Pendeta Jemaat
Pdt. Sthira Budhi Purwosuwito
Telp 0811.9111.523
Pdt. Ronny Nathanael
Telp 0818.0703.9219
Penatua Khusus
Pnt Betharia Kristine S S.Si(Teol)
S
Telp 0857.4735.9349
Pendeta Emeritus alah satu acara "favorit" Gereja di manapun
Pdt. Em. Suatami Sutedja adalah acara Kebaktian "padang".
Telp. 471.2259 "Padang" (dengan tanda kutip) karena
Pdt tugas Khusus
Pdt. Stephen Suleeman
sebenarnya tidak selalu berlangsung di padang
Telp. 0818 0600 9779 (rumput). Bisa jadi ada sebuah bangunan setengah-
Tenaga Pelayan Gerejawi terbuka (tanpa dinding), atau tenda yang didirikan
TPG. Sientje R. Sunarja, S.Th. untuk menampung umat. Apapun namanya, pokok-
Telp. 0815.9873.338 nya Kebaktian yang berlangsung di bukan di dalam
TPG. David Kusuma, M. Min.
gedung Gereja. Dan sebenarnya bukan hanya
Telp. 0817.0022.452
Rekening Bank
"Kebaktian", karena barangkali acara "Kebaktian"
An. GKI Gading Indah hanya mengambil porsi yang tidak terlampau besar
BCA No. 094-848-848-8 dibanding keseluruhan acara. Sebagian besar kegiatan
Permata No. 0467-852-019
biasanya justru bukan "Kebaktian", tetapi
An GKI GI Pan.Pembangunan
BCA 094-747-777-7
"kebersamaan", "permainan" dan bentuk-bentuk
E-Warta, E-Liturgi lainnya. Sederhananya berbagai macam kegiatan
warta.gkigi.com yang rame, melibatkan orang banyak, informal, ber-
liturgi.gkigi.com
Instagram, Facebook
beda dengan istilah "Kebaktian" yang biasanya
gkigikgp cenderung bersuasana formal. Bahkan "Kebaktian"-
www.facebook.com/gkigikgp/ nya sendiri pastilah lebih "longgar" daripada Kebak-
Jadwal Ibadah Minggu tian Minggu di Gereja, entah dari segi lagu, musik,
Umum liturginya sendiri.
1 : 06.30 di Gading Indah
2 : 09.00 di Aula TKK VI Penabur
3 : 17.00 di Gading Indah Itulah beberapa serba-serbi unik dari "Kebaktian
English Service Padang". Jangan lupa bahwa Anda masih bisa
10.00 di Penabur Inter mendaftar untuk mengikuti Kebaktian Padang dalam
Sekolah Minggu rangka Bulan Keluarga 2016, yang bertajuk "Family
09.00 di SDK VI
Remaja
Fun Day".
08.45 di Gading Indah
1
Acara ini akan berlangsung pada hari Sabtu, 22 Oktober 2016 di Stadium Univer-
sitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci. Selain "Kebaktian", kita akan disegarkan
lewat berbagai acara dan aktivitas yang sudah disiapkan panitia. Mulai dari anak-
anak hingga lansia dapat mengikutinya. Entah Anda akan datang bersama keluarga
atau sendiri, kita akan bersama-sama menjadi satu keluarga besar di sana, keluarga
besar GKI Gading Indah. Jangan ragu juga untuk mengajak anggota keluarga,
teman, saudara yang bersedia dan punya waktu untuk bergabung.
SP
PMJD tahun ini akan dilaksanakan pada hari ini Minggu, 16 Oktober
2016 jam 11.00 WIB, di GKI Gading Indah. Melihat pentingnya PMJD ini bagi
kemajuan Pelayanan GKI Gading Indah, Majelis Jemaat sangat mengharapkan
kehadiran dari Jemaat sekalian sehingga bisa berpartisipasi dalam mengetahui
bahkan memberikan saran atau masukan mengenai segala kegiatan pelayanan
yang ada di GKI Gading Indah.
Untuk tahun ini Majelis Jemaat juga tidak akan mengirim langsung setiap
undangan, tetapi Majelis Jemaat akan mengundang seluruh Jemaat
melalui warta Jemaat. Diharapkan semakin banyak Jemaat yang bisa
hadir dan terlibat dalam PMJD tahun ini.
Gunawan
Anggota GKI Perumnas I
dengan
Kevin Mulia
Anggota GBI Tampak Siring
dengan
Laurensia
Anggota GKI Gading Indah
Kebaktian
Umum I (06.30) : 142 orang 16/10 “Lelah, Tapi Tak Menyerah”
Umum II (09.00) : 474 orang 23/10 “Aku Bukan Seperti yang Dulu…”
Umum III (17.00) : 119 orang 30/10 “When Everything Changes,
Anak : 136 orang Family Stays”
Remaja : 87 orang
Persekutuan Dewasa : 42 orang
6/11 “Jaminan Keselamatan Dalam
Persekutuan Lansia : 103 orang Penebus yang Hidup”
3
Rabu, 19 Oktober 2016
Pkl. 10.00 WIB
10.00 Ibu Melyana T. Ibu Yvone TN., Ibu Selvi Klp. Puan Timur
17 Okt
Klp. Puan Timur
19.00 Ibu Wani Rusli Ibu Eri Nurjanti, Ibu Melani L.
Gad. Indah Utara
18 Okt 10.00 Pnt. Enny I.G. Ibu Susi, Ibu Christine Liyono Gading Indah
K. Oikmas
Minggu, 30 Oktober 2016
pkl. 09.00 - 11.00
Lt. 3 Aula TKK 6 - Penabur
Mari berpartisipasi pada Aksi Donor Darah ini!
Nama
Mengaku Percaya/Sidi
Baptis Dewasa
1. Merry Andhani
Apabila ada kesalahan dalam pengetikan nama, mohon hubungi Tata Usaha setiap hari dan
jam kerja.
Melalui Baptisan dan Pengakuan Percaya tersebut, mereka akan menjadi anggota dari
persekutuan kita sebagai Tubuh Kristus. Apabila ada Saudara-saudara yang belum dapat
ikut menyambutnya karena alasan-alasan yang berdasarkan Alkitab dan Tata Gereja/Tata
Tertib GKI, diharapkan menyampaikan pernyataan keberatan ini disampaikan secara tertu-
lis kepada Majelis Jemaat sebelum tanggal 23 Oktober 2016 agar masalahnya dapat
dipertimbangkan dan diputuskan secara gerejawi. Jika tidak ada keberatan yang sah maka
Baptisan dan Pengakuan Percaya akan tetap di-laksanakan pada tanggal tersebut di atas.
Kepada mereka telah dilakukan proses sebagaimana tata laksana GKI pasal 74.
Penerimaan anggota ini akan dilaksanakan pada hari Minggu, 23 Oktober 2016 pk.
09.00 (Kebaktian II). Apabila ada Saudara-saudara yang belum dapat memberikan
dukungannya karena alasan yang berdasarkan Alkitab dan Tata Gereja / Tata Tertib GKI,
keberatan dapat disampaikan secara tertulis kepada Majelis Jemaat paling lambat sebe-
lum tanggal 23 Oktober 2016 agar masalahnya dapat dipertimbangkan dan diputuskan
secara Gerejawi. Bila tidak ada keberatan yang sah maka penerimaan anggota tersebut
akan dilaksanakan pada tanggal tersebut.
6
Data statistik kebaktian adalah memiliki begitu banyak informasi yang dapat digali. Mohon seluruh anggota
Jemaat dan Simpatisan GKI Gading Indah untuk tidak lupa menekan counter (alat hitung) Jemaat di
setiap kebaktian umum GKI Gading Indah. Kerjasama dan partisipasi kita semua akan sangat memban-
tu terwujudnya pendataan yang lebih baik dan peningkatan pelayanan Jemaat GKI Gading Indah.
7
Setiap Rabu Bagi Anda yang ingin berkonsultasi di luar waktu ter-
pkl. 17.00-19.00 sebut di atas, dapat langsung meng-hubungi Bpk.
Henoch di nomor 453.4141
8
kepada Jemaat yang:
Tidak datang terlambat
Menonaktifkan telepon selular pada saat kebaktian
Tidak membaca warta ini pada saat khotbah
9
“...Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan,
melainkan roh yang membangkitkan kekuatan,
kasih dan ketertiban.”
~ 2 Timotius 1: 7
10
PMJ
Pada hari ini Minggu, tanggal 16 Oktober 2016 setelah Persidangan Majelis Jemaat
Diperluas (PMJD) akan diadakan Persidangan Majelis Jemaat (PMJ), yang bertempat di
GKI Gading Indah. Oleh karena itu kiranya Jemaat dapat turut membantu dalam dukungan
doa dan masukan, supaya hasil rapat dapat memberikan kemajuan bagi setiap aktifitas
pelayanan Gereja kita.
11
“Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah
semangat kepada yang tiada berdaya”
( Yesaya 40: 29 )
12
Tata Ibadah Keluarga - Bulan Keluarga 2016
Saat Hening
(Setiap anggota keluarga hening sejenak, merasakan Allah yang hadir
di tengah-tengah keluarga dan memberi keteduhan.)
Nyanyian Keluarga
PKJ 023 Marilah Memuji
Marilah memuji Allah Mahatinggi
pada hari ini, hari bahagia,
karena besarlah kasih setiaNya.
Dia mengasihi umat manusia.
Hidup kita dijaminNya,
sukacita dilimpahkan.
Keluarga diberkati,
umur panjang diberikan.
Puji syukur bagiMu atas penyertaanMu.
NamaMu kami puji untuk s’lama-lamanya.
Doa Syukur
(Salah satu anggota keluarga memimpin doa syukur atas waktu teduh yang
dapat dialami bersama-sama dengan keluarga.)
Pembacaan Alkitab
(Pembacaan Alkitab dapat dilakukan oleh salah satu anggota keluarga.)
1 Yohanes 4:7-8
7Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab
kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari
Allah dan mengenal Allah. 8Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak
mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
Refleksi
(Refleksi ini dapat dibacakan oleh salah satu anggota keluarga atau
direnungkan masing-masing secara pribadi.)
Kasih menjadi jiwa yang ada dalam tiap kata, rasa, dan karya saat kita
berhadapan dengan sesama. Setiap orang memahami dan merasakan
13
Tata Ibadah Keluarga - Bulan Keluarga 2016
kasih dengan cara dan sudut pandang yang berbeda. Demikian pula
dengan anggota keluarga kita. Perkataan yang sama, pelayanan yang sama,
belum tentu menjadi cara yang dipahami sama untuk menyatakan kasih
kita kepada anggota keluarga kita. Ketika Allah memberikan pengalaman
hidup yang personal (dan pasti tak sama), Allah menyatakan diri dan
kasihNya kepada kita dengan cara yang tak sama. Maka bagi anggota
keluarga kitapun, mengasihi tidak sesederhana ‘memberikan kasih’. Kita
diajak untuk mengenal lebih dekat dan dalam, bagaimana anggota keluar-
ga kita memahami kasih dan mengasihi mereka dengan cara yang dapat
mereka pahami. Mungkin di antara mereka, ada seorang yang memahami
kasih jauh lebih baik dengan kata-kata penguatan. Mungkin pula, melalui
pelukan atau genggaman tangan yang hangat. Mungkin pula yang lainnya.
Mari mengasihi anggota keluarga kita dengan memahami dan mengenal
bahasa kasih mereka.
Doa Keluarga
(Setiap orang saling menguatkan dengan berpegangan tangan dan men-
doakan satu sama lain secara bergiliran.)
Nyanyian Keluarga
Kucinta K’luarga Tuhan
Kucinta k’luarga Tuhan,
terjalin mesra sekali
Semua saling mengasihi
Betapa s’nang ku menjadi
k’luarganya Tuhan
14
Tata Ibadah Keluarga - Bulan Keluarga 2016
Saat Hening
(Setiap anggota keluarga hening sejenak, merasakan Allah yang hadir
di tengah-tengah keluarga dan memberi keteduhan.)
Nyanyian Keluarga
PKJ 288 Inilah Rumah Kami
Betapalah mesranya,
ayah dan ibu contohnya;
semua anak-anak
ikut teladan tindaknya.
Reff.
Alangkah baik dan indah,
jikalau Tuhan beserta;
sejahtera semua,
sekeluarga bahagia.
Doa Syukur
(Salah satu anggota keluarga memimpin doa syukur atas waktu teduh yang
dapat dialami bersama-sama dengan keluarga.)
Sharing
(Setiap anggota keluarga dapat berbagi cerita mengenai apa yang dialami
selama sehari, pergumulan yang sedang dihadapi, atau sukacita yang
dirasakan.)
Doa Keluarga
Anak: Tuhan, terimakasih. Aku belajar menjadi anak Tuhan melalui papa
mama. Aku maumendoakanpapa mama, sehingga setiap senyum
dan susah, papa mama tetap bersyukur dan mengasihi Tuhan.
15
Tata Ibadah Keluarga - Bulan Keluarga 2016
Ayah : Apapun yang kami hadapi dan lewati, kiranya Tuhan yang memam-
pukan dan senantiasa menyertai. Terimakasih Tuhan. Kami men-
gucap syukur dan berdoa. Amin.
Nyanyian Keluarga
Bersama Keluargaku
Kami datang di hadiratMu
Dalam satu kasih, dengan bersehati
Berjanji setia sampai akhir
MengasihiMu Yesus
Reff.
Bersama k’luargaku melayani Tuhan
Bersatu s’lamanya mengasihi Engkau
Tiada yang dapat melebihi kasihMu ya Tuhan
Bagi kami Kaulah segalanya
16
“Tantangan Keluarga Kristen Kekinian”
Lukas 12: 54-59
18
ARTIKEL
Ada Apa dengan LITURGI?
Manusia biasanya dikenal sebagai „mahluk sosial,‟ meskipun kenyataannya sekarang manusia modern
zaman kita ini adalah mahluk individualistis (bahkan egoistis, anti-sosial), cenderung tidak mau berkomitmen
terhadap apapun dan siapapun karena merasa mampu hidup sendiri dan mandiri („self sufficient‟), kecuali
kalau mempunyai kepentingan atau pamrih tertentu. Apakah manusia itu masih dapat disebut „mahluk so-
sial?‟ Belum lagi dalam bidang keagamaan, apakah manusia masih bisa disebut „mahluk agama?‟ Itulah
antara lain krisis-krisis kemanusiaan yang terjadi dalam masyarakat modern dewasa ini. Tetapi sekarang
saya mengajak jemaat untuk merenungkan hal yang lain. Mungkin kita tidak sadar kalau dalam rutinitas
kegiatan sehari-hari di tempat kerja, kita melakukan hal-hal yang bersifat liturgis. Jejak-jejak “liturgis” itu
terlihat misalnya di banyak perusahaan- setiap hari kerja diawali dengan „morning briefing,‟ untuk melakukan
“gerak” (= kerja) bersama dan “berucap” yang sama pada hari itu („morning briefing‟ bukan „meeting‟ atau
rapat). Hampir setiap hari hal-hal seperti itulah yang dilakukan oleh karyawan baik di kantor maupun di
pabrik (bentuknya pasti berbeda tetapi mempunyai kegiatan rutin tertentu yang maknanya “sama,” sesuai
dengan tingkatan manajerialnya serta bidang atau corak bisnisnya). Mengapa liturgi? Liturgi berasal dari
kata Yunani leitourgia, yang berarti „kerja dari orang-orang‟ („work of the people‟); dan ternyata berliturgi itu
dilakukan oleh setiap bangsa di dunia, baik di Yunani kuno, Israel kuno, Tiongkok kuno [bahkan Confucius
menekankan li (sering diterjemahkan secara sederhana sebagai „adat-istiadat dengan semua upacara-
upacaranya‟)]; manusia ideal dari Confucius adalah „manusia yang tahu adat‟ (“kun-cu” dalam bahasa dunia
persilatan)]. Jadi dapat dikatakan bahwa liturgi itu bersifat universal, “melekat” dalam kedirian manusia.
Maka dari itu dalam bidang antropologi sering pula dikatakan bahwa manusia itu adalah mahluk yang
senang berliturgi atau mahluk liturgis, di samping sebagai mahluk bahasa, mahluk sosial, mahluk berakal-
budi, dst; sampai sekarang jejak-jejak liturgis itu masih terlihat walaupun sudah dalam bentuk sangat ter-
samar (seperti contoh di atas). Kalau begitu, apa sebenarnya arti dan makna dari liturgi itu? Latar belakang
dari liturgi ini memang “keagamaan,” tata ibadah dalam gerak dan ucap bersama yang berdimensi horizontal
dan transendental; di dalamnya unsur kehidupan sehari-hari dipadukan dengan “ibadah” kepada „yang tran-
senden.‟ Karena kata ini berasal dari bahasa Yunani maka ada baiknya kita juga mencari maknanya dari
dalam kebudayaan Yunani kuno. (Sebenarnya hal yang sama terjadi atau terdapat dalam agama Israel
kuno). Plato (abad 5 SM) menuliskan bahwa di dalam sebuah kota bernama Magnesia setiap hari pada
waktu tertentu orang-orang meninggalkan pekerjaannya untuk berkumpul di suatu tempat dan melakukan
kegiatan bersama, mengucapkan kata-kata yang sama, dengan ritme yang sama, diiringi musik, untuk
menyatakan syukur kepada para dewa atas pekerjaan dan kecukupan bahan-bahan keperluan hidup sehari-
hari dari penduduk kota itu, mereka bertukar hasil kerja. Mereka bukannya “melarikan diri” dari kegiatan
kerja, tetapi justru ingin menyatakan bahwa kerja adalah hal yang menyenangkan, memberikan sukacita,
lalu bersama-sama dengan orang-orang lain berliturgi, mengaitkannya dengan unsur-unsur kosmologis
dan transendental atau keabadian. Pengalaman hidup sehari-hari dan pengalaman akan „yang transenden‟
dipadukan dalam liturgi itu. Jadi menurut Plato dalam liturgi itu tercakup unsur-unsur kerohanian (doa dan
ritus-ritus), kejasmanian dan pengalaman hidup yang konkrit (hasil kerja dan kecukupan makanan), kese-
nian (musik dan nyanyian), serta unsur sosial-politis (kebersamaan dan pertukaran-pertukaran). Dan seluruh
liturgi itu mempunyai suatu narasi atau keutuhan “cerita” (artinya, bukan penggalan-penggalan kegiatan
peribadahan yang tidak nyambung satu dengan yang lainnya). Dalam peribadahan Israel kuno pun unsur-
unsur tersebut dipenuhi, dan ungkapan syukur itu spesifik ditujukan hanya kepada Yahweh yang telah
melepaskan mereka dari negeri Mesir. Yahweh adalah pusat, sentral, dari liturgi, tanpa sedikit pun
menghilangkan dimensi-dimensi lainnya. Di dalam liturgi itu sukacita dihayati bersama, tidak ada individu
yang ingin menonjolkan diri (pemandu liturgi disebut leitourgos, “pekerja untuk orang-orang lain,” kemudian
diterjemahkan sebagai „pelayan orang-orang lain‟); demikian pun seandainya terjadi musibah atau dukacita,
orang yang berkesusahan itu diserap dalam rasa empati dan simpati dari orang-orang yang berkumpul itu.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa liturgi itu pasti dan harus mempunyai dimensi atau orientasi horison-
tal, natural, sosial, estetis, kosmologis dan transendental. Dalam peribadahan Israel kuno ditambah lagi
dengan unsur eskatologis, sesuai dengan iman Israel akan janji pemulihan seluruh ciptaan ini dari Yahweh,
Allah Israel. Semua unsur itu dikemas, dinarasikan, dalam liturgi.
Mengapa kita berbicara tentang liturgi? Pertama, saya memang ingin mengajak jemaat untuk merenungkan
tentang “pseudo-liturgy” (liturgi palsu) yang terjadi dalam kehidupan orang-orang modern masakini yang
19
individualistis dan menderita krisis komitmen ini. Bagaimana mereka “berliturgi”; apakah dan di manakah
cakrawala dari hidup dan pekerjaan mereka itu? Lalu kedua, apakah yang terjadi di dalam liturgi Gereja
sebagai pewaris dari iman Israel? Dalam kenyataannya manusia modern hanya menekankan dimensi
duniawi belaka, dan cakrawalanya digeser terus semakin menjauh; dimensi-dimensi lain dari liturgi yang
sejati seperti diuraikan di atas itu dimanipulasi. Dominasi dari dimensi duniawi ini mempunyai dampak praktis
yang luar biasa. Kerja tidak dihayati sebagai aktualisasi diri yang menyenangkan („vocation and enjoyment‟),
tetapi sudah menjadi kegiatan yang “mengasingkan” dirinya sebagai manusia (kritik Karl Marx atas „kerja‟),
kerja bukan lagi menjadi kegiatan yang bermakna manusiawi tetapi telah menjadi “momok” yang terus mem-
bayangi atau menggelisahkan raga dan jiwa manusia. Tetap takut dan kuatir meskipun telah mempunyai
pekerjaan (dengan berbagai alasan). Waktu kerja diperpanjang untuk mengejar horizon yang semakin diulur-
ulur itu, celah antara setiap titik yang membentuk garis cakrawala itu “ditambal” dengan „uang‟ yang di-
percaya akan mendekatkan ke horizon itu. (Mungkin pada suatu waktu nanti orang tidak lagi mengenal apa
itu „malam hari‟ sebab bintang-bintang di langit akan diganti dengan gemerlapan sinar lampu jalanan, video-
tron, iklan, hiasan gedung-gedung, dst, yang menyala mulai jam 6 sore sampai jam 6 pagi keesokan harinya
atau menggunakan sensor cahaya elektronik. Mal, karaoke, cafe, dan restaurant akan buka 7/24, lalu orang
akan memaksa diri bekerja terus –selama masih “siang”- sekuat tenaga yang dimilikinya). Kalau dia merasa
bosan atau lelah karena menatap horizon yang tak kunjung tercapai itu, maka dia akan
“mentransendensikan” dirinya ke ritual-ritual seperti “hang out” di kafe-kafe, beristirahat ke klub-klub dengan
sajian-sajian makan serta hiburan erotisnya, bahkan banyak yang menyediakan obat-obat yang mengan-
dung bahan-bahan narkotika, dsb. Dia akan berusaha “melengkapi” liturgi hidupnya dengan memanipulasi
dimensi-dimensi lainnya itu sampai seolah-olah liturgi yang “lengkap” telah dapat terpenuhi sehingga dirinya
–sebagai mahluk liturgis- “dipuaskan.” Itu kira-kira cerita dan gambaran singkat tentang manusia modern
dengan “liturgi kerjanya.” Lalu bagaimana dengan liturgi Gereja?
“Biarkan umatKu pergi beribadah kepadaKu ....” (Kel.8:1); itulah firman Tuhan kepada Musa untuk disam-
paikan kepada Firaun raja Mesir. Ibadah yang membebaskan, itulah esensi dari ibadah Israel kuno. Liturgi
Gereja bersumber pada Kitab Suci dan tradisi yang kita warisi dalam sejarah gereja. Pada dasarnya yang
terjadi dalam ibadah Israel kuno dan Gereja adalah perjumpaan umat dengan Yahweh/Tuhan. Artinya, liturgi
dalam ibadah Gereja adalah pementasan perjumpaan Tuhan dengan jemaatNya dalam situasi kehidupann-
ya yang konkrit. Liturgi adalah narasi dari perjumpaan itu, semua unsur dan kegiatan harus mendukung atau
berfokus pada suasana perjumpaan tersebut. Jadi jelas semua dimensi yang dikemukakan di atas: dimensi-
dimensi horizontal (kenyataan riil kehidupan sehari-hari), natural (kelestarian alam, lingkungan hidup), kos-
mologis (keharmonisan kehidupan seluruh ciptaan), sosial-politis (keperdulian kepada orang yang lemah),
transendental (misteri kasih dan kemuliaan Tuhan), dan eskatologis (janji pemulihan ciptaan oleh Tuhan),
harus dialami dan dihayati oleh semua peserta liturgi (jemaat, pendeta, penatua, paduan suara, koster, dan
semua pendukung ibadah lainnya) sesuai dengan fungsinya masing-masing. Memang dalam jangka waktu
yang relatif singkat, kira-kira satu setengah jam dalam kebaktian GKI, liturgi ibadah Minggu akan cukup sulit
untuk memuat semua dimensi itu secara merata. Tetapi harus dihargai, liturgi GKI yang kita pakai sekarang
merupakan langkah maju yang signifikan bila dibandingkan dengan liturgi sepuluh tahun yang lampau. Per-
janjian Lama, Mazmur, partisipasi atau keterlibatan jemaat sudah mendapat tempat yang layak. Pada pihak
lain, dalam kesempatan ini ada baiknya kita memahami ulang akan arti dan makna dari „khotbah.‟ Bagi
gereja-gereja Protestan khotbah mempunyai kedudukan yang sentral dalam peribadahannya (Gereja
Katholik lebih menekankan unsur “mistis” dengan keheningan dan misanya). Khotbah adalah pemberitaan
Firman Tuhan yang bersumber dari Kitab Suci. Teolog Karl Barth mengatakan bahwa Kitab Suci baru men-
jadi Firman Tuhan yang hidup ketika diberitakan, baik secara aktif (khotbah), maupun pasif (penelaahan
Alkitab, pembacaan pribadi, saat teduh, percakapan pastoral). Firman Tuhan pasti menuntut tanggapan
manusia pembaca atau pendengarnya; Firman Tuhan selalu menegur dan menghibur, mengingatkan dan
memperingatkan, mencari dan merangkul, menyapa dan memberi janji. Tanpa unsur pemberitaan atau
proklamasi maka mungkin “Kitab Suci” itu hanya merupakan kitab sejarah Israel dengan tingkat akurasi yang
tidak terlalu tinggi. Firman Tuhan harus diberitakan dalam situasi yang konkrit (relevan untuk kekinian, tanpa
meninggalkan „memori masa lampau dan „eskatologi‟ masa depan), menuntut keputusan dari setiap pem-
baca atau pendengarnya. Percaya atau tidak, menerima atau menolak; mau hidup dalam janji Tuhan atau
tidak; dengan semua pergumulan dan risikonya masing-masing, dan Tuhan selalu memberi kesempatan
untuk kita merenungkan dengan sebaik-baiknya. Jadi khotbah bukanlah ceramah agama atau pelajaran budi
pekerti! Khotbah bukanlah sekedar penyampaian informasi, ajaran moral yang “baru,” atau pengetahuan
sejarah, tetapi khotbah adalah Firman Tuhan yang memproklamasikan suatu realitas yang baru di dalam
Tuhan Yesus Kristus. (Memang mungkin sekali di dalamnya terdapat unsur informasi, ajaran moral atau
pengetahuan, tetapi esensinya bukan di situ. Realitas yang baru itu benar-benar konkrit, menyeluruh dan
20
utuh, jadi pasti juga memuat ajaran moral dan sikap hidup tertentu, bisa yang sudah lama ada atau yang
baru, karena keselamatan dalam Tuhan Yesus itu harus diwujudkan atau dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari, tetapi kita sekarang melaksanakannya dengan dasar, landasan dan semangat yang lain).
Khotbah adalah Tuhan yang berfirman melalui hambaNya, karena itu memerlukan pertolongan Roh Kudus
serta keterbukaan hati dan pikiran para pendengarnya supaya misteri kemahaagungan Tuhan dapat kita
alami/hayati sepenuhnya. Kalau kita menganggap khotbah sebagai ceramah moral –meskipun bahannya
dari Kitab Suci- maka sebenarnya itu berarti tidak ada pemberitaan firman. Liturgi memfasilitasi perjumpaan
Tuhan dengan jemaatNya sehingga jemaat melalui ibadahnya dapat menghayati dimensi hidup yang lain –
dimensi transendental dan eskatologis dengan semua misteri keilahiannya- yang mengatasi cakrawala kefa-
naan yang sepanjang waktu selalu dilihatnya. Ada cakrawala lain, cakrawala eskatologis yang justru menda-
tangi Gereja Tuhan! Saya akan menutup tulisan ini dengan mengutip kata-kata seorang pendeta Gereja
Orthodox bernama Alexander Schmemann yang menulis dalam artikel „Worship in a Secular Age‟: “What we
need is a rediscovery of the true meaning and power of worship and this means of its cosmic, ecclesiologi-
cal, and eschatological dimensions and content.”
Udanntuk tahun ini buku Kehidupan Jemaat akan menggunakan metode download/online,
sehingga setiap Jemaat bisa membaca melalui berbagai media seperi komputer, tablet,
smartphone. Untuk dapat mendownloadnya cukup ketikkan link dibawah ini di browser
anda.
Link : bkj.gkigi.com
Atau bisa juga dengan scanning QR code berikut:
1.
2.
bkj.gkigi.com
File buku Kehidupan Jemaat akan terdownload otomatis dalam format .pdf yang
dapat dibuka menggunakan aplikasi seperti adobe reader, nitro pdf, dll.
Jika mengalami kesulitan bisa menghubungi TU Gereja.
Bagi Jemaat yang telah mendaftarkan untuk menerima Buku Kehidupan Jemaat 2015-2016
dapat mengambil di Tata Usaha pada jam kerja.
21
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DAN PENGUMPULAN DANA UNTUK
PENGEMBANGAN GEDUNG SARANA PENUNJANG PELAYANAN
Setelah bangunan GSPP selesai seluruhnya, akan dapat digunakan untuk pelayanan GKI
Gading Indah. Baik pelayanan kepada masyarakat sekitar (Klinik Griya Kasih Indah) mau-
pun juga bentuk-bentuk pelayanan lain (kegiatan komisi/badan pelayanan, persekutuan-
persekutuan umat, latihan-latihan musik gereja, kegiatan kebersamaan umat/badan pela-
yanan, dll). GSPP adalah wujud pelayanan kita bersama, yang juga bersama-sama kita
upayakan keberadaannya.
Mari kita bersama berpartisipasi dalam mendukung pengadaan GSPP sebagai bentuk
persekutuan, kesaksian dan pelayanan kita.
Kami amat menghargai dan berterima kasih atas partisipasi jemaat dalam proses pem-
bangunan GSPP ini sehingga sampai dengan 9 Oktober 2016 telah terkumpul sejumlah
dana sebagai berikut:
Kumulatif s/d 2 Oct Persembahan 3 -9 Kumulatif s/d 9 Oct
Persembahan Pembangunan 2016 Oct '16 2016
Persembahan
- Melalui Kantong Kolekte Rp848,949,300 Rp3,215,000 Rp852,164,300
- Transfer ke Rekening Pembangunan Rp1,780,616,113 Rp4,000,000 Rp1,784,616,113
- Janji Iman Rp109,900,000 Rp1,500,000 Rp111,400,000
- Penjualan Botol & Koran Bekas Rp1,375,200 Rp0 Rp1,375,200
22
Akan tetapi sampai dengan saat ini masih terdapat kekurangan dana, dengan rincian se-
bagai berikut :
Pemasukan
Kas Jemaat Rp700,000,000
Sumbangan AC Rp41,600,000
Persembahan Pembangunan s/d 9 Oktober 2016 Rp2,749,555,613
Total Pemasukan Rp3,491,155,613
* Rencana Renovasi Bangunan = nilai final konstruksi bangunan (di luar unit AC dan peralatan interior)
Pengeluaran dana untuk investasi GSPP yang telah berjalan sampai dengan saat ini ada-
lah sebagai berikut:
Sebagai catatan dari pengeluaran di atas, sebesar Rp 1.350.000.000 di danai dari obligasi
tanpa bunga yang dibayar secara bertahap sampai dengan 31 Desember 2016. Saat ini
obligasi tersebut telah terbayar sejumlah Rp 600 juta.
Kami mengharapkan partisipasi jemaat tetap berlanjut agar proses pembangunan GSPP
yang akan digunakan untuk berbagai aktivitas gereja, antara lain Klinik Griya Kesehatan
Indonesia, ruang untuk acara kebersamaan, latihan, ruang pertemuan, dan kegiatan lain,
sehingga pelayanan GKI Gading Indah dapat makin di rasakan oleh jemaat dan masyara-
kat yang ada disekitarnya.
Partisipasi jemaat dalam proses pembangunan ini tidak terbatas hanya dengan penyerahan
dana persembahan pembangunan di gereja, tapi jemaat juga dapat ikut berpartisipasi da-
lam bentuk tenaga (misalnya sebagai pengawas pembangunan), atau aksi-aksi pengga-
langan dana yang lain (misalnya penjualan makanan, barang bekas, botol bekas, koran
bekas dan lain-lain).
23
Bagi jemaat yang ingin turut berpartipasi dalam proses pembangunan ini, dalam
bentuk apapun, dapat menghubungi panitia pembangunan dalam diri :
17 Okt - 23 Okt
Selamat Ulang Tahun kepada Jemaat yang berulang tahun sepanjang pekan lalu.
24
16 - 23 Okt
SELASA 06.30 Persekutuan Doa Pagi GKI GI Pdt. Em. Suatami Sutedja
18/10 10.00 Pertemuan Pdt, Pengerja & TPG GKI GI
17.00 Waktu Percakapan Pastoral GKI GI Pdt. Ronny Nathanael, M.Th.
RABU 08.00 Waktu Percakapan Pastoral GKI GI Pnt. Betharia Kristine S.,S.Si.(Teol)
19/10 10.00 Persekutuan Dewasa GKI GI Pdt. Em. Suatami Sutedja
12.00 Latihan PS Gracia GKI GI Sdri. Bertha Pasaribu
17.00 Konsultasi Psikologi GKI GI Bpk. Henoch Setiawan, Psi. (Tlp. 453-4141)
19.30 Latihan PS Nafiri GKI GI Ibu Novani
KAMIS 10.00 Waktu Percakapan Pastoral GKI GI Pdt. Sthira Budhi Purwosuwito
20/10 19.30 Malam Puji dan Sabda GKI GI Pdt. Ronny Nathanael & Ibu F. Dorothea E. W.
SABTU 05.30 PERSEKUTUAN DOA PAGI GKI GI “Tuhan, Kiranya Aku Lebih Ingin
22/10 TPG. Sientje R. Sunarja, S.Th. Menghibur daripada Dihibur”
Pnt. Herwati, Pnt. Stefanus, Pnt. Ronald
MINGGU 06.30 KEBAKTIAN UMUM I GKI GI “Aku Bukan Seperti yang Dulu”
23/10 09.00 KEBAKTIAN UMUM II TKK 6 Pdt. Ronny Nathanael, M.Th.
17.00 KEBAKTIAN UMUM III GKI GI
Ibu Lisa Yuriko, Bpk. Steve Andoko, Ibu Margareth, Sdr. Vanessa
Kolektan: Ibu Fanny Susilo, Sdr. Brian Dharmawan, Ibu Liza, Bpk. Benny
ibu Meyliana, Sdri. Silvy.
Penyambutan: Ibu Betty, Bpk. Lalan, Ibu Santi Pang, Bpk. Stevanus Adjiputro
25
Kebaktian hari ini : Minggu, 16 Oktober 2016
06.30 09.00 17.00
Jl. Gd Indah Aula TKK 6 Jl. Gd Indah
TPG. Sientje R.
Pengkhotbah Pdt. Danny Purnama - GKI Citra I Sunarja, S.Th.
Koordinator Pnt. Ega Wisnu Pnt. Yanto Suryana Pnt. Iwan Dharmawan
P.J. Kebaktian Pnt. Felix J. Lawalata Pnt. Iening Ananta Pnt. C. Arijanto S.
Peng. Dosa Pnt. Pradyanarta G. Pnt. Mikhael Melkisedek Pnt. Bryant Yusman
P. Iman Rasuli Pnt. Inneke Damayanti Pnt. Tadius S. Gunadi Pnt. Ika Andy C.
Pemberdayaan Pemberdayaan
Region 3 Pemuda
Bacaan Ibu Wigatini Bachrun Sdr. Stanley Nathan Pnt. Ika Andy C.
Bpk. Johnny jahja Sdri. Anna Margaretha Ibu Ariatna Savitri
Sdri. Silvie
Persembahan Bpk. Rudy Susanto Pemberdayaan Pemuda Pnt. Dwi Budhiharto
Ibu Riris
Pnt. Lidia Surjati
Sdri. Erytha Praptiwi Pnt. Stefanus Tejo, Pnt. Ayub W.,
Sdri. Maria Adriani Pnt. Luther A. L., Pnt. Enny I.G. Pnt. Karel Tjoegito
PS / VG
Prokantor Sdri. Viling Sdri. Naomi, Sdri. Viling Sdri. Rai
Sdr. Ardian Sdr. Ardian Sdr. Verdy
Pemusik Ibu Yoke
Sdr. Grady, Sdr. Christian, Sdr. Abraham, Sdr. A. Zaluchu Ibu Irma
Operator LCD Sdri. Nathania Pemberdayaan Pemuda Sdri. Agnes
Kolose 3: 12-15 /
1 Samuel 1: 1-20
PPK Tabitha
Pelayanan Kedukaan 24 jam
(021) 568-2290
624-0606
Badan Panti Werdha Kristen
“HANA”
Jln. Panti Werdha Hana no. 52
Kedaung, Ciputat 15415
Telp: (021) 7442802
7402932
27
085777120000
Apabila ada diantara Bapak/Ibu yang menginginkan untuk menerima SMS dari Gereja,
untuk mendapatkan informasi kegiatan-kegiatan maupun Kebaktian yang dilaksanakan oleh
Gereja kita, silahkan untuk mengirimkan SMS ke nomor tersebut diatas dengan
menyebutkan Nama Lengkap dan Region (optional).
28