Anda di halaman 1dari 13

Contoh Pelanggaran Hukum

KLIPING
Ditujukan sebagai tugas akhir semester
Kepada guru mata pelajaran Pendidikan dan Kewarga Negaraan (PKn)
Bpk. Ust. Sidik Permana, S.Pd

Disusun Oleh :
Hasna Humairoh Nadwah Al-Masfufah

MTs Persatuan Islam (PERSIS) Cibegol

KABUPATEN BANDUNG - PROPINSI JAWA BARAT

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah. Bahwasanya saya telah dapat membuat
kliping ini walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan
pertolongan Allah SWT. Walaupun demikian, sudah barang tentu kliping ini masih terdapat kekurangan dan belum
dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan saya. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun
dari semua pihak saya harapkan agar dalam pembuatan kliping di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Harapan
saya semoga kliping ini berguna bagi siapa saja yang membacanya. Wabilahi Taufik walhidayah Wassalamualaikum Wr.
Wb.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Peranan hukum di dalam masyarakat khususnya dalam menghadapi perubahan masyarakat perlu dikaji dalam
rangka mendorong terjadinya perubahan sosial. Pengaruh peranan hukum ini bisa bersifat langsung dan tidak
langsung atau signifikan atau tidak. Hukum memiliki pengaruh yang tidak langsung dalam mendorong
munculnya perubahan sosial pada pembentukan lembaga kemasyarakatan tertentu yang berpengaruh langsung
terhadap masyarakat. Di sisi lain, hukum membentuk atau mengubah institusi pokok atau lembaga
kemasyarakatan yang penting, maka terjadi pengaruh langsung, yang kemudian sering disebut hukum digunakan
sebagai alat untuk mengubah perilaku masyarakat.

Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa, hukum Agama dan hukum Adat.
Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental,
khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan
sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum Agama, karena sebagian besar masyarakat Indonesia
menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syari'at Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan,
kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum Adat, yang merupakan penerusan
dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pemakalah merumuskan makalah ini sebagai berikut:

1. Apa pengertian hukum ?

2. Apa saja yang termasuk kategori melanggar hukum ?

3. Apa penyebab terjadinya kasus melanggar hukum ?

4. Bagaimana usaha penegak hukum untuk mengatasi kasus melanggar hukum ?

I.3 Tujuan Penulisan

Dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini, antaralain :

1. Untuk mengetahui pengertian hukum

2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kategori melanggar hukum

3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kasus melanggar hukum

4. Untuk mengetahui usaha penegak hukum untuk mengatasi kasus melanggar hukum

I.4 Manfaat Penulisan

Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa memberikan informasi dan pemahaman kepada pembaca tentang
pelanggaran hukum, serta dapat dijadikan rujukan bagi pemakalah berikutnya denga topik yang sama.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Contoh Pelanggaran Hukum

a. Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)

Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998. Peristiwa ini berkaitan dengan gerakan di era reformasi
yang gencar disuarakan di tahun 1998. Gerakan tersebut dipicu oleh krisis moneter dan tindakan KKN
presiden Soeharto, sehingga para mahasiswa kemudian melakukan demo besar-besaran di berbagai
wilayah yang kemudian berujung dengan bentrok antara mahasiswa dengan aparat kepolisian.

Tragedi ini mengakibatkan (4 mahasiswa meninggal dan puluhan lainnya luka-luka). Tragedi Semanggi
I terjadi pada 11-13 November 1998 (17 orang warga sipil meninggal) dan tragedi Semanggi II pada 24
September 1999 (1 orang mahasiswa meninggal dan 217 orang luka-luka).

b. Aksi Bom Bali 2002

Peristiwa ini terjadi pada tahun 2002. Sebuah bom diledakkan di kawasan Legian Kuta, Bali oleh
sekelompok jaringan teroris.

Kepanikan sempat melanda di penjuru Nusantara akibat peristiwa ini. Aksi bom bali ini juga banyak
memicu tindakan terorisme di kemudian hari.

Peristiwa bom bali menjadi salah satu aksi terorisme terbesar di Indonesia. Akibat peristiwa ini,
sebanyak ratusan orang meninggal dunia, mulai dari turis asing hingga warga lokal yang ada di sekitar
lokasi.

c. Peristiwa Tanjung Priok (1984)

Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang berawal dari masalah
SARA dan unsur politis.
Peristiwa ini dipicu oleh warga sekitar yang melakukan demonstrasi pada pemerintah dan aparat yang
hendak melakukan pemindahan makam keramat Mbah Priok. Para warga yang menolak dan marah
kemudian melakukan unjuk rasa, hingga memicu bentrok antara warga dengan anggota polisi dan TNI.

Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran HAM dimana terdapat ratusan korban meninggal dunia
akibat kekerasan dan penembakan.

d. Buang Sampah Sembarangan

Dengan ceroboh, kita sering kali berkata, “Coba Indonesia seperti Singapura, yang menerapkan
hukuman denda bagi yang buang sampah sembarangan, pasti Indonesia jadi bersih.” Sebenarnya,
hukum negara tentang pembuangan sampah sudah diatur dengan baik. Di berbagai daerah di Indonesia,
sudah ada peraturan agar semua masyarakat berpartisipasi aktif dalam melaporkan pelanggaran
pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya. Di Jakarta, misalnya, ada Perda no. 3 tahun 2013
yang jelas-jelas memuat aturan tentang pembuangan sampah.

Namun, letak kesalahan sepertinya bukan pada undang-undang atau hukuman denda. Letak
kesalahannya adalah mental kita sendiri yang tidak merasa bertanggung jawab terhadap sekitar. Kita
menjaga rumah kita dengan bersih, namun ketika di jalan kita membuang sampah sembarangan karena
menganggap itu bukan bagian dari rumah kita. Sebelum memprotes peraturan pemerintah, mari
instropeksi diri dulu bersama-sama.

e. Tidak Pakai Helm

Ini adalah kasus klasik yang sepertinya terjadi di seluruh bagian di Indonesia. Kita selalu punya 1001
alasan untuk tidak memakai helm. “Kan cuma mau ke warung. Dekat, kok.”, “Aduh, ribet pakai helm.
Lagipula cuma sebentar, kok.” dan sebagainya, begitu seterusnya. Padahal tidak butuh waktu lama
untuk memakai helm, yang pada dasarnya berfungsi untuk melindungi nyawa kita.

Peraturannya sudah tertera jelas di UU no 2 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Kita
wajib berkendaraan bermotor dengan menggunakan helm yang telah terstandarisasi. Pelanggaran
aturan ini bisa dikenakan hukuman penjara selama sebulan atau denda sebanyak dua ratus lima puluh
ribu rupiah. Namun, jika “tertangkap basah” tidak memakai helm oleh polisi, kita biasanya akan
menempuh jalan “damai”. Baik aparat dan warga sama-sama tidak taat hukum. Lucu rasanya jika kita
bertanya kenapa negara ini tidak maju.

f. Berkendaraan Tanpa SIM

Kita sering kali mengeluhkan masalah macet dan polusi di kota kita, namun di sisi lain sangat
bersemangat untuk menyicil dan membeli kendaraan baru. Banyak sekali dari kita yang rela hidup pas-
pasan dan menabung demi bisa memiliki kendaraan. Padahal belum tentu kita berkompenten dan
mampu dalam mengendarai kendaraan tersebut. Berapa persen dari kita semua yang masih
menggunakan SIM “tembak”?

Kita tidak sadar bahwa berkendara itu sama saja seperti memegang senjata. Kita bisa melenyapkan
nyawa orang jika teledor dengan kendaraan kita. Sudah terlalu banyak contoh kecelakaan maut yang
memilukan akibat pengendara yang tidak bertanggung jawab. Padahal sistem registrasi SIM sekarang
sudah bisa dilakukan secara online dan biaya membuat SIM secara resmi relatif murah. Namun, kita
sepertinya lebih suka main “kucing-kucingan”.

g. Memakai Narkoba

Yang paling miris adalah para pelajar yang mulai ikut-ikutan menggunakan narkoba. Bahkan ada juga
siswa SD yang kedapatan sudah menggunakan Narkoba. Menurut catatan pihak kepolisian di akhir
tahun 2014 para pelajar yang tertangkap menggunakan narkoba mencapai 1.390 orang.

Memakai narkoba Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya yang berjumlah 1318 orang. Dari ribuan
pengguna narkoba itu ternyata ada 111 orang yang berstatus sebagai siswa sekolah Dasar (SD). Pihak
kepolisian saja tidak cukup untuk mencegah narkotika menjangkit para pelajar. Peran aktif orang tua
juga sangat diperlukan dalam hal ini.
h. Kekerasan

Yang baru-baru ini sempat menghebohkan publik adalah tersebarnya video amatir yang merekam
seorang siswi sebuah SMP Negeri di Binjai Sumatera Utara sedang melakukan kekerasan pada teman
satu sekolahnya. Dalam video tersebut terlihat pelaku dengan sengaja menjambak menampar bahkan
menendang korban hinga jatuh.

kekerasan dikalangan pelajar Video tersebut adalah salah satu contoh dari sekian banyak kasus
kekerasan yang terjadi diantara para pelajar.Tentu sudah jelas jika hal itu berlawan dengan hukum.
Selain itu, para pelajar Indonesia juga sering melakukan aksi tawuran antar pelajar hanya karena
masalah sepele seperti kecemburuan, merasa dihina atau juga masalah percintaan. Jika sudah terjadi
seperti yang ada dalam video tersebut, tentu yang rugi bukan cuma korban dan pelaku, orang tua dan
sekolahpun juga akan dianggap lalai dalam mengawasi anak didiknya.

i. Penyalahgunaan narkoba.

Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja makin menggila. Penelitian yang pernah dilakukan Badan
Narkotika Nasional (BNN) menemukan bahwa 50 – 60 persen pengguna narkoba di Indonesia adalah
kalangan pelajar dan mahasiswa. Total seluruh pengguna narkoba berdasarkan penelitian yang
dilakukan BNN dan UI adalah sebanyak 3,8 sampai 4,2 juta. Di antara jumlah itu, 48% di antaranya
adalah pecandu dan sisanya sekadar coba-coba dan pemakai. Demikian seperti disampaikan Kepala
Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) BNN, Kombes Pol Sumirat Dwiyanto seperti dihubungi
detikHealth, Rabu (6/6/2012).

j. Akses media porno.

Pornografi dan pornoaksi yang tumbuh subur di negeri kita memancing remaja untuk memanjakan
syahwatnya, baik di lapak kaki lima maupun dunia maya. Zoy Amirin, pakar psikologi seksual dari
Universitas Indonesia, mengutip Sexual Behavior Survey 2011, menunjukkan 64 persen anak muda di
kota-kota besar Indonesia ‘belajar’ seks melalui film porno atau DVD bajakan. Akibatnya, 39 persen
responden ABG usia 15-19 tahun sudah pernah berhubungan seksual, sisanya 61 persen berusia 20-25
tahun. Survei yang didukung pabrik kondom Fiesta itu mewawancari 663 responden berusia 15-25
tahun tentang perilaku seksnya di Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali pada bulan
Mei 2011.

k. Seks bebas.

Gerakan moral Jangan Bugil di Depan Kamera (JBDK) mencatat adanya peningkatan secara signifikan
peredaran video porno yang dibuat oleh anak-anak dan remaja di Indonesia. Jika pada tahun 2007
tercatat ada 500 jenis video porno asli produksi dalam negeri, maka pada pertengahan 2010 jumlah
tersebut melonjak menjadi 800 jenis. Fakta paling memprihatinkan dari fenomena di atas adalah
kenyataan bahwa sekitar 90 persen dari video tersebut, pemerannya berasal dari kalangan pelajar dan
mahasiswa. Sesuai dengan data penelitan yang dilakukan oleh Pusat Studi Kependudukan dan
Kebijakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (Okezone.com, 28/3/2012).

l. Aborsi.

Gaya hidup seks bebas berakibat pada kehamilan tidak dikehendaki yang sering dialami remaja putri.
Karena takut akan sanksi sosial dari lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat sekitar, banyak
pelajar hamil yang ambil jalan pintas: menggugurkan kandungannya. Base line survey yang dilakukan
oleh BKKBN LDFE UI (2000), di Indonesia terjadi 2,4 juta kasus aborsi pertahun dan sekitar 21%
(700-800 ribu) dilakukan oleh remaja.Data yang sama juga disampaikan Komisi Nasional Perlindungan
Anak tahun 2008. Dari 4.726 responden siswa SMP dan SMA di 17 kota besar, sebanyak 62,7 persen
remaja SMP sudah tidak perawan, dan 21,2 persen remaja mengaku pernah aborsi (Kompas.com,
14/03/12).
m. Prostitusi.

Selain aborsi dan penularan penyakit menular seksual, gaya hidup seks bebas juga memicu
pertumbuhan pekerja seksual remaja yang sering dikenal dengan sebutan ‘cewek bispak’. Sebuah
penelitian mengungkap fakta bahwa jumlah anak dan remaja yang terjebak di dunia prostitusi di
Indonesia semakin meningkat dalam empat tahun terakhir ini, terutama sejak krisis moneter terjadi.
Setiap tahun sejak terjadinya krismon, sekitar 150.000 anak di bawah usia 18 tahun menjadi pekerja
seks. Menurut seorang ahli, setengah dari pekerja seks di Indonesia berusia di bawah 18 tahun,
sedangkan 50.000 di antaranya belum mencapai usia 16 tahun
(http://www.gelombangotak.net/pages/artikel-terkait-16/prostitusi-di-kalangan-remaja—200.html,
4/5/12).

n. Tawuran.

Kejahatan remaja yang satu ini tengah naik daun pasca tawuran pelajar SMAN 70 dengan SMAN 6
yang menewaskan Alawi, siswa kelas X SMA 6. Tawuran pelajar seolah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari perilaku pelajar. Meski sudah banyak jatuh korban, ‘perang kolosal’ ala pelajar terus
terjadi. Data dari Komnas Anak, jumlah tawuran pelajar sudah memperlihatkan kenaikan pada enam
bulan pertama tahun 2012. Hingga bulan Juni, sudah terjadi 139 tawuran kasus tawuran di wilayah
Jakarta. Sebanyak 12 kasus menyebabkan kematian. Pada 2011, ada 339 kasus tawuran menyebabkan
82 anak meninggal dunia (Vivanews.com, 28/09/12).

o. Geng motor.

Karena longgarnya pengawasan dan ketidaktegasan terhadap geng motor, para angota geng motor
semakin leluasa bertindak brutal. Lembaga pengawas kepolisian Indonesia (IPW) mencatat ada tiga
prilaku buruk geng motor yaitu balapan liar, pengeroyokan dan judi berbentuk taruhan. Tak tanggung-
tanggung, menurut data IPW, judi taruhan tersebut berkisar pada Rp 5 sampai 25 juta per sekali
balapan liar. IPW juga mencatat aksi brutal yang dilakukan geng motor di Jakarta telah tewaskan
sekitar 60 orang setiap tahunnya. Mereka menjadi korban aksi balap liar, perkelahian, maupun korban
penyerangan geng motor (http://www.radioaustralia.net.au, 18/4/12).
Kejahatan remaja yang terus meningkat setiap tahunnya menunjukkan bahwa kondisi ini tidak semata
potret buram, tetapi juga kusut dan sulit terurai. Pemerintah seolah ‘angkat tangan’ mengatasinya
sampai tuntas. Faktanya, setiap tahun grafik kejahatan remaja terus beranjak naik. Padahal sudah
banyak kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah untuk mengatasi masalah ini, tetapi hasilnya belum
signifikan. Apa yang salah dengan solusi dari Pemerintah?
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan penilaian-penilaian tentang etis atau tidaknya
perbuatan yang kita lakukan. Oleh karena itu, menurut hemat saya, kita seharusnya membatasi diri dan perbuatan
kita berdasarkan nilai-nilai etis yang ada dalam hati nurani kita, tanpa meninggalkan pula penilaian-penilaian
logis.

Semua bentuk pelanggaran baik etika, moral maupun nilai dan norma, kesemuanya saling berkaitan satu
sama lain. Dan semua bentuk pelanggaran akan mendapatkan sanksi baik itu secara langsung maupun tidak
dalam berbagai macam bentuk.

3.2 Saran

Sebagai bangsa yang baik yang juga memegang teguh nilai-nilai agama, tidaklah patut jika kita hanya
berpangku tangan melihat kejahatan moral yang kian hari kian bertambah, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Kita harus melakukan penanganan terhadap kasus-kasus moral ini sesuai dengan tugas dan kapasitas kita
masing-masing. Mulailah dari diri kita masing-masing, lalu terhadap orang-orang yang terdekat dengan kita
hingga orang-orang lain yang jauh dengan kita. Kita berdoa kepada Allah Swt. mudah-mudahan bangsa dan
negara kita selalu dalam lindungan-Nya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

http://atjehlink.com/polisi-ungkap-kasus-pembunuhan-bocah-sd/ Diakses pada 6 Maret 2016

http://kontesblogmuslim.com/karya-kbm3-penyimpangan-moral-remaja-penyebab-dan-solusinya/ . Diakses pada


6 Maret 2016

https://joshuaig.wordpress.com/2015/10/12/pengertian-etika-serta-pelanggaran-nya-dalam-kehidupan-sehari-
hari/ . Diakses pada 6 Maret 2016

http://ratudiny007.blogspot.co.id/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html Diakses pada 6 Maret 2016

http://liliputsupercrazy.blogspot.co.id/2012/10/problematika-nilaimoraldan-hukum-dalam.html Diakses pada 6


Maret 2016

http://news.liputan6.com/read/2477341/kasus-korupsi-di-indonesia-menggila Diakses pada 6 Maret 2016

http://news.okezone.com/read/2016/01/29/337/1300203/lgbt-melanggar-norma-agama-dan-hukum-positif-
negara Diakses pada 6 Maret 2016

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/07/02/nqtt42-pernikahan-sejenis-langgar-tiga-norma-di-
indonesia Diakses pada 6 Maret 2016
BIODATA

Nama Lengkap : hasna humairoh nadwah al-masfufah


Nama Panggilan : hasna
Tempat Tanggal Lahir : subang, 10 juli 2003
Alamat rumah : Kp.karang malang.Rt/Rw 08/03
Hoby : membaca,masak,baca al-qur an
Agama : Islam

Riwayat sekolah :
SD : SDN setia karya
Alamat : Kp. Karang malang Rt. 08 Rw. 03
Tahun Pelajaran : 2009 - 2015

SLTP : MTs Persis Cibegol


Alamat : Jl. Cipatik-Soreang Km. 05 Kurawaringin
Tahun Pelajaran : 2016 - 2018

Cita-cita : Dokter
No. (HP) : 089622933766

Motto : life by it fight by it die by it ~tawheed~

Pesan/Kesan : ‫لناس‬
ِ ‫ِل‬ ‫الناس أ َ ْنفَعُ ُه ْم‬
ِ ‫َخي ُْر‬

Anda mungkin juga menyukai