Anda di halaman 1dari 29

MODUL 1

Konsep Dasar
Auditing
Konsep Profesi Akuntan Publik
• Pengauditan (auditing) telah dikenal sejak lama, banyak bukti yang
menunjukkan bahwa pada sejak jaman kuno orang-orang telah
mengenal dan melakukan auditing. Pelaksanaan auditing dengan
menggunakan auditor untuk meningkatkan keandalan suatu informasi
keuangan.
• Pihak-pihak luar perusahaan memerlukan informasi perusahaan
untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan
perusahaan. Umumnya keputusan mereka berdasarkan atas laporan
keuangan yang telah disajikan oleh manajemen kepada mereka.

• Manajemen memerlukan jasa pihak ketiga agar laporan keuangan


yang disajikan oleh manajemen terhadap pengelolaan dana yang
telah diinvestasikan yang dapat dipercaya. Sedangkan, pihak luar
menginginkan bahwa laporan keuangan yang telah disajikan oleh
manajemen yang dapat dipercaya keandalannya.

Struktur Hubungan antara Akuntan Publik dengan Manajemen Perusahaan,
Kreditur, Investor, dan Pihak Luar Lain
Jasa yang dihasilkan Akuntan Publik

1. Jasa Assurance
2. Jasa Atestasi
3. Jasa-jasa Lain
Assurance

Jasa penjaminan (assurance service) adalah jasa profesional


independenyang mampu meningkatkan mutu informasi, atau
konteksnya, untuk kepentingan para pengambil keputusan Jasa
assurance dapat disediakan oleh akuntan publik atau berbagai profesi
lain jasa assurance selain berfokus kepada masalah keuangan, jasa ini
juga berfokus kepada kaitan dengan lingkup luas informasi yang
digunakan oleh para pengambil keputusan. Jasa ini dimaksudkan
untuk memberikan manfaat bagi para pengambil keputusan.
Beberapa contoh jasa assurance adalah sebagai berikut (Boynton, 2001).
a) Jasa penilaian risiko, akuntan publik dapat meningkatkan mutu informasi risiko
untuk para pengambil keputusan internal melalui penilaian independen terhadap
kemungkinan suatu peristiwa atau tindakan dapat berpengaruh buruk pada
kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan bisnis serta melaksanakan
strateginya dengan sukses.
b) Jasa penilaian kinerja, jasa ini berfokus pada pemberian keyakinan berkenaan
dengan penggunaan ukuran-ukuran keuangan dan nonkeuangan oleh organisasi
untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi kegiatan.
c) Assurance perawatan lansia. merupakan jasa potensial di mana para akuntan
publik dapat menyediakan jasa yang bernilai bagi anggota keluarga dengan cara
memberikan keyakinan bahwa tujuan pemeliharaan dapat tercapai untuk para
anggota keluarga lanjut usia yang tidak lagi dapat mandiri sepenuhnya. Tujuan
jasa ini adalah untuk memberikan keyakinan secara profesional, independen, dan
objektif kepada pihak ketiga (anak, anggota keluarga, atau pihak lain yang
berkepentingan) bahwa kebutuhan para lansia dapat terpenuhi.
Atestasi
Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen
dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material,
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Jasa atestasi profesi akuntan publik dapat dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu berikut ini.
a) Audit
Jasa audit mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan
keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas
tersebut. Akuntan publik yang memberikan jasa audit disebut dengan istilah auditor.
Atas dasar audit yang dilaksanakan terhadap laporan keuangan historis suatu entitas,
auditor menyatakan suatu pendapat terhadap apakah laporan keuangan tersebut
menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, dan hasil
usaha entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
b) Pemeriksaan (examination)
Istilah pemeriksaan digunakan untuk menguraikan jasa lain yang muncul dalam
pernyataan positif suatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain
dengan kriteria yang telah ditetapkan..
c) Penelahaan (review)
Jasa review terdiri dari permintaan keterangan dari manajemen entitas serta analisis
komparatif atas informasi keuangan. Lingkup jasa ini kurang signifikan apabila
dibandingkan dengan jasa audit atau jasa pemeriksaan. Tujuan review adalah untuk
memberikan keyakinan negatif sebagai lawan dai pernyataan positif yang diberikan pada
suatu audit.
d) Prosedur yang disepakati
Jasa atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan publik
berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dengan akuntan publik. Sebagai
contoh, klien dan kantor KAP dapat membuat kesepakatan bahwa prosedur-prosedur
tertentu hanya dapat dilaksanakan pada elemen dan akun tertentu dalam sebagai lawan
dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Jasa-jasa Lain

Jasa-jasa lain merupakan jasa yang diberikan oleh akuntan publik yang di dalamnya
tidak menyertakan pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain
keyakinan.
Jasa yang diberikan bisa berupa pencatatan (baik dengan komputer maupun manual)
transaksi akuntansi bagi kliennya sampai dengan penyusunan laporan keuangan. Jasa
perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik kepada kliennya
dalam pengisian surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) pajak penghasilan,
perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya dalam menghadapi masalah
perpajakan. selain itu, akuntan publik juga memberikan jasa konsultasi sebagai berikut
(Mulyadi, 2001)
1. Konsultasi (consultations)
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah memberikan konsultasi atau saran profesional (professional
advice) yang memerlukan respons segera, berdasarkan pada pengetahuan atas klien, keadaan, masalah
teknis terkait, representasi klien, dan tujuan bersama berbagai pihak. Proses konsultasi meliputi
perumusan masalah atau peluang, mencari fakta, mengevaluasi alternatif, merumuskan rencana
tindakan, mengomunikasikan hasil, menerapkan rencana tindakan, serta tindak lanjut.
2. Jasa pemberian saran profesional
Untuk jasa jenis ini, fungsi praktisi adalah mengembangkan temuan, simpulan, dan rekomendasi untuk
dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien.
3. Jasa implementasi
Untuk jasa jenis ini, fungsi praktisi adalah mewujudkan rencana kegiatan menjadi kenyataan. Sumber
daya dan personel klien digabung dengan sumber daya dan personel praktisi untuk mencapai tujuan
implementasi. Praktisi bertanggung jawab kepada klien dalam hal pelaksanaan dan manajemen kegiatan
perikatan.
4. Jasa teknologi
Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan jasa teknologi dalam bentuk analisis sistem, manajemen
informasi, serta pengamanan sistem.
5. Jasa transaksi
Untuk jenis jasa ini, fungsi praktisi adalah untuk menyediakan jasa yang berhubungan dengan beberapa
transaksi khusus klien yang umumnya dengan pihak ketiga.
Pengertian Auditing
Auditing adalah suatu proses sistematik pemerolehan dan
pengevaluasian bukti terkait dengan asersi terhadap tindakan-
tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya dan mengomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Boynton, 2006).
Terdapat beberapa ciri dalam auditing yaitu:
1. Suatu proses yang sistematis
2. Secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti
3. Pernyataan terhadap tindakan atau kejadian ekonomi
4. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dan kriteria yang
ditetapkan
5. Mengomunikasikan hasil kepada pihak yang berkepentingan
6. Pihak-pihak yang berkepentingan
Hubungan jasa assurance, atestasi dan
jasa nonassurance
Keterbatasan Audit Laporan Keuangan
Suatu audit laporan keuangan memiliki sejumlah keterbatasan yang melekat. Salah
satunya adalah bahwa auditor bekerja dalam suatu batasan ekonomi yang wajar.
Berikut ini adalah beberapa batasan ekonomi tersebut (Boynton, 2006).
a. Biaya yang memadai
Pembatasan biaya audit dapat menimbulkan terbatasnya pengujian, atau
penarikan sampel dari catatan akuntansi atau data pendukung yang dilakukan
secara selektif. Selain itu, auditor juga dapat memilih untuk menguji sistem
pengendalian internal dari sistem pengendalian internal yang sudah berfungsi
baik.
b. Jumlah waktu yang memadai
Biasanya laporan auditor harus terbit dalam waktu tiga sampai lima minggu
setelah tanggal laporan posisi keuangan. Pendeknya waktu dapat
mempengaruhi jumlah bukti yang diperoleh tentang transaksi dan kejadian
ekonomi setelah tanggal laporan posisi keuangan yang berdampak pada laporan
keuangan.
c. Prinsip akuntansi alternatif
Prinsip akuntansi yang berlaku umum memang memperbolehkan penggunaan
prinsip akuntansi alternatif. Oleh karena itu, pengguna laporan keuangan harus
mempunyai pengetahuan yang luas tentang alternatif-alternatif prinsip
akuntansi yang dipilih dan akibatnya pada laporan keuangan.

d. Estimasi akuntansi
Estimasi merupakan bagian yang melekat pada proses akuntansi dan tidak
seorang pun termasuk auditor dapat meramalkan apa dan bagaimana hasil dari
suatu ketidakpastian.
Laporan Akuntan Publik
• Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah
pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu
perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk
menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

• Ditinjau dari definisi umum auditing pemeriksaan yang


dilaksanakan oleh auditor independen ditujukan terhadap
pernyataan atas kegiatan ekonomi, yang disajikan oleh suatu
organisasi dalam laporan keuangannya. Pemeriksaan ini
dilakukan oleh auditor independen.
PERAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DALAM PEREKONOMIAN NEGARA
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa auditing harus dilaksanakan oleh pihak yang
bebas dari manajemen dan harus dapat diandalkan apabila ditinjau dari sudut profesinya.
Profesi akuntan publik dalam perekonomian negara memiliki manfaat ekonomik berikut ini.
1. Akses ke Pasar Modal
Agar dapat mencatatkan sahamnya sebelum diperdagangkan di pasar modal,
perusahaan harus memenuhi ketentuan hukum persyaratan audit terlebih dahulu.
Perusahaan yang tidak diaudit tidak dapat mencatatkan sahamnya di pasar modal.
2. Kos (Cost) Modal yang Lebih Rendah
Penurunan risiko informasi karena dilakukannya audit dapat menurunkan tingkat
bunga pinjaman oleh bank sehingga kos modal menjadi lebih rendah. Dari sudut
pandang investor, investor mau menerima tingkat pengembalian (return) yang lebih
rendah apabila mereka mempercayai informasi keuangan perusahaan. Kepercayaan
itu diperoleh dengan menyediakan informasi yang berkualitas dan andal, yaitu
informasi keuangan yang telah diaudit.
3. Penangguhan Ketidakefisienan dan Kecurangan
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa para pegawai menjadi lebih berhati-hati
dan berusaha sesedikit mungkin melakukan kesalahan dalam melaksanakan fungsi
akuntansi dan pengelolaan aset apabila perusahaan tersebut hendak diaudit. Oleh
karena itu, audit dapat mendorong peningkatan kualitas kerja dan keandalan
informasi yang disediakan oleh pegawai, dan ini juga mampu menekan tindakan-
tindakan kecurangan.

4. Peningkatan Pengendalian dan Operasional


Pada akhir dilaksanakannya audit, seringkali auditor menyediakan saran-saran untuk
meningkatkan pengendalian serta mencapai efisiensi operasi yang lebih tinggi dalam
organisasi klien dan manfaat ekonomi ini menjadi sangat bernilai bagi perusahaan-
perusahaan skala kecil dan menengah.
TIPE-TIPE AUDIT
Ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit dapat dibedakan menjadi berikut ini.
1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit laporan keuangan bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan
telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, karena asumsi dasar dari
suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan tersebut dapat dimanfaatkan kelompok-
kelompok berbeda untuk maksud berbeda.
2. Audit Operasional (Operational Audit)
Audit operasional dilakukan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari setiap bagian
dalam prosedur dan metode operasi suatu organisasi. Umumnya pada akhir audit operasional,
manajemen dapat meminta rekomendasi-rekomendasi untuk berbaikan atau peningkatan
aktivitas operasi. Dalam audit operasional, tinjauan yang dilakukan tidak terbatas pada
masalah-masalah akuntansi, tetapi juga meliputi evaluasi terhadap struktur organisasi,
pemanfaatan komputer, metode produksi, pemasaran, dan bidang-bidang lain yang sesuai
dengan keahlian auditor.
3. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Audit kepatuhan bertujuan mempertimbangkan apakah auditee telah mengikuti prosedur,
aturan-aturan dan regulasi tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih
tinggi. Hasil audit ketaatan biasanya tidak dilaporkan kepada pihak luar, tetapi kepada pihak
tertentu dalam organisasi.
4. Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi mengevaluasi keandalan dari sistem pemrosesan
informasi. Sistem-sistem komputerisasi yang sangat canggih saat ini umumnya
digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan memproduksi
informasi. Oleh karena itu, audit sistem informasi diperlukan untuk memastikan
kualitas informasi yang dihasilkan tinggi. Audit sistem informasi juga
mengevaluasi integritas dari informasi yang dihasilkan oleh sistem ini. Untuk
melaksanakan audit seperti ini seorang auditor harus memiliki keahlian khusus di
bidang teknologi informasi.

5. Audit Kecurangan (Fraud Audit)


Semakin banyaknya kecurangan-kecurangan yang terjadi belakangan ini baik
dalam lingkungan bisnis maupun pemerintahan menciptakan permintaan yang
besar terhadap spesialisasi-spesialisasi audit kecurangan. Auditor untuk audit
kecurangan ini dilatih untuk menemukan dan mengkaji kecurangan pegawai dan
manajemen. Auditor untuk audit kecurangan ini tidak hanya dilatih untuk
menemukan pihak-pihak di dalam organisasi tapi juga pihak-pihak luar organisasi
yang melakukan kecurangan terhadap organisasi.
LAPORAN AUDITOR
Akhir dari audit laporan keuangan adalah pada saat auditor mengomunikasikan
hasil temuannya kepada pengguna melalui laporan audit yang menyatakan
pendapat auditor atas laporan keuangan klien. Laporan audit ini menguraikan
secara umum apa yang telah dilakukan auditor dan apa yang ditemukan oleh
auditor.
Laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas
laporan keuangan yang diaudit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor
harus memenuhi empat standar pelaporan yang ditetapkan dalam standar
auditing yang berlaku umum (generally accepted auditing standard).
1) Laporan Standar
Laporan standar merupakan laporan yang lazim diterbitkan. Laporan ini
memuat pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) yang
menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan aliran kas entitas
yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2) Penyimpangan dari Laporan Standar
Dalam praktik, terdapat kemungkinan munculnya kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan
auditor menerbitkan laporan standar. Penyimpangan dari laporan standar tergolong dalam salah satu
dari dua kategori berikut ini.
a)Laporan standar dengan bahasa penjelasan.
Karakteristik berbeda yang ada dalam kategori jenis laporan ini adalah bahwa paragraf pendapat
tetap menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified), karena laporan keuangan
sesuai dengan PABU. Namun, terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan auditor
menambahkan paragraf penjelasan (explanatory paragraf) atau bahasa penjelasan lain pada
laporan standar. Sebagai contoh, bila entitas memilih untuk mengubah prinsip-prinsip akuntansi,
misalnya perubahan metode penyusutan, maka pedoman yang harus diikuti adalah APB Opinion
No. 20, yang mengharuskan entitas memberikan alasan perubahan tersebut, menerapkan metode
akuntansi yang tepat untuk jenis perubahan khusus tersebut, serta membuat pengungkapan yang
sesuai dalam catatan kaki.
b)Jenis-jenis pendapat lain.
Kategori kedua penyimpangan dari laporan standar adalah apabila terjadi salah satu kondisi
berikut ini (Boynton, 2006).
1. Laporan standar mengandung penyimpangan yang material dari PABU.
2. Auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang cukup berkenaan dengan satu atau
lebih asersi manajemen, sehingga memiliki dasar yang memadai untuk memberikan pendapat
wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan secara keseluruhan.
Opini Auditor
JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor
jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak
terdapat pengecualian yang signifikan atas kewajaran dan
penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam
penyusutan laporan keuangan, konsistensi penerapan
prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta
pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.
Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa
pengecualian adalah laporan yang paling dibutuhkan oleh
semua pihak, baik oleh klien, pemakai informasi keuangan,
maupun oleh auditor.
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas
(Unqualified Opinion With Explanatory Paragraf)
Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang
mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam
laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar
tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. Berikut ini adalah
penyebab paling penting dari penambahan paragraf penjelasan
atau modifikasi kata-kata pada laporan wajar tanpa pengecualian
standar (Arens, 2008).
a. Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (PABU).
b. Keraguan yang substansial terhadap going concern.
c. Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi
yang dirumuskan.
d. Penekanan pada suatu hal atau masalah.
e. Laporan yang melibatkan auditor lain.
3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
a. Jika auditor menjumpai kondisi-kondisi berikut ini, maka ia
dapat memberikan pendapat wajar dengan pengecualian
dalam laporan audit.
b. Lingkup audit dibatasi oleh klien.
c. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting
atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena
kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien
maupun auditor.
d. Laporan keuangan tidak disusun dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
e. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara
konsisten.
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan aliran kas sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pernyataan ini diberikan bila
auditor berdasarkan pertimbangan profesionalnya, menemukan bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

5. Menolak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)


Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan,
maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion
report). Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat adalah:
a. pembatasan yang luar bisa sifatnya terhadap lingkup audit
b. auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya
Detail konseptual dan prosedural dari audit laporan keuangan membangun tiga konsep
mendasar yaitu:
1. Risiko audit
Risiko audit adalah risiko bahwa auditor mungkin tanpa sepengetahuannya gagal untuk
memodifikasi secara benar pendapatnya atas laporan keuangan dengan salah saji yang
material.
Terdapat 3 (tiga) bentuk risiko audit (Boynton, 2006), yaitu secara rinci adalah sebagai
berikut.
a. Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap
suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur
pengendalian intern yang terkait.
b. Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang
tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.
Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi.
c. Risiko deteksi. Risiko deteksi ditaksir oleh auditor pada tahap perencanaan audit
sebagai salah satu dasar penentuan ukuran sampel yang hendak diperiksa.
2. Materialitas
Materialitas adalah tingkat penghapusan atau salah saji informasi akuntansi
yang, dalam hubungannya dengan kondisi sekitarnya, memungkinkan bahwa
pertimbangan seseorang yang mengandalkan informasi tersebut menjadi
berubah atau terpengaruh dengan adanya penghapusan atau salah saji
tersebut.

Materialitas dibagi menjadi 2 (dua) golongan, yaitu:


a. materialitas pada tingkat laporan keuangan
b. materialitas pada tingkat saldo akun

Pertimbangan auditor terhadap masalah materialitas adalah masalah


pertimbangan profesional dan dapat dipengaruhi oleh apa yang dirasakan oleh
auditor sebagai pandangan orang yang bergantung pada laporan keuangan.
Fokus dari definisi materialitas tersebut adalah pada penggunaan laporan
keuangan. Dalam merencanakan perikatan, auditor menaksir atau menentukan
tingkat salah saji yang kemungkinan besar dapat mempengaruhi keputusan
pengguna. Penentuan ini membantu auditor dalam menetapkan sifat, saat dan
luas prosedur audit.
Bukti yang berkaitan dengan asersi manajemen.
 Kebanyakan pekerjaan auditor dalam mencapai pendapat atas kewajaran
laporan keuangan adalah mendapatkan dan mengevaluasi bukti.
Bukti yang membantu auditor dalam mengevaluasi asersi laporan keuangan
manajemen terdiri atas data akuntansi yang mendasarinya dan informasi yang
mendukung yang tersedia bagi auditor.

 Asersi manajemen digunakan oleh auditor sebagai kerangka kerja untuk


membimbing dalam pengumpulan bukti audit. Ketika auditor telah
mendapatkan bukti kompeten yang cukup bahwa asersi manajemen dapat
diandalkan untuk setiap akun yang signifikan maka auditor dapat memberikan
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan telah disajikan secara
wajar. Tujuan memperoleh dan mengevaluasi bukti adalah untuk memperoleh
pengertian sebagai dasar dalam memberikan kesimpulan atas pemeriksaan
yang dituangkan dalam bentuk laporan audit.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai