Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian sirup ?
2. Bagaimana formulasi dan evaluasi sirup beserta contohnya ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sirup .
2. Mengetahui formulasi dan evaluasi sirup berdasarkan contohnya .

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sirup
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.
Kecuali dinyatakan lain, kadar sakrosa, C12H22O11 tidak kurang dari 64%
dan tidak lebih dari 66,0% (FI III, 1979). Larutan oral yang mengandung
sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai Sirup. Larutan
sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai Sirup atau Sirup Simpleks
(FI IV, 1995).
Komponen sediaan sirup terdiri dari dari:
 Zat aktif
Merupakan zat utama / zat yang berkhasiat dalam sediaan sirup.
Contohnya: parasetamol
 Pelarut
Merupakan cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut
sebagai zat pebawa. Contohnya air, gliserol, propilenglikol, etanol.
 Pemanis
Ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada sirup, yang merupakan
zat tambahan dalam suatu sirup.
 Zat penstabil
Ditambahkan untuk menjaga agar sirup dalam keadaan stabil. Contohnya
antioksidan, pendapar, pengkompleks.
 Pengawet
Ditambahkan agar sirup tahan lama dan bisa di pakai berulang- ulang.
 Pengental
Ditambahkan jika diperlukan.
 Pewarna
Penambahan pewarna agar sediaan menjadi lebih menarik dan tidak
berwarna pucat. Ditambahkan jika diperlukan.
 Pewangi

2
Penambahan pewangi agar obat berbau harum dan menutupi bau zat aktif
yang kurang sedap. Ditambahkan jika diperlukan saja. Contohnya essens
straw, oleum rosae, dll.
 Perasa
Ditambahkan jika sediaan sirup yang akan di berikan pada pasien kurang
enak atau terlalu pahit. Penambahan perasa ini hanya jika diperlukan.
 Pengisotonis
Ditambahkan pada sediaan steril.

B. Formulasi dan Evaluasi Sirup


 Contoh Formulasi dan evaluasi sirup
Formulation and evaluation of polyherbal syrup for antidiabetic syrup

1. Plant Extract 100 ml


Terdiri dari: Azadirachta Indica, Ocimum Sanctum, Embilica
Officinalis, Trigonella Foenum Graceum, Syzigium Cumini yang
memiliki aktivitas anti-diabetes.
Dalam penelitian ini antidiabetes dari ekstraksi sirup poli-herbal
diuji dengan metode model in-vitro. Sirup poli-herbal disiapkan dengan
menggunakan metode rebusan. Penelitian in-vitro untuk aktivitas anti
diabetes menggunakan uji glukosa terikat dan uji difusi glukosa
dilakukan. Dalam penelitian ini, aktivitas hipoglikemik dari ekstrak air
Embilica Officinalis, Trigonella Foenum Graecum, Azadirect Indica,
Ocimum Sanctum, Syzygium Cumini digunakan untuk merumuskan sirup
poli-herbal anti-diabetes yang menunjukkan pengurangan signifikan

3
konsentrasi glukosa di dalam air. studi vitro. Banyak tanaman
menunjukkan aktivitas antidiabetes dan properti antiinflamasi.

2. Hydroxy Ethyl Cellulose


Selulosahidroksietil adalah nonionik , polimer yang larut dalam air
secara lua digunakan dalam formulasi farmasi . Hal ini terutama
digunakan sebagai
 agen penebalan pada mata
 dan formulasi topikal
 sebagai pengikat
 agen film coating untuk tablet .
Inkompatibilitas: Selulosahidroksietil tidak larut dalam pelarut
organik yang paling. Sekarang kompatibel dengan zein dan sebagian
kompatibel dengan berikut senyawa yang larut dalam air : kasein , gelatin,
metilselulosa , polivinil alkohol , dan pati .
Selulosahidroksietil memiliki toleransi yang baik untuk terlarut
elektrolit, meskipun mungkin asin keluar dari solusi bila dicampur
dengan larutan garam tertentu. Konsentrasi hidroxy etil selulosa
digunakan dalam formulasi tergantung pada kelarutan dan berat
molekulnya .
Glycerol
 Pemerian : cairan seperti sirup,jernih tidahk berwarna, tidak
berbau,manis diikuti rasa hangat. Higroskopik jika disimpan
beberaoa lama pada suhu rendah dapat memedat membentuk masa
hablur tidak berwarna dan tidak melebur hingga suhu mencapai
lebih kurang 200 c
 Kelarutan : dsapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%) ,
praktis, tidak larut dalam klorofom, eter, dan minyak lemak .
 Khasiat dan penggunaan : sebabgai zat tambahan.
3. Propilen glikol

4
 Pemerian : cairan kental, jernih ,tidak bewarna, tidak berbau, rasa
agak manis, higroskopik.
 Kelarutan : dapat campur dengan air dan etanol (95%), dan dengan
klorofom, larutan dalam 6 bagian eter ,tidak dapat campu dengan
eter minyak tanah dan minyak lemak
 Khasiat dan penggunaan : zat tambahan , pelarut.
4. Pippermint oil
 Pemerian: cairan tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas kuat
menusuk, rasa pedas diikiuti rasa dingin jika udara dihirup melalui
mulut.
 Kelarutan: dalam etanol 70%, satu bagian volume dilarutkan
dalam 3 bagain volume etanol 70% tidak terjadi oplesensi.
 Khasiat dan penggunaan : zat tambahan.
5. Sodium benzoate
 Pemerian: Granul atau Kristal putih, serbuk higroskopik, tidak
berbau dan punya rasa asam
 Kelarutan: 1 dalam 75 bagian etanol 95%, 1 dalam 5 bagian etanol
90% dan air 1 dalam 1,8 atau 1,4 pada suhu 1000C
 Khasiat dan penggunaan : sebagai lubrikan
6. Purified Water
Merupakan salah satu bahan awal yang digunakan dalam industri farmasi
(terutama untuk sediaan cair, sirup, infus).

 Evaluasi Sirup
a) Pemeriksaan Warna: Sirup akhir lima ml dimasukkan ke dalam gelas arloji
dan diletakkan di atas ground back putih dalam cahaya tabung putih. Itu
diamati karena warnanya dengan mata telanjang.
b) Pemeriksaan Bau: Dua ml sirup akhir dibaui satu per satu. Interval waktu
antara dua smdelling disimpan 2 menit untuk membatalkan efek dari
mencium sebelumnya.

5
c) Pemeriksaan Rasa: Sedikit sirup diambil dan diperiksa rasanya pada lidah
lidah.
d) Penentuan pH: Ditempatkan dengan jumlah yang diukur secara akurat 10
ml dari sirup akhir dalam labu volumetrik 100 ml dan membuat volume
hingga 100 ml dengan air suling. Solusi disonikasi selama sekitar 10
menit. PH diukur dengan bantuan pH meter digital.
e) Viskositas: Viskositas ditentukan dengan menggunakan Ostwald
Viscometer.

 Evaluasi in-vitro untuk sirup anti-diabetes


a) Glucose Bound Test Extract Extract ditambahkan ke 25ml larutan glukosa
dengan peningkatan konsentrasi (5, 10, 20, 50.100 m mol / L). Campuran
diaduk dengan baik diinkubasi dalam bak air pengocok pada 37 derajat
celcius selama 6 jam. Centrifuge pada 4800 rpm selama 20 menit dan
kadar glukosa dalam supernatan ditentukan menggunakan UV
Spectrophotometer.
b) Difusi Glukosa Ini dilakukan sesuai dengan metode. Sebanyak 25 ml
larutan glukosa (20m mol / L) dan sampel ekstrak tanaman (1%) didialisis
dalam kantong dialisis terhadap 200ml air suling pada suhu 37 derajat
celcius dalam bak air shaker. Kadar glukosa dalam dialisat ditentukan
pada 30, 60.120 & 180 menit menggunakan UV Spectrophotometer. Tes
kontrol dilakukan tanpa sampel.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai Sirup atau
Sirup Simpleks (FI IV, 1995). Sirup adalah sediaan cair berupa larutan
yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sakrosa,
C12H22O11 tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66,0% (FI III,
1979).
Komponen sediaan sirup terdiri dari dari;
 Zat aktif
 Pelarut
 Pemanis
 Zat penstabil
 Pengawet
 Pengental
 Pewarna
 Pewangi
 Perasa
 Pengisotonis
Formulasi merupakan suatu komposisi dalam sediaan obat yang
terdiri dari bahan aktif dan dengan tambahan yang dapat memperkuat
suatu sediaan contohnya sirup dan membantu agar lebih homogen .

B. Saran

7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai