Anda di halaman 1dari 10

P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No.

2, Oktober 2016

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK


INTEGRATIF UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
K.S. Diputra

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: sujendra.pgsd@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil
perancangan multimedia pembelajaran tematik Kurikulum 2013 untuk siswa Sekolah Dasar Kelas IV
yang berkualitas dan siap untuk diimplementasikan dalam pembelajaran. Data dikumpulkan melalui
instrumen penilaian pakar media pembelajaran, pakar desain multimedia, dan pakar pembelajaran
tematik. Multimedia diujicobakan secara perorangan dan kelompok kecil untuk memperoleh respon user.
Data dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penilaian oleh pakar media pembelajaran,
pakar desain multimedia, dan pakar pembelajaran tematik, menunjukkan bahwa multimedia yang
dikembangkan sudah berkualifikasi baik. Hasil uji perorangan yang dilakukan oleh Guru Kelas IV SD
Laboratorium Undiksha menunjukkan bahwa multimedia berkualifikasi sangat baik, dan hasil uji
kelompok kecil diperoleh bahwa multimedia berkualifikasi baik. Hal itu berarti multimedia yang
dikembangkan sudah siap untuk digunakan secara publik.

Kata kunci: Kurikulum 2013, Multimedia, Tematik

Abstract

This research belongs to Research & Development study which aims at describing the steps in designing
multimedia of thematic-multimedia instructions in Curriculum 2013 for the fourth grade of elementray
schools’ students which has quality and is ready to be implemented in classroom learning. The data of
the quality was collected by conducting expert judgement by involving experts in learning media,
multimedia, thematic learning. Multimedia was tried out individually and in a small group to collect the
reponses toward the multimedia being developed. The data was collected by scoring rubric in which the
data was analyzed using descriptive statistic. The results in expert judgment in learning media,
multimedia, thematic learning show that the multimedia being developed had good quality. individual try
out test was conducted by teachers of four grade students at Laboratorium Undiksha Elementary School
which show that the multimedia had very good quality, and the results in small group test show that the
multimedia had good quality.

Keywords: Curriculum 2013, Multimedia, Thematic.

PENDAHULUAN
Sejalan dengan perkembangan IPTEK merupakan tugas dari pendidikan.
jaman, pembangunan dan teknologi, usaha Oleh karena itu, sistem pendidikan sudah
peningkatan kualitas sumber daya manusia seharusnya mengembangkan prestasi dan
merupakan hal yang sangat penting. berbagai macam keterampilan diantaranya
Peningkatan sumber daya manusia yang kreativitas dan kesadaran global yang
berkualitas untuk menunjang pembangunan dikenal dengan “Kompetensi Abad 21”
nasional serta mengimbangi kemajuan (Soland, Hamilton, & Stecher, 2013).

Jurnal Pendidikan Indonesia | 830


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No. 2, Oktober 2016

Kompetensi tersebut diantaranya adalah pendekatan tanpa menggabungkan


kemampuan memanfaatkan teknologi kompetensi dasar sehingga setiap mata
informasi dan komunikasi (information & pelajaran masih memiliki kompetensi
communication technology literacy skill), dasarnya sendiri, yang tergambar pada
keterampilan berpikir kritis (critical thinking Mata Pelajaran IPA dan IPS yang berdiri
skill), keterampilan memecahkan masalah sendiri di kelas IV-VI. Trans Disipliner
(problem solving skill), keterampilan adalah pendekatan dalam penentuan tema
berkomunikasi secara efektif (effective yang mengaitkan berbagai kompetensi dari
communication skill) dan keterampilan mata pelajaran dengan permasalahan yang
berkolaborasi (collaborate skill) ada di sekitarnya (Permendikbud No. 57,
(Chaeruman, 2010). Menyikapi kebutuhan 2014).
pendidikan Abad 21, pemerintah melakukan Berdasarkan observasi yang
penyempurnaan dalam sistem pendidikan dilakukan di beberapa sekolah dasar di
nasional dengan memberlakukan Kurikulum Kabupaten Buleleng terkait pelaksanaan
2013. Salah satu karakteristik pembelajaran pembelajaran tematik Kurikulum 2013 di
di Kurikulum 2013 adalah memberlakukan sekolah dasar, beberapa guru belum
pembelajaran tematik di pembelajaran di memanfaatkan media pembelajaran
sekolah dasar untuk semua tingkatan kelas. khususnya multimedia dalam
Pembelajaran tematik merupakan melaksanakan pembelajaran. Hal tersebut
salah satu model pembelajaran terpadu juga dikuatkan oleh Lee (2006) yang
yang menggunakan tema untuk mengaitkan menemukan bahwa para guru kurang dilatih
beberapa mata pelajaran sehingga dapat untuk mengoptimalkan multimedia dalam
memberikan pengalaman bermakna bagi pembelajaran. Permasalahan ini perlu
peserta didik. Pembelajaran terpadu mendapat perhatian serius mengingat
didefinisikan sebagai pembelajaran yang pemanfaatan multimedia memiliki peranan
menghubungkan berbagai gagasan, yang penting dalam pembelajaran sekolah
konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik dasar yang mana optimalisasi multimedia
antar mata pelajaran maupun dalam satu mampu menjadikan pembelajaran lebih
mata pelajaran (Permendikbud No. 57, efektif. Gilakjani (2012) memberikan tiga
2014). Pembelajaran Tematik Kurikulum alasan yang logis penggunaan multimedia
2013 yang disebut dengan pembelajaran dalam pembelajaran di kelas, yaitu
tematik integratif memiliki pendekatan yang menambah minat belajar siswa,
berbeda dengan pembelajaran tematik meningkatkan pemahaman siswa, dan
pada kurikulum sebelumnya. Pendekatan meningkatkan daya ingat siswa.
yang digunakan untuk mengintegrasikan Multimedia merupakan gabungan
kompetensi dasar dari berbagai mata digital teks, grafik, animasi, audio, gambar
pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, diam (gambar dan penarik perhatian
multidisipliner, dan transdisipliner. visual), dan video. Melalui gabungan
Pendekatan intra disipliner adalah komponen-komponen tersebut,
Integrasi dimensi sikap, pengetahuan dan pengalaman belajar menjadi sesuatu yang
keterampilan secara utuh dalam setiap interaktif yang mencerminkan suatu
mata pelajaran yang integrasikan melalui pengalaman dalam kehidupan sehari-hari
tema. Inter disipliner yaitu menggabungkan (Aloraini, 2005; Vaughan, 2011). Beragam
kompetensi dasar-kompetensi dasar fitur-fitur yang dimiliki multimedia seperti
beberapa mata pelajaran agar terkait satu video/audio, kuis, permainan, maupun
sama lain seperti yang tergambar pada animasi, mampu membantu guru dalam
mata pelajaran IPA dan IPS yang membelajarkan topik pembelajaran menjadi
diintegrasikan pada berbagai mata lebih variatif yang mana konten-konten
pelajaran lain yang sesuai. Hal ini multimedia memberikan dampak yang kuat
tergambar pada Struktur Kurikulum SD terhadap pikiran dan perasaan siswa dalam
untuk Kelas I-III tidak ada mata pelajaran belajar (Alfar, 2009; Nachimutu, 2012).
IPA dan IPS tetapi muatan IPA dan IPS Pemanfaatan animasi yang disertai dengan
terintegrasi ke mata pelajaran lain terutama penguatan-penguatan verbal (penjelasan)
Bahasa Indonesia. Multi Disipliner adalah sangat efektif dalam meningkatkan

Jurnal Pendidikan Indonesia | 831


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No. 2, Oktober 2016

pemahaman materi/konsep yang Multimedia yang dikembangkan adalah


dibelajarkan (Baharul Islam, Ahmed, Kabirul multimedia interaktif yaitu multimedia yang
Islam, & Shamsuddin, 2014). Beberapa menyediakan struktur navigasi untuk
kelebihan multimedia yang memfasilitasi siswa berinteraksi dengan
diimplementasikan dalam pembelajaran multimedia.
diantaranya adalah pembelajaran menjadi
lebih interaktif, mampu menvisualisasikan METODE PENELITIAN
materi yang selama ini sulit untuk Jenis penelitian ini adalah jenis
diterangkan hanya sekedar dengan penelitian pengembangan (Research and
penjelasan atau alat peraga yang Development). Tempat uji coba terbatas
konvensional, memotivasi peserta didik, hasil pengembangan adalah SD
dan mampu memfasilitasi peserta didik Laboratorium Undiksha Kabupaten
belajar secara mandiri dalam memperoleh Buleleng, Propinsi Bali. Pengembangan
pengetahuan (Andresen & Brink, 2013). penelitian ini merujuk pada model
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, pengembangan Plomp (1997) yang meliputi
sangat penting menggunakan multimedia fase investigasi awal; fase
dalam pembelajaran di sekolah dasar design/perancangan; fase realisasi/
sehingga anak sekolah dasar dapat konstruksi; fase tes, evaluasi & revisi; dan
memahami materi pelajaran dengan fase implementasi. Penelitian ini tidak
mudah. sampai pada tahap implementasi melainkan
Sebagai contoh adalah multimedia hanya sampai pada uji coba terbatas. Pada
mampu menghadirkan pengalaman Fase Investigasi Awal ini dilakukan analisis
langsung, misalnya untuk menjelaskan ikan masalah/kebutuhan terkait pengembangan
didalam lautan, siawa dapat melihat multimedia dalam pembelajaran Tematik
langsung tayangan di multimedia dengan Kurikulum 2013 dan rancangan
berbagai penjelasan suara dan efek pemecahannya.
animasi yang mengesankan seolah anak Pada Fase Desain/Perancangan
mengalami langsung kehidupan di dalam dilakukan perancangan dan pembuatan
lautan atau untuk menjelaskan peristiwa desain multimedia menggunakan sumber
gunung api meletus, guru dapat maupun software pendukung yang
menampilkan video letusan gunung api diputuskan pada fase sebelumnya.
yang terintegrasi dalam multimedia. Hal Pembuatan multimedia memperhatikan
tersebut akan membantu anak dalam kepraktisan dan kebermanfaatan yang
memahami dan mempelajari materi merujuk pada dua kriteria yaitu kriteria
pelajaran dengan mudah dan pembelajaran dan kriteria penampilan.
menyenangkan. Konsep pembelajaran Desain multimedia pada fase ini masih
bermakna berbasis konstruktivisme akan bersifat hipotetik karena efektivitasnya
mampu diimplementasikan dengan baik belum terbukti dan akan dapat diketahui
melalui pemanfaatan multimedia dalam setelah melalui pengujian-pengujian. Di
pembelajaran (Shah & Khan, 2015). Hal ini samping membuat desain multimedia,
dikuatkan oleh beberapa temuan penelitian dibuat juga rancangan instrumen berupa
sebelumnya bahwa pembelajaran yang lembar penilaian multimedia dan respon
memanfaatkan ICT mampu membantu guru dan siswa terkait multimedia yang
siswa memahami materi pembelajaran dan dikembangkan.
meningkatkan pemehaman konsep Dalam Fase Realisasi/Konstruksi ini
(Williams, Pedersen, & Liu, 1998; Suwindra, tersusun media pembelajaran tematik
2004). interaktif yang selanjutnya disebut prototipe
Oleh karena itu, fokus penelitian ini 1 yang siap divalidasi dan diujicobakan.
yang pertama adalah mendeskripsikan hasil Pada fase tes, evaluasi, dan revisi
pengembangan multimedia; dan kedua dimaksudkan untuk mengetahui dua hal,
yaitu mengembangkan multimedia yakni: kualitas multimedia yang
pembelajaran tematik Kurikulum 2013 yang dikembangkan menurut pakar dan kualitas
berkualitas dan siap untuk multimedia menurut sasaran pengguna
diimplementasikan dalam pembelajaran. multimedia yaitu guru dan siswa. Penilaian

Jurnal Pendidikan Indonesia | 832


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No. 2, Oktober 2016

multimedia dilakukan oleh tiga pakar yaitu berusaha menggunakan multimedia dalam
ahli media pembelajaran di lingkungan pembelajaran walaupun masih sederhana
Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha, ahli berupa presentasi powerpoint yang
desain multimedia di Jurusan Pendidikan dirancang oleh guru sendiri. Media
Teknologi Informatika dan Komputer presentasi yang digunakan masih memiliki
Undiksha, dan ahli pembelajaran tematik di keterbatasan dari sisi tampilan maupun
jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar kepraktisan mengingat pengetahuan guru
Undiksha. Hasil penilaian ini kemudian yang masih kurang dalam menggunakan
dijadikan dasar melakukan revisi sebelum software-software pendukung untuk
multimedia diujicobakan di SD Lab. menghasilkan multimedia yang baik. Ketiga,
Undiksha. Setelah prototipe direvisi belum tersedianya multimedia yang khusus
kemudian dilakukan uji coba lapangan. dirancang untuk pembelajaran tematik.
Kegiatan uji coba lapangan dilakukan Keempat, siswa cenderung lebih tertarik
secara terbatas melibatkan kelompok kecil untuk melihat dan mendengarkan media
yang terdiri dari 25 Siswa Kelas V dan satu presentasi yang disajikan dibandingkan
orang Guru Kelas IV SD Laboratorium mendengarkan penjelasan yang
Undiksha. disampaikan guru. Kelima, guru sering
Data dikumpulkan melalui instrumen menerima keluhan dari orang tua siswa
penilaian multimedia yang selanjutnya karena kesulitan membimbing anaknya
dianalisis menggunakan analisis deskriptif belajar di rumah, yang disebabkan orang
kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif tua siswa tidak mengetahui konsep dari
adalah suatu cara pengolahan data yang pembelajaran tematik dan terbiasa dengan
dilakukan dengan jalan menyusun secara pembelajaran parsial. Rencana
sistematis dalam bentuk angka-angka atau penyelesaian dari masalah-masalah
persentase, mengenai suatu objek yang tersebut adalah mengembangkan
diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan multimedia pembelajaran tematik yang
umum (Agung, 2012). mampu menjadikan pembelajaran tematik
lebih menarik serta mamfasilitasi siswa
belajar secara mandiri. Multimedia yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dikembangkan adalah multimedia interaktif
Hasil peneltian berupa multimedia yang khusus dirancang untuk pembelajaran
interaktif untuk pembelajaran tematik tematik Kurikulum 2013. Fase
kurikulum 2013 yang dikembangan desain/perancangan.
mengikuti langkah-langkah/fase berikut. Pada fase ini dipilih software utama
Fase investigasi awal. pembuatan multimedia yaitu adobe flash
Hasil investigasi terhadap cs6 trial version yang dapat diunduh secra
pelaksanaan pembelajaran tematik gratis di www.adobe.com. Tema yang
Kurikulum 2013, ditemukan beberapa dipilih sebagai tahap awal pengembangan
masalah sebagai berikut. Pertama, bahan multimedia adalah tema cita-citaku dengan
ajar yang digunakan guru terbatas pada subtema aku dan cita-citaku yang memuat
buku guru dan buku siswa dalam tiga pembelajaran. Desain multimedia
pemerintah, yang menyebabkan meliputi sistem navigasi (desain interface)
pembelajaran masih terkesan kaku dan yang ditunjukkan
kurang variatif. Kedua, guru sudah
pada Tabel 2 berikut

Tabel 2. Sistem Navigasi Multimedia


No. Halaman Keterangan File
1 Induk Penampung file multimedia Aplikasi.fla
2. Utama Login/user Halaman1.fla
3. Menu Sistem navigasi Halaman2.fla
4. Pembelajaran 1 Materi 1 Halaman 3.fla
5. Pembelajaran 2 Materi 2 Halaman 4.fla

Jurnal Pendidikan Indonesia | 833


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No. 2, Oktober 2016

6. Pembelajaran 3 Materi 3 Halaman 5.fla


7. Evaluasi Berisi soal evaluasi Halaman 6.fla
8. Laporan Laporan nilai siswa Halaman 7.fla

Fase realisasi/konstruksi Gambar 2 merupakan halaman utama


Fase ini dilakukan pembuatan prototipe berisi konten multimedia yang bisa dipilih
multimedia sesuai dengan sistem navigasi oleh siswa (pengguna). Pada halaman ini
dan tema yang dipilih. Beberapa gambar terdiri dari tiga pembelajaran yang mana
tampilan multimedia yang dirancang pada pada pembelajaran 1, 2, dan 3 masing
fase ini ditunjukkan pada Gambar 1, masing memuat beragam konten
Gambar 2, dan Gambar 3 berikut. diantaranya game sederhana, video ,
gambar, dan penjelasan seperti ditunjukkan
pada Gambar 3 berikut

Gambar 1. Halaman Login Multimedia

Gambar 1 merupakan halaman yang Gambar 3. Halaman “Materi 3” Multimedia


pertama kali muncul dalam multimedia.
Pada halaman ini, siswa mengisi form yang Fase Tes, Evaluasi, dan Revisi.
terintegrasi dengan halaman evaluasi. Pengujian multimedia dilakukan oleh tiga
pakar/ahli yang terdiri dari pakar media
pembelajaran, pakar desain multimedia,
dan pakar pembelajaran tematik untuk
mengetahui kualitas multimedia yang
dikembangkan. Hasil penilaian kualitas
multimedia secara ringkas dipaparkan pada
Tabel 3 berikut.

Gambar 2. Halaman Menu Multimedia


Tabel 3. Penilaian Ahli Media Terhadap Multimedia
No. Komponen Penilaian Skor
1 Desain Pembelajaran 14
2 Strategi Penyampaian Pesan 33
3 Desain Antar Muka 50
Skor Total 97
Skor Maksimal Ideal 110
Persentase Skor 88.18%

Jurnal Pendidikan Indonesia | 834


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No. 2, Oktober 2016

Tabel 3 menunjukkan bahwa total skor Hasil penilaian kualitas multimedia dari sisi
kualitas multimedia oleh ahli media tampilan (desain) dipaparkan pada Tabel 4
pembelajaran sebesar 97 dengan berikut.
persentase sebesar 88.18% yang berada
dalam kategori baik.
Tabel 4. Penilaian Ahli Desain Multimedia
No. Komponen Penilaian Skor
1 Navigasi 8
2 Tampilan 26
3 Teks 15
4 Gambar 21
5 Audio 28
6 Video 24
7 Animasi 18
8 User Friendly 12
9 Kemasan 19
Skor Total 171
Skor Maksimal Ideal 210
Persentase Skor 81.43%

Tabel 4 menunjukkan bahwa kualitas Hasil penilaian kualitas multimedia dari sisi
multimedia dari sisi tampilan diperoleh skor konten pembelajaran dipaparkan pada
total sebesar 171 dengan persentase skor Tabel 5 berikut.
sebesar 81.43% dan berada pada kategori
baik.

Tabel 5. Penilaian Kualitas Konten Multimedia dengan Indikator Pembelajaran Tematik


Bagian Multimedia Kesesuaian Konten Multimedia dengan Kompetensi Dasar dan
Indikator
Sesuai Tidak Sesuai
Pembelajaran 1 
(Halaman3.swf)
Pembelajaran 2 
(Halaman4.swf)
Pembelajaran 3 
(Halaman5.swf)

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh bahwa Hasil uji coba perorangan multimedia yang
konten-konten pembelajaran yang terdapat dilakukan oleh Guru Kelas IV SD
dalam multimedia sesuai dengan indikator- Laboratorium Undiksha diperoleh hasil
indikator di tiap pembelajaran tematik sebagai berikut.
Kurikulum 2013 yang dikembangkan.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 835


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No. 2, Oktober 2016

Tabel 6. Hasil Uji Perorangan oleh Guru Kelas IV SD laboratorium Undiksha


No. Komponen Penilaian Skor
1 Halaman opening 16
2 Halaman utama/beranda 15
3 Halaman deskripsi multimedia 16
4 Struktur Kompetensi 18
5 Pembelajaran 1 16
6 Pembelajaran 2 15
7 Pembelajaran 3 15
Skor Total 111
Skor Maksimal Ideal 116
Persentase Skor 95.70%

Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil penilaian Hasil rangkuman uji coba kelompok kecil
kualitas multimedia yang dilakukan oleh yang terdiri dari 25 Siswa Kelas V
guru mendapat skor 116 dengan dipaparkan pada Tabel 7 berikut.
persentase sebesar 95.70% dan berada
dalam kategori sangat baik.

Tabel 7. Hasil Uji Kelompok Kecil


No. Komponen Penilaian Rata-rata Skor
1 Halaman opening 13.36
2 Halaman utama/beranda 12.56
3 Halaman deskripsi multimedia 13.28
4 Struktur Kompetensi 16.88
5 Pembelajaran 1 13.52
6 Pembelajaran 2 13.32
7 Pembelajaran 3 13.36
Rata-rata Skor Total 96.28
Skor Maksimal Ideal 116
Persentase Skor 83

Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil sasaran multimedia, penambahan nama


penelusuran kualitas multimedia pengembang, dan pencantuman sumber
berdasarkan respon siswa diperoleh bahwa video pembelajaran yang terdapat
rata-rata skor keseluruhan sebesar 96.28 multimedia. Oleh karena itu, secara umum
dengan persentase sebesar 83% dan multimedia sudah baik dan diperlukan
berada dalam kategori baik. sedikit revisi.
Hasil review yang dilakukan oleh ahli Hasil review dari ahli komputer dan
media pembelajaran, multimedia yang desain multimedia dengan komponen
dikembangkan mendapat skor total sebesar penilaian meliputi sistem navigasi, tampilan
97 dengan persentase 88.18% dan keseluruhan, teks, gambar, audio, video,
berkualifikasi baik. Secara umum beberapa animasi, user friendly, dan kemasan,
saran yang diberikan diantaranya diperoleh skor total sebesar 171 dengan
pelengkapan beberapa komponen dalam persentase skor sebesar 81.43% dan
kemasan multimedia, pencamtuman kelas berkualifikasi baik. Saran yang diberikan

Jurnal Pendidikan Indonesia | 836


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No. 2, Oktober 2016

untuk menyempurnakan multimedia yang Lee dan Keckley (2006) dalam


dikembangkan adalah timing animasi yang penelitiannya menemukan bahwa
perlu sedikit diperlambat pada multimedia memberikan dampak yang
pembelajaran 2 dan penggunaan font pada positif terhadap hasil belajar siswa dan
pembelajaran 3 sedikit diperkecil mampu menumbuhkan motivasi siswa
menyesuaikan dengan komposisi ruang selama pembelajaran berlangsung.
tampilan multimedia. Suwindra, Sujanem, dan Suswandi
Hasil review dari sisi konten (2012) menemukan bahwa modul software
pembelajaran diperoleh bahwa semua multimedia interaktif yang
konten pembelajaran sesuai dengan diimplementasikan dengan strategi
kompetensi dasar yang dipetakan pada pembelajaran berbasis masalah mampu
tiap-tiap pembelajaran. Hasil uji perorangan meningkatkan pemahaman konsep dan
yang dilakukan oleh Guru Kelas IV SD hasil belajar fisika Siswa Kelas XI SMA.
Laboratorium Undiksha diperoleh skor total Suarsana dan Mahayukti (2013) yang
sebesar 111 dengan persentase 95.70% mengembangkan e-modul berorientasi
yang berkualifikasi sangat baik. Hal ini pemecahan masalah dalam perkuliahan
mengindikasikan bahwa guru sebagai aljabar di perguruan tinggi menemukan
sasaran pengguna multimedia memberikan bahwa malalui penggunaan e-modul
respon positif terhadap multimedia yang berorientasi pemecahan masalah mampu
dikembangkan peneliti. Multimedia sangat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
sesuai dengan kegiatan pemebalajaran mahasiswa. Selain itu, mahasiswa
pada Buku Siswa yang disediakan memberikan respons yang postif terhadap
pemerintah dan pemodifikasian konten- pembelajaran menggunakan e-modul yang
konten di tiap pembelajaran termasuk dikembangkan. Terkait dengan
pengintegrasian materi yang disampaikan pembelajaran di sekolah dasar, Shilpa dan
dengan game memberikan nilai tambah Sunita (2016) menemukan bahwa
multimedia yang dikembangkan. Multimedia multimedia mampu memberikan pendidikan
mampu menpresentasikan pembelajaran yang interaktif di sekolah dasar dan mampu
tematik kurikulum 2013 dan sangat layak meningkatkan kualitas material atau
untuk dijadikan alternatif pembelajaran konten-konten pembelajaran di sekolah
yang diimplementasikan di sekolah. dasar.
Hasil uji kelompok terbatas diperoleh
rata-rata skor total sebesar 96.28 dengan SIMPULAN DAN SARAN
persentase 83% berkualifikasi baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pengujian dilakukan oleh 25 Siswa kelas V untuk merancang multimedia tematik
SD Laboratorium Undiksha. Penggunaan Kurikulum 2013 dilakukan berdasarkan
Siswa Kelas V untuk mendapatkan prediksi empat tahap, yaitu fase investigasi awal,
efektifitas multimedia yang dikembangkan analisis masalah/kebutuhan; Fase Desain,
sebelum diujicobakan pada tingkatan kelas yaitu merancang desain navigasi serta
sasaran yaitu Kelas IV SD laboratorium pemilihan material multimedia (gambar,
Undiksha. Hasil uji kelompok terbatas video, dan software pendukung); Fase
mengindikasikan bahwa siswa memberikan Konstruksi, yaitu tahap pembuatan draf
respon positif terhadap multimedia yang multimedia; dan Fase Tes, Evaluasi, dan
dikembangkan. Materi-materi dalam Revisi, yaitu tahap pengujian draf
multimedia sangat mudah dipahami, multimedia oleh para pakar yang
animasi yang diberikan sangat aktraktif, selanjutnya siap diujicobakan dan
gambar-gambar karakter dalam multimedia diimplementasikan pada skala yang lebih
sangat menarik, dan sangat cocok luas. Hasil pengujian draf multimedia oleh
dipergunakan untuk belajar secara mandiri para pakar dan uji coba perorangan
di rumah. maupun uji coba terbatas pada kelompok
Hasil penelitian ini mendukung kecil diperoleh bahwa draf multimedia yang
temuan dalam penelitian-penelitian yang dikembangkan memiliki kualitas baik yang
terkait dengan pemanfaatan teknologi selanjutnya siap diimplementasikan di
maupun multimedia dalam pembelajaran. kelas. Melalui penelitian ini disarankan bagi

Jurnal Pendidikan Indonesia | 837


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No. 2, Oktober 2016

peneliti maupun praktisi pendidikan yang multimedia sehingga multimedia yang


akan mengembangkan multimedia agar dikembangkan menjadi lebih profesional.
didampingi oleh praktisi di bidang desain

DAFTAR PUSTAKA Teaching. International Journal of


Alfar, I. 2009. Preparation and Production of New Innovations, Vol. 1, No. 2, hlm.
Interactive Multimedia Software, 337-340.
Second Edition. Delta Computer Peraturan Menteri Pendidikan dan
Technology: Egypt. Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014.
Agung, A. A. G. 2012. Metodelogi Jakarta: Kemendikbud.
Penelitian Pendidikan. Singaraja:
Undiksha. Plomp, T. 1997. Educational and Training
Aloraini, S. I. 2005. Distance learning. System Design. Enschede:
Alretha Press: Kingdom of Saudi University of Twente.
Arabia. Shilpa, S. & Sunita, M. 2016. A study an
Andresen, B. B. & Brink, K. 2013. interactive elementary education (3-
Multimedia in Education Curriculum. 6) with Multimedia. International
Moscow: UNESCO Institute for Journal of Home Science, Vol. 2,
Information Technologies in No. 1, hlm. 214-215.
Education. Soland, J., Hamilton, L. S. & Stecher, B. M.
Baharul Islam, M., Ahmed, A., Kabirul 2013. Measuring 21st Century
Islam, M. & Shamsuddin, A. K. Competencies: Guidance for
2014. Child Education Through Educators. Tersedia di
Animation: An Experimental Study. http://asiasociety.org/ diakses
International Journal of Computer tanggal 20 Oktober 2016
Graphics & Animation
(IJCGA),Vol.4, No.4. Suarsana, I M., & Mahayukti, G.A. 2013.
Chaeruman, U. 2010. E-Learning dalam Pengembangan E-Modul
Pendidikan Jarak Jauh. Jakarta: Berorientasi Pemecahan Masalah
Kemendiknas. untuk Meningkatkan Keterampilan
Gilakjani, A. P. 2012. The significant role of Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal
multimedia in motivating EFL Pendidikan Indonesia. Vol. 2, No. 2,
learners’ interest in English hlm. 264-275.
language learning. I.J.Modern
Suwindra, I. N. P. 2004. Penerapan Model
Education and Computer Science,
Pembelajaran Fisika Interaktif
Vol. 4, No .4, hlm. 57-66.
Berbasis Web di Kelas I SMU
Shah, I. & Khan, M. 2015. Impact of
Negeri 1 Singaraja. Jurnal
Multimedia-aided Teaching on
Pendidikan dan Pengajaran. No 3,
Students’ Academic Achievement
hlm. 85-95.
and Attitude at Elementary Level.
US-China Education Review A, Vol. Suwindra, I N. P., Sujanem, R., &
5, No. 5, hlm. 349-360 Suswandi, I. 2012. Pengembangan
Lee, L. 2006. Information and Modul Software Multimedia Interaktif
Communication Technologies: dengan Strategi Pembelajaran
Transforming Views of Literacies in Berbasis Masalah untuk
Early Childhood Settings. ISSN, Vol. Meningkatkan Pemahaman Konsep
26, No. 1, hlm. 46-62. dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas
Lee, Y., & Keckley, K. 2006. Effects of a XII SMA. Jurnal Pendidikan
teacher-made multimedia program Indonesia. Vol. 1, No.1, hlm. 13-27.
on teaching driver education: A case
study. Teaching Exceptional Vaughan, T. 2011. Multimedia: Making It
Children Plus, Vol. 2, No. 5. Works, Eight Edition. New York:
Nachimuthu, K. 2012. Pressures and McGraw-Hill Companies
Pressures of e-contents in

Jurnal Pendidikan Indonesia | 838


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 5, No. 2, Oktober 2016

William, D.C., Pedersen, S., & Liu, M. 1998.


An Evaluation of the Use of
Problem-Based Learning Software
By Middle School Students. Journal
of Universal Komputer Science. Vol.
4, No. 4, hlm 466-483.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 839

Anda mungkin juga menyukai