Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Pasien

Pasien masuk ke RS Universitas Sumatera Utara melalui instalasi gawat

darurat (IGD) pada tanggal 23 Januari 2019 pukul 17.40 dengan keluhan sesak

nafas, perut membesar, bengkak dikedua kaki, riwayat penyakit jantung (+),

kemudian dipindahkan ke ruang Rawat Inap Cendana.

Dokter melakukan pemeriksaan fisik awal pada pasien yang meliputi

kesadaran, tekanan darah, nadi, pernafasan dan temperatur. Pemeriksaan fisik

pasien antara lain, kesadaran: Compos Mentis, tekanan darah: 130/90 mmHg,

nadi: 87 x/menit, suhu: 36°C, dan respirasi: 28 x/menit.

Selama dirawat, pasien mendapat terapi obat-obatan, pasien juga menjalani

pemeriksaan fisik, beberapa pemeriksaan laboratorium patologi klinik,

pemeriksaan penunjang Electrocardiogram (ECG) yang menunjukkan hasil ST-T

abnormal, dan pemeriksaan Radiologi Thorax menunjukkan hasil suspek

kardiomegali dengan pemesaran all chamber disertai hipertensi pulmonal, edema

paru dan efusi pleura kanan, serta pemeriksaan ekokardiogrfi yang menunjukkan

pasien mengalami hipertensi pulmonal.

Penulis melakukan pemantauan terapi obat untuk meningkatkan kepatuhan

pasien terhadap penggunaan obat dan komunikasi dengan tenaga kesehatan untuk

kualitas pengobatan yang terbaik mulai dari tanggal 23 Januari - 2 Februari

2019. Pemantauan terapi obat dilakukan untuk melihat apakah penggunaan obat

untuk terapi pasien diberikan secara rasional. Rasionalitas penggunaan obat

40
meliputi tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, dan waspada efek

samping obat. Pemantauan terapi obat dilakukan setiap hari sesuai dengan obat

yang diberikan. Penyampaian informasi penting tentang obat disampaikan secara

langsung kepada tenaga kesehatan terkait dengan efektifitas obat dan stabilitas

obat dalam bentuk rekomendasi kepada dokter dan perawat.

4.2 Pengkajian Rasionalitas Obat

Kriteria penggunaan obat rasional menurut WHO (World Health

Organization), 1987 dalam Sneha (2016) adalah: (a) tepat obat (appropriate drug),

(b) tepat indikasi (appropriate indication), (c) tepat pasien (patient appropriate),

(d) tepat dosis, cara dan lama pemberian (appropriate dosage, administration and

duration), dan (e) tepat informasi pada pasien (information appropriate), serta (f)

waspada efek samping (5T +1W).

4.2.1 Pengkajian Tepat Pasien

Menurut INRUD (1999) dalam Rakhmawatie (2004), jika salah satu atau

lebih obat yang digunakan pasien terdapat kontraindikasi, maka peresepan

dikatakan tidak memenuhi kriteria tepat pasien. Tidak terdapat kontraindikasi dari

semua pengobatan yang diterima pasien. Pengkajian tepat pasien juga dilakukan

dengan mencocokkan nama, tanggal lahir, dan No. RM yang tertulis digelang

pasien dengan status dan nama pasien yang ada dietiket obat. Dari pemeriksaan

identitas pasien, diketahui obat yang diberikan sudah tepat pasien.

4.2.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Tepat indikasi berarti pasien diberikan obat dengan indikasi yang benar

sesuai diagnosa Dokter. Pasien mendapatkan terapi obat-obatan di Rumah Sakit

41
Universitas Sumatera Utara mulai tanggal 1 - 6 Maret 2018. Penilaian tepat

indikasi pada pasien dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Penilaian tepat indikasi


No Kondisi Intervensi Rute Indikasi Keterangan
Klinis obat

1. Lemah, IVFD NaCl i.v Untuk pemenuhan Tepat


dehidrasi 0,9 % elektrolit, cairan, dan indikasi
ringan kalori dalam tubuh.
2. Edema Furosemid i.v, Sebagai obat diuretik Tepat
Oral yang bermanfaat indikasi
untuk mengurangi
edema.
3. Jantung Digoxin Oral Untuk meningkatkan Tepat
berdebar, kemampuan indikasi
atrial memompa
fibrilasi (kemampuan
kontraksi) jantung
dalam keadaan CHF.
4. Nyeri Isosorbid Oral Untuk mengobati dan Tepat
dada dinitrat mencegah nyeri dada indikasi
akibat tidak
cukupnya aliran
darah ke aliran darah
ke jantung.
5. Edema, Spironolakton Oral Untuk mengurangi Tepat
kadar beban miokardium, indikasi
kalium penurunan volume
randah cairan ekstraseluler,
perbaikan
kontraktilitas jantung
6. Jantung Bisoprolol Oral Untuk mengatasi dan Tepat
berdebar mengurangi beban indikasi
jantung pada pasien
CHF
7. Tekanan Ramipril Oral Untuk mengatasi Tepat
darah tekanan darah tinggi indikasi
tinggi atau hipertensi
8. Nyeri Ketorolac Oral Untuk mengatasi Tepat
nyeri sedang hingga indikasi
berat

42
9. Radang Metil i.v Untuk mengatasi Tepat
Prednisolon peradangan indikasi
oral

10. Nyeri Ranitidin i.v Untuk mengobati Tepat


perut nyeri di bagian perut Indikasi
dengan cara
memblok reseptor
histamin pada sel
parietal sehingga sel
parietal tidak dapat
dirangsang untuk
mengeluarkan asam
lambung.
11. Trombus Dorner Oral Sebagai antiplatelet Tepat
untuk mencegah indikasi
thrombosis vena.

12. Batuk Ambroxol Oral Sebagai mukolitik Tepat


mengencerkan secret Indikasi
pada saluran nafas

13. Sesak Ventolin Inhala Untuk mengobati Tepat


Nafas si bronkospasme Indikasi
(penyempitan
dinding saluran
pernafasan) pada
pasien yang menderit
jantung dan
hipertensi
Pasien juga diberikan O2 untuk membantu pernafasannya. Melalui

pemberian O2 , kebutuhan tubuh akan oksigen dapat terpenuhi (Alldredge, dkk.,

2012). Pemberian O2 tersebut sudah tepat.

Terapi ini juga diberikan ketika pasien mendapat obat golongan diuretik

yang bekerja untuk mengurangi retensi cairan/bengkak dan menyebabkan efek

dieresis (sering BAK). Efek dari sering BAK ini adalah kalium ikut keluar melalui

urine sehingga pasien rentan mengalami kekurangan kalium (Anonim, 2016).

43
4.2.3 Pengkajian Tepat Obat

Tepat Obat adalah ketepatan pemilihan obat dengan mempertimbangkan

kemanfaatan, keamanan, kecocokan obat dengan pasien dan harga. Penilaian tepat

obat pada pasien dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Penilaian tepat obat


Tanggal Nama Obat Rute Keterangan
(Dagang/
Generik)

1. IVFD NaCl i.v Tepat obat, untuk memperbaiki


0,9% keseimbangan cairan dan elektrolit dan terapi
pemulihan untuk mengganti jumlah cairan
yang hilang.
2. Furosemid i.v, Tepat obat, sebagai mengatasi retensi cairan,
Oral edema.
3. Digoxin i.v, Tepat obat, untuk mengatasi CHF dan
mengobati detak jantung cepat dan tidak
oral
teratur, seperti fibrilasi atrium.
4. Simarc Oral Tepat obat, untuk mencegah terbentuknya
trombus karena penggumpalan trombosit
darah.
5. Spironolakto Oral Tepat obat, spironolakton dikombinasi
n dengan furosemid dapat bersifat aditif yaitu
menambah efek diuresis, dan spironolakton
bersifat menahan kalium.
6. KCL i.v Tepat obat, untuk membantu pengobatan
dan pencegahan hipokalemia.
7. KSR Oral Tepat obat, untuk membantu pengobatan
dan pencegahan hipokalemia.

8. Bisoprolol Oral Tepat obat, mengatasi dan mengurangi


beban jantung pada pasien CHF.

4.2.4 Pengkajian Tepat Dosis

Dosis merupakan salah satu penentu efikasi suatu obat. Dosis yang terlalu

rendah bisa menyebabkan tidak tercapainya efek yang diharapkan, sedangkan

44
dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan keracunan obat pada pasien. Cara

pemberian dan interval dosis akan mempengaruhi ketersediaan hayati obat dalam

tubuh. Adapun pengkajian ketepatan dosis dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Pengkajian Tepat Dosis


Bentuk sediaan Dosis yang
Nama Obat Dosis Lazim Ket.
dan Kekuatan Diberikan
Furosemide Injeksi 10 20-40 mg/hari 20 mg/6 jam, Tepat
mg/ml bila respon tidak 20 mg/12 jam
cukup baik,
Furosemide Tablet 40 mg dosis dapat 40 mg/24 jam Tepat
dinaikkan.
Digoxin Injeksi 0,5 mg 0,75 mg -1,5 mg 0,5 mg/8 jam Tepat
Digoxin Tablet 0,25 mg 0,25 mg/8 jam Tepat
IVFD NaCl Injeksi 500 ml Sesuai kondisi 10 tts/menit Tepat
0,9% pasien
KCL Injeksi 20-40 10 tts/menit Tepat
mEq/12jam
Simarc Tablet 2 mg 2 – 10 mg/hari 2 mg/24 jam Tepat
Spironolakton Tablet 25 mg 25 – 50 mg/hari 25 mg/24 jam Tepat
KSR Tablet 600 mg 75 mg/kg/hari 600 mg/8 jam Tepat
Bisoprolol Tablet 5 mg 1,25mg/hari,dap 5 mg/24 jam Tepat
at dinaikkan
dosisnya tidak
melebihi 10
mg/hari

Pada tanggal 2 Maret 2018, pasien diberikan infus KCL dengan dosis yang

sesuai dan tablet KSR dengan dosis 1 x 1 sesuai dengan kebutuhan elektrolit

dikarenakan nilai Kalium pasien dibawah normal sehingga terjadi hipokalemia.

Pada tanggal 4 dan 5 Maret 2018, pasien diberikan injeksi furosemid dengan dosis

diturunkan tetapi masih dalam tepat dosis dikarenakan pasien tampak lebih baik

dengan edema yang berkurang. Pada tgl 6 Maret 2018, pemberian furosemid

diganti dengan sediaan tablet dengan dosis yang sesuai dikarenakan untuk

45
memudahkan pasien dalam pengobatannya dan dapat dilanjutkan dengan rawat

jalan. Pada tgl 1 Februari pemberian digoxin dihentikan dikarenakan kondisi

pasien telah menunjukkan perbaikan klinis dan digoxin hanya bermanfaat untuk

mengurangi gejala, tidak mengurangi mortalitas, terutama bila disertai gangguan

ritme jantung. Pemberian Sprinolakton diberikan setiap hari dengan dosis yang

sesuai dan bukan untuk diuretik tapi sebagai antiremodelling yang dapat

mengurangi mortalitas pada pasien dengan gagal jantung sedang sampai berat.

4.2.5 Pengkajian Tepat Cara Pemberian

Berdasarkan informasi yang diperoleh, diketahui pemberian obat sudah

tepat cara pemberian. IVFD NaCl 0,9%, furosemide, ketorolac, dan metil

prednisolon pemberiannya secara parenteral, sementara itu digoksin, ramipril,

bisoprolol, dorner cara pemberian peroral sedangkan ventolin diberikan melalui

inhalasi. Furosemide dan metil prednisolon diberikan kedalam dua rute

pemberian, pertama melaui parenteral kedua melaui oral. Pemberian secara

parenteral diharapkan meberikan efek segera, karena kedua pasien sudah

membaik diganti kedalam bentuk sediaan.

4.2.6 Pengkajian Tepat Informasi

Pasien telah diberikan edukasi dan informasi tentang cara penggunaan

obat yang baik seperti waktu pemberian, tujuan pemberian masing-masing obat,

efek samping yang mungkin terjadi serta cara penyimpanan untuk obat-obatan

yang digunakan untuk rawat jalan.

4.2.7 Pengkajian Waspada Efek Samping Obat

Efek samping obat adalah semua efek yang tidak dikehendaki yang

membahayakan atau merugikan pasien akibat penggunaan obat. Setiap obat

46
memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi

sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker

menjadi sangat penting untuk membantu dalam mengoptimalkan terapi pasien.

Dari daftar efek samping obat-obat yang didapat pasien, tidak ditemukan adanya

efek samping yang terjadi. Efek samping dan interaksi obat dapat dilihat pada

Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan


Jenis Obat Efek samping Interaksi

IVFD NaCl Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi -


karena larutannya atau cara
0,9% pemberiannya, termasuk timbulnya
panas, iritasi, dan infeksi pada
tempat penyuntikan.
Furosemid Hipokalemia, hiperurikemia, Memantau erat:
hiperglikemia, mual, muntah, - Furosemid+Bisoprolol,
anoreksia, iritasi mulut dan bisoprolol meningkatkan
lambung, diare, dan sembelit, dan furosemid
gangguan pendengaran, pusing, menurunkan efek.
sakit kepala, juga penglihatan kabur.
-Furosemid+Digoxin,
furosemid meningkatkan
efek digoxin.

-Spironolakton+ furosemid
Dapat menghasilkan efek
sinergis pada kadar kalium

Digoxin Biasanya karena dosis yang Serius:


berlebihan, termasuk anoreksia, Digoksin + Bisoprolol
mual muntah, diare, nyeri abdomen, Dapat meningkatkan risiko
gangguan penglihatan, sakit kepala, bradikardia.
rasa capai, mengantuk, bingung,
pusing, depresi, halusinasi, aritmia, Memantau erat:
blok jantung, iskemi usus, spironolakton + digoksin
trombositopenia. spironolakton meningkatan
kadar digoksin oleh P-
Glikoprotein transporter,
meningkatkan kadar
kalium.

47
Simarc Mual, ruam kulit, rambut rontok, Memantau erat:
diare, sakit kepala, mimisan, Spironolakton menurunkan
demam. efek warfarin oleh
interaksi akibat
peningkatan konsentrasi
faktor pembekuan akibat
diuresis.
Spironolakt
1. gangguan saluran cerna; impotensi, Serius:
menstruasi tidak teratur, sakit Spironolakton + Kalium
on kepala, bingung; ruam kulit; Cloride keduanya saling
hiperkalemia; hiponatremia; meningkatkan efek.
hepatotoksisitas, osteomalasia.
KCL Hiperkalemia, mual, muntah, Memantau erat:
berkeringat, gatal-gatal, kesulitan Kalium+Digoxin,keduanya
bernafas, pembengkakan wajah; saling meningkatkan efek.
bibir; lidah; tenggorokan, detak
jantung tidak merata, kelemahan
otot.
KSR Mual, muntah, sakit pinggang, diare, Memantau erat:
hiperkalemia. Kalium+Furosemid,
Kalium meningkatkan,
furosemid menurunkan
efek.

Bisoprolol Mual, muntah, ekstremitas terasa Memantau erat:


dingin, sakit kepala, lelah, lemah, Bisoprolol+Kalium
diare, pusing, gagal jantung, kram Cloride, keduanya saling
otot, depresi, gangguan tidur, meningkatkan efek.
gangguan stimulus AV, konstipasi,
bronkospasme, mimpi buruk, Bisoprolol+
halusinasi, reaksi hipersensitivitas, Spironolakton, keduanya
hepatitis, gangguan potensi, saling meningkatkan efek.
gangguan pendengaran, rinitis
alergi, penurunan produksi air mata,
konjungtivitas, dispnea,
kardiomiopati, takikardi, infeksi
virus, pneumonia.

(sumber : Medscape, 2017)

4.3 Pengkajian Terapi Obat Pulang Pasien

Pasien pulang pada tanggal 6 Maret 2018 dengan persetujuan dokter dan

masih tetap menjalani pengobatan rawat jalan. Terapi obat pulang pasien yang

diresepkan oleh dokter dapat dilihat pada Tabel 4.5.

48
Tabel 4.5 Daftar Obat Pulang Pasien
Nama Obat Sediaan Cara penggunaan
Furosemid 40 mg 1 x 1 (pagi)
Concor 2,5 mg 1 x 1 (malam)
Spironolakton 25 mg 1 x 1 (siang)
Dorner 90 mg 1 x 1 (pagi)
Digoksin 1 x 0,25 1x1
Retaphyl 2 x 1/2
Onbrez Inhaler 1 x 1 puff
Spiriva 2 x 1 puff
Terapi obat yang diberikan untuk pasien pulang adalah sebagai berikut:

 Furosemid digunakan untuk mengatasi retensi cairan, edema.

 Spironolakton digunakan untuk untuk mengurangi beban miokardium,

penurunan volume cairan ekstraseluler, perbaikan kontraktilitas jantung.

 Concor digunakan untuk mengatasi dan mengurangi beban jantung pada

pasien CHF.

Pemahaman dan kepatuhan pasien dalam menggunakan obat menjadi hal

yang penting dalam mengoptimalkan terapi pasien. Seorang apoteker secara

sistemik mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan

dengan penggunaan obat melalui konseling, informasi obat dan edukasi kepada

pasien.

4.4. Rekomendasi untuk Dokter

Rekomendasi untuk dokter oleh apoteker dimaksudkan agar dokter

memberikan tepat obat pada pasien. Adanya interaksi obat yang serius antara

Digoksin + Bisoprolol, menyarankan kepada dokter untuk memantau denyut

jantung pasien.

49
4.5 Rekomendasi untuk Perawat

Rekomendasi untuk perawat oleh apoteker dimaksudkan untuk memberi

obat dengan tepat baik jenis obat maupun waktu pemberiannya kepada pasien,

mengisi lembar pemberian tepat waktu, menempatkan obat di lemari obat yang

sesuai dengan barcode pasien untuk mencegah salah pemberian obat dan menjaga

kebersihan lingkungan ruangan pasien dari wadah/sisa obat-obatan. Perawat juga

harus memonitor kadar kalium dan tanda-tanda vital lain serta mengontrol

keseimbangan cairan dan elektrolit pasien.

4.6 Edukasi Pasien

Edukasi kepada pasien oleh apoteker dimaksudkan agar pasien

menggunakan obat dengan tepat baik jenis obat maupun waktu pemberiannya

untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Adapun edukasi yang dilakukan

meliputi:

- Memeriksa ketepatan penggunaan obat pada pasien.

- Menjelaskan indikasi dari pengobatan yang diterima pasien.

- Menyarankan kepada pasien agar istirahat total dan tidak melakukan aktivitas

yang berat.

- Memantau apakah ada reaksi efek samping yang timbul dari obat yang

digunakan pasien.

- Menyarankan kepada pasien atau keluarga pasien agar mengonsumsi makanan

sehat, sayur, buah dan vitamin.

- Menyarankan kepada pasien atau keluarga agar menjaga pola hidup sehat, dan

hindari stres

50
44

Anda mungkin juga menyukai