Anda di halaman 1dari 12

BUDAYA INDIVIDUALISME DI KALANGAN

MASYARAKAT INDONESIA AKIBAT GLOBALISASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

JURUSAN SISTEM INFORMASI S1

UNIVERSITAS GUNADARMA
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya saya
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul BUDAYA INDIVIDUALISME DIKALANGAN MASYARAKAT
INDONESIA AKIBAT GLOBALISASI. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar.

Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
1. LATAR BELAKANG

Kita sangat mengenal Ciri khas yang dimilki bangsa Indonesia salah satunya adalah gotong royong,
namun hal tersebut berubah begitu saja ketika kita mengetahui bahwa modernisasi dan globalisasi pada
saat ini melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks, hal ini seharusnya jangan sampai membuat
bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya akan unsur budaya. Akan tetapi
dengan semakin derasnya arus globalisasi mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh oleh
kebudayaan asing yang lebih mementingkan individualisme.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Individualisme adalah gabungan dari 2 buah kata yaitu individual
= pribadi dan isme = faham dalam arti besar merupakan satu paham yang menerangkan bahwa
seseorang yang mementingkan haknya pribadi tanpa memperhatikan orang lain.

Munculnya masyarakat individualis salah satunya dikarenakan gaya hidup yang berubah. Misalnya
seseorang berangkat ke kantor pagi buta dan baru kembali ke rumah pada malam hari di hari kerja, dan
di hari minggu ia pergi berlibur bersama keluarga keluar kota atau hanya sekedar berkeliling kota
sehingga ia beralasan tidak punya waktu untuk bersosialisasi dengan tetangga sekitar. Itu mungkin
contoh untuk satu keluarga, bagaimana jika semua kaluarga yang menghuni sebuah komplek memiliki
gaya hidup yang serupa ?

Maka dari itu sasaran utama penyusun menyusun makalah ini untuk mengajak para pembaca agar
membangun masyarakat demokratis dan membuat rakyat berani mengambil langkah-langkah secara
bermusyawarah tanpa ditangani secara individual. Dalam rangka menuju penyelesaiannya, pemerintah
harus memberi partisipasi yang luas pada masyarakat yang ada di pedesaan maupun perkotaan.
Sehingga, masyarakat secara demokratis mengadakan ini-siasi, berkumpul, dan bersilaturahmi dalam
bentuk Posdaya.Dan hal ini dapat menimbulkan kembali kebrsamaan ,kepedulian dengan bergotong
royong dan mengindari dari sifat individualis di lingkungan masyarakat dan Bernegara.

2. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang akan penyusun bahasa dalam makalah ini diantaranya :

1. Apa yang dimaksud dengan dampak Globalisasi terhadap budaya individualis ?

2. Apa yang dimaksud dengan individualis ?

3. Apa yang menjadi faktor masyarakat bersifat individualis?

4. Apa saja ciri- ciri masyarkat yang bersifat individualis ?


5. Apa bentuk permasalah sosial dengan munculnya sikap Individualis pada masyarakat disekitar
lingkungan ?

6. Apa dampak negatif terhadap masayarakat yang bersifat Individualis?

7. Apa yang seharusnya kita lakukan apabila di lingkungan/wilayah anda terdapat masyarakat yang
bersifat individualis?

3. TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH

1. Untuk mengentahui apa itu dampak Globalisasi terhadap budaya individualis

2. Untuk mengetahui apa itu individualis

3. Faktor apa saja yang bisa dikatakan seseorang itu menjadi individualis

4. Mengetahui Ciri-ciri masyarakat individualis

5. Masalah sosial apa yang timbul akibat induvialis

6. Bagaiman dampak negatif terhadap masyarakat ?

7. Bagaimana cara kita apabila ada masyarat yang bersifat individualis ?

PEMBAHASAN

Globalisasi dapat juga membawa pengaruh dalam kehidupan sosial dan budaya. Derasnya arus informasi
dan hiburan dari seluruh dunia diterima masyarakat indonesia telah berpengaruh terhadap pola perilaku
tiap - tiap individu. Perubahan sikap perilaku individu akhirnya dapat medorong perubahan tata nilai
dalam masyarakat. Misalnya mulai memudarnya gotong royong dlam masyarakat indonesia karena
adanya nilai – nilai individualisme.

Individualis merupakan satu filsafah yang mempunyai pandangan moral, politik atau sosial yang
menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri.
Seorang individualis akan melanjutkan percapaian dan kehendak pribadi. Mereka menentang campur
tangan dari pihak luar seperti masyarakat, negara dan segala badan atau komunitas yang lain. Oleh
karena itu, individualis menentang segala pendapat yang meletakkan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi. Falsafah ini juga kurang senang pada segala standard moral yang dikenakan ke atas
seseorang karena peraturan-peraturan itu menghalang kebebasan seseorang. Manusia sebagai makhluk
sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu
dengan yang lainnya. Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang
menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini
sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada
kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya. Persepsi
pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu.

Teori individualisme dari Spencer : Hubungan individu dan masyarakat berdasarkan kolektivisme.
Menurut pandangan kolektif masyarakat mempunyai realitas yang kuat. Segala sesuatu kepentingan
individu ditentukan oleh masyarakat. Masyarakat mengatur secara seragam untuk kepentingan kolektif.
Konsep individualisme memiliki pengertian (terms) ganda. (1) Sebagai doktrin yang berkaitan dengan
liberalisme yang menekankan pada kemandirian (autonomy), kepentingan (importance), dan kebebasan
(freedom) individu dalam hubungan dengan masyarakat dan negara. (2) individualisme juga dipahami
sebagai budaya dalam masyarakat modern yang berkaitan dengan kepemilikan pribadi (private
property), konsumsi, dan subjektivitas. Hubungan di antara individualisme dan egoisme telah
menghasilkan satu perdebatan yang hebat. Walaupun sesetengah individualis adalah juga egois, mereka
tidak menyatakan bahwa sifat mementingkan diri sendiri adalah sesuatu sifat yang terpuji dengan
sendirinya. Sebaliknya, mereka percaya yang seseorang individualis tidak terikat kepada taat moral yang
di pakai oleh masyarakat dan individualis adalah bebas untuk mementingkan diri sendiri, hidup dengan
altruisme atau apapun cara hidup yang mereka gemar. Yang lain pula mengatakan bahwa individualisme
tidak mementingkan diri sendiri jika mereka tidak mengancam orang lain.

2.2 Faktor Timbulnya masyarakat bersifat Individual

Terdapat beberapa faktor penye-bab atau yang mempengaruhi sifat seseorang, mengapa dia menjadi
Individualis :

Faktor yang pertama; adalah genetik. Pada dasarnya sikap atau karakter seseorang itu tercetak (imprint)
pada gen dalam khro-mosom tertentu di tubuh manusia. Pada saat terjadi proses pembuahan
(regenerasi), maka gen tersebut dapat melekat dan ikut masuk dalam tubuh generasi berikutnya.
Memang sifat ini tidak selalu muncul begitu saja, namun tergantung faktor lain, yang juga berpengaruh.
Faktor yang Kedua : Pola asuh juga merupakan faktor penyebab terjadinya sikap individualis. Seorang
anak yang melihat perilaku orangtuanya yang selalu mementingkan diri sendiri, tidak pernah mau
membantu orang lain, bahkan tidak peduli dengan kebutuhan anak, akan menyebabkan anak juga
meniru perilaku tersebut. Sebenarnya perilaku pola asuh ini juga berkaitan erat dengan faktor teori
perkembangan, di mana orang tua tidak memberikan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan rasa
percaya anak terhadap lingkungannya, sehingga ia harus berjuang sendiri untuk dapat bertahan pada
posisinya, yang berakibat dia harus mengutamakan kepentingan pribadinya lebih dahulu. Hal ini
biasanya juga diperberat oleh hubungan antar orang tua yang kurang harmonis, sering bertengkar,
saling melecehkan dan tidak akur.

Faktor yang Ketiga : adalah masalah sosial. Individualisme terjadi karena kesenjangan sosial yang
semakin diperburuk dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan. Keluarga atau pribadi demi pribadi sudah
semakin sulit untuk meme-nuhi kebutuhan (bahkan keinginan) seluruh keluarga, sehingga akhirnya
setiap individu dalam masyarakat berusaha dengan susah payah untuk mempertahankan kehidupan
masing – masing. Akibatnya, setiap individu lebih sibuk dengan urusan masing – masing dan menggeser
nilai – nilai kesatuan dalam bermasyarakat. Terlebih bila individu tersebut berasal dari keluarga yang
selalu mengagung-agungkan kekayaan dan materi, sehingga segala aktivitas akan selalu diperhitungkan
dengan nilai materi, berapa keuntungan yang akan didapat bila mereka melakukan aktivitas tertentu.
Akibatnya, undangan pertemuan di antara sesama anak Tuhan menjadi tidak dipedulikan. Undangan
dari RT/ RW pun diabaikan, karena dianggapnya bahwa selama semua itu tidak mendatangkan
keuntungan pribadinya.

Faktor yang Keempat : Orang yang individualis dan kaku sering merasa bahwa dirinya tidak dibutuhkan
oleh orang lain dan selalu mendapat respon yang berbeda dari lingkungannya sehingga ia lebih nyaman
untuk mengasingkan diri.

2.3 Ciri – ciri sikap dari masayarakat yang bersifat individualis

Beberapa ciri dari sikap individualis, antara lain sebagai berikut:


1. Aggressor (berbuat macam-macam), merendahkan status yang lain, menolak nilai, atau perasaan
yang lain. Menyerang kelompok atau masalah yang diatasinya, iri hati pada kontribusi yang lain dan
berupaya mengakui kontribusi itu untuk dirinya.

2. Blocker (penghambat), cenderung bersifat negative dan secara kepala batu selalu menolak,
membantah, dan menentang tanpa alasan yang kuat dan berusaha untuk mempertahankan atau
membuka kembali persoalan yang sudah di tolak oleh kelompok.

3. Recognition Seeker (pencari muka), berusaha berbagai cara untuk menarik perhatian orang, sering
dengan cara membual, bertindak dengan cara yang tidak biasa, berjuang untuk tidak di tempatkan pada
posisi rendah.

4. Help Seeker, berusaha untuk menarik simpati dari anggota kelompok yang lain atau dari seluruh
kelompok dengan mengungkapkan rasa tidak aman dan ketidaktahuan.

5. Dominator, berusaha menegaskan otoritas atau superotoritasnya ketika mengendalikan kelompok


atau anggota-anggota tertentu. Dominasi ini dapat berupa kata-kata menjilat.

2.4 Bentuk permasalahan Sosial dengan munculnya sikap Individualis.

1.Prasangka Sosial yang bersifat negative

Prasangka ini timbul karena adanya perbedaan, dimana perbedaan ini menimbulkan perasaan Superior
antara satu individu dengan individu yang lain. Individu atau elompok yang meliputi prasangka negatif
memiliki sikap serta pandangan yang tidak obyektif dan wajar, hal ini tentu saja merupakan
perkembangan kepribadian.
2. Jarak Sosial (social distance)

Jika antara individu yang satu dengan yang lain semakin bertentangan bahkan saling membenci maka
akan menimbulkan semakin jauhnya jarak sosial diantara mereka.

3. Egoistis

Individu akan menjadi lebih egois apabila sikap individualisnya masih sangat kental atau masih
melekat pada diri seseorang.

2.5 Dampak negatif sikap Individualis

Kesulitan dalam bersosialisasi.

Sikap dalam menghadapi individualis, kita tidak boleh melupakan kodrat kita sebagai makhluk
sosial yang mungkin sewaktu-waktu kita pasti membutuhkan bantuan orang lain.Selain itu, individualis
tidak sesuai dengan ideologi Negara Indonesia yaitu pancasila.

Kehilangan rasa solidaritas terhadap sesama

Solidaritas merupakan perasaan terhadap sesama bagaimana kita harus peka dengan lingkungan
di sekitar kita “rasa tolong menolong” bagaimana seharus nya melihat sodara-sodara kita atau manusia
dalam kesusahan “tenggang rasa” perilaku kita dalam menyikapi permasalahan yang ada di sekitar kita

2.6 Cara mengatasi masyarakat yang bersifat individualis di sekitar lingkungan Masyarakat.
1. Gotong royong adalah fasilitas yang dapat membersihkan masyarakat dari sifat Individualis, karena
dengan adanya kesadaran setiap elemen masyarakat melakukan setiap kegiatan dengan cara bergotong
royong apa yang kita kerjakan akan lebih mudah dan cepat diselesaikan. Sehingga setiap individu dapat
merasakan pentingnya bergotongroyong untuk kepentingan bersama. Selain itu dengan meningkatkan
sifat bergotong royong dapat menumbuhkan persaudaraan atau silaturahmi masyarakat semakin erat.

2. Menumbuhkan sifat Rela Berkorban. Hal ini dapat menjalin interaksi dengan individu yang satu
dengan yang lainnya.

3. Dengan peduli dan mau bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah yang timbul di lingkungan
masyarakat dan kemudian masyarakat terlibat langsung di dalamnya. Hal ini bisa meningkatkan
solidaritas dan interaksi tibal balik dari masyarakat tersebut sampai menemukan solusinya sudah
menunjukan bahwa kegiatan tersbut dapat membantu masyarakat terbebas dari sifat Individualis

4. Membiasakan diri lebih mengedepankan kepentingan bersama dari hal yang kecil. Contohnya dalam
kerja kelompok, berlatih basket, mengikuti ekstrakurikuler, membantu teman yang tidak membawa alat
tulis, berbagi, gotong royong, musyawarah dan lain sebagainya. Kalau kita mempunyai hubungan yang
baik dengan seseorang atau dalam organisasi. biasanya orang tersebut akan mengikuti anjuran kita
untuk berbuat sesuatu.

3.1KESIMPULAN

Semakin derasnya arus globalisasi mau tidak mau kepribadian kita akan terpengaruh oleh
kebudayaan asing yang lebih mementingkan individualisme. Hal ini seharusnya jangan sampai membuat
bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya akan unsur budaya. Munculnya
sifat indiviualisme terjadi salah satunya karena faktor genetik, namun tergantung faktor lain, yang juga
berpengaruh seperti. Orang individualis dan kaku sering merasa bahwa dirinya tidak dibutuhkan oleh
orang lain dan selalu mendapat respon yang berbeda dari lingkungannya sehingga ia lebih nyaman
untuk mengasingkan diri. Dan itu akan menyebabkan dampak negatif dalam kehidupan bermasyarakat,
salah satunya kesulitan dalam bersosialisasi, kehilangan rasa solidaritas antar sesama. Untuk mengatasi
semua itu kita harus membiasakan diri lebih mengedepankan kepentingan bersam dari pada
kepentingan kita sendiri, peduli dan mau bermusyawarah jika ada masalah di lingkunagn masalah, ikut
serta dalam acara gotong royong yang dilakukan disekitar lingkungan masyarakat

Sumber : http://noorfadhila.blogspot.co.id/2014/09/permasalahan-sosial-di-indonesia.html

https://prezi.com/jksq8ulljdyj/pengaruh-individualisme-terhadap-perilaku-masyarakat/

http://yusupnugraha94.blogspot.co.id/2013/12/individualis.html
Buku : Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme Perbit PT SETIA
PURNA INVES, 2007

Jurnal ilmu politik Diterbitkan atas kerja sama Asosiasi Ilmu Politik Indonesia dengan Perbit PT
Gramedia, 1997

Anda mungkin juga menyukai