Anda di halaman 1dari 10

Sistematik SOCA 2015

KETUBAN PECAH DINI


(3A)

1. Ketuk pintu,senyum,salam,sapa,sopan dan santun(pakaian


baju putih berkerah&rok hitam polos dibawah lutut.
2. Baca kasus dan analisa kasus yang diberikan.

Tinjauan pustaka:
3. Anatomi pelvis
I. Terdiri dari tulang,otot,ligamen
II. Cavum pelvis berisi:vesica urina,organ
genital,pembuluh darah,kelenjar limfe,ureter
terminal,rektum,saraf.
III. Pada individu dewasa terdapat 4 tulang pelvis:
- 2 os. coxae
- 1 os. sakrum/vertebrae sakralis
- 1 os. coccyx/vertebrae coccygeal
IV. Persendian&Ligamen
- Symphisis pubisdiperkuat oleh lig.pubis sup&inf
- Sacroiliacadiperkuat oleh
lig.interosseus&lig.sacroilliaca(membatasi gerak
sendi,lig.sacrotuberosum&lig.sacrospinosum(menahan
sacrum saat peningkatan tiba-tiba dari vertebrea
saat loncat)
- Lumbosacraldiperkuat oleh lig.iliolumbar yg
menghubungkan L5 dgn os.illium
- Sacrococcygealdiperkuat oleh lig.sacrococcygeal
ant&post
V. Pintu Atas Panggul(PAP=Pelvic inlet=appertura pelvic
sup(Mayor dan Minor)
a.1 Mayor(panggul palsu):
- Terletak antara crista iliaca dan linea
terminalis=brim pelvic)
- Batas:lateralos.illium,posteriorvertebra L3-
L5,anteriordinding abdomen
a.2 Minor(panggul sejati)
- Terletak di inf. dari linea terminalis
- Batas:lateraltuberositas
ischium,posteriorlig.sacrotuberosum dan
os.coccyx,anteriorsymp.pubis,inferiordiaphragma
pelvis
- Isi: vesica urinaria,organ
reproduktif,rektum,canalis analis(penting dalam
bidang obgyn)
b.Ukuran PAP Wanita
- Diameter conjugata

1
1. C.vera(11 cm)diukur dari promontoriummargo sup
symphisis pubis
2. C.obstetrica(10,6 cm)diukur dari
promontoriumtitik beberapa mm di bawah margo sup
symphisis pubis
3. C.diagonalis(12,5 cm)diukur dari
promontoriummargo inf symphisis pubis,satu2nya
yg bs diukur lwt pervaginam
- Diameter oblique(12,5cm)
Diukur dari articulatio sacroilliacaeminentia
illopectinea kontralateral
- Diameter transversalis(13,5cm)
Diameter terpanjang yg melintasi tepi PAP
VI. Pintu Bawah Panggul(PAB=Pelvic outlet=appertura
pelvicum inf
a. Batas:
- Posterioros.sacrum&os.coccygeus,
- Lateraltuberositas ischii.lig.sacrotuberosum
- Anteriorsymphisis pubis
- Inferiordiaphragma pelvis(m.levator ani)&
diaphragma urogenitale
b. Ukuran PAB wanita
- Diameter transvesa(terletak antara tuber ischiadica)
- Diameter interspinarum(10,5cm)jika kurang dari
9,5cmperlu operasi sectio caesaria
- Diameter antero-posterior (AP/sagitalis)
diukur dari bawah symphisis pubisarticulatio
sacrococcygeal
VII. Bidang Hodge
a. Bidang Hodge I
dibentuk pada lingkaran PAP dgn bagian atas
symphisis dan promontorium
b. Bidang Hodge II
sejajar dengan hodge I dan setinggi pinggir bawah
symphibis
c. Bidang Hodge III
sejajar hodge I dan II setinggi spina ischiadika
dex&sin
d. Bidang Hodge IV
sejajar Hodge I,II,III setinggi os coccygis
VIII. M.Levator ani
- Berperan penting pada lantai pelvismembentuk
diagphragma pelvis
- merupakan otot yg lebar&tebal
- 3 bagian otot
*M.pubbococcygeus
merupakan otot utama,berjalan dari pubishorisantal
ke coccyx
*M.puborectalis
2
pada sisi medial m.pubbococcygeus,berbentuk “u” yg
menggantug sisi post. jungtura anorectalis
*M.cococcygeus
bagian paling posterior
IX. Perineum
- terletak dibwh pelvic outlet
- dipisahkan dg cavum pelvis oleh diaphragma pelvis
- merupakan regio yg sempit diantara kedua paha
- tulang yg mengelilingi sam dgn yg mengelilingi pelvic
outlet
- dibagi: trigonum anal(berisi anus),trigonum
urogenital(scrotum,genitalia ext pria&wanita
X. Centrum tendineum=perineal body
- suatu massa fibromuscular
- batas post. membrane perineal
- mengandung kolagen,serabut elastin dan otot
- tempat melekat otot:M.bulbospongiosus,M.sphincter
ani externus,M.transversus perinei profundus&sup
- terletak subcutaneus: antara vagina&anus
- besar bervariasi,dilapisi oleh lemak tipis
XI. Persarafan rongga panggul
- plexus lumbalis(T12-L4)
terletak pd dinding post rongga abdomen dan dalam
fossa illiaca
- plexus sacralis(L4-S3)
terletak dlm cavum pelvis sejati(pelvis minor)di dpn
m.piriformis,mensarafi regio gluteal,perineum,post
femur,tungkai bawah dan kaki
XII. 1. Arteri Pelvis
ada 4 arteri utama:
- a.iliaca interna(sepasang)
- a.ovarica(sepasang)
- a.sacralis media(tunggal)
- a.rectalis superior(tunggal
2. Vena Rongga pelvis
- biasanya bersama arteri
- sangat bervariasi
- 2 plexus venosus: plexus venosus rectalis&plexus
venosus vesicalis
XIII. Genetalia externa
- mons pubis
- labia mayor
- labia minor
- klitoris
- orisium uretra (sal.kencing)
- vestibule
- hymen
- orisium vagina
XIV. Genetalia interna
- liang vagina
- ovarium
3
- tuba uterina/fallopi
- uterus
4. Histologi
5. Fisiologi
a. Janin
konsepsizigotmorulablastokista(terdapat
cairan ditengah) mencapai uterussel-sel
mengelompokembrio(sampai minggu ke-7)
janin(10 minggu)
konseptus ialah semua jaringan konsepsi yang
membagi diri menjadi berbagai jaringan
embrio,korion,amnion,dan plasenta.
b. Korion
Merupakan derivat dari ektoderma dan mesoderma
tropoblas.Korion menjadi bagian utama plasenta.
Korion ini menyelubungi amnion dan kantong
kuning telur. Pada hari ke-11 s.d ke.12
tropoblast berkembang menjadi korion yang akan
menjadi plasenta bagi janin.
c. Amnion dan cairan amnion
Selaput amnion merupakan jaringan yang
avaskular yang lentur tapi kuat. Bagian dalam
selaput yang berhubungnan dengan cairan
merupakan jaringan sel kuboid yang asalnya dari
ektoderm. Jaringan ini berhubungan dengan
lapisan interstitial mengandung kolagen I,III,
dan IV. Bagian luar dari selaput ialah jaringan
mesenkim yg berasal dari mesoderm. Lapisan
dalam amnion merupakan mikrovili yg berfungsi
mentransfer cairan dan metabolik. Lapisan ini
menghasilkan zat penghambat metalloproteinase-
1. sel mesenkim berfungsi menghasilkan kolagen
sehingga selaput menjadi lentur dan kuat.
disamping itu jaringan tersebut menghasilkan
sitokin IL-6, IL-8, MCP-1 (monosit
chemoattractant protein-1),zat ini bermanfaat
untuk melawan bakteri. Disamping itu,selaput
amnion mengahasilkan zat vasoaktif: endotelin-1
(vasokonstriktor), dan PHRP (parathyroid
hormone related protein) suatu vasorelaksan
dengan demikian selaput amnion mengatur
peredaran darah dan tonus pembuluh lokal.
Selaput amnion juga meliputi tali pusat.
Sebagian cairan akan berasal pula dari difusi
pada tali pusat. Sejak awal kehamilan cairan
amnion telah dibentuk. Cairan amnion merupakan
pelindung dan bantalan untuk proteksi seklaigus
menunjang pertumbuhan. Osmolalitas, kadar Na,
ureum,kreatinin tidak berbeda dengan kadar pada
serum ibu,artinya kadar di cairan amnion
4
merupakan hasil difusi dari ibunya. Cairan
amnion mengandung banyak sel
janin(lanugo,verniks kaseosa. Fungsi cairan
amnion juga penting dalam menghambat bakteri
karena mengandung zat seperti fosfat dan seng.
d. Vaskularisasi uteroplasenta:
Sirkulasi darah rahim-plasenta baru terbentuk
pada akhir bulan ketiga atau akhir trimester
pertama.Pada bayi yang lahir cukup bulan,
ukuran plasenta berkisar + 50-70 cm dengan
garis tengah sekira + 2 cm.

Ibu
*aorta abdominalisberjalan ke bawah sepanjang
dinding dorsal abdomena.ovarium(berjalan
melalui lig.supensorium ovarii bersama
v.ovaricakutub lateral ovarium)
a.uterikaa.arkuataa.spiralis(dinding
kapiler desidua(ibu) diruntuhkan oleh
koriondarah ibu merembes melalui ruang-ruang
antar vilus-vilus plasentadarah ibu masuk
melalui arteriol ibumengalir membentuk
genangan darah di ruang antarvilus(disini
terjadi pertukaran darah janin dan ibu sebelum
darah janin mengalir melalui v.umbilikalis).

Janin
*Darah yang mengandung oksigen (darah bersih)
memasuki janin lewat v.umbilikalis V.
umbilikalis langsung berjalan ke dalam hati,
tapi memiliki cabang besar (duktus venosus)
Yang membawa darah ke vena kava inferior Vena
kava inferior mengangkut darah yang bersih dari
tubuh janin bagian bawah Karena itu darah Yang
bersih akan tercampur dengan sebagian darah
Yang kotor hampir segera setelah darah tersebut
masuk ke dalam janin. (Janin memiliki kadar
hemoglobin Yang tinggi untuk mengatasi hal
ini).  Vena kava inferior mengosongkan isiya
ke dalam atrium kanan.  Bagian terbesar darah
mengalir ke atrium kiri lewat foramen ovale. 
Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel
kiri dan kemudian masuk ke dalam aorta. 
Sebagian besar darah mengalir lewat cabang
aorta untuk memasok otak dan ekstremitas bagian
atas.  Sebagian darah dengan jumlah yang
terbatas mengalir ke bawah lewat aorta
desendens untuk memasok tubuh bagian bawah. 

5
Darah yang kotor (yaitu telah mengalami
deoksigenasi) akan kembali dari tubuh bagian
atas lewat vena kava superior Dari vena kava
superior, darah mengalir lewat atrium kanan dan
ventrikel kanan untuk masuk ke dalam arteri
pulnionalis.  Sebagian besar darah memintas
paru-paru Yang belum berfungsi dengan diarahkan
lewat duktus arteriosus - langsung ke dalam
arkus desendens aorta Sebagian darah beredar
ke tubuh bagian bawah, namun bagian utamanya
dialihkan lewat arteri hipogastrika ke dalam
pembuluh arteri umbilikalis dan kemudian ke
plasenta untuk dibersihkan.
e. Persalinan normal
Berikut empat fase (kala) persalinan normal:
* Kala 1
Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada
tahap ini terjadi pematangan dan pembukaan
mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar
janin. Pada kala 1 terdapat dua fase yaitu :
1. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm,
berlangsung sekitar delapan jam.
2. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+
10 cm), berlangsung sekitar enam jam.

Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang


terjadi tiap 10 menit selama 20-30 detik. Frekuensi
kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10
menit, dengan durasi 60-90 detik. Kontraksi terjadi
bersamaan dengan keluarnya darah, lendir, serta
pecah ketuban secara spontan. Cairan ketuban yang
keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan
sebagai ketuban pecah dini.

* Kala 2
Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam
kandungan yang membutuhkan waktu sekitar dua jam.
Fase dimulai saat serviks sudah membuka selebar 10cm
hingga bayi lahir lengkap. Pada kala 2, ketuban
sudah pecah atau baru pecah spontan, dengan
kontraksi yang lebih sering terjadi yaitu 3-4 kali
tiap 10 menit.

Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari


bagian terbawah janin yang menekan anus dan rektum.
Tambahan tenaga mengejan dan kontraksi otot-otot
dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu
mengeluarkan bayi dari dalam rahim.

6
* Kala 3
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta
ikut keluar dari dalam rahim. Fase ini dimulai saat
bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta.
Pada tahap ini biasanya kontraksi bertambah kuat,
namun frekuensi dan aktivitas rahim terus menurun.
Plasenta bisa lepas spontan atau tetap menempel dan
membutuhkan bantuan tambahan.

* Kala 4
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan
yang bertujuan untuk mengobservasi persalinan. Pada
tahap ini plasenta telah berhasil dikeluarkan dan
tidak boleh ada pendarahan dari vagina atau organ.
Luka-luka pada tubuh ibu harus dirawat dengan baik
dan tidak boleh ada gumpalan darah.

6. Definisi KPD=premature/early rupture of membrane


*pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya
proses persalinan.

7. Etiologi(sampai saat ini belum diketahui secara


pasti)tapi diperkirakan karena hal berikut:
 Perubahan proses biokimia (kolagen matriks
ekstra selular amnion, korion, dan apoptosis
membran janin)
 Membran janin dan desidua bereaksi terhadap
stimuli infeksi dan peregangan selaput ketuban
dengan memproduksi mediator seperti
prostaglandin, sitokinin, dan protein hormon
yang merangsang aktivitas “matrix degrading
enzym”
8. Faktor resiko
1. infeksi(membuat reaksi imun pada janin)
2. merokok(membuat asupan nutrisi ke selaput
amnion menjadi berkurang dan menyebabkan
kolagen yang terbentuk tidak sempurnaselaput
amnion mudah rapuh)

7
9. Patofisiologi

1.Ketuban pecah dalam persalinan secara umum


disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan
berulang
2. selaput ketuban pecah karena pada daerah
tertentu terjadi perubahan biokimia
selaputketuban inferior rapuh
ekstraseluler matriks. Perubahan struktur,
jumlah sel, dan katabolisme kolagen
aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan
selaput pecah.

Degradasi kolagen(matriks metaloproteinase


/MMP) yang dihambat oleh inhibitor jaringan
Tissue inhibitor of metalloproteinase-1/(TIMP-
1)spesifik dan inhibitor proteaseMendekati
waktu persalinankeseimbangan antara MMP dan
TIMP-1 mengarah pada degradasi proteolitik
dari matriks ekstraseluler dan membran
janinAktivitas degradasi proteolitik ini
meningkat menjelang persalinanMelemahnya
kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan
pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan
gerakan janinKPD pada kehamilan
prematur disebabkan oleh adanya faktor2
eksternal : infeksi yg menjalar dri
vagina. KPD prematur sering terjadi pada
polihidramnion, inkompeten serviks, solusio
plasenta.
10. Diagnosis/Pemeriksaan penunjang
 (+) cairan ketuban di vagina  menggerakan sedikit
bagian terbawah janin/meminta pasien batuk atau
mengedan.
 tes lakmus (Nitrazin test)  merah ke biru
 tentukan usia kehamilan (USG)
 tentukan (+)/(-) infeksi  38C, air ketuban keruh dan
berbau, janin takikardia (infeksi intrauterine)
 leukosit darah > 15.000/mm3
 tentukan tanda-tanda persalinan dan skoring pelvik
 tentukan adanya kontraksi yg teratur
 periksa dalam  bila akan dilakukan penanganan aktif
(terminasi kehamilan)

8
11. Penanganan
a. Konservatif:
 Rawat di RS (ABampisilin 4x500 mg/eritromisin dan
metronidazol 2x500mg selama 7 hari)
 jika, < 32-34 minggu (dirawat selama air ketuban masih
keluar, arau sampai air ketuban tidak lagi keluar)
 jika, 32-37 minggu, belum inpartu, (-) infeksi, tes
busa (-)  deksametason, observasi tanda2 infeksi, dan
kesejahteraan janin
 terminasi pada usia kehamilan 37 minggu
 jika, 32-37 minggu. sudah inpartu, (-) infeksi, beri
tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi
sesudah 24 jam
 jika, 32-27 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan
lakukan induksi, nilai tanda2 infeksi intrauterin)
 pada usia kehamilan 32-37 (steroid utk memacu
kematangan paru janin, dan bila memungkinkan periksa
kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu. dosis
betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari,
deksametason I.M 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
b. Aktif
>37 minggu, induksi dengan oksitosin. bila gagal
seksio sesarea. dapat pula diberikan misoprosol 25µg
(mikrogram) intravaginal tiap 6 jam max 4x. bila ada
tanda2 infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan
persalinan diakhiri.
 skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviksinduksi.
jika tidak berhasilsc
 skor pelvik > 5, induksi persalinan
12. Komplikasi:
Korioaminonitis(angka kejadiannya 1-2%)
keadaan pada perempuan hamil dimana korion,
amnion, dan cairan ketuban terkena
bakteri.Jika,berjanjut bisa menjadi
sepsis.Diagnosis: demam,nadi cepat,berkeringat,dan
cairan yang keluar berbau dari vaginasegera
rujuk ke dokter spesialis obgyn.
13. Pencegahan :
- Pemeriksaan kehamilan yang teratur.
- Kebiasaan hidup sehat, seperti mengonsumsi
makanan yang sehat, minum cukup, olahraga
teratur dan berhenti merokok.
- Membiasakan diri membersihkan daerah
kemaluan dengan benar, yakni dari depan ke
belakang, terutama setelah berkemih atau
buang air besar.
- Memeriksakan diri ke dokter bila ada sesuatu
yang tidak normal di aderah kemaluan,

9
misalnya keputihan yang berbau atau berwarna
tidak seperti biasanya.
- berhenti melakukan hubungan seksual bila ada
indikasi yang menyebabkan ketuban pecah dini,
seperti mulut rahim yang lemah.
- Mengonsumsi 100 mg vitamin C secara teratur
saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu.

10

Anda mungkin juga menyukai