PEMBAHASAN
darurat (IGD) pada tanggal 23 Januari 2019 pukul 17.40 dengan keluhan sesak
nafas, perut membesar, bengkak dikedua kaki, riwayat penyakit jantung (+),
pasien antara lain, kesadaran: Compos Mentis, tekanan darah: 130/90 mmHg,
paru dan efusi pleura kanan, serta pemeriksaan ekokardiogrfi yang menunjukkan
pasien terhadap penggunaan obat dan komunikasi dengan tenaga kesehatan untuk
2019. Pemantauan terapi obat dilakukan untuk melihat apakah penggunaan obat
40
meliputi tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, dan waspada efek
samping obat. Pemantauan terapi obat dilakukan setiap hari sesuai dengan obat
langsung kepada tenaga kesehatan terkait dengan efektifitas obat dan stabilitas
Organization), 1987 dalam Sneha (2016) adalah: (a) tepat obat (appropriate drug),
(b) tepat indikasi (appropriate indication), (c) tepat pasien (patient appropriate),
(d) tepat dosis, cara dan lama pemberian (appropriate dosage, administration and
duration), dan (e) tepat informasi pada pasien (information appropriate), serta (f)
Menurut INRUD (1999) dalam Rakhmawatie (2004), jika salah satu atau
dikatakan tidak memenuhi kriteria tepat pasien. Tidak terdapat kontraindikasi dari
semua pengobatan yang diterima pasien. Pengkajian tepat pasien juga dilakukan
dengan mencocokkan nama, tanggal lahir, dan No. RM yang tertulis digelang
pasien dengan status dan nama pasien yang ada dietiket obat. Dari pemeriksaan
Tepat indikasi berarti pasien diberikan obat dengan indikasi yang benar
41
Universitas Sumatera Utara mulai tanggal 1 - 6 Maret 2018. Penilaian tepat
42
9. Radang Metil i.v Untuk mengatasi Tepat
Prednisolon peradangan indikasi
oral
Terapi ini juga diberikan ketika pasien mendapat obat golongan diuretik
dieresis (sering BAK). Efek dari sering BAK ini adalah kalium ikut keluar melalui
43
4.2.3 Pengkajian Tepat Obat
kemanfaatan, keamanan, kecocokan obat dengan pasien dan harga. Penilaian tepat
Dosis merupakan salah satu penentu efikasi suatu obat. Dosis yang terlalu
44
dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan keracunan obat pada pasien. Cara
pemberian dan interval dosis akan mempengaruhi ketersediaan hayati obat dalam
tubuh. Adapun pengkajian ketepatan dosis dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Pada tanggal 2 Maret 2018, pasien diberikan infus KCL dengan dosis yang
sesuai dan tablet KSR dengan dosis 1 x 1 sesuai dengan kebutuhan elektrolit
Pada tanggal 4 dan 5 Maret 2018, pasien diberikan injeksi furosemid dengan dosis
diturunkan tetapi masih dalam tepat dosis dikarenakan pasien tampak lebih baik
dengan edema yang berkurang. Pada tgl 6 Maret 2018, pemberian furosemid
diganti dengan sediaan tablet dengan dosis yang sesuai dikarenakan untuk
45
memudahkan pasien dalam pengobatannya dan dapat dilanjutkan dengan rawat
pasien telah menunjukkan perbaikan klinis dan digoxin hanya bermanfaat untuk
ritme jantung. Pemberian Sprinolakton diberikan setiap hari dengan dosis yang
sesuai dan bukan untuk diuretik tapi sebagai antiremodelling yang dapat
mengurangi mortalitas pada pasien dengan gagal jantung sedang sampai berat.
tepat cara pemberian. IVFD NaCl 0,9%, furosemide, ketorolac, dan metil
obat yang baik seperti waktu pemberian, tujuan pemberian masing-masing obat,
efek samping yang mungkin terjadi serta cara penyimpanan untuk obat-obatan
Efek samping obat adalah semua efek yang tidak dikehendaki yang
46
memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi
sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker
Dari daftar efek samping obat-obat yang didapat pasien, tidak ditemukan adanya
efek samping yang terjadi. Efek samping dan interaksi obat dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
-Spironolakton+ furosemid
Dapat menghasilkan efek
sinergis pada kadar kalium
47
Simarc Mual, ruam kulit, rambut rontok, Memantau erat:
diare, sakit kepala, mimisan, Spironolakton menurunkan
demam. efek warfarin oleh
interaksi akibat
peningkatan konsentrasi
faktor pembekuan akibat
diuresis.
Spironolakt
1. gangguan saluran cerna; impotensi, Serius:
menstruasi tidak teratur, sakit Spironolakton + Kalium
on kepala, bingung; ruam kulit; Cloride keduanya saling
hiperkalemia; hiponatremia; meningkatkan efek.
hepatotoksisitas, osteomalasia.
KCL Hiperkalemia, mual, muntah, Memantau erat:
berkeringat, gatal-gatal, kesulitan Kalium+Digoxin,keduanya
bernafas, pembengkakan wajah; saling meningkatkan efek.
bibir; lidah; tenggorokan, detak
jantung tidak merata, kelemahan
otot.
KSR Mual, muntah, sakit pinggang, diare, Memantau erat:
hiperkalemia. Kalium+Furosemid,
Kalium meningkatkan,
furosemid menurunkan
efek.
Pasien pulang pada tanggal 6 Maret 2018 dengan persetujuan dokter dan
masih tetap menjalani pengobatan rawat jalan. Terapi obat pulang pasien yang
48
Tabel 4.5 Daftar Obat Pulang Pasien
Nama Obat Sediaan Cara penggunaan
Furosemid 40 mg 1 x 1 (pagi)
Concor 2,5 mg 1 x 1 (malam)
Spironolakton 25 mg 1 x 1 (siang)
Dorner 90 mg 1 x 1 (pagi)
Digoksin 1 x 0,25 1x1
Retaphyl 2 x 1/2
Onbrez Inhaler 1 x 1 puff
Spiriva 2 x 1 puff
Terapi obat yang diberikan untuk pasien pulang adalah sebagai berikut:
pasien CHF.
dengan penggunaan obat melalui konseling, informasi obat dan edukasi kepada
pasien.
memberikan tepat obat pada pasien. Adanya interaksi obat yang serius antara
jantung pasien.
49
4.5 Rekomendasi untuk Perawat
obat dengan tepat baik jenis obat maupun waktu pemberiannya kepada pasien,
mengisi lembar pemberian tepat waktu, menempatkan obat di lemari obat yang
sesuai dengan barcode pasien untuk mencegah salah pemberian obat dan menjaga
harus memonitor kadar kalium dan tanda-tanda vital lain serta mengontrol
menggunakan obat dengan tepat baik jenis obat maupun waktu pemberiannya
meliputi:
- Menyarankan kepada pasien agar istirahat total dan tidak melakukan aktivitas
yang berat.
- Memantau apakah ada reaksi efek samping yang timbul dari obat yang
digunakan pasien.
- Menyarankan kepada pasien atau keluarga agar menjaga pola hidup sehat, dan
hindari stres
50
44