Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengartian posyandu
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006).

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan


dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267).

Dari beberapa pengertian posyandu diatas dapat disimpulkan, bahwa Posyandu


adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang
dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari
petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS atau Posyandu adalah suatu forum
komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai
strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu juga
merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga Berencana – Kesehatan di
tingkat desa.

B. Tujuan posyandu
Tujuan posyandu antara lain:
1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil),
melahirkan dan nifas.
2. Membudayakan NKBS
3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera.
4. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan
keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera. (Bagian Kependudukan dan
Biostatistik FKM USU. 2007)

C. Sasaran posyandu
D. Fungsi posyandu
E. Kedudukan posyandu
1. Kedudukan Posyandu terhadap Pemerintah Desa / Kelurahan.
Pemerintah desa / kelurahan adalah instansi pemerintah yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan di desa / kelurahan. Kedudukan Posyandu
terhadap pemerintah desa / kelurahan adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan dan sosial dasar lainnya secara kelembagaan di
bina oleh pemerintah desa / kelurahan.
2. Kedudukan Posyandu terhadap Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai
keterkaitan dalam pembinaan, penyelenggaraan / pengelolaan Posyandu yang
berkedudukan di desa / kelurahan. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja adalah
sebagai satuan organisasi mendapat binaan aspek administratif, keuangan, dan
program dari Pokja.
3. Kedudukan Posyandu terhadap berbagai UKBM
UKBM adalah bentuk umum wadah pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan, yang salah satu diantaranya adalah Posyandu. Kedudukan Posyaandu
terhadap UKBM dan berbagai lembaga kemasyarakatan / LSM desa / kelurahan
yang bergerak di bidang kesehatan adalah sebagai mitra.
4. Kedudukan Posyandu terhadap Forum Peduli Kesehatan Kecamatan
Forum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah wadah pemberdayaan masyarakat
dibidang kesehatan yang di bentuk dari, oleh dan untuk masyarakat di kecamatan
yang berfungsi menaungi dan mengkoordinasikan setiap UKBM. Kedudukan
Posyandu terhadap Forum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah sebagai orgnisasi
yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Forum Peduli Kesehatan
Kecamatan.
5. Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehtan di kecamatan.
Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.

F. Struktur organisasi posyandu


G. Pengelolaan posyandu
H. Kader posyandu
Kader posyandu merupakan pilar utama penggerak pembangunan khususnya di
bidang kesehatan (www.purwakarta.go.id). Mereka secara swadaya dilibatkan oleh
puskesmas dalam kegiatan pelayanan kesehatan desa yang salah satunya adalah
pemberian imunisasi Polio. Tanpa mereka kegiatan pelayanan kesehatan di desa tidak
banyak artinya (Mardiati, 2006). Kader posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelola
posyandu, karena merekalah yang paling memahami masyarakat di wilayahnya
(Dinkes.Prov. Jatim, 2006). Kader bertugas melaksanakan penyuluhan di posyandu, salah
satunya penyuluhan tentang bayi / balita mengenai jadwal pemberian imunisasi dan
manfaatnya (Dinkes.Prov.Jatim, 2005).

Persyaratan Menjadi Kader


1. Setiap warga desa setempat laki-laki maupun perempuan.
2. Bisa membaca dan menulis huruf latin.
3. Mempunyai waktu luang.
4. Memiliki kemampuan.
5. Mau bekerja sukarela, tulus ikhlas.
(Dinkes Prov Jatim, 2005)

Paket Pelayanan Minimal


Yaitu kegiatan-kegiatan utama kader yang harus dilaksanakan oleh setiap
posyandu. Kegiatan untuk bayi dan balita antara lain :
1. Penimbangan bulanan dan penyuluhan gizi dan kesehatan.
2. Pemberian paket pertolongan gizi.
3. Imunisasi dan pemantauan kasus lumpuh layu.
4. Identifikasi gangguan / penyakit, pengobatan sederhana dan rujukan. (Dinkes Prov
Jatim, 2005

I. Pembentukan posyandu
Masyarakat pada desa / kelurahan yang bersangkutan membuat perencanaan
untuk membentuk Posyandu, tujuannya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,
terutama KIA, KB, Imunisasi, Gizi, dan penanggulangan diare pada masyarakat
setempat. Pendirian Posyandu ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa / Lurah.
Langkah – langkah pembentukan Posyandu :
1. Pendekatan Internal
Pendekatan internal bertujuan untuk mempersiapkan para petugas / aparat,
sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina
Posyandu. Dalam upaya meningkatkan layanan secara profesional, pimpinan
Puskesmas harus memberikan motivasi dan keterampilan para petugas
Puskesmas sehingga mampu bekerjasama untuk kepentingan masyarakat. Maka
perlu dilakukan berbagai orientasi dan pelatihan dengan melibatkan seluruh
petugas Puskesmas.
2. Pendekatan eksternal.
Pendekatan eksternal bertujuan mempersiapkan masyarakat, terutama
tokoh masyrakat, sehingga bersedia mendukung dan menyokong
penyelenggaraan Posyandu. Perlu dilakukan pendekatan pada tokoh masyarakat
setempat. Dukungan dapat berupa dukungan moril, finansial dan material,
bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta peralatan Posyandu.
3. Survey Mawas Diri (SMD) :
Survey mawas diri bertujuan untuk menimbulkan rasa memiliki
masyarakat melalui penemuan sendiri, masalah yang dihadapi, serta potensi yang
dimiliki. SMD dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan bimbingan petugas
Puskesmas, aparat desa, dan forum peduli kesehatan kecamatan. Sebelumnya
perlu dilakukan pemilihan dan pelatihan anggota masyarakat an gdinilai mampu
melakukan SMD. Pelatihan mencakup penetapan responden, metode wawancara
sederhana, penyusunan dan pengisian daftar pertanyaan serta pengolahan hasil
pengumpulan data. Pengumpulan data dengan cara wawancara dilakukan
terhadap sekurang – kurangnya 30 KK yang terpilih secara acak dan bertempat
tinggal dilokasi yang akan dibentuk Posyandu. Hasil SMD adalah data tentang
masalah kesehatan serta potensi masyarakat yang ada di desa / kelurahan
tersebut.
4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) :
Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang
mendukung pembentukan Posyandu. Peserta MMD adalah anggota masyarakat
setempat. Materi pembahasan adalah hasil SMD serta data kesehatan lainnya
yang mendukung. Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya daftar
urutan masalah dan upaya kesehatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan
dengan konsep Posyandu yakni : KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan
diare. Jika masyarakat menetapkan masalah dan upaya kesehatan lain diluar
konsep Posyandu, masalah dan upaya kesehatan tersebut tetap dimasukkan
dalam daftar urutan.

5. Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu :


Dilakukan dengan degiatan sebagai berikut :
a. Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu :
Pemilihan dilakukan dalam pertemuan khusus dengan mengundang
para tokoh dan anggota mayarakat terpilih. Undanga dipersiapkan oleh
Puskesmas dan ditandatangani oleh Kepala Desa / Lurah. Pemilihan
dilakukan secara mufakat sesuai dengan tata cara dan kriteria yang
berlaku.
b. Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu :
Sebelum melaksanakan tugas, pengurus dan kader terpilih perlu
diberikan orientasi dan pelatihan. Orientasi ditujukan kepada pengurus
Posyandu dan pelatihan ditujukan kepada kader Posyandu yang keduanya
dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi
dan pelatihan yang berlaku. Pada waktu menyelenggarakan orientasi
pengurus, sekaligus disusun rencana kerja ((Plan of Action) Posyandu
yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan tempat penyelenggaraan,
para pelaksana dan pembagian tugas, serta sarana dan prasarana yang
diperlukan.
c. Pembentukan dan Peresmian Posyandu :
Pengurus dan kader mengorganissasikan diri kedalam wadah
Posyandu. Kegiatan utama Posyandu ada 5 (lima) yaitu KIA, KB,
imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Jika kegiatan tersebut ditambah
sesuai dengan kesepakatan masyarakat misalnya kesehatan lingkugan,
pencegahan penyakit menular, Bina Keluarga Balita (BKB) dan
Pembinaan Anak Usia Dini (PAUD), Posyandu tersebut disebut dengan
nama Posyandu Terintegrasi.
Peresmian Posyandu dilaksanakan dalam suatu acara khusus yag
dihadiri oleh pimpinan daerah, tokoh, serta masyarakat masyarakat
setempat.

d. Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu :


Pelaksanaan Posyandu secara rutin, secara berkala kegitan
Posyandu dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai asukan
untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu selanjutnya secara lintas
sektoral.

J. Kegiatan posyandu
1. Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak
Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan
khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan penimbangan,
pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya
berada di bawah garis merah KMS.
- Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A.
- Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200
gram/ bulan) dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS.
- Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layu.
- Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu.

2. Pelayanan Tambahan yang Diberikan


a. Pelayanan bumil dan menyusui.
b. Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang diintegenerasikan dengan
program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya.
c. Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus dan
sebagainya.
d. Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.
e. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
f. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
g. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.
h. Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan
lingkungan pemukiman.
i. pemanfaatan pekarangan.
j. Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain.
k. Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.
(Bagian Kependudukan dan Biostatik FKM USU. 2007)

K. Penyelenggaraan posyandu
Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader
kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas
Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari
keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di
wilayah tersebut (Effendi, 1998).

L. Pemantauan posyandu
M. Pembiayaan pemantauan posyandu
N. Tingkatan posyandu
Atas dasar 8 indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat
kemandirian Posyandu, Posyandu dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan. Intervensi
untuk masing-masing tingkatan tentu saja tidak sama. Adapun intervensinya yaitu:
1. Posyandu Pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan
dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinnya
kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.

2. Posyandu Madya (warna kuning)


Posyandu pada tingkat madtya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan
tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih rendah,
yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian kegiatan posyandu sudah baik
tetapi masih rendah cakupannya. Untuk ini perlu dilakukan penggerakkan
masyarakat secara intensif,serta penambahan program yang sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat. Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :
a. Pelatihan Toma dengan modul ekskalasi Posyandu yang sekarang sudah
dilengkapi dengan metoda stimulasi.
b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk
menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan
program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

3. Posyandu Purnama (warna hijau)


Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih
dari 8 kali pertahun, rata-rata junlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5
program utamanya (KB, KIA, Gizi dan imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada
program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih
sederhana. Intervensi posyandu tingkat ini adalah :
a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan masyarakat
menentukan sendiri pengembangan program di Posyandu.
b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang
kuat, dengan cakupan anggota minimal 50% kk atau lebih.

4. Posyandu Mandiri (warna biru)


Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur,
cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat,
telah menjangkau lebih dari 50% KK. Untuk Posyandu tingkat ini, intervensinya
adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut
menggunakan prinsip JPKM.
DAFTAR PUSTAKA

Cessnasari. Ke Posyandu Terthindar Busung lapar. http://suaramerdeka.com. 15.15 wib. 2 Maret


200.

Departemen kesehatan RI. 2006 Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga.
Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat
dalam UPKM. http://www.library.usu.ac.id. 19.25 wib. 5 April 2008

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat.. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Widiastuti. Pemanfaaan Penimbangan Balita di Posyandu. http://www.irc.kmpk.ugm.ac.id.


18.00 wib. 5 April 20

Anda mungkin juga menyukai