Anda di halaman 1dari 7

2.

2 Jenis-Jenis Jaringan Epitel


2.2.1 Jaringan epitel berdasarkan struktur
Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibedakan menjadi 3 macam, yaitu epitel pipih, epitel
batang (silinder), dan epitel kubus.
a. Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis (sederhana) banyak ditemukan pada organ-organ seperti
pembuluh darah, pembuluh limfa, paru-paru, alveoli, dan selaput perut. Sitoplasma jaringan ini
sangat jernih, inti selnya berbentuk bulat di tengah, dan sel-selnya tersusun sangat rapat.
Jaringan epitel pipih selapis berperan dalam proses fi ltrasi, sekresi, dan difusi osmosis. Perhatikan
gambar supaya mengetahui bentuk epitel pipih selapis.

b. Epitel Pipih Berlapis


Seperti epitel pipih selapis, sel jaringan epitel pipih berlapis (kompleks) tersusun sangat rapat.
Rongga mulut, esofagus, laring, vagina, saluran anus, dan rongga hidung banyak tersusun oleh
jaringan ini. Fungsinya adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus. Epitel pipih berlapis dapat
dilihat pada gambar berikut:

c. Epitel Batang Selapis


Sel berbentuk batang, sitoplasma jernih, dengan inti sel bulat berada di dekat dasar merupakan
ciri jaringan ini. Epitel batang selapis banyak ditemukan pada usus, dinding lambung, kantong
empedu, saluran rahim, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan bagian atas. Jaringan ini
berfungsi dalam proses sekresi, penyerapan (absorpsi), penghasil mukus, dan pelicin/pelumas
permukaan saluran.

d. Epitel Batang Berlapis Banyak


Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak lapisan sel yang berbentuk batang. Jaringan
epitel batang berlapis banyak terdapat pada beberapa organ tubuh seperti bagian mata yang
berwarna putih, faring, laring, dan uretra. Fungsinya yaitu sebagai tempat sekresi yakni penghasil
mukus, dan ekskresi, misalnya kelenjar ludah dan kelenjar susu.

e. Epitel Kubus Selapis


Jaringan epitel berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa bagian, meliputi permukaan
ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata. Perhatikan gambar berikut untuk mengetahui bentuk epitel
kubus selapis dengan tepat. Fungsinya adalah tempat sekresi.
f. Epitel Kubus Berlapis Banyak
Epitel kubus berlapis banyak terdapat pada beberapa bagian tubuh, yakni folikel ovarium,
testis, kelenjar keringat, dan kelenjar ludah. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung dan
penghasil mukus. Selain itu, jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung dari gesekan.

g. Epitel Transisi
Sel penyusun epitel transisi bentuknya dapat berubah dan berlapislapis. Epitel ini dapat
ditemukan pada organ saluran pernafasan, ureter, dan kandung kemih. Saat kandung kemih berisi
urine, sel epitel akan berbentuk kuboid seperti dadu atau silindris. Epitel transisi pada
kandung kemih dapat dilihat pada gambar berikut.
2.2.2 Jaringan Epitel berdasarkan fungsinya, jaringan hewan memiliki salah satu jenis jaringan
yang disebut jaringan epitel kelenjar. Epitel kelenjar banyak terdapat pada kelenjar endokrin dan
kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, sehingga hasilnya langsung masuk
ke dalam peredaran darah. Contoh: kelenjar adrenal, timus, dan tiroid.
a. epitel kelenjar endokrin

b. epitel kelenjar eksokrin


2.3 Sifat-sifat umum jaringan epitel
Meskipun jaringan epitel mempunyai morfologi yang berbeda-beda tergantung dari fungsi dan
letaknya dalam tubuh, mereka mempunyai beberapa sifat dasar umum :
a. Lamina basalis
Semua jaringan epitel mempunyai pada permukaan basal nya yang berhubungan
dengan jaringan penyambung di bawahnya suatu struktur ekstra sel barupa lembaran
kontinyu yang disebut lamina basalis, struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop
electron dan terlihat sebagai satu lapisan granul tipis di dalam mana fibrilfibril sangat halus
menyusun suatu jaringan lembut . Telah diketahui bahwa ia mengandung kolagen protein
dan beberapa kompleks protein polisakarida amorf. Selsel epitel mungkin merupakan
sumber lamina basalis. Ketebalan lamina basalis bervariasi antara 50-80 nm, ia tidak
merupakan sawar/ barier difusi kebanyakan zat. Di bagian bawah lamina basalis pada
kebanyakan lapisan epitel terdapat serabut reticulum/ fibril kolagen yang memebentuk
kompleks dengan protein polisakarida amorf menyusun lapisan yang disebut lamina
fibrosa atau retikularis. Ketiga lapisan tersebut : lamina basalis-zat-zat dasar dan lamina
fibrosa disebut membrane basalis suatu struktur yang melekatkan lapisan epitel dengan
jaringan di bawahnya yaitu suatu lapisan jaringan penyambung yang disebut lamina propria
dimana permeabilitas lapisan – lapisan ini merupakan syarat mutlak perlintasa nutrisi bagi
sel epitel.
b. Nutrisi dan inervasi
Biasanya pembuluh darah tidak menembus jaringan epitel sehingga tidak ada
hubungan langsung diantara sel-sel ini dengan pembuluh darah . Oleh karena itu nutrisi
epitel tergantung dari difusi metabolit melalui membrane basalis dan bagian-bagain dari
lamina propria. Proses difusi tersebut mungkin ditingkatkan oleh papila-papila yang
memperluas persentuhan lapisan epitel dengan lamina propria dan ia mungkin membatasi
ketebalan lapisan epitel tersebut. Kebanyakan jaringan epitel menerima ujung-ujung saraf
dari suatu jaringan saraf yang luas
c. Pembaharuan sel epitel
Jaringan epitel pada umumnya merupakan struktur labil yang sel-selnya terus
diperbaharui oleh aktifitas mitosis . Kecepatan pembaharuan ini bervariasi ia berlangsung
dengan cepat pada epitel usus yang diperbaharui tiap 2-5 hari, atau cukup 7 lambat seperti
pada epitel pancreas dimana pembaharuan mencapai 50 hari, pada jenis epitel berlapis dan
berlapis semu aktivitas pembeharuan/ mitosis terjadi pada epitel di bagian germinal yang
terletak dekan lamina basalis.
d. Metaplasia
Dalam keadaan fisiologi atau patologi tertentu suatu jenis jaringan epitel dapat
mengalami serangkaian transformasi menjadi jenis epitel lain. Proses ini dinamakan
metaplasia yang bersifat reversibel, suatu contoh misalkan :
(1) pada perokok berat epitel berlapis semu pada bronkus dapat berubah menjadi epitel
gepeng.
(2) Pada defisiensi vitamin A yang kronis , jaringan epitel bronkus digantikan epitel
berlapis gepeng, kejadian metaplasia dapat juga terjadi pada jaringan penyambung.
e. Junctional complex
Sel-sel epitel bergabung / bersatu dengan kuat dan diperlukan daya mekanis yang
relative kuat untuk memisahkannya. Sifat ikatan antar sel epitel seperti ini biasanya terjadi
pada bagian yang mengalami tenaga tarikan dan tekanan yang kuat misalnya di kulit.
Sebagian disebabkan oleh tenaga pengikat dari glikoprotein membrane plasma, ion
kalsium juga memegang peranan penting dalam menjaga kohesi membrane sel ini.
Kekuatan perlekatan antar sel juga dipengaruhi oleh usia seperti ditunjukkan oleh reaksi
sel yang berbeda-beda terhadap adanaya tripsin atau deoksilat atau pengeluaran kalisum.
Ada struktur penting dalam menjaga ikatan/ perlekatan atar sel-sel epitel :
(a) Desmosom atau macula adherens, ini adalah struktur kompleks berbentuk cakram
juksta posisi 2 daerah padat elektron pada permukaan sitoplasmik membran sel dari 2 sel
epitel yang berdekatan, daerah ini disebut pelat padat sitoplasmik pada dasarnya terdiri dari
suatu daerah padat elektronberbutir-butir yang berhubungan erat dengan permukaan paling
dalam dari unit membran sel. Kelompok-kelompok entermediate filament disisipkan di
dalam daerah intra sel dari desmosom atau membuat belokan tajam dan kembali ke dalam
sitoplasma dan oleh karena itu di dalam ruang ektra sel tersebar sering terlihat struktur
fibril dan granul yang bertanggung jawab atas kuatnya adhesi antar sel tersebut. Fibril intra
sel tipis yang disisipkan ke dalam desmosom juga ada di tempat-tempat lain yang ada di
dalam sel epitel, mereka dapat membentuk jalinan horisontal dari intermediate filament
tepat dibawah membrane permukaan epitel disebut terminal web. Desmosom tersebar
sebagai bercak-bercak sepanjang permukaan epitel, mereka tidak menymbat celah di antara
membran sel di daerah mana tidak ada desmosom. 8 Sebagai akibatnya cairan dapat
bersirkulasi melalui celah tersebut di antara sel-sel epitel, ini merupakan peristiwa penting
dalam fisiologi jaringan epitel.
(b) Zonula okludens (tight junction), suatu daerah dimana lapisan luar 2 membran sel
berlekatan bertemu dan bersatu, ini buka pelekatan yang kontinyu tetapi merupakan krista-
krista IMP yang ada di dalam membrane sel berdekatan dan bersatu pada apex mereka.
Zonula okludens penting untuk membentuk barier/ sawar yang merintangi lewatnya zat
secara bebas melintasi suatu sel epitel. Ia juga mempunyai efek penutup yang tidak
memungkinkan perjalanan bahan ekstra sel dari permukaan sel epitel ke dasar sel tersebut,
zonula okludens penting dalam pembentukan suatu potensial listrik di antara permukaan 2
sel epitel. Dan penting untuk memahami peristiwa absorsbsi dan sekresi zat tertentu
(c) Zonula adherens, ini terdiri dari daerah padat elektron pada tiap-tiap permukaan
sitoplasmik membran yang berdekatan.Celah di antara sel-sel tersebut berkisar antar 20-90
nm. Intermediate filament yang menyusun lembar terminal web menyisip ke dalam daerah-
daerah padat yang mengelilingi apek sel. Zonula adherens mempertahankan terminal web
tetap tegang, sehingga mikrofilament tersebut dapat menggunakannya sebagai suatu
substrat pemancang untuk membantu dalam kontraksi batas mikrovilli
(d) Gap junction, struktur fungsinya mengadakan penggabungan ionik di antara selsel
berdekatan

Anda mungkin juga menyukai