Pengartian posyandu
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006).
B. Tujuan posyandu
Tujuan posyandu antara lain:
1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil),
melahirkan dan nifas.
2. Membudayakan NKBS
3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera.
4. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan
keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera. (Bagian Kependudukan dan
Biostatistik FKM USU. 2007)
C. Sasaran posyandu
D. Fungsi posyandu
E. Kedudukan posyandu
1. Kedudukan Posyandu terhadap Pemerintah Desa / Kelurahan.
Pemerintah desa / kelurahan adalah instansi pemerintah yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan di desa / kelurahan. Kedudukan Posyandu
terhadap pemerintah desa / kelurahan adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan dan sosial dasar lainnya secara kelembagaan di
bina oleh pemerintah desa / kelurahan.
2. Kedudukan Posyandu terhadap Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai
keterkaitan dalam pembinaan, penyelenggaraan / pengelolaan Posyandu yang
berkedudukan di desa / kelurahan. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja adalah
sebagai satuan organisasi mendapat binaan aspek administratif, keuangan, dan
program dari Pokja.
3. Kedudukan Posyandu terhadap berbagai UKBM
UKBM adalah bentuk umum wadah pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan, yang salah satu diantaranya adalah Posyandu. Kedudukan Posyaandu
terhadap UKBM dan berbagai lembaga kemasyarakatan / LSM desa / kelurahan
yang bergerak di bidang kesehatan adalah sebagai mitra.
4. Kedudukan Posyandu terhadap Forum Peduli Kesehatan Kecamatan
Forum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah wadah pemberdayaan masyarakat
dibidang kesehatan yang di bentuk dari, oleh dan untuk masyarakat di kecamatan
yang berfungsi menaungi dan mengkoordinasikan setiap UKBM. Kedudukan
Posyandu terhadap Forum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah sebagai orgnisasi
yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Forum Peduli Kesehatan
Kecamatan.
5. Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehtan di kecamatan.
Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.
I. Pembentukan posyandu
Masyarakat pada desa / kelurahan yang bersangkutan membuat perencanaan
untuk membentuk Posyandu, tujuannya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,
terutama KIA, KB, Imunisasi, Gizi, dan penanggulangan diare pada masyarakat
setempat. Pendirian Posyandu ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa / Lurah.
Langkah – langkah pembentukan Posyandu :
1. Pendekatan Internal
Pendekatan internal bertujuan untuk mempersiapkan para petugas / aparat,
sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina
Posyandu. Dalam upaya meningkatkan layanan secara profesional, pimpinan
Puskesmas harus memberikan motivasi dan keterampilan para petugas
Puskesmas sehingga mampu bekerjasama untuk kepentingan masyarakat. Maka
perlu dilakukan berbagai orientasi dan pelatihan dengan melibatkan seluruh
petugas Puskesmas.
2. Pendekatan eksternal.
Pendekatan eksternal bertujuan mempersiapkan masyarakat, terutama
tokoh masyrakat, sehingga bersedia mendukung dan menyokong
penyelenggaraan Posyandu. Perlu dilakukan pendekatan pada tokoh masyarakat
setempat. Dukungan dapat berupa dukungan moril, finansial dan material,
bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta peralatan Posyandu.
3. Survey Mawas Diri (SMD) :
Survey mawas diri bertujuan untuk menimbulkan rasa memiliki
masyarakat melalui penemuan sendiri, masalah yang dihadapi, serta potensi yang
dimiliki. SMD dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan bimbingan petugas
Puskesmas, aparat desa, dan forum peduli kesehatan kecamatan. Sebelumnya
perlu dilakukan pemilihan dan pelatihan anggota masyarakat an gdinilai mampu
melakukan SMD. Pelatihan mencakup penetapan responden, metode wawancara
sederhana, penyusunan dan pengisian daftar pertanyaan serta pengolahan hasil
pengumpulan data. Pengumpulan data dengan cara wawancara dilakukan
terhadap sekurang – kurangnya 30 KK yang terpilih secara acak dan bertempat
tinggal dilokasi yang akan dibentuk Posyandu. Hasil SMD adalah data tentang
masalah kesehatan serta potensi masyarakat yang ada di desa / kelurahan
tersebut.
4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) :
Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang
mendukung pembentukan Posyandu. Peserta MMD adalah anggota masyarakat
setempat. Materi pembahasan adalah hasil SMD serta data kesehatan lainnya
yang mendukung. Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya daftar
urutan masalah dan upaya kesehatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan
dengan konsep Posyandu yakni : KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan
diare. Jika masyarakat menetapkan masalah dan upaya kesehatan lain diluar
konsep Posyandu, masalah dan upaya kesehatan tersebut tetap dimasukkan
dalam daftar urutan.
J. Kegiatan posyandu
1. Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak
Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan
khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan penimbangan,
pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya
berada di bawah garis merah KMS.
- Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A.
- Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200
gram/ bulan) dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS.
- Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layu.
- Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu.
K. Penyelenggaraan posyandu
Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader
kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas
Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari
keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di
wilayah tersebut (Effendi, 1998).
L. Pemantauan posyandu
M. Pembiayaan pemantauan posyandu
N. Tingkatan posyandu
Atas dasar 8 indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat
kemandirian Posyandu, Posyandu dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan. Intervensi
untuk masing-masing tingkatan tentu saja tidak sama. Adapun intervensinya yaitu:
1. Posyandu Pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan
dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinnya
kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
Departemen kesehatan RI. 2006 Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga.
Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat
dalam UPKM. http://www.library.usu.ac.id. 19.25 wib. 5 April 2008