Data dari Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung tahun 2016 menunjukkan terdapat
365.633 pasangan yang bercerai di Indonesia dan angka ini menunjukkan peningkatan
dibandingkan tahun 2014 dan 2015 dengan rata-rata peningkatan 3% dalam setahun.
Penelitian-penelitian sebelumnya mengungkap dampak-dampak psikologis bagi anak yang
harus menghadapi perceraian kedua orang tuanya. Anak korban perceraian ditemukan.
Memiliki tendensi masalah emosi, perilaku, penyalahgunaan alcohol dan obat-obatan serta
agresivitas.
c. Terapis Anak
Anak-anak yang menghadapi konflik dalam keluarga dan bahkan orang tua yang akan
mengalami trauma. Peran psikolog adalah menanggulangi dan membuat trauma anak
tidak terus berkembang.
d. Evaluator Persidangan
Proses litigasi yang berlangsung terkadang melibatkan Psikolog untuk mengevaluasi
jalannya persidangan. Psikolog harus ditunjuk oleh hakim dan memberikan evaluasi
terhadap proses persidangan yang berlangsung. Evaluasi persidangan ini membantu
hakim membuat keputusan mengenai keputusan bercerai hingga hak asuh anak.
Adapun dalam mengevaluasi persidangan seorang persidangan harus:
1. Fokus pada isu atau permasalahan yang dialami keluarga
2. Kredibel, memiliki alasan yang jelas, dan berfikir rasional bukan terbawa perasaan
yang subjektif
3. Adil, berimbang, dan netral, hindari pembelaan yang menekankan pada satu pihak
yang betul- betul benar dan pihak lain betul-betul salah
4. Hindari pemberian istilah atau diagnosis gangguan tertentu, namun fokus pada
perilaku yang dimunculkan oleh masing-masing pihak
5. Memberikan laporan yang jelas dan berfokus pada materi-materi yang muncul
melalui hasil asesmen
e. Saksi Ahli
Saksi ahli dalam persidangan kasus perceraian memberikan kesaksian dengan
melakukan pembelaan kepada salah satu pihak. Saksi ahli dapat dipanggil oleh
pengacara dari salah satu pihak dan memberikan kesaksian mengenai dampak-dampak
psikologis dari berbagai alternatif keputusan yang diambil. Misalnya, pasangan
bercerai karena pihak suami terbukti gay, maka pengacara dari pihak istri dapat
memberikan kesaksian dampak psikologis pengasuhan anak yang diasuh oleh seorang
gay sehingga dapat meningkatkan kemungkinan hak asuh jatuh pada pihak istri.
f. Peniliti
Proses mental bagi setipa pihak yang terlibat dalam pihak perceraian merupakan isu
tersendiri yang perlu dicatat secara ilmiah oleh Psikolog. Temuan-temuan yang muncul
dalam proses tersebut dapat menjadi referensi ilmiah untuk kasus lain yang serupa.
Rekaman ilmiah yang dihasilkan melalui proses ini dapat meliputi keadaan psikologis
anak pada saat dan pasca percerian orang tua, bahkan studi longitudinal sangat
disarankan untuk mengetahui gambaran psikologis anak pasca perceraian dalam tempo
waktu yang panjang.