Anda di halaman 1dari 16

Manajemen Stress

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah psikologi
dosen pengampu Ratu Nazlah

oleh:
Asep Kamal Muarip (218006)
Inayaturrohmah (218016)
Neng Milawati (218026)
Silvi Maelinda Junaedi (218036)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahan rahmat dan karunia-NYA sehingga peneliti dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa peneliti mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Ratu Nazlah. sebagai dosen psikologi yang telah membimbing dan
mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini peneliti
membahas mengenai “Manajemen Stress“.
Peneliti menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun sistemmatikanya oleh karena
terbatasnya reverensi dan kemampuan yang peneliti miliki. Sehingga peneliti
mengharapkan saran serta masukan dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih
sempurna dan bermanfaat khususnya bagi peneliti umumnya bagi pembaca.

Bandung , November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI (iii)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Stress merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk
tertentu, dalam keadaan berat ringan yang berbeda dalam jangka panjang pendek yang
tidak sama, pernah atau akan mengalaminya. Tak seorang pun yang terhindarkan dari
stress. Manusia merupakan anggota lebih dari satu kelompok social. Dalam melaukan
kegiatan disetiap kelompok, manusia dapat mengalami stress. Stress yang dialami
sebagai hasil kegiatannya disetiap kelompok saling menunjang, saling menguatkan
(Munndar, 2008:371). Stress adalah keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi
orang yang mengalami stress dan hal yang dianggap mendatangkan stress membuat
orang yang bersangkutan melihat ketidak sepadanan. Entah nyata atu tidak nyata,
antara keadaan atau kondisi dan sistem daya biologis, psikologis, dan social yang ada
padanya.
Dampak negatif hal atau keadaan yang dianggap mendatangkan stress memnurut
patokan tertentu dapat diperkirakan. Dampak negatif dari kegagalan dapat ilihat dari
segi kekecewaan terhadap diri sendiri dan rasa harga diri yang terluka. Dampak stress
yang tidak mampu dihadapi dengan sumber daya yang ada bisa mengenai sistem
biologis, seperti orang harus mengangkut beban yang melebihi kekuatan fisiknya. Bisa
menyangkut sistem psikologis seperti mengagnggu rasa aman, merendahkan rasa harga
diri dan mengurangi percaya diri. Dan bisa sistem social seperti misalnya akibat stress,
lalu orang menjauhkan diri dari sesamanya. Dengan demikian, stress mengajukan
tuntutan (demand) pada saejumlah sumber daya atau kekuatan (resouces) tertentu
(Hasan, 2008:76)
1.2 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini hanya memfokuskan dan membahas mengenai manajemen
stress.
1.3 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini terdapat dua rumusan masalah, yaitu sebagai berikut.
a. Apakah definisi stress ?
b. Apakah penyebab dari stress ?
c. Bagaimanakah gejala dan dampak dari stres ?
d. Bagaimanakah peluang penanganan stresor ?
e. Bagaimanakah cara menangani stress secara religious ?
f. Bagaimanakah teknik manajemen stress ?

1.4 Tujuan
a. Menjelaskan definisi stres
b. Menjelaskan penyebab stres
c. Menjelaskan gejala dan dampak dari stres
d. Menganalisis peluang penanganan stressor
e. Menganalisis cara menangani stress secara religious
f. Menjelaskan teknik manajemen stress.
1.5 Manfaat
1. Manfaat teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan
pengetahuan psikologi, khususnya psikologi tentang stress.
2. Manfaat praktis
Diharapkan penelitian ini menjadi referensi untuk memberikan suatu
program manajemen stress yang efektif pada mahasiswa.
1.6 Metode Penyusunan
Pada tahap ini, dilakukan penelusuran teori-teori yang tepat tentang
manajemen stress. Adapun teori-teori yang ditelusuri, diambil dari berbagai
sumber dan pemaparan terhadap manajemen stress yang berdasarkan teori
para ahli, dan dari jurnal ilmiah psikologi.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Menurut (Cotton dalam Intan, 2012) mengatakan bahwa ”Istilah manajemen
stress merujuk pada identifikasi dan analisis terhadap permasalahan yang terkait
dengan stress aplikasi berbagai alait terapeutik untuk mengubah sumber stress atau
pengalaman stress”.
Menurut (Cotton,Smith dalam Riskha, 2012) mengatakan bahwa “manajemen
stress sebagai suatu keterampilan yang memungkinkan seseorang untuk
mengantisipasi, mencegah, mengelola dan memulihkan diri dari stress yang
dirasakan karena adanya ancaman dan ketidakmampuan dalam coping yang
dilakukan“.
Menurut (Margiati, 1999) mengatakan bahwa “manajemen Stress adalah
membuat perubahan dalam cara anda berpikir dan merasa, dalam cara anda
berperilaku, dan sangat mungkin dalam linkungan anda”.
Menurut (Fadli dalam Arum, 2006) mengatakan bahwa “Manajemen stress juga
sebagai kecakapan menghadapi tantangan dengan cara mengendalikan tanggapan
secara proporsional”.
Menurut (Kamus Besar Dorland Hartanto,2009) mengatakan bahwa
“manajemen stress adalah sebagai usaha untuk mencegah timbulnya stress,
meningkatkan ambang stress dari individu dan menampung akibat fisiologikal dari
stress”.
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian stress


Menurut Charles D, spielberger menyebutkan bahwa stress adalah tutuntan-
tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalmya objek-objek dalam
lingkungan atau suatu stimulus yang secara objektiv adalah berbahaya. Stress juga
bisa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak
menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang. Dapat disimpulkan bahwa
stress merupakan suatu kondisi ketegangan yang memepengaruhi emosi proses
berpikir dan kondisi seseorang diman ia terpaksa memberikan tanggapan melebihi
kemampuan penyesuaian dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal lingkungan.
Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghadapi lingkungannya.
3.2 Sumber dan penyebab stress
Terdapat dua faktor penyebab atau sumber munculnya stress, yaitu faktor
lingkungan dan faktor persona (psychology). Faktor lingkungan kerja dapat berupa
kondisi fisik, lingkungan, keluarga, maupun hubungan social di lingkungan
pekerjaan. Sedangkan faktor personal bisa brupa tipe kepribadian, peristiwa atau
pengalaman pribadi maupun tekanan batin dan mental secara fsikologis mengenai
hal emosional pengalaman-pengalaman hidupnya. Faktor fsikologis ini ditempatkan
sebagai sumber atau penyebab munculnya stress.
Ada beberapa penyebab stress secara umum diantaranya: ketidak jelasan tujuan
dalam hidup, pilihan-pilihan, penerimaaan masyarakat, keterasingan, nikah,
kehawatiran finansial, pembayaran dan hutang, deadline (jatuh tempo ) atau ujian,
pekerjaan-pekerjaan kasar, kehawatiran-kehawatiran kesehatan, tempat tinggal
yang amat padat, kebisingan dan perpindahan lingkungan tetangga.
3.3 Indikasi gejala stress dan dampaknya
Indikasi gejala-gejalan timbulnya stress dapat di uraikan dalam tahapan-tahapan
timbilnya stress pada diri seseorang yang sering kali tidak disadari karna perjalanan
awal tahapan stress timbul secara lambat, dan baru dirasakan bila mana tahapan
gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupanya sehari-hari baik dirumah,
tempat kerja ataupun pergaulan social lingkungan. Dr.Robert J.Ambreng (dalam
Hawari 2001) membsgi tahapan-tahapan stress sebagai berikut:
1. Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stress yang paling ringan dan biasanya disertai
dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :
1) Semangat bekerja besar, berlebihan atau over acting
2) Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya
3) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya namun
tanpa disadari cadangan energy semakin menipis.
2. Stres tahap II
Dalam tahapan ini dampak stress yang semula menyenangkan sebagai mana
diuraikan tahap 1 diatas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang
disebabkan karna cadangan energy yang tidak lagi cukup sepanjang hari karna
tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat yang dimaksud antaralain dengan
tidur yang cukup, bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan energy
yang mengalami defisit. Keluhan-keluhan yang sering dikekemukakan oleh
seseorang yang berada pada stress tahap dua adalah sebagai berikut:
1) Merasa letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar
2) Merasa mudah lelah sesudah makan siang
3) Lekas merasa cape menjelanh sore hari
4) Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowl discomfort)
5) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
6) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang
7) Tidak bisa santai

3. Sres tahap III


Apabila seseorang tetap memaksaakan diri dalam pekerjaanyaa tanapa
menghiraukan keluhan-keluhan pada stress tahap 2, maka akan menunjukan
keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu:
1) Gangguan lambung dan usus semakin nyata misalnya keluhan maagh
(gas teritis) , buang air besar tidak teratur ( Diare)
2) Ketegangan otot-otot semakin terasa
3) Perasaan ketidak tenangan dan ketegangan emosional semakin
meningkat
4) Gangguan pola tidur (Insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur
( early insomnia ), atau terbsngun tengah malam dan sukar kembali
tidur ( middle insomnia ), atau bangun terlalu pagi atau dinihari dan
tidak dapat kembali tidur ( late insomnia)
5) Koordinasi tubuh terganggu ( badan terasa loyo dan serasa mau
pingsan)
4. Stress tahap I V
Gejala stress tahap empat, akan muncul :
1) Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.
2) Aktifitas pekerjaan yang seamual menyenangkan dan mudah
diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.
3) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan
untuk merespon secara memandai (adequate).
4) Ketidakmapuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.
5) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan.
Sering kali menolak ajakan (negativism) karena tidak saemangat dan
kegairahan.
6) Daya konsentrasi daya ingat menurun.
7) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan
apa penyebabnya.

5. Stress tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stress tahap lima,
yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut :
1) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical dan
psyehological exhaustion).
2) Ketidakmampuan untuk menyelasikan pekerjaan sehari-hari yang ringan
dan sederhana.
3) Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder).
4) Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat,
mudah bingung dan panik.
6. Stress tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengelami serangan panic
(panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami
stress tahap VI ini berulang dibawa ke unit gawat darurat bahkan ICCU,
meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik
organ tubuh. Gambaran stress tahap VI ini adalah sebagai berikut :
1) Debaran jantung teramat keras.
2) Susah bernapas (sesak dan mengap-mengap).
3) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran.
4) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan.
5) Pingsan atau kolaps (cllapse)
Bila di kaji maka keluhan atau gejala sebagaimana digambarkan diatas lebih di
dominasi oleh keluhna-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal
(fungsional) organ tubuh, sebagai akibat stressor psikososial yang melebihi
kemamapuan seseorangan untuk mengatasinya.
3.4 Peluang penanganan stressor (penderita stress)
Terapi relaksasi
Relaksasi adalah keheningan total. Ia adalah kemampuan untuk
melampaui pikiran, waktu, ruang, dengan mencapai momen kedamaian
dan ketentraman batin. Relaksasi hamya bisa terjadi ketika pikiran dan
tubuh hening, kimia yang menyebabkan kegelisahan menurun dan aliran
darah ke otak menurun, malah sabaliknya, darah mengalir ke otakdan
kulit, memproduksi rasa hangat dan kalem. Belajar rilek adalah langkah
positif untuk tidak bereaksi secara berlebihan terhadap berbagai situasi
stress. Relaksasi tidak terjadi secara spontan tetapi harus dipelajari.
Secara klinis telah terbukti bahwa efek-efek relaksasi sangat lah berbeda
dari efek-efek obat tidur, alkoohol dan obat keras. Relaksasi adalah
salah satu teknik dalam terapi perilaku.
1. Kegunaan relaksasi
Buren (dikuip oleh Beech dkk, 1982) melaporkan beberapa
keuntungan yang diperoleh dari latihan relaksasi antara lain :
a) Relaksasi akan membeuat individu lebih mampu
menghindari relaksasi yang berlebihan karena adanya stress
.
b) Masalah-masalah yang berhubungan dengan stress seperti
hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat dikurangi atau
diobati dengan relaksasi.
c) Mengurangi tingkat kecemasan
d) Mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan
dengan stress
e) Meningkatkan penampilan kerja, social dan keterampilan
fisik. Hal ini mungkin terjadi sebagai hasil pengurangan
tinkat ketegangan.
f) Kelelahan, aktivitas mental, dan atau latihan fisik yang
tertunda dapat diatasi lebih cepat dengan menggunakan
keterampilan relaksasi.
g) Relaksasi merupakan untuk bantuan menyembuhkan
penyakit tertentu dan operasi.
h) Meningkatkan hubungan interpersonal. Orang-orang yang
rilek dalam situasi interpersonal yang sulit akan lebih
berpikir rasioanl.
2. Macam-macam relaksasi
a) Terapi relaksasi otot
Bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan
dengan cara melepaskan otot-otot badan (bernstain dan
borkovec, 1975 Golbfriend dan Davision, 1976 Walker dkk,
1981). Dalam latihan relaksasi otot individu diminta untuk
menenangkan otot dengan ketegangan tertentu dan
kemudian diminta mengendorkannya. Sebelum dikendorkan
penting dirasakan antara otot yang tegang dan otot yang
lemas. Interaksi relaksasi otot dapat diberikan melalui
taperecerder, dengan demikian indivvidu dapat
mempraktikkan dirumah.
b) Terapi relaksasi kesadaran
Relaksasi dikembangkan oleh Goldfrien yang dipelajari dari
Weit zman (Goldfriend dan Davson, 1976). Dalam teknik ini
individu diberi satu seri pertanyaan yang tidak untuk
dijawab secara lisan, tetapi untuk dirasakan sesuai dengan
apa yang dapat atau tidak dapat dihalangi individu pada
waktu intruksi diberikan. Seperti pada relaksasi otot, intruksi
relaksasi kesadaran indra juga dapat diberikan melalui
taperecorder, sehingga dapat digunakan uuntuk latihan
dirumah.
c) Relaksasi melalui hipnosa
d) Relaksasi melalui yoga
e) Relaksasi melalui meditiasi
Relaksasi meditasi adalah relaksasi yang paling baik. Begitu
aktivitas mental di mulai lagi, relaksasi berakhir.
Istirahat alami dalam meditasi :
1. Diamlah ditempat tenang dimana anda tidak akan terganggu.
2. Duduk dengan paha menyilang dan nyamankan diri anda dengan
senyaman mungkin.
3. Letakkan kedua tangan anda dipangkuan anda dengan nyaman.
4. Pejamkan mata selama waktu ini.
5. Mulailah tarik napas dalam-dalam dan penuh
6. Berkonsenterasi lah terhadap suara napas anda ketika anda
menghirup dan mengehembus secara lambat dan merata.
7. Lenturkan seluruh badan .
8. Pastikan gigi anda tidak gemetar dan lenturkan otot-otot rahang.
9. Rilekskan lah selama proses meditasi.
10. Letakkan seluruh tubuh (sekalipun begitu, hati hati jangan sampai
tubuh bungkuk dan tetap tegak).
Hal ini berlangsung beberapa menit saja, tatapi efek-efek nya akan tetap
terasa berbeda. Tubuh anda akan merasa segar dan memeberikan
energy buat anda dan memberi jauh lebih banyak efek permanen dan
positif.
f). Terapi afirmatif
menurut Covey, bahwa afirmasi atau ketegasan memiliki lima dasar yaitu :
pribadi, positif, masa sekarang, fisual dan emosi. Contoh : “sangat
menyenangkan (emosi)” bahwa saya (pirbadi) berespon (masa sekarang) dengan
kebijakan, kasih ketegasan dan kendali diri (positif)”.

3.5 Cara menangani stress secara religious


Stress dapat meningkat ketahap yang paling tinggi yaitu gila. Adapun penanganan dalam
masa tenang, depresi, stress maupun gila, maka sebaiknya melakukan beberapa cara
dibawah ini :
 Terapi solat
Sebenarnya shalat menerapkan terapi yang lebih efektif dan ampuh untuk
penyakit-penyakit gelisah. Shalat akan dijadikan sebagai media memohon
bimbingan di pasrah kan kepada-Nya, tawakal dengan rahasia dalam shalat :
a. Mengingat kita kepada Allah, menghidupkan rasa takut kepada-Nya,
menghidupkan khdulu dan tunduk kepada-Nya dan menumbuhkan di
dalam jiwa, rasa kebesaran dan rasa ketinggian Allah SWT serta
mengesakan kebesaran dan kekuasaan-Nya.
b. Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang, orang yang dapat
menghadapi segala kesusahan dengan hati yang tetap dan tenang.
c. Menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan kerburukan.
 Membaca Al-quran
Banyak para ulama berpendapat bahwa beberapa ayat Al-quran memiliki
keutamaan atau khasiat tersendiri. Ayat-ayat tersebut apabila dibaca mampu
memberikan ketenangan jiwa, terhindar dari berbagai ancaman dan godaan
bahkan bisa menyembuhkan penyakit.
 Terapi ruqyah
Secara medis terapi ruqyah dapat diterima keefektifannya dalam penyembuhan
fisik maupun psikis. Terapi ruqyah merupakan salah satu terapi yang diguanakan
Rasulullah SAW dan beberapa terapi yang lain dalam mengobati penyakit.
3.6 Teknik manajemen stress
 Belajarlah cara terbaik untuk merelaksasikan diri.
 Jauhkan diri dari situasi yang menekan.
 Tentukan tujuan yang realistis bagi diri anda sendiri.
 Jangan mempermasalahkan hal-hal yang sepele.
 Jangan membebani diri secara berlebihan.
 Secara efektif ubahlah cara bereaksi terhadap stressor.
 Mengubah cara pandang.
 Menghindari reaksi yang berlebihan.
 Melakukan sesuatu untuk orang lain.
 Tidur secukupnya.
 Hindari stress.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dalam manajemen stress dapat diterapi dalam berbagai cara seperti relaksasi,
afirmasi, solat, membaca al-quran dll. Tetapi sebelum menerapi harus mengecek
terlebih dahulu apa yang membuat orang tersebut stress , agar lebih cepat dan
tepat dalam mengatasinya.
4.2 Saran
Berdasarkan penelitian diatas, maka alangkah baiknya untuk kita mengetahui
apa saja yang dapat mrnghindari dan juga mengatasi stress trsebut mulai dari hal-
hal kecil yang tentunya bersifat positif bagi diri kita, yaitu seperti pola tidur, dan
olahraga yang teratur, mengatur waktu sebaik mungkin untuk mencegah pekerjaan
yang menumpuk. Selain itu, lakukanlah segala sesuatu dengan pikiran yang positif
untuk meminimalisir timbulnya stress. Hal-hal tersebut bertujuan untuk dapat
menciptakan kehidupan yang lebih tenang dan berkualitas terhadap setiap individu.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Ari Ginanjar, Rahasia Suksesmembangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual


FSQ Emosional Spiritual Quotient Berdasarkan Enam Rukun Iman dan Lima Islam,
Jakarta, Argha, 2001.
Hasan, Maimunah,al- Quran dan Pengobata Jiwa, Yogyakarta, Bintang CemerlangI, 2001
http://www.moslemsourcess.com.id/News/detail.php.cetldanII=100
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri.2002/003/3/manol.html
https://www.scribd.com/doc/30270598/konsep-Stres-Dan-Manajemen-Stres
Bishri, Hasan,53 Penjelasan Lengkap Tentang Ruqyah Terapi Gangguan Sihir dan Jin
Sesuai Syariat Islam. Jakarta : Ghaib Pustaka, 2005.
Saputra, Arvin (trans). Healing Beyond the Body Penyembuhan dan Penanganan Tubuh
serta Jiwa. Baram : Interaksara, 2003.
Muhanna Sofiati Utami, Psikoterapi Pendekatan Konvensial dan Kontemporer,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar Cet I, 2003: 139.

Anda mungkin juga menyukai