Anda di halaman 1dari 9

Laporan Laboratorium Pengolahan Limbah Industri

“Analisa Zat Padat”

ANALISA ZAT PADAT

1. TUJUAN
Mengetahui besarnya kadar zat padat yang terlarut dalam air.

2. PERINCIAN KERJA
 Analisa zat padat total.
 Analisa zat padat total organik dan anorganik.
 Analisa zat padat tersuspensi.
 Analisa zat padat tersuspensi organik dan anorganik.

3. ALAT DAN BAHAN


2.1 Alat
 Furnace
 Oven
 Cawan porselin
 Petridish
 Timbangan analitis
 Eksikator
 Gegep besi
 Kasa asbes
 Pipet volume 10 mL
 Corong
 Erlenmeyer 250 mL

2.2 Bahan
 Sampel limbah cair
 Kertas saring

1
Laporan Laboratorium Pengolahan Limbah Industri
“Analisa Zat Padat”

4. DASAR TEORI
Dalam air ditemui dua kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam
dan molekul organik, dan zat padat tersuspensi dan koloidal seperti tanah
liat dan kwarts, perbedaan antara kedua kelompok zat yang ada dalam air
alam cukup jelas dalam praktek namun kadang-kadang batas itu tidak
dapat dipastikan secara defenitif. Dalam kenyataan sesuatu molekul
organik polimer tetap bersifat zat yang terlarut, walaupun panjangnya lebih
dari 10 m, sedangkan beberapa jenis zat padat koloid mempunyai sifat
bereaksi seperti zat-zat yang terlarut.
Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan
komponen-komponen air secara lengkap, juga untuk merencanakan serta
pengawasan proses-proses pengolahan dalam bidang air buangan.
Zat-zat padat yang terdapat dalam suspensi dapat dibedakan
menurut ukuran sebagai partikel tersuspensi koloid dan pertikel
tersuspensi biasa. Jenis partikel koloid tersebut adalah menyebabkan
kekeruhan dalam air yang disebabkan oleh penyimpangan sinar nyata yang
menembus suspensi tersebut. Partikel-partikel koloid tidak dapat terlihat
secara visual, sedangkan larutannya yang terdiri dari ion-ion dan molekul-
molekul tidak pernah keruh. Larutan menjadi keruh bila terjadi
pengendapan yang merupakan keadaan kejenuhan dari suatu senyawa
kimia. Partikel-partikel tersuspensi biasa, mempunyai ukuran yang lebih
besar dari partikel koloid dan dapat menghalangi sinar yang akan
menembus suspensi, sehingga tidak dapat dikatakan keruh karena
sebenarnya air diantara molekul-molekul tersuspensi tidak keruh dan sinar
tidak menyimpang. Seperti halnya ion-ion dan molekul-molekul yang
terlarut, zat padat koloid dan tersuspensi dapat bersifat organik dan
inorganik. Dalam metode analisa zat padat, pengertian zat padat total
adalah semua zat yang tersisa sebagai residu dalam suatu bejana bila
sampel air dalam bejana tersebut dipanaskan pada suhu tertentu. Zta

2
Laporan Laboratorium Pengolahan Limbah Industri
“Analisa Zat Padat”

padat total terdiri dari zat padat tersuspensi dan zat padat terlarut yang
dapat bersifat organik dan anorganik.
Zat padat tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi
antara lain zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat
terendap yang dapat bersifat organis dan inorganis. Zat padat terendap
adalah zat padat dalam suspensi yang dalam keadaan tenang dapat
mengendap setelah waktu tertentu karena pengaruh gaya beratnya.
Penentuan zat padat terendap ini dapat melalui volumenya, disebu analisa
volum lumpur (sludge volume), dan dapat melalui beratnya disebut analisa
lumpur kasar atau umumnya disebut Zat Padat Terendap (Settleabble
solids).
POLUSI AIR
Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal,
bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat
dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi.
Sebagai contoh, meskipun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil
dengan udara yang bersih dan bebas polusi, air hujan selalu mengandung
bahan-bahan terlaruit seperti CO2, O2 dan N2, serta bahan-bahan
tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa dari
atmosfer. Air permukaan dan air sumur biasanya mengandung bahan-
bahan metal terlarut seperti Na, Ca dan Fe. Air yang mengandung
komponen-lomponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Air
minum pun bukan merupakan air murni. Meskipun bahan-bahan
tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut, tetapi
air minum mungkin masih mengandung komponen-komponen terlarut.
Bahkan air murni sebenarnya tidak enak untuk diminum karena beberapa
bahan yang terlarut mungkin memberikan rasa yang spesifik terhadap air
minum.
Dari contoh-contoh tersebut di atas, jelas bahwa air yang tidak
terpolusi tidak selalu merupakan air murni, tetapi adalah air yang tidak
mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas
yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal

3
Laporan Laboratorium Pengolahan Limbah Industri
“Analisa Zat Padat”

untuk keperluan tertentu. Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan


air tersebut tidak dapat digunakan secara normal disebut polusi. Karena
kebutuhan m,akhluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batasan
polusi untuk berbagai jenis air berbeda.

SIFAT-SIFAT AIR TERPOLUSI


Untuk mengetahui apakah suatu air terpolusi atau tidak, diperlukan
pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui
apakah terjadi penyimpangan dari batasan-batasan polusi air. Sifat-sifat air
yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi
air misalnya :
 Nilai pH, keasaman dan alkalinitas
 Suhu
 Warna, bau dan rasa
 Jumlah padatan
 Nilai BOD/COD
 Pencemaran mikroorganisme patogen
 Kandungan minyak
 Kandungan logam berat
 Kandungan bahan radioaktif

5. PROSEDUR KERJA
1) Analisa Zat Padat Total
a) Memasukkan cawan ke dalam furnace 550 oC selama 1 jam, setelah
itu dimasukkan ke dalam oven 105 oC selama 1 jam.
b) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit.
c) Menimbang dengan timbangan analitis (a mg)
d) Menuangkan sampel sebanyak 10 mL ke dalam cawan yang telah
ditimbang, catat volume sampel (c mL)
e) Memasukkan ke dalam oven 105 oC selama 24 jam.
f) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit.

4
Laporan Laboratorium Pengolahan Limbah Industri
“Analisa Zat Padat”

g) Menimbang dengan timbangan analitis (b mg).


h) Menghitung jumlah zat padat total.
2) Analisa Zat Padat Total Organik dan Anorganik
a) Cawan dan residu dari hasil analisa zat padat total dibakar dalam
furnace 550 oC selama 1 jam.
b) Memasukkan ke dalam oven 105oC selama 1 jam.
c) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit.
d) Menimbang dengan timbangan analitis (d mg)
e) Menghitunmg jumlah zat padat total organik dan anorganik.
3) Analisa Zat Padat Tersuspensi
a) Membakar cawan porselin dengan suhu 550 oC selama 1 jam, setelah
itu memasukkan ke dalam oven 105oC selama 1 jam.
b) Memasukkan kertas asrimg ke oven 105oC selama 1 jam.
c) Mendinginkan cawan dan kertas saring di atad dalam eksikator
selama 15 menit.
d) Menimbang cawan dan kertas saring dengan timbangan analitis
(e mg).
e) Meletakkan kertas saring yang telah ditimbang pada vacum filter.
f) Menuangkan 10 mL sampel di atas filter yang telah dipasang pada
vacum filter, Volume sampel yang digunakan ini tergantung
kepekatannya, catat volume sampel (g mL).
g) Menyaring sampel sampai kering atau habis airnya.
h) Meletakkan kertas saring pada cawan porselin dan dimasukkan ke
dalam oven 105oC selama 1 jam.
i) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit.
j) Menimbang dengan timbangan analitis (f mg).
k) Menghitung jumlah zat padat tersuspensi.
4) Analisa Zat Padat Tersuspensi Organik dan Anorganik.
a) Kertas saring dan residu hasil analisa zat padat tersuspensi di atas,
dimasukkan di cawan porselin yang telah dipanaskan 550 oC selama 1
jam dan ditimbang, setelah itu masukkan dalam oven 105oC selama
15 menit.

5
Laporan Laboratorium Pengolahan Limbah Industri
“Analisa Zat Padat”

b) Membakar cawan dan kertas saring dalam furnace 550oC selama 1


jam, setelah itu masukkan ke dalam oven 105oC selama 15 menit.
c) Mendinginkan dalam eksikator selama 15 menit.
d) Menimbang dengan timbangan analitis (h mg).
e) Menghitung jumlah zat padat tersuspensi organik dan anorganik.

6. DATA PENGAMATAN
1. Analisa Zat Padat Total
Bobot Cawan kosong (a) = 23,7153 gram
Bobot cawan dan residu (b) = 23,8090 gram
Volume sampel (c) = 10 mL
2. Analisa Zat Padat Total Organik dan Anorganik
Bobot cawan dan residu (d) = 23,7801 gram
3. Analisa Zat Padat Tersuspensi
Bobot Cawan kosong (e) = 15,7264 gram
Bobot cawan dan residu (f) = 15,7829 gram
Volume sampel (g) = 10 mL
4. Analisa Zat Padat Tersuspensi Organik dan Anorganik.
Bobot cawan, kertas saring dan residu (h) = 15,7577 gram

7. PERHITUNGAN
( b - a) gram
Zat Padat Total = x 1000 mg/gr x 1000 mL/L
c mL
=

(23,8090 - 23,7153)gr
x 1000 mg/gr x 1000 mL/L
10 mL
= 9370 mg/L
( b - d) gram
Zat Padat Total organik = x 1000 mg/gr x 1000 mL/L
c mL

6
Laporan Laboratorium Pengolahan Limbah Industri
“Analisa Zat Padat”

(23,8090 - 23,7801)gr
x 1000 mg/gr x1000 mL/L
10 mL
= 2890 mg/L
( d - a) gram
Zat Padat Total anorganik = x 1000 mg/gr x 1000 mL/L
c mL
=

(23,7801- 23,7153)gr
x 1000 mg/gr x1000mL/L
10 mL
= 6480 mg/L

( f - e) gram
Zat Padat Tersuspensi = x 1000 mg/gr x 1000 mL/L
g mL
=

(15,7829 - 15,7264)gr
x 1000 mg/gr x 1000 mL/L
10 mL
= 5650 mg/L
( f - h) gram
Zat Padat Tersuspensi organik = x 1000 mg/gr x 1000 mL/L
c mL
=

(15,7829 - 15,7577)gr
x 1000 mg/gr x1000mL/L
10 mL
= 2520 mg/L
(h - e) gram
Zat Padat Tersuspensi anorganik = x 1000 mg/gr x 1000 mL/L
c mL
=

(15,7577 - 15,7264)gr
x 1000 mg/gr x1000mL/L
10 mL
= 3130 mg/L
Zat padat Terlarut = Zat padat total – Zat padat tersuspensi
= (9370 – 5650) mg/L

7
Laporan Laboratorium Pengolahan Limbah Industri
“Analisa Zat Padat”

= 3720 mg/L
Zat Padat Terlarut Organik = Zat padat total organik – Zat padat
tersuspensi organik
= (2890 – 2520) mg/L
= 370 mg/L
Zat Padat Terlarut Anorganik = Zat padat total anorganik–Zat padat
tersuspensi anorganik
= (6480 – 3130) mg/L
= 3350 mg/L

8. PEMBAHASAN

9. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
Kandungan Zat padat total dalam sampel adalah = 9370 mg/L
Kandungan Zat padat total anorganik dalam sampel adalah = 6480 mg/L
Kandungan Zat padat total organik dalam sampel adalah = 2890 mg/L
Kandungan Zat padat tersuspensi dalam sampel adalah = 5650 mg/L
Kandungan Zat padat tersuspensi anorganik dalam sampel adalah= 3130 mg/L
Kandungan Zat padat tersuspensi organik dalam sampel adalah = 2520 mg/L
Kandungan Zat padat terlarut dalam sampel adalah = 3720 mg/L
Kandungan Zat padat terlarut anorganik dalam sampel adalah = 3350 mg/L
Kandungan Zat padat terlarut organik dalam sampel adalah = 370 mg/L

10. DAFTAR PUSTAKA


Alaerts, G. dan Santika, S. S., 1987, Metode Penelitian Air, Usaha Nasional,
Surabaya, Indonesia.

Anonim, 2005, Petunjuk Praktikum Laboratorium Kimia Organik, Jurusan


Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar.

Anonim, 1981, Pedoman Pengamatan Kualitas Air, Dir. Penyelidikan


Masalah Air, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
8
Laporan Laboratorium Pengolahan Limbah Industri
“Analisa Zat Padat”

Sawyer, C. N. and Perry, L. M., 1984, Chemistry for Environmental


Engineering, 3rd edition, Mc. Graw-Hill Book Company, New York.

Anda mungkin juga menyukai