Anda di halaman 1dari 8

TUGAS NASIONALISME

Memudarnya Kesadaran Mempertahankan Budaya


Bangsa

Disusun Oleh :

1. AMELIA PUTRI K
2. ACHMAD SAFI’I
3. ANTO WIBOWO
4. SUYATMIN

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


SEMARANG
BAB I
Pendahuluan

A.Judul
Memudarnya Kesadaran Mempertahankan Budaya Bangsa

B.Latar Belakang
Budaya merupakan ciri khas atau identitas suatu bangsa sehingga budaya
dapat mencerminkan jati diri bangsa,apabila budaya itu hilang maka identitas suatu
bangsa akan dipertanyakan dan kejadian ini terjadi di Indonesia. berbagai budaya yang
dari nenek moyang yang diturunkan tidak dapat dipertahankan oleh pemerintah
indonesia mengapa hal ini dapat terjadi?? Bukankah Indonesia sudah merdeka selama
67tahun .Sebagai bangsa yang berusia lumayan tua ini seharusnya hal seperti ini
sudah tidak terjadi lagi apabila pemerintah cepat mengambil tindakan untuk
menghentikan aksi klaim dari Negara lain.

C.Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sikap kita sebagai mahasiswa menyikapi pudarnya kebanggan
terhadap budaya Indonesia?
2. Bagaimanakah cara membangkitkan kepedulian terhadap budaya Indonesia?

D.Tujuan
1.Supaya mahasiswa di Indonesia mengetahui bagaimana menyikapi
.ketidakpedulian terhadap budaya yang diambil alih Negara lain.
2.Supaya dapat membangkitkan kepedulian terhadap budaya indonesi yang
.telah hilang.
.
BAB II
Tinjauan Pustaka

Memudarnya rasa kebanggaan bagi bangsa selama beberapa tahun belakangan


ini sesungguhnya disulut oleh menguatnya sentiment kedaerahan dan semangat
primodialisme pasca krisis.Suatu sikap yang sedikit banyak disebabkan oleh
kekecewaan sebagian besar anggota dan kelompok masyarakat bahwa kesepakatan
bersama (contract social) yang mengandung nilai-nilai seperti keadilan dan
perikemanusiaan dan musyawarah kerap hanya menjadi retorika kosong.
Pemberantasan korupsi terhadap para koruptor kelas kakap dan penegak hukum
dan keadilan yang sebenarnya sebagai sarana strategis untuk membangkitkan
semangat cinta tanah air dalam diri anak-anak bangsa, tetapi semuanya tampak
bohong belaka. Ini membuat generasi sekarang menjadi gamang terhadap bangsa dan
negaranya sendiri.Tidak mengherankan semangat solidaritas dan kebersamaan pun
terasa semakin hilang sejak beberapa dekade terakhir. Boleh jadi, penyebab dari
memudarnya rasa nasionalisme ini juga disebabkan oleh paradigma tentang bangsa
dan nasionalisme yang kita anut berjalan ditempat.
Padahal, perkembangan nasional dan global menurut paradigma yang disuaikan
dari waktu ke waktu sesuai dengan keadaan bangsa dan negara yang berdaulat. Dari
dalam itulah lahir kesadaran berbangsa dan bernegara yang pada hakikatnya
merupakan kesadaran politik yang normatif.Dari sini pula kesadaran yang merupakan
janin suatu ideologi yang disebut nasionalisme. Dalam arti nasionalisme sebagai suatu
paham yang mengakui kebenaran pikiran bahwa setiap bangsa demi kejayaannya
seharusnya bersatu bulat dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara.Dari
nasionalisme ini lahirlah ide dan usaha perjuangan untuk merealisasi Negara bangsa.
Di Indonesia, ide dan usaha seperti ini berkembang kuat pada tahun 1930-an dan
memuncak pada tahun 1940-an.
Yang kemudian menjadi problem dasar disini adalah apakah tegaknya suatu
bangsa yang pada hakikatnya merupakan suatu produk kesadaran politik bernegara itu
dapat dilakukan tanpa landasan kultur dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara?Pertanyaan ini penting untuk dijawab, sebab tantangan yang paling berat
bagi sebuah Negara yang berdaulat sesungguhnya adalah bukan terutama pada sikap
ekspansif dari negara tetangga seperti Malaysia dalam kasus pulau Ambalat ini, tetapi
lebih pada faktor kultur atau pemeliharaan budaya, sikap hidup atau perilaku hidup
sehari-hari seperti bagaimana kita menciptakan keadilan, perikemanusiaan dan lain-lain
dalam bangsa dan Negara ini.
Selain itu, karena dalam era modern ini setiap bangsa semakin menghormati
kedaulatan bangsa lain. Meskipun dalam beberapa kasus di dunia ada Negara yang
masih kurang menghormati kedaulatan Negara lain.
Daftar sedikit budaya Indonesia yang diambil Negara lain:
1. Alat musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
2. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
3. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
4. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
5. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
Dan masih banyak lagi.
BAB III
Pembahasan

Dengan memudarnya nasinalisme, yang terutama disebabkan oleh begitu


tingginya ketidak-adilan, korupsi yang merajalela dan pelanggaran hak asasi manusia
(HAM) yang tidak diselesaikan secara tuntas lewat jalur hukum dan lain-lain maka
musuh bangsa yang paling utama sekarang adalah bukan penjajah, bukan sikap
ekspansif atau sikap agresor Negara tetangga, melainkan birokrasi yang korup, ketidak-
adilan dan/atau ketidakmerataan ekonomi dan politik, kemiskinan, kekuasaan yang
sewenang-wenang dan sebagainya.
Pemberantasan korupsi yang hanya retorika belaka, pelanggran HAM yang tidak
diselesaikan lewat jalur hukum hingga tuntas, ketidak-adilan antara pusat dan daerah
dan sebagainya harus segera diperhatikan secara serius.Nasionalisme dengan
munculnya gerakan perjuangan fisik melawan Malaysia misalnya, bila Malaysia nekat
menggangu kedaulatan RI dengan mengambil atau merampas pulau Ambalat,
merupakan sesuatu perilaku atau sikap yang sangat terpuji. Kita semua jelas sangat
mendukung setiap usaha TNI dan para sukarelawan yang berusaha menjaga keutuhan
kedaulatan Negara RI.
Tetapi, kita tidak bisa lengah sedikitpun untuk memerangi musuh bangsa kita sendiri
yang korup, menyalah-gunakan kekuasaan dan sebagainya.Karena nasionalisme kita
sekarang bukan berkaitan dengan penjajah, atau terutama terhadap perilaku ekspansif
atau agresor Negara tetangga, melainkan harus dikaitkan dengan keinginan untuk
memerangi semua bentuk penyelewengan, ketidak-adilan, perlakuan yang melanggar
HAM dan lai-lain. Artinya nasionalisme saat ini adalah usaha untuk
mempertahankan eksistensi bangsa dan Negara dari kehancuran akibat korupsi
dan penyalah-gunaan kekuasaan.
Perilaku korup, menggelapkan uang negara, memanfaatkan segala fasilitas dalam
lingkup kekuasaannya demi memperkaya diri, perilaku sewenang-wenang dalam
menjalankan roda kekuasaan, tidak menghormati harkat dan martabat orang lain,
gemar menerima dan menyogok uang pelicin, uang semir, uang kopi dan sebagainya
adalah perilaku antinasionalisme yang harus diberantas.
Dan pahlawan era sekarang bukan saja mereka yang berani menumpas agresor
atau penjajah, tetapi juga mereka yang berkata tidak terhadap korupsi dan berbagai
bentuk penyalah-gunaan wewenang dan/atau kekuasaan itu. Pahlawan seperti ini tidak
kalah mulianya dengan pahlawan yang menang dari sebuah pertarungan fisik melawan
siapapun yang mencoba menggangu kedaulatan bangsa dan negara.
BAB IV
Penutup

Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
yang harus menjadi catatan kita kedepan adalah bagaimana menumbuh semangat
nasionalisme cinta tanah air dalam diri anak-anak bangsa. Adalah semangat untuk
berperilaku jujur, berdisiplin, tidak korup dan berani untuk melawan segala ketidak-
adilan, kesewenang-wenangan kekuasaan dan lain-lain, disamping semangat dan
keterampilan fisik seperti militer untuk menghadapi setiap kekuatan yang menggangu
kedaulatan Negara RI. Sebuah kekuatan dan harga diri bangsa bukan terutama pada
kekuatan angkatan bersenjata dengan seluruh persenjataan perang yang canggih,
melainkan juga atau bahkan yang pertama adalah pada masyarakat bangsanya yang
berkualitas dan bermartabat.

Anda mungkin juga menyukai