KETENTUAN UMUM
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI---------------------------------------------------------------------------
DAFTAR GAMBAR--------------------------------------------------------------------
DAFTAR TABEL----------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------- 3
1.1. Tujuan Umum------------------------------------------------------------------ 3
1.2. Tujuan Khusus----------------------------------------------------------------- 3
1.3. Gambaran Umum------------------------------------------------------------- 3
BAB II KETENTUAN UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH-- 5
2.1. Pendahuluan, Latar Belakang dan Pentingnya PBJP --------------------- 5
2.2. Pengertian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah-------------------------- 8
2.4. Ruang Lingkup Pengadaan dan Pembiayaan Pengadaan berdasarkan 10
Perpres 16/2018----------------------------------------------------------------
2.5. Jenis Pengadaan Barang/Jasa dalam PBJP-------------------------------- 13
2.6. Cara Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dalam PBJP------------------ 16
REFERENSI--------------------------------------------------------------------------
GLOSSARY---------------------------------------------------------------------------
INDEKS------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PENYUSUN ---------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KETENTUAN UMUM
PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
2. Kondisi pasar dan lingkungan bisnis yang berkembang dengan cepat dan
sangat berbeda dengan kondisi lima atau sepuluh tahun yang lalu.
Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa pengadaan dalam konteks organisasi
pemerintah adalah kegiatan yang dilakukan dengan sumber pendanaan dari anggaran
negara atau anggaran daerah untuk memperoleh barang/jasa untuk kepentingan
organisasi (K/L/PD) yang prosesnya dimulai dari identifikasi kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.
Secara garis besar aktifitas pengadaan barang/jasa dapat dilihat pada bagan dibawah
ini.
Ruang Lingkup Perpres 16/2018 dapat dipahami dari dua sudut pandang yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Dari sudut pandang institusi pengguna barang/jasa, ruang lingkup mencakup
pengadaan barang/jasa pada:
a. Kementerian
Kementerian adalah lembaga Pemerintah Indonesia yang membidangi
urusan tertentu dalam pemerintahan. Kementerian berkedudukan di
ibukota negara yaitu Jakarta dan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden. Setiap kementerian membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan.
Contoh Kementerian : Kementerian Dalam Negeri
b. Lembaga
Lembaga Negara Indonesia adalah lembaga-lembaga negara yang
dibentuk berdasarkan UUD, UU, atau oleh peraturan yang lebih rendah.
Contoh Lembaga adalah Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah
(LKPP)
c. Perangkat Daerah
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu
Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang
terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.
Contoh:
Perangkat Daerah dalam bentuk Dinas : bidang pekerjaan umum yang
meliputi bina marga, pengairan, cipta karya dan tata ruang.
2. Dari sudut pandang pembiayaan, ruang lingkup mencakup pengadaan
barang/jasa yang :
a. Menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara
Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi
daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan
Sebagai contoh : penanganan pengadaan jenis barang dengan jenis konstruksi akan
memerlukan cara dan kompetensi yang berbeda dari segi pengelolaannya. Dimana
penanganan pengadaan konstruksi akan lebih membutuhkan integrasi pengetahuan
dalam bidang teknis, komersial, hukum dan logistik untuk menyelesaikan kontrak
konstruksi.
Untuk memahami jenis pengadaan barang/jasa tersebut dapat diuraikan dalam sub
bab berikut.
2.5.1. Barang
Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun
tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan
oleh Pengguna Barang. Pengadaan barang dapat meliputi bahan baku, barang
setengah jadi, barang jadi/peralatan, dan mahluk hidup.
Contoh :
Bahan baku : batu kapur, minyak mentah.
Bahan setengah jadi : mesin, kerangka dan spare part mobil
Barang jadi : mobil, motor, alat listrik.
Mahluk hidup : hewan peliharaan, bibit ternak.
Contoh :
Jasa boga atau katering, Jasa layanan kebersihan, Jasa penyedia tenaga kerja,
Jasa penyewaan, Jasa penyelaman, Jasa akomodasi Jasa angkutan penumpang
dan masih banyak lagi jenis jasa lainnya.
Contoh:
pengadaan jasa konstruksi Mass Rapid Transit (MRT) memerlukan pengintegrasian
antara desain, pengadaan bahan /material/tenaga kerja, pelaksanaan konstruksi
sampai dengan terselesaikannya konstruksi jalur, penyediaan kereta dan
pengoperasian.
Cara Pengadaan barang/jasa pada PBJP secara garis besar dibagi menjadi dua
kelompok yaitu melalui swakelola dan melalui pemilihan penyedia, yang selanjutnya
diuraikan sebagai berikut:
1. Swakelola
Pengadaan Barang/Jasa melalui swakelola adalah cara memperoleh
barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah,Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain, organisasi kemasyarakat
atau kelompok masyarakat.
a. Tipe swakelola
4) Swakelola Tipe IV
Tim Persiapan, Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas ditetapkan oleh
penanggung jawab Kelompok Masyarakat pelaksana Swakelola.
1) Perencanaan
2) Persiapan
3) Pelaksanaan
4) Pengawasan dan Pengendalian
5) Penyerahan swakelola
6) Pelaporan dan pertanggungjawaban pekerjaan
2. Pemilihan Penyedia
Pengadaan Barang/Jasa melalui peneydia adalah cara memperoleh
barang/jasa yang disediakan oleh Pelaku Usaha. Dalam hal ini K/L/PD
memilih penyedia untuk mendapatkan barang/jasa yang diinginkan. Proses
dimulai pengadaan melalui penyedia dilakukan sebagai berikut: