teknologi ASR (Aquifer Storage & Recovery)


Teknologi ASR Adalah penyimpanan air pada akifer yang
cocok/sesuai melalui sumur bor ketika air tersedia biasanya pada musim
hujan dan pengambilan air dari akifer yang dimaksud melalui sumur bor
yang sama ketika air dibutuhkan biasanya pada musim kemarau.
Keunggulan :
a. Dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi krisis air tanah dan
penurunan muka air tanah
b. mengoptimalkan potensi air permukaan secara terpadu dan berkelanjutan
c. memonitoring fluktuasi muka air tanah secara real time
d. memantau kualitas air imbuhan dari air permukaan
e. mengurangi dampak intrusi air laut dan land subsidence

Anda mungkin juga menyukai