Anda di halaman 1dari 21

“ALIANSI STRATEGI INTERNASIONAL”

MATA KULIAH : BISNIS INTERNASIONAL

DI SUSUN OLEH KELOMPOK II :

Ketua Kelompok : Dzulkifli Kalla Halang

Anggota : - Siti Nurhajar Teapon

- Arini Pratiwi Abbas

- Siti Aisyah Bian

- Didin Ahmad

- Romi Romadani

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya,
terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang di
bagikan dalam kelompok II ini tepat Pada waktunya pada mata kuliah Bisnis Internasional. Tak lupa pula
shalawat serta taslim kami haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah mengeluarkan
dinul islam dari jaman kegelapan ke jaman peradaban yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Adapun tugas makalah ini yaitu, Dalam penulisan tugas makalah ini ada sedikit kesulitan dan hambatan
yang kami alami dan dapatkan dengan keterbatasan literatur materi dan ilmu pengetahuan yang kami
miliki. Namun berkat kesabaran dan ketekunan yang sesungguhnya maka penulisan tugas makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.

Tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan lapang dada dan tangan terbuka,
kami menerima segala saran dan kritikan yang bersifat membangun, dari berbagai pihak demi
kesempurnaan tugas makalah ini kedepan, dan terima kasih pada dosen yang pengampuh mata kuliah
Bisnis Internasional yang telah memberikan tugas ini untuk menambah ilmu serta pengetahuan.
Harapan besar dari kami kelompok II untuk semua mahasiswa yang terdaftar pada perguruan tinggi agar
lebih kreatif dan inovatif serta lebih professional dalam mengemban amanah dan tugas yang di berikan,
Akhir kata Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Ternate, 1 Desember 2016

Ketua Kelompok II

DAFTAR ISI

Kata
pengantar .......................................................................................................................................................
...... i

Daftar
Isi ....................................................................................................................................................................
..... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang...................................................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan
Masalah ............................................................................................................................................. 1

1.3 Tujuan
Penulisan ............................................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat
Penulisan ............................................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Aliansi…………............................................................................................................................... 3

2.2 Bentuk-Bentuk Aliansi Strategi ……………............................................................................................. 4

I. (Joint Of Management)…………………………………………………………………………………..4

II. (Joint Of Operation)……………………………………………………………………………………….5

III. (Equity Invest)…………………………………………………………………………………………….....5

IV. (Joint Venture)………………………………………………………………………………………………5

2.3 Perbedaan Lisensi (Licencing) dan waralaba (franchising)…..………………………6

a.Pengertian Licencing (Lisensi)………..…………………………………………………………….6

b.Pengertian Waralaba (Franchising)……………………………………………………………...7

2.4 Pengertian Konsorsium dan Jenis-jenis konsorsium…………………………………...8

a) Multipartner consortia………………………………………………………………………………….9

b) Cross-holding consortia………………………………………………………………………………..9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………10

3.2 Saran………………………………………………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aliansi strategis merupakan fenomena yang hampir selalu terjadi di setiap sektor bisnis. Strategi bersaing
dan saling menjatuhkan sama lain sudah semakin ditinggalkan. Para pembisnis menyadari bahwa dari
pada mereka saling menjatuhkan maka lebih baik mereka bekerja sama saling melengkapi dan saling
menguntungkan. Pada era globalisasi saat ini banyak perusahaan yang menerapkan dan menjalankan
startegi aliansi yang dibuktikan dengan banyakanya pertumbuhan dan penyebaran aliansi strategik
dengan berbagai bentuk kolaborasinya, baik antar perusahaan maupun antar grup dalam skala
internasional. Besarnya kemungkinan ini disebabkan oleh perubahan – perubahan yang mendasar dalam
ekonomi global seperti semakin intensnya tingkat persaingan, perkembangan teknlogi yang cepat,
meningkatnya biaya pembangunan, biaya produksi dan biaya pemasaran produk-produk baru. Untuk
bersaing dalam arena global, perusaahaan tidak dapat menanggung biaya tetap yang sangat besar. Biaya
dan risiko untuk mendirikan jaringan distribusi, logistik, manufaktur, penjualan, dan litbang di setiap
pasar seluruh dunia akan menjadi sangat besar apabila ditanggung sendiri. Selain itu, dibutuhkan waktu
untuk membangun keahlian karyawan senditi dan membina hubungan baik dengan pemasok. Pada
gilirannya akan diperlukan mitra bisnis dalam hal tersebut untuk meningkatkan mekanisme keuntungan
bagi perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang muncul adalah :

a. Apa saja pengertian Aliansi Strategi ?

b. Apa sajakah bentuk-bentuk Aliansi Strategi ?

c. dapatkah membedakan Lisensi dan franchising (Waralaba) ?

d. Apa maksud dari Konsorsium ?

1.3 Tujuan Penulisan

Dari masalah diatas tujuan dari tulisan ini adalah untuk memperdalam pengetahuan mengenai
Penjelasan Aliansi Strategi, Adanya alasan Aliansi Strategi Internasioanal adapun Bentuk-bentuk Aliansi
Strategi ,Perbedaan Lisensi dan Waralaba serta penjelasan Konsursium yang pada khususnya Kerja Sama
antar pebisnis dalam satu usahanya.

1.4 Manfaat Penulisan

Lebih mempertajam analisa kita terhadap Strategi Bisnis dengan Negara lain dalam suatu pendekatan
yang ilmiah yaitu penjabaran dari Pengertian Aliansi Strategi Alasan menggunakan Aliansi Strategi
Internasional dapat di gambarkan dengan contohnya Bentuk-bentuk Aliansi Strategi ada pula perbedaan
antara Lisensi dan Waralaba dalam sebuah aliansi strategi dan juga lebih memperdalam tentang
Konsursium sehingga dapat bekerja sama antara Negara dalam suatu usaha bisnis.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aliansi

Aliansi adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai satu tujuan yang
disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis tertentu yang dibutuhkan masing-masing organisasi
secara independen. Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu, selain itu pihak
yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun memiliki kesamaan produk atau layanan yang
ditujukan untuk target yang sama. Dengan melakukan aliansi, maka pihak-pihak yang terkait haruslah
menghasilkan sesuatu yang lebih baik melalui sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi dapat
memberikan peran dalam aliansi strategis dengan sumberdaya seperti produk, saluran distribusi,
kapabilitas manifaktur, pendanaan projek, pengetahuan, keahlian ataupun kekayaan intelektual. Dengan
aliansi maka terjadi kooperasi atau kolaborasi dengan tujuan muncul sinergi. Dengan aliansi, perusahaan
dapat saling berbagi kemampuan transfer teknologi, risiko, dan pendanaan. Aliansi strategis terkait pula
dengan konsep seperti koalisi internasional, jaringan strategis, joint venture.

Pada zaman sekarang ini, melalui aliansi strategis perusahaan dapat memperoleh competitive advantage
melalui akses kepada sumber daya, pasar, teknologi, modal dan SDM dari partner. Perusahaan yang
bekerjasama dengan pihak lain dapat memperoleh tambahan sumber daya dan kemampuan, sehingga
ke depannya dapat tumbuh dan ekspansi secara lebih cepat dan efisien. Umumya perusahaan yang fast-
growing sangat mengandalkan aliansi untuk memperluas sumber daya teknikal dan operasional mereka.
Dengan proses tersebut, mereka dapat menghemat waktu dan produktivitas karena tidak perlu
mengembangkan sendiri dari awal. Sementara mereka dapat berkonsentrasi kepada inovasi dan bisnis
utamanya.

Kemudian banyak pula perusahaan fast-growth technology yang memanfaatkan aliansi strategis untuk
memperoleh channel distribusi, pemasaran, atau reputasi brand yang lebih besar dan terkenal. Namun,
umumnya bisnis membentuk aliansi untuk alasan seperti ekspansi geografis, penghematan biaya, pabrik,
dan supply-chain synergy. Seiring dengan terbukanya pasar global dan meningkatnya kompetisi,
perusahaan dengan ukuran sedang haruslah lebih kreatif dan cerdas dalam memilih partner aliansinya.

Strategi Aliansi Internasional Alasan menggunakan aliansi internasional :


1. Perusahaan multinasional memiliki kinerja yang lebih baik daripada perusahaan yang hanya
beroperasi secara domestik saja

2. Peluang-peluang untuk tumbuh melalui akuisisi atau aliansi terbatas dalam negara asal perusahaan
tersebut

3. Adanya Kebijakan pemerintah

4. Membantu sebuah perusahaan yang mentransformasi dirinya sendiri dalam kondisi-kondisi


lingkungan yang berubah dengan cepat

2.2 Bentuk-bentuk aliansi strategis

Kontrak non tradisional, dikenal dengan 2 bentuk kontrak yaitu :

-Kontrak Kerjasama Manajemen (Joint Of Management) yaitu kontrak yang ditawarkan satu badan usaha
kepada pihak yang lain untuk secara bersama-sama mengelola satu usaha yang dimiliki.

Contoh: Di Indonesia pengelolaan hotel khususnya hotel berbintang tiga, empat dan lima biasanya
menggunakan Manajemen Hotel Jaringan Internasional karena pemilik (owner) sebagai pemodal
biasanya tidak memiliki skill manajemen perhotelan dan networking yang cukup. Penggunaan
Manajemen Hotel Jaringan Internasional ini biasanya tentu menggunakan kontrak atau perjanjian seperti
kontrak franchise, lisensi, manajemen, bantuan teknik dan lain-lain. Dalam kontrak tersebut telah
dijelaskan mengenai siapa yang bertanggungjawab mengelola Manajemen Hotel tersebut, jangka waktu,
biaya, pilihan hukum jika terjadi wanprestasi oleh salah satu pihak serta hak dan kewajiban para pihak.

-Kontrak Kerjasama Operasi (Joint Of Operation) yaitu bentuk kontrak yang ditawarkan oleh satu badan
usaha kepada pihak lain untuk secara bersama-sama menanamkan modalnya dalam satu usaha yang
dimilikinya. Selanjutnya kedua belah pihak secara bersama-sama atau bergantian mengelola manajemen
dan proses operasionalnya.

-Penyertaan atau pertukaran modal (Equity Invest) Yaitu Bentuk aliansi yang mirip dengan kontrak tetapi
memungkinkan untuk dilakukan dalam beberapa proyek. Penyertaan atau pertukaran modal
padaumumnya dilakukan dalam bentuk pembelian saham milik satu badan usaha oleh pihak lain dan
atau sebaliknya. Jenis usaha dimana dilakukan penyertaan atau pertukaran modal ditentukan oleh badan
usaha yang menjual sahamnya (investee) dengan lama pemilikan saham yang tidak dibatasi.
Contoh: perusahannya adalah United Airline and China Airline.

-Usaha Patungan (Joint Venture) Perjanjian kesepakatan antara satu badan usaha dengan pihak lain
untuk bersama-sama menanamnkan modalnya ke dalam satu atau lebih badan usaha yang menjalankan
usahanya secara mandiri. Usaha patungan ini pada umumnya menggabungkan kemampuan dan
kepentingan dari perusahaan yang beraliansi. Sebagaimana penyertaan modal, usaha patungan
menawarkan kepentingan jangka panjang dengan mekanisme pengendalian yang lebih fleksibel
disbanding 2 bentuk aliansi sebelumnya. Karena memungkinkan perubahan kesepakatan apabila terjadi
perubahan-perubaha atas situasi aliansi. Joint venture, menurut Chris Rempel adalah : "A joint venture is
a mutually beneficial partnership between two or more parties with complimentary resources."

Aliansi strategis seperti Joint venture ini telah diketahui sebagai cara yang paling cepat saat ini untuk
dapat meningkatkan bisnis sebuah perusahaan, meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen lebih
banyak dalam jangka waktu yang tidak mungkin dapat dikejar oleh sebuah perusahaan manapun, jika
sendirian.

Contoh:

- TMEIC-GE adalah Perusahaan Joint venture antara Toshiba , Mitsubishi electric dan General Electric
USA. Toshiba dengan keunggulan produk electronic yang berkualitas dan harga bersaing, Mitsubishi
dengan produk Drive yang unggul bersama-sama bergabung dengan GE yang mempunyai keunggulan
software berikut kemampuan Finansialnya. Aliansi strategis ketiga perusahaan tersebut melalui TMEIC-
GE telah menjadi perusahaan Elektrical kontraktor yang bisa bersaing melawan kompetitornya di USA
seperti Siemens, Allen Bradley, Rockwell maupun perusahaan sejenis lainnya.

- Bill gates adalah contoh orang yang berhasil membangun joint venture , yang membuatnya menjadi
orang yang terkaya di dunia saat ini. Bill Gates menegosiasikan kesepakatan dengan IBM, bahwa setiap
Personal Computer (IBM-PC) akan dipre-install dengan system operasi dari Microsoft (MS DOS), Tapi
dengan kondisi bahwa Microsoft akan terus selamanya bisa menjadi pengembang software-software
pada IBM PC. Kondisi ini telah memberikan “Positioning” yang dibutuhkan bill gates untuk bisa meraih
keuntungan saat pasar Personal Computer melambung tinggi. Dan akhirnya, pasar PC betul-betul
meledak ketika IBM dan perusahan “IBM Clone” seperti Compaq memulai memproduksi masal personal
computer dalam jumlah jutaan. Joint Venture ini telah membuat Microsoft dari vendor kecil software
menjadi perusahaan software terbesar di dunia. Microsoft mempunyai product software, IBM dan
Clonenya (Compaq) telah mempunyai pasar personal computer, Joint venture mereka telah
menghasilkan keuntungan bersama , konsumen mendapatkan produk personal computer yang mudah
dioperasikan (user friendly) dengan O/S dari Microsoft, harga yang kompetitif karena diproduksi massal,
IBM dan clonenya bisa melipatgandakan pasarnya dan Bill gates pun kemudian menjadi Trilyuner
sebelum dia berusia 31 tahun.
2.3Perbedaan Lisensi dan franchising

A.Lisensi (Licencing)

Lisensi (Licencing) merupakan bentuk pemberian izin oleh pemilik lisensi kepada penerima lisensi untuk
memanfaatkan atau menggunakan (bukan mengalihkan hak) suatu kekayaan intelektual yang dipunyai
pemilik lisensi berdasarkan syarat-syarat tertentu dalam jangka waktu tertentu yang umumnya disertai
dengan imbalan berupa royalty. Umumnya pemegang lisensi akan bernegoisasi dan mengadakan
mufakat tentang pemberian pemanfaatan ekonomi HaKI dalam cangkupan lisensi. Cangkupan lisensi
yaitu batasan mengenai apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan pemegang lisensi terhadap HaKI yang
dialihkan dan biasanya diuraikan dalam perjanjian lisensi. Perjanjian lisensi bisa merupakan kontrak-
kontrak yang sederhana, pendek, atau panjang sangat detail bagaikan sebuah buku. Seringkali perjanjian
lisensi merupakan perjanjian standar dimana pemilik HaKI (lisensor) menguasai isi dari kontrak dan tidak
ada kemungkinan tawar menawar bagi penerima lisensi. Dibeberapa negara pemerintah akan meneliti
apakah kontrak lisensi sesuai dengan;

I. Hukum perjanjian

II. Undang-undang HaKI

III. Undang-undang anti-monopoli

Undang-undang penanaman modal

IV. Kebijakan public dan kepentingan umum

Alih teknologi dan pemberian lisensi haki dapat memunculkan masalah-masalah yang cukup sulit.
Negara berkembang umumnya menghendaki pemilik HaKI untuk memberikan lisensi alih teknologi yang
memungkinkan adanya jaminan bagi pemegang lisensi tersebut untuk dapat meniru teknologi tersebut.
Pengguna HaKI (pemegang lisensi) seringkali berkeinginan untuk mengembangkan teknologi atau
kekayaan intelektual yang serupa agar mereka tidak sekedar menjadi pengguna teknologi yang hanya
menyewa kekayaan intelektual dan teknologi tersebut. Dipihak lain, pemilik HaKI ingin memperoleh
jaminan bahwa teknologi atau kekayaan intelektual yang mereka lisensikan dan sediakan untuk para
pengguna dikembalikan kepada mereka pada akhir masa lisensi, lengkap dengan segala perubahan atau
perbaikan

B. Waralaba (Franchising)

Waralaba (Franchising) berarti hak untuk menjalankan usaha/bisnis didaerah yang telah ditentukan.
Secara historis, waralaba didefinisikan sebagai penjualan khusus suatu prosuk disuatu daerah tertentu
dimana produsen memberikan latihan kepada perwakilan penjualan dan menyediakan produk informasi
dan iklan, sementara ia mengontrol perwakilan yang menjual produk didaerah yang telah ditentukan.
Terdapat 4 unsur hak kebendaan yang terdapat dalam hak kebendaan yang terdapat dalam hukum
waralaba;

1. Hak untuk berusaha dalam bisnis tententu

2. Adanga hak berupa penggunaan tanda pengenal usaha sekaligus menjadi ciri pengenal, berupa
merek dagang atau merek jasa.

3. Hak tersebut dapat dialihkan kepada pihak lain dengan lisensi yang berupa penggunaan rencana
pemasaran dan bantuan manajeman dan lain-lain secara luas.

4. Adanya hak bagi franchisor untuk mendapatkan prestasi dalam perjanjian lisensi tersebut.

Jika kemudian adanya pengalihan terhadap hak tersebut melalui perjanjian lisensi, maka selanjutnya
untuk proses pengalihannya tunduk pada asas-asas hukum perikatan. Usulan diatas dimaksudkan, jika
terdapat keinginan untuk menempatkan figure hukum waralaba ini kedalam kerangka hukum perdata
Indonesia. Pemilik franchise paling tidak berkuasa penuh atas hak-hak:

1. Hak untuk berusaha dalam bisnis tertentu

2. Hak untuk menggunakan idenditas perusahaan

3. Hak untuk menguasai/monopoli keahlian (keterampilan) operasional, manajeman pemasaran,


dan lain-lain.

4. Hak untuk menentukan lokasi wilayah usaha

5. Hak untuk menentukan jumlah perusahaan

Hak-hak tersebut merupakan hak kebendaaan yang memiliki ciri-ciri hak multak (absolute) tidak dapat
diganggu gugat. Dalam hak tersebut terdapat pula rahasia dagang/jasa, rahasia dalam pengoahan
barang/jasa dll. dalam figure hukum waralaba ini tidak hanya terdapat hak cipta, hak paten, hak merek,
hak desain industri, tetapi lebih jauh terdapat pula hak immaterial lainnya seperti hak atas keahlian dan
keterampilan.

2.4 Pengertian Konsorsium dan Jenis-jenis konsorsium

Konsorsium adalah pembiayaan bersama suatu proyek atau perusahaan yang dilakukan oleh dua
atau lebih bank atau lembaga keuangan. Konsorsium juga berarti hubungan besar yang saling terkait
antara perusahaan-perusahaan dalam suatu industri.
Jenis-jenis konsorsium antara lain:

I. Gabungan beberapa pengusaha/industriawan yang mengadakan suatu usaha


(proyek) bersama.

II. Kumpulan pedagang dan industriawan.

III. Pembiayaan bersama suatu proyek oleh beberapa bank atau lembaga keuangan.

IV. Gabungan berbagai organisasi (sosial, kepemudaan) untuk mengadakan


aktivitas/gerakan bersama (biasanya secara tetap), namun masing-masing tetap berdiri sendiri-sendiri.

V. Himpunan para pakar/sarjana dari disiplin ilmu/bidang yang sama untuk mengurus
kepentingan bersama.

a) Multipartner consortia Suatu strategi kerjasama dimana beberapa perusahaan setuju untuk
membentuk banyak rekanan untuk mencapai tujuan bersama.

a. Jaringan Aliansi Stabil

b. Jaringan Aliansi Dinamis

Kunci menuju Kesuksesan Strategi Kerjasama Jaringan

a. Hubungan Sosial yang efektif

b. Interaksi antar partner

b) Cross-holding consortia Suatu strategi dimana perusahaan dengan markas besarnya di beberapa
negara mengkombinasikan sumber daya dan kemampuan mereka untuk menciptakan suatu keunggulan
bersaing Suatu perusahaan dapat membentuk aliansi stratejik cross-border untuk meningkatkan
kompetensi inti yang menjadi dasar dari kesuksesan domestik mereka untuk melakukan expansi ke pasar
internasional.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aliansi adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai satu tujuan yang
disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis tertentu yang dibutuhkan masing-masing organisasi
secara independen. Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu, selain itu pihak
yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun memiliki kesamaan produk atau layanan yang
ditujukan untuk target yang sama. Dengan melakukan aliansi, maka pihak-pihak yang terkait haruslah
menghasilkan sesuatu yang lebih baik melalui sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi dapat
memberikan peran dalam aliansi strategis dengan sumberdaya seperti produk, saluran distribusi,
kapabilitas manifaktur, pendanaan projek, pengetahuan, keahlian ataupun kekayaan intelektual. Dengan
aliansi maka terjadi kooperasi atau kolaborasi dengan tujuan muncul sinergi. Dengan aliansi, perusahaan
dapat saling berbagi kemampuan transfer teknologi, risiko, dan pendanaan. Aliansi strategis terkait pula
dengan konsep seperti koalisi internasional, jaringan strategis, joint venture. Dan adapun bentuk-bentuk
aliansi strategi antara lain Joint Of Management, Joint Of Operation, Equity Invest, Joint Venture. dan
juga adanya lisensi dan waralaba yang menjadi tolak ukur dalam sebuah usaha baik itu secara partner
dan lain-lain.

3.2 Saran

Suatu makalah tak lengkap dan tak komplit bila tak adanya saran, dari uraian penjelasan yang di
maksudkan secara detail dan terperinci dengan contoh-contoh yang di berikan kita dapat membedakan
dan melihat bagaimana saja cara membangun mira kerja yang lebih komperhensif dan lebih kompotitif
adapun saran dari kami bahwa Lisensi dan Waralaba harus lebih di perkerucut hingga hal ini dapat di
adopsi masyarakat secara umum yang khususnya Pebisnis atau pemilik modal.

DAFTAR PUSTAKA
http://cindy-karina.blogspot.co.id/2010/12/strategi-aliansi-joint-venture-merger.html

http://cindy-karina.blogspot.co.id/

http://annisakhaes.blogspot.co.id/2011/01/strategi-aliansi-stratejik_09.html

http://lombokstar.blogspot.co.id/2011/07/pengertian-aliansi-strategis.html

http://blogelytekonomi.blogspot.co.id/2009/06/aliansi-strategis.html

https://aristasefree.wordpress.com/tag/contoh-aliansi-strategic/
ALIANSI STRATEGIS

Pengertian

Aliansi strategis adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai satu tujuan
yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis tertentu yang dibutuhkan masing-masing
organisasi secara independen. Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu,
selain itu pihak yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun memiliki kesamaan produk
atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama. Dengan melakukan aliansi, maka pihak-pihak yang
terkait haruslah menghasilkan sesuatu yang lebih baik melalui sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi
dapat memberikan peran dalam aliansi strategis dengan sumberdaya seperti produk, saluran distribusi,
kapabilitas manufaktur, pendanaan proyek, pengetahuan, keahlian ataupun kekayaan intelektual.
Dengan aliansi maka terjadi kooperasi atau kolaborasi dengan tujuan muncul sinergi.

Keuntungan Aliansi Strategis

Keuntungan aliansi strategis antara lain:

Memungkinkan partner untuk konsentrasi pada aktivitas terbaik yang sesuai dengan kapabilitasnya

Pembelajaran dari partner dan pengembangan kompetensi yang mungkin untuk memperluas akses
pasar

Memperoleh kecukupan sumber daya dan kompetensi yang sesuai agar organisasi dapat hidup.
Penggunaan Aliansi Strategis

Aliansi strategis pada umumnya digunakan perusahaan untuk:

Mengurangi biaya melalui skala ekonomi atau pengingkatan pengetahuan

Meningkatkan akses pada teknologi baru

Melakukan perbaikan posisi terhadap pesaingMemasuki pasar baru

Mengurangi waktu siklus produk

Memperbaiki usaha-usaha riset dan pengembangan

Memperbaiki kualitas

Perencanaan Aliansi yang Berhasil

Pemikiran mendalam tentang struktur dan rincian bagaimana aliansi akan dikelola perlu
mempertimbangkan hal berikut dalam perencanaan proses aliansi. Korporasi terlebih dahulu
mendefinisikan outcome yang diharapkan melalui hubungan aliansi strategis dan menentukan elemen-
elemen apa saja yang dapat disediakan oleh masing-masing pihak dan keuntungan yang akan diperoleh.
Korporasi juga perlu terlebih dahulu melakukan proteksi atas berbagai hak kekayaan intelektual (HAKI)
melalui kesepakatan dan perjanjian legal. Korporasi juga harus sejak awal menentukan pada layanan
atau produk apa yang akan dijalankan. Setelah beberapa kajian tersebut dilakukan, proses pembentukan
aliansi strategis dapat melalui tahapan berikut:

Pengembangan Strategi

Penilaian Rekanan

Negosiasi Kontrak

Operasionalisasi Aliansi

Pemutusan Aliansi

Tipe Aliansi Strategis

Ada empat tipe aliansi strategi, yaitu:

Joint venture adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan menciptakan perusahaan yang
independen dan legal untuk saling berbagi sumber daya dan kapabilitas dengan mengkombinasikan
sebagian aktiva mereka untuk mengembangkan keunggulan bersaing.

Equity strategic alliance adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan memiliki persentase
kepemilikan yang dapat berbeda dalam perusahaan yang dibentuk bersama namun mengkombinasikan
semua sumber daya dan kapabilitas untuk mengembangkan keunggulan bersaing.
Nonequity strategic alliance adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan memiliki
hubungan kontraktual untuk menggunakan sebagian sumber daya dan kapabilitas unik tanpa berbagi
ekuitas untuk mengembangkan keunggulan bersaing.

Global Strategic Alliances adalah kerjasama secara partnerships antara dua atau lebih perusahaan lintas
negara dan lintas industri.

Alasan Aliansi Strategis

Pasar

Alasan

Siklus Lambat

Memperoleh akses ke pasar yang terbatas.

Mendirikan waralaba di sebuah pasar yang baru.

Mempertahankan stabilitas pasar.

Siklus Standar

Mendapatkan kekuatan pasar.


Mendapatkan akses ke sumber daya komplementer.

Mengatasi hambatan-hambatan dalam perdagangan.

Memenuhi tantangan persaingan dari pesaing-pesaing lainnya.

Mengelompokkan sumber daya untuk proyek-proyek modal yang sangat besar.

Mempelajari teknik-teknik bisnis baru.

Siklus Cepat

Mempercepat pengembangan produk atau jasa baru.

Mempercepat masuk ke pasar yang baru.

Mempertahankan kepemimpinan pasar.

Membentuk suatu standar teknologi industri.

Berbagi biaya riset dan pengembangan yang berisiko.

Mengatasi ketidakpastian.
Strategi Aliansi Tingkat Bisnis

Aliansi Komplementer. Dirancang untuk mengambil keunggulan dari peluang-peluang pasar dengan
mengkombinasikan aktiva-aktiva dari perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra dengan cara-cara yang
saling melengkapi untuk menciptakan nilai baru.

Aliansi Strategis Komplementer Vertikal.

Aliansi Komplementer Horisontal.

Strategi Pengurangan Persaingan. Dalam banyaknya persaingan, banyak perusahaan berusaha untuk
menghindar dari persaingan yang merusak atau berlebihan. Salah satunya adalah dengan kolusi implisit
atau toleransi mutual.

Strategi Tanggapan Persaingan. Perusahaan menggabungkan kekuatan untuk merespon tindakan stratejik
pesaing lain.

Strategi Pengurangan Ketidakpastian. Aliansi strategis juga digunakan untuk mempertahankan diri dari
risiko dan ketidakpastian khususnya dalam pasar-pasar siklus cepat.

Strategi Aliansi Tingkat Perusahaan

Dirancang untuk memfasilitasi diversifikasi pasar dan/atau produk.


Aliansi Strategis Diversifikasi. Memungkinkan suatu perusahaan untuk memperluas ke produk atau
wilayah pasar baru tanpa melakukan merger atau akuisisi.

Aliansi Strategis Sinergistik. Menciptakan ruang lingkup ekonomi bersama antara dua atau lebih
perusahaan.

Waralaba. Merupakan salah satu alternatif dalam diversifikasi yang merupakan strategi kerja sama
berdasarkan relasi kontraktual.

Strategi Aliansi Internasional

Alasan menggunakan aliansi internasional :

Perusahaan multinasional memiliki kinerja yang lebih baik daripada perusahaan yang hanya beroperasi
secara domestik saja

Peluang-peluang untuk tumbuh melalui akuisisi atau aliansi terbatas dalam negara asal perusahaan
tersebut

Kebijakan pemerintah

Membantu sebuah perusahaan yang mentransformasi dirinya sendiri dalam kondisi-kondisi lingkungan
yang berubah dengan cepat
Strategi Aliansi Jaringan Kerja

Jenis strategi jaringan kerja antara lain:

Jaringan Aliansi Stabil. Memiliki siklus pasar dan permintaan yang mudah diprediksi.

Jaringan Aliansi Dinamis. Basis dalam penggunaan strategi jaringan dalam industri dimana inovasi
teknologi cepat diperkenalkan secara berkala.

Jaringan Aliansi Internal. Dibentuk dalam sebuah perusahaan yang memfasilitasi koordinasi produk dan
keragaman global.

Anda mungkin juga menyukai