Anda di halaman 1dari 26

FISIK

 Dewasa Awal
o usia 18/20 Tahun, sampai kira-kira usia 40 tahun
o puncak pertumbuhan fisik prima
o Sebelum berusia 30 tahun, puncak dari performa fisik umumnya sudah di
dapatkan, seringkali pada usia 19-26 tahun.
o di masa dewasa awal individu juga mengalami penurunan performa fisik,
biasanya dialami pada usia 30 tahun
o kematian individu ketika telah beranjak dewasa, dua kali lebih besar dari remaja,
laki-laki yang beranjak dewasa lebih besar dibandingkan perempuan
o obesitas itu adalah suatu masalah kesehatan yang serius dan begitu banyak
melanda individu
o leptin mengakibatkan berkurangnya nafsu makan dan meningkatnya pelepasan
energi
o olahraga dapat membantu mencegah penyakit jantung, diabetes, dan penyakit
lain
 Dewasa Menengah
o paruh baya merupakan keseimbangan antara pekerjaan dan tanggung jawab
relasi ditengah-tengah perubahan fisik dan psikologis yang berlansung seiring
dengan proses penuaan
o mampu menjalankan tanggung jawabnya untuk mendidik generasi selanjutnya
dan telah memperoleh kepuasan karirnya, bersamaan dengan penurunan
keterampilan fisiknya
o 45 tahun sampai dengan memasuki 60an tahun
o generativitas (adanya rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap
dapat dikerjakan guna meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasi
selanjutnya) disatu sisi dan stagnasi di sisi lain
o tanda-tanda penuaan pertama kali terlihat pada sia 40 tahun atau 50 tahun
o kurangnya tinggi tubuh ini berkaitan dengan menyusutnya tlang vertebrata
o bantalan yang diperlukan untuk pergerakan tulang (seperti otot dan ikatan
tulang) menjadi kurang efesien di usia paruh baya, waktu dimana sendi individu
menjadi kaku dan lebih sulit digerakkan
o paruh baya mulai mengalami kesulitan untuk memandang objek-objek dalam
jarak dekat dikarenakan ketajaman akomodasi mata mengalami penurunan
antara 40 hingga 59 tahun
o usia 50 atau 60 suplai darah ke mata berkurang, dapat menurunkan luas medan
penglihatan dan dapat menjelaskan meningkatnya titik buta mata
o pengdengaran juga mulai menurun di usia 40 tahun namunkehilangan
pengdengaran 50 % terjadi pada individu berusia 50 tahun ke atas
o presbycusis adalah kehilangan pengdengarang terhadap suara yang lebih tinggi
o penyakit kardiovaskular meningkat di usia paruh baya, level kolestrol di dalam
darah yang menngkat selama usia dewasa dan usia parub baya, mulai berkempul
di dinding arteri, yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular
o usia 55 tahun, protein di jaringan paru-paru menjadi kurang elastis
o setelah usia 40-an maka daya tahan tubuh hilang dikarenakan penurunan gradual
tingkat metabolisme basal (penggunaan energi untuk mempertahankan fungsi
vital)
 Dewasa Akhir
o masa dewasa lanjut atau akhir ini di tandai dengan semakin melemahnya
kemampuan fisik dan psikis
o kehilangan pendengaran, yang sangat umum dimulai di akhir 40-an dan 50-an,
meliputi berkurangnya kemampuan untuk membedakan suara-suara bernada
tinggi
o volume otak pada orang lanjut usia lebih sedikit daripada orang muda, sebuah
studi mengatakan bahwa otak orang lanjut usia 15% lebih sedikit
o berat otak juga ikut berkurang sekitar 5-10%, di usia rata-rata 20-90 tahun
o tepatnya setelah usia 30 tahun, otak kehilangan beratnya, awalnya sedikit
kemudian menjadi lebih cepat
o asetilkolin, dapat mengakibatkan menurunnya fungsi memori dalam taraf kecil
dan bahkan kehilangan memori yang parah seperti pada penyakit Alzheimer
o dopamin, dapat mengakibatkan gangguan dalam merencanakan dan melakukan
aktivitas motorik, bahkan bisa sampai kehilangan kontrol motorik
o GABA, yang fungsi semulanya adalah untuk mengontrol ketepatan signal yang
dikirim dari neuron yang satu ke neuron lainnya, dan mengurangi “kegaduhan”,
namun seiring pertambahan usia jumlah produksinya berkurang
o kekurangan nutrisi yang berkaitan dengan rendahnya kadar protein berkaitan
dengan menurunnya sel T yang menghancurkan sel-sel yang terinfeksi, sehingga
sistem kekebalannya bertambah buruk
o dewasa akhir menjadi lebih pendek karena tuang belakang mengalami
penyusutan
o ketajaman visual, kemunduran penglihatan di masa dewasa akhir sudah semakin
nyata dirasakan, yang sebelumnya memang sudah dirasakan sejak dewasa awal
dan dewasa menengah
o penglihatan warna, seiring bertambahnya usia penglihatan warna juga ikut
menurun pada dewasa akhir., penurunan ini paling sering terjadi di bagian hijau-
biru-ungu dari spektrum warna
o persepsi kedalaman, pada dewasa akhir penurunan persepsi kedalam juga ikut
menurun
o individu yang berusia 75 tahun ke atas, penurunan penglihatan dan pendengaran
jauh lebih besar, dibanding individu di usia 65-74 tahun
o orang dewasa kehilangan sebagian dari kemampuan mencium dan merasakan,
atau keduanya
o bertambahnya usia, kepekaan sentuhan pada tubuh bagian bawah (siku, lutut,
dan sebagainya) lebih kurang dibandingkan dengan tubuh bagian atas
(pergelangan tangan, pundak, dan sebagainya)
o terjadi peningkatan gangguan kardiovaskular pada masa dewasa akhir
o orgasme pada pria ikut menurun seiring bertambahnya usia, dan biasanya hanya
terjadi setelah mencoba dua atau tiga kali
KOGNITIF
 kognitif, aktivitas mental dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia
 aktivitas mental dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia
 DEWASA AWAL
o aktivitas mental dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia, aktivitas mental
dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia
o Berpikir formal operasional dimulai dari usia 11-15 tahun (disebut juga anak
dewasa), merupakan tahap kognitif yang terakhir baik masa remaja dan dewasa,
dimana mereka sudah mulai berpikir lebih logis, abstrak, dan idealistis
o Berpikir Realistis dan Pragmatis (Dikarenakan pekerjaan mereka yang
memaksakan realitas mereka sehingga membuat idealisme mereka menurun)
o Berpikir Reflektif dan Relativistik (perlahan-lahan menyadari bahwa ada beragam
pendapat dan beragam perspektif dari orang lain)
o Tahap Postformal (pemahaman bahwa jawaban yang benar terhadap sebuah
persoalan menuntut pemikiran reflektif dan dapat bervariasi dari situasi yang satu
ke situasi yang lain; serta bahwa pencarian kebenaran seringkali merupakan
proses yang berlangsung terus menerus dan tidak pernah selesai, mereka dapat
memahami bahwa solusi terbaik yang diterapkan di pekerjaan tidak selalu juga
merupakan solusi terbaik di rumah)
o Kreativitas (Kreativitas)
 DEWASA TENGAH
o INTELIGENSI
o Fluid dan Crystallized Intelligence (crystallized intelligence seperti memperoleh
infromasi dan keterampilan verbal seseorang terus meningkat pada usia dewasa
menengah. Sedangkan untuk fluid intelligence seperti kemampuan berpikir secara
abstrak mulai menurun pada tahun-tahun dewasa pertengahan)
o Seattle Longitudinal Study (tingkat fungsi tertinggi untuk empat dari enam
kemampuan intelektual terjadi pada usia dewasa pertengahan. Kinerja puncak
pada kemampuan verbal, penalaran induktif memori verbal dan orientasi spasial
dicapai di usia paruh baya. Dan dua dari enam kemampuan yaitu angka dan
kecepatan persepsi ada penurunan di usia pertengahan)
o PENGOLAHAN INFORMASI
o Kecepatan Pengolahan Informasi (kecepatan persepsi mulai menurun pada
pertengahan fase dewasa menyebutkan bahwa penyebab hal tersebut
dikarenakan individu tersebut mempertahankan tujuan dan representasi
internalnya meskipun telah ada gangguan)
o Memori (dibutuhkan lebih banyak waktu untuk mempelajari informasi baru)
o keahlian sering muncul pada usia pertengahan daripada usia awal, hal ini
dikarenakan butuh waktu yang begitu lama untuk memperoleh hal tersebut
o kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis meningkat pada usia
40 tahunan dan 50 tahunan. Hal dijelaskan bahwa mereka cenderung memiliki
pengalaman yang banyak.
 DEWASA AKHIR
o Mekanika kognitif adalah perangkat keras dari pikiran yang mencerminkan suatu
arsitektur neurofisiologis dari otak dan berkembang melalui proses evolusi
o Menurunnya kecepatan pemrosesan informasi yang dialami orang lanjut usia
cenderung berkaitan dengan penurunan fungsi otak dan sistem saraf pusat
o atensi, perubahan atensi adalah aspek penting dalam proses penuaan kognitif.
o Atensi selektif adalah kemampuan locus pada aspek tertentu dari pengalaman
yang relevan dan mengabaikan aspek-aspek lain yang tidak relevan.
o Atensi yang terbagi adalah kemampuan berkonsentrasi pada lebih dari satu
aktivitas didalam waktu yang bersamaan.
o Atensi yang berkesinambungan adalah keterlibatan dalam waktu panjang dan
fokus pada objek, tugas, peristiwa atau aspek-aspek lainnya di lingkungan.
o memori, ketika orang tua memperlihatkan kemunduran memori, kemunduran
tersebut cenderung sebatas pada keterbatasan tipe-tipe memori tertentu.
o kearifan adalah pengetahuan alami mengenai aspek-aspek praktis dar kehidupan
yang memungkinkan seseorang mampu melakukan penilaian yang sangat baik
menyangkut persoalan-persoalan penting.
o Pragmatik kognitif adalah perangkat lunak yang berbasis budaya dari pikiran
pragmatik kognitif meliputi keterampilan membaca dan menulis, pemahaman
bacaan, kualifikasi pendidikan, dan keterampilan professional.
o Pendidikan, orang-orang lanjut usia berusaha meraih pendidikan yang lebih tinggi
untuk meningkatkan penemuan dirinya dan aktivitas-aktivitas waktu luangnya
yang akan memungkinkan mereka untuk membuat suatu penyesuaian diri yang
lebih baik pada masa pension.
o Pekerjaan, dalam sebuah studi pekerjaan yang lebih kompleks berkaitan dengan
fungsi intelektual yang lebih tinggi pada orang-orang lanjut usia.
o meskipunsejumlah penyakit seperti hipertensi dan diabetes berkaitan dengan
turunnya fungsi kognitif, penyakit-penyakit tersebut tidak secara langsung
mempengaruhi kemunduran mental.
o Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif pada Masa Dewasa
o Pertama, ketiadaan kapasitas dasar. Orang dewasa tidak akan memiliki
kemmapuan belajar bila pada usia muda juga tidak memiliki kemampuan belajar
yang memadai.
o Kedua, terlampau lamanya tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat
intelektual.
o Ketiga, faktor budaya, terutama cara-cara seseorang memberikan sambutan,
seperti kebiasaan, cita-cita, sikap, dan prasangka-prasangka yang telah mengakar
o Selain yang disebutkan diatan faktor yang juga dapat mempengaruhi
perkembangan kognitif pada masa dewasa awal hingga akhir antara lain:
Faktor Penyakit pada Saraf Otak seperti Demensia dan Gangguan Aktivitas, Faktor
Depresi, & Faktor Terapi dan Senam Melatih Otak
EMOSI & SOSIAL
 Emosi adalah suatu keadaan berupa perasaan atau pikiran yang ditandai dengan
perubahan biologis yang dapat dilihat dari perilaku tertentu pada individu
 Emosi adalah reaksi yang ditunjukkan dalam jangka masa yang pendek hasil
daripada interaksi individu terhadap rangsangan yang tertentu
 Emosi Primer merupakan emosi dasar manusia yang dianggap terberi secara
biologis
 Emosi Sekunder merupakan emosi-emosi yang mengandung kesadaran diri atau
evaluasi diri sehingga pertumbuhannya tergantung pada perkembangan kognitif
atau intelektual seseorang
PERKEMBAGAN EMOSI
 DEWASA AWAL
o awal dewasa, terjadi ketegangan emosional yang disebabkan oleh penyesuaian
dari masa remaja menjadi masa dewasa. Kemudian, pada petengahan usia 30-an
tahun, orang dewasa muda sudah dapat menyesuaikan diri dan memecahkan
masalahnya sehingga dapat menjadi stabil dan tenang secara emosional
o individu yang pada saat berusia 3 tahun kemudian memiliki atau menampakkan
control emosi yang baik serta terlihat tabah, maka bisa diprediksi bahwa kelak
individu tersebut akan menjadi orang yang dapat mengontrol emosi saat stress
 DEWASA TENGAH
o Orang yang berada pada tahap dewasa madya cenderung mengalami perasaan
cemas, dan tegang
o tingkat kecemasan usia madya lebih tinggi dibanding tingkat kecemasan pada
tahap perkembangan sebelumnya
o Kecemasan terbesar terjadi pada sekitar usia 40 tahun dimana pada saat
tersebut, terjadi perubahan besar dalam kehidupan orang dewasa, seperti
perubahan pola hidup, perubahan peran dan konsep diri, serta perubahan fisik
yang drastis
o Pada usia 50-an tahun, orang dewasa sudah dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi, seperti peran, keinginan, dan kegiatan yang telah
disesuaikan dengan kondisi fisik dan mental orang orang dewasa madya
 DEWASA AKHIR
o orang dari usia dewasa lanjut lebih banyak mengalami emosi positif dan lebih
sedikit mengalami emosi negative dibanding dengan orang yang berusia lebih
muda
o semakin tua usia seseorang maka orang tersebut cenderung memiliki control
yang lebih baik terhadap emosi negatif yang dimiliki, serta memiliki
kecenderungan emosi negative yang lebih sedikit dibanding usia yang lebih muda
o factor yang dapat mempengaruhi kesehatan emosional pada usia dewasa adalah
penggunaan adaptive defense yang matang dalam menghadapi berbaggai
masalah
o Terdapat 2 strategi coping dalam model penilaian kognitif, yaitu:
 Model coping yang berfokus pada masalah, ketika mengalami masalah, orang
akan cenderung mengatur atau memperbaiki kondisi yang menekan atau
menimbulkan masalah
 Model coping yang berfokus pada emosi, yaitu model coping dimana individu
akan melakukan usaha untuk merasa lebih baik, atau dapat mengolah emosi
yang dialami agar dapat meringankan stress akibat suatu masalah tertentu
PERKEMBANGAN SOSIAL
 perkembangan social merupakan perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai
dengan tuntutan social
 Intimacy vs. Isolation
Terjadi di antara usia 18/19-30 tahun. Tugas seseorang pada periode ini adalah
mengenal dan mengizinkan diri kita untuk mengenal orang lain secara lebih dekat,
atau masuk ke hubungan yang serius sedangkan kegagalan akan membuat kita
terisolasi atau mengisolasi diri dari keselilingan kita
 Generativitas vs. Stagnasi
Terjadi antara usia 20an-50an. Generativitas adalah rasa peduli yang sudah lebih
dewasa dan lebih luas daripada intimacy karena rasa kasih sayang ini telah meng-
generalixe ke kolom pokok lain, terutama generasi selanjutnya
 Intergrity vs. Despair
Terjadi di usia 60 tahun ke atas. Seseorang dikatakan sudah memuliki integritas
apabila ia telah mampu menyikapi kehidupannya sebagai suatu kenyataan yang
sangat berguna dan bermanfaat
 DEWASA AWAL
o Pria maupun wanita yang belum menikah sering merasa kesepian dan tidak tahu
apa yang harus dikerjakan pada masa luang
o orang muda yang sudah menikah juga merasa kesepian dan rindu pada teman saat
remaja
o rasa kesepian yang dialami masa dewasa diakiabtkan karena pada masa ini
merupakan periode yang relative kurang teroganisir dalam kehidupan yang
menandai transisi dari lingkungan yang terbagi menurut umur ke lingkungan yang
terbagi menurut status sosial
o peran serta dalam kegiatan sosial meningkat di luar rumah menjelang usia
setengah baya yaitu saat pertengahan sampai akhir usia 30-an
 DEWASA TENGAH
o Pada fase dewasa madya terjadi masa sepi atau biasa disebut dengan emptyness
yang merupakan masa ketika anak sudah memiliki kesibukan tersendiri dan tidak
lagi tinggal bersama orangtua
o individu yang merasa memiliki jiwa kepemimpinan, cenderung akan merasa bahwa
pada masa inilah mereka harus melayani masyarakat
o generativitas adalah hasrat bagi orang dewasa untuk meregenerasi keturunan atau
apa yang dimilikinya. Sebaliknya, stagnasi adalah keadaan saat individu tenggelam
dalam diri sendiri dan merasa tidak memiliki apapun untuk diberikan kepada
generasi selanjutnya
o generativitas biologis yakni melalui pernikahan dan melahirkan keturunan
o generativitas pengasuhan yang berkaitan dengan cara individu mengasuh generasi
selanjutnya
 DEWASA AKHIR
o integrity vs despired, dimana pada tahap ini terjadi refleksi terhadap masa lalu dan
individu akan menyimpulkan pengalamannya baik secara positive maupun
negative. Jika individu lansia pernah mengalami tahapan kehidupan yang negative,
seperti terisolasinya ia secara sosial, di masa dewasa awal ataupun tengah, maka
orang tersebut akan menilai pengalaman yang telah dilaluinya menjadi negative
o teori aktvitas, dipaparkan bahwa semakin besar aktivitas dan keterlibatan orang
dewasa tua, maka semakin besar pula kepuasan yang dialami pada saat lansia
o teori selektivitas emosi, dikatakan bahwa orang dewasa lanjut akan lebih selektif
dalam memilih jaringan kerja sosialnya dan sangat mementingkan kepuasan
emosional
o Emotional loneliness adalah keadaan saat inidividu kehilangan kenyamanan dan
kelekatan pada orang-orang yang ia cintai sehingga ia merasakan adanya
perpisahan, kecemasan, kegelisahan dan kekosongan
o social loneliness adalah keadaan saat individu menganggap bahwa tidak ada
hubungan yang sejati, sehingga pada diri individu ini hanya akan merasakan
kebosanan dan bertindak passif
o control primer yakni kemampuan inidividu menjalankan apapun untuk mencapai
keinginannya dengan usahanya sendiri, sedangkan control sekunder tidak benar-
benar berasal dari usaha yang dilakukannya

MORAL & RELIGIUSITAS


MORAL
 moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan
baik dan buruk
 Dalam membahas proses perkembangan moral ini, dalam teori Kolherg membagi
perkembangan kedalam 3 tingkat yaitu:
o Tingkat I : Pra Konvensional.
Pada tingkat (level) moralitas Pra konvensional, moralitas anak berorientasi kepada
akibat fisik yang diterimanya daripada akibat-akibat psikologis dan berorientasi
pada rasa patuh kepada pemberi otoritas
 Tahap 1 : Orientasi patuh dan takut hukuman. Dalam tahap pertama tingkat ini,
anak berorientasi pada kepatuhan dan hukuman, dan moralitas suatu tindakan
dinilai atas dasar akibat fisiknya
 Tahap 2: Orientasi naif egoistis/hedonisme instrumental. Pada tahap ini, seseorang
menghubungkan apa yang baik dengan kepentingan, minat dan kebutuhan dirinya
sendiri serta ia mengetahui dan membiarkan orang lain melakukan hal yang sama.
o Tingkat II: Konvensional.
Tingkat moralitas ini juga biasa disebut moralitas peraturan konvensional dan
persesuaian (conformity). Ciri utama tingkat ini adalah suatu tindakan dianggap baik
apabila memenuhi harapan-harapan orang lain di luar dirinya, tidak peduli
akibatakibat yang langsung dan kelihatan.
 Tahap 3: Orientasi anak yang baik. Dalam tahap ini, moralitas anak yang baik, anak
yang menyesuaikan diri dengan peraturan untuk mendapatkan persetujuan orang
lain dan untuk mempertahankan hubungan baik dengan mereka
 Tahap 4: Moralitas pelestarian otoritas dan aturan sosial. Dalam tahap keempat ini
kebenaran diartikan sebagai menjunjung tinggi hukum yang disetujui bersama.
o Tingkat III: Pasca konvensional.
Tingkat ketiga ini bisa juga disebut sebagai moralitas prinsip-prinsip yang diterima
sendiri.
 Tahap 5: Moralitas Kontrak sosial dan hak-hak individu. Dalam tahap ini kebenaran
diperoleh individu melalui pertimbangan hak-hak individu yang umum dan telah
dikaji oleh masyarakat secara kritis.
 Tahap 6: Moralitas prinsip-prinsip individu dan conscience. Dalam tahap keenam ini
kebenaran didasari oleh kata hati sendiri yang mengandung konsistensi,
pemahaman yang logis dan prinsip universal seperti keadilan, persamaan hak-hak
asasi manusia dan penghormatan terhadap martabat manusia
 DEWASA AWAL
o Anak muda mencapai kemajuan dalam penilaian moral ketika mereka mekankan
egosentrisme dan menjadi cakap dalam pemikiran abstrak. Merujuk pada kohlberg
tahapan moralitas dewasa awal terdapat di pasca konvensional dan berprinsip
penuh sebagian besar merupakan fungsi pengalaman. Sebagian besar orang baru
mencapai level ini jika pada usia 20-an
o Dua pengalaman yang memacu perkembangan moral pada masa dewasa awal
adalah menghadapi nilai yang bertentangan dengan nilai yang sudah dia anut
dirumah dan pengalaman dalam bertanggung jawab terhada kesejahteraan orang
lain
 DEWASA TENGAH
o orang-orang dewasa madya mampu mempertimbangkan moral yang menyangkut
orang lain namun ia juga menyadari akan maksudnya sendiri
o seseorang dewasa madya yaitu 40-60 tahun telah mencapai pasca-konvensional.
Pada tahap ini, seseorang menganggap bahwa aturan adalah suatu kontrak sosial
yang dapat berubah apabila aturan tersebut memunculkan suatu
ketidaksejahteraan melalui pendapat mayoritas.
o Selain itu semakin berkembangnya moral seseorang keputusan dalam berperilaku
berdasarkan atas prinsip-prinsip moral dan kepentingan orang lain
 DEWASA AKHIR
o tingkat moralitas orang dewasa sudah sangat matang, mereka sudah mengamalkan
nilai-nilai moral seperti kejujuran atau kesopanan
o aspek spritual pada masa dewasa akhir menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat
dengan agama menunjukkan tingkatan dalam hal kepuasan hidup, harga diri, dan
optimisme
RELIGIUSITAS
 religiusitas sebagai keberagaman yang berarti meliputi berbagai macam sisi atau
dimensi yang bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual
(beribadah), tapi juga melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan
supranatural
 religiusitas adalah keseluruhan dari fungsi jiwa individu mencakup keyakinan,
perasaan, dan perilaku yang diarahkan secara sadar dan sungguh-sungguh pada
ajaran agamanya dengan mengerjakan lima dimensi keagamaan yang didalamnya
mencakup tata cara ibadah wajib maupun sunat serta pengalaman dan pengetahuan
agama dalam diri individu.
 DEWASA AWAL
o Ada dua indikator signifikan yang menandai tahap individuative-reflective faith.
Pertama, seseorang harus mengembangkan kemampuannya untuk merefleksikan
nilai-nilai, keyakinan, dan komitmen secara kritis
o Kedua, seseorang harus berjuang mengembangkan identitas diri dan harga dirinya,
mampu menerima penilaian dalam suatu hubungan dengan individu, institusi, dan
pandangan dunia yang melekat pada seseorang sampai saat itu.
 DEWASA TENGAH
o Tahap conjunctive faith adalah karakteristik dari seorang pemikir dewasa yang
reflektif, yang mengakui bahwa segala macam kebenaran dapat didekati dari banyak
perspektif dan iman itu harus seimbang dan mampu mempertahankan ketegangan
di antara berbagai perspektif tersebut.
o Individu dalam tahap konjungtif mengungkapkan minat prinsip dan keterbukaan
terhadap kebenaran tradisi budaya dan agama lainnya, dan percaya bahwa
perbincangan dengan orang-orang yang berbeda itu dapat menghasilkan
pemahaman yang mendalam dan wawasan yan baru kedalam tradisi dan keyakinan
mereka
o beberapa individu yang sangat religius pada usia dewasa awal menjadi kurang
begitu religius pada usia pertengahan, sedangkan beberapa individu lain menjadi
lebih religius di usia pertengahan
o peningkatan yang signifikan dalam spiritualitas terjadi antara usia akhir pertengahan
(pertengahan lima puluhan/awal enam puluhan) dan akhir masa dewasa
 DEWASA AKHIR
o Individu yang telah masuk ke tahap universalizing adalah orang yang prihatin akan
penciptaan dan menjadi individu seutuhnya, terlepas dari kebangsaan, kelas sosial,
jenis kelamin, usia, ras, ideologi politik, dan tradisi agama.
o Dalam tahap ini, diri ditarik keluar dari keterbatasan dirinya sendiri menjadi sebuah
landasan dan partisipasi dalam pemahaman terkait Tuhan.
o Agama dapat menyediakan beberapa kebutuhan psikologis yang penting bagi orang-
orang dewasa akhir, yaitu membantu mereka menghadapi kematian yang akan
datang, menemukan dan mempertahankan makna kehidupan, dan menerima
berbagai kehilangan pada usia tua yang tak terhindarkan

KARIR & PEKERJAAN


KARIR
 Karir adalah sejumlah posisi kerja yang dijabat seseorang selama siklus kehidupan
pekerjaan sejak dari posisi paling bawah hingga posisi paling atas dan juga
perkembangan karir merupakan suatu proses yang dilakukan oleh suatu organisasi
dalam rangka melakukan perubahan status, posisi, atau kedudukan seseorang yang
ternaung di dalam organisasi tersebut
 Teori Perkembangan dari Ginzerg
 Menurut pandangan Eli Ginzerg bahwa individu melalui 3 fase pemilihan karier
yaitu fantasi, tentative dan realistik. Ginzerg berpendapat bahwa sampai usia ± 11
tahun, anak masih berada pada fase fantasi dari pemilihan karier.
 Mulai usia 11-17 tahun remaja berada dalam fase tentative dalam pemilihan karier,
sebuah transisi dari fase fantasi pada masa anak-anak menuju pengambilan
keputusan yang realistic pada masa dewasa muda Perubahan cara berpikir dari yang
subjektif menjadi pemilihan karier yang lebih realistic terjadi sekitar usia 17-18
tahun.
 Periode dari 17-18 tahun menuju awal 20-an disebut sebagai fase realistik dari
pemilihan karier. Pada fase ini individu mengeksplorasi lebih luas karier yang ada,
kemudian memfokuskan diri pada karier tertentu dan akhirnya memilih pekerjaan
tertentu dalam karier tersebut.
 Teori Konsep Diri
Menurut Super, pengembangan karir manusia dapat dibagi menjadi lima fase, yaitu
sebagai berikut:

a. Tahap Pengembangan (Growth)


b. Tahap Penjajagan
c. Tahap Pemantapan/Kemantapan
d. Tahap Pemeliharaan (Maintenance)
e. Tahap Penurunan (Decline Stages)
 Teori Tipe Kepribadian
Menurut John Holland bahwa penting membangun keterkaitan atau kecocokan
antara tipe kepribadian individu dan pemilihan karier tertentu. Holland percaya
bahwa ketika individu menemukan karir yang cocok dengan kepribadiannya, mereka
lebih mungkin menikmati pekerjaan dan bertahan dengan pekerjaannya lebih lama
daripada rekan mereka yang bekerja pada pekerjaan yang tidak cocok dengan
kepribadian mereka. Holland mengajukan enam tipe kepribadian dasar yang
berhubungan dengan karir yaitu realistic, investigative, artistic, social, wiraswasta
dan konvensional.
 DEWASA AWAL
o Selama tahun-tahun awal masa dewasa maka ada dua hal penting yang
merupakan resiko bagi penyesuaian diri dan sosial yaitu ketidakpuasan kerja dan
pengangguran
o Dalam teori konsep diri dewasa awal masuk ke dalam tahap penjajagan dan tahap
pemeliharaan (maintenance). tahap penjajagan yang meliputi usia 15-24 tahun.
Pada tahap ini individu banyak melakukan penjajagan atau pencarian terhadap
karir apa yang cocok buat dirinya. Tahap ini terdiri dari tiga sub tahap, yaitu:
 Subtahap Sementara, usia 15-17 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini
adalah mengkristalisasi pilihan pekerjaan. Pengembangan karir bersifat lebih
internal. Individu mulai dapat menggunakan self-preference nya dan mulai dapat
melihat bidang serta tingkat pekerjaan yang sesuai dengan dirinya.
 Subtahap Peralihan, usia 18-21 tahun. Perkembangan pada tahap ini
mengkhususkan pilihan pekerjaan.
 Subtahap Ujicoba, usia 22-24 tahun. Perkembangan pada tahap ini adalah
mengaplikasikan pilihan pekerjaan.
 DEWASATENGAH
Pada teori konsep diri dewasa madya masuk ke dalam Tahap
Pemantapan/Kemantapan dan juga tahap pemeliharaan atau maintenance, tahap
pemantapan yang meliputi usia 25-44 tahun. Pada tahap ini ditandai dengan
masuknya individu ke dalam dunia pekerjaan yang sesuai dengannya sehingga ia
akan bekerja keras untuk mempertahankan pekerjaannya tersebut. Merupakan masa
paling produktif dan kreatif. Tahap ini terdiri dari dua sub tahap, yaitu:
a. Subtahap Trial with Commitment, usia 25-30 tahun. Individu sudah merasa
nyaman dengan pekerjaannya sehingga akan terus mempertahankannya. Tugas
perkembangan pada tahap ini adalah menstabilisasi pilihan pekerjaannya.
b. Subtahap Advancement, usia 31-44 tahun. Ada dua tugas perkembangan yang
harus dipenuhi oleh individu pada masa ini. Pertama, individu mengkonsolidasi
pilihan pekerjaannya. Pada fase ini, keamanan dan kenyamanan dalam bekerja
menjadi tujuan utama. Tugas kedua adalah melakukan peningkatan dalam
dunia pekerjaannya.
Tahap Pemeliharaan (Maintenance) yang dimulai pada usia 45-59 tahun. Individu
telah menetapkan pilihan pada satu bidang karir sehingga mereka tinggal menjaga
atau memelihara pekerjaan. Super menjelaskan bahwa ada tiga tugas perkembangan
yang harus dipenuhi oleh individu pada tahap ini yaitu mempertahankan, keeping-
up, dan menginovasi pekerjaannya.
 DEWASA AKHIR
Masa dewasa akhir masuk ke dalam Tahap Penurunan (Decline Stages), dimulai pada
usia 60 tahun. Tahap ini terdiri dari dua sub tahap, yaitu:
a. Subtahap Perlambatan, usia 60-64 tahun. Adapun tugas perkembangan pada
tahap ini yaitu mengurangi tingkat pekerjaan secara efektif serta mulai
merencanakan pensiun. Hal ini ditandai dengan adanya pendelegasian tugas atau
kaderisasi sebagai salah satu langkah mempersiapkan diri menghadapi pensiun.
b. Subtahap Pensiun, usia 70 tahun. Fase ini ditandai dengan masa pensiun dimana
individu akhirnya mulai menarik diri dari lingkungan kerjanya.
PEKERJAAN
 DEWASA AWAL
 Bagi pria pada umumnya Kebahagian individu bergantung pada kesesuaian bakat dan
minat dengan pekerjaan yang diemban
 Pilihan pekerjaan
Memilih pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minat dan faktor psikologis yang
sesuai agar kesehatan mental dan fisik dapat terjaga. Banyak orang dewasa yang
memilih tidak cocok dengan bakat minatnya tetapi dipilih karena pengaruh sosial
yang ada justruh menimbulkan ketikpuasan terhadap hasil karya, tidak mencintai
pekerjaannya sehingga dapat membuat prestasinya menurun
 Stabilitas pilihan pekerjaan
Pilihan jurusan harus betul-betul dipilih dengan serius. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kemantapan pemilihan jurusan.
a. Pengalaman kerja, orang yang memiliki cukup pengalaman pekerjaan dapat
memperoleh kepuasan yang jauh lebih tinggi daripada mereka yg kurang memiliki
pengalama.
b. Daya tarik pribadi terhadap pekerjaan, jika seseorang memilih sesuai dengan
minat dan bakatnya maka dia kurang berminat untuk mengganti pekerjaan
tersebut.
c. Ekonomi yang dipertimbangkan
d. Nilai yang terkandung dalam pekerjaan, lebih penting dari pada daya tarik dan
tawaran gaji karena nilai pada pekerjaan lebih mengungkapkan berbagai hal
mengenai jabatan sebagai partisipasi sosial.
Wanita cenderung kurang mantap dalam memilih pekerjaan daripada pria karena
wanita lebih banyak tekanan sebagai pekerja wanita sehingga sering melakukan
penyesuaian pekerjaan baik itu pekerjaan yang dia sukai, atau yang sesuai dengan
tanggung jawab rumahtangganya atau disesuaikan dengan tugas suaminya.
 Penyesuaian diri dengan pekerjaan
Penyesuaian diri dengan waktu bekerja, teman kerja, pimpinan, dan penyesuaian
dengan peraturan serta batasan yang berlaku selama bekerja. Faktor yang paling
berpengaruh pada proses penyesuaian diri dengan bekerja adalah sikap pekerja itu
sendiri. Havighurst mengelompokkan menjadi 2 sikap seseorang dengan
pekerjaannya
a. Sikap kerja yang menopang masyarakat, orang yang mementingkan besaran gaji
yang diterima cenderung menjadikan pekerjaan sebagai beban dan tidak
menyenangkan.
b. Sikap kerja yang melibatkan ego, mendapatkan kepuasan pribadi yang lebih besar
karena bekerja sebagai dasar harga diri dan kebanggaan. Bekerja sebagai
patisipasi sosial, sumber kesenangan intrinsik, merupakan ekspresi dari pribadi
yang kreatif, memanfaatkan waktu dengan menyenangkan.
Peyesuaian diri pada pria
a. Pekerjaan memungkinkan untuk berperan, maka ia akan memainkan perannya. Ia
akan merasa sangat puasa dan proses penyesuaian berjalan dengan harmonis.
Contohnya seorang pria yang senang memimpin, maka ia akan puasa jika
diberikan jabatan yang mempunyai wewenang lebih daripada yang lainnya.
b. Kepuasan dapat diperoleh apabila pria merasa pekerjaannya menuntut banyak
kemampuan yang dimiliki dan hasil pendidikannya. Contoh pria yang
melaksanakan tugas dengan kemampuan yang tidak memadai akan memperoleh
sedikit kepuasan dari hasil kerjanya.
c. Proses penyesuaian dengan pekerjaan dipengaruhi cara pria menyesuaikan diri
dengan wewenang seperti guru dan pengelola administrasi. Banyak orang muda
yang cenderung tersinggung dengan karena faktor wewenang, mereka berharap
akan memperoleh otonomi setelah mereka lulus. Disini tingkat keluwesan
seorang pria melakukan penyesuaian diri.
d. Penyesuaian terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh meningkat tidaknya gaji yang
diterima.
Orang dewasa berharap memperoleh gaji semakin besar dari-tahun ke tahun.
Penyesuaian diri wanita
a. Apabila wanita tidak mampu untuk memperoleh pekerjaan yang cocok dan
sesuai dengan tingkat kemampuan, pendidikan dan latihan yang diperoleh serta
cita-citanya maka wanita akan frustasi.
b. Apabila wanita merasa bahwa mereka melakukan pekerjaan yang tidak
berkembang (pasif)
c. Apabila wanita telah membentuk aspirasi kerja yang sesuai
d. Apabila peran kepemimpinan wanita ditolak, mereka tidak hanya frustasi tetapi
juga akan marah apabila peran tersebut diambil oleh pria.
e. Banyak wanita yang tidak menyukai kalau harus melaksanakan beban tugas
ganda dari pekerjaan dan urusan rumah tangga. Mereka merasa bersalah
menolak tugas rumah tangga, hanya tugas merawat anak yang dapat dilakukan
itupun hanya bermain ketika pulang kerja. Hal ini membuat kehidupan rumah
tangga menjadi tidak memuaskan, situasi ini menambah persoalan penyesuaian
diri.
f. Banyak wanita setelah lama bekerja di kantor mereka merasa pasrah dan tidak
sanggup lagi apabila mereka diharapkan untuk berperan sebagai ibu rumah
tangga dan ibu dari anak-anaknya.
 Penilaian terhadap penyesuaian pekerjaan
Sejauh mana keberhasilan individu menyesuaikan diri terhadap pekerjaan yang
dipihnya dinilai dengan 3 kriteria:
a. Prestasi kerja, keinginan untuk maju dan berhasil orang muda yang mempunyai
motivasi agar berhasil sering mencapai prestasi puncak pada usia 30an. Mereka
yang tidak mampu menunjukkan keberhasilan sampai usia madya nampaknya
juga akan sulit mencapai prestasi puncak. Pada usia madya mencapai sukses lebih
dialihkan untuk memperoleh perasaan aman.
b. Perubahan pekerjaan dengan sukarela, jumlah perubahan yang dilakukan
seseorang terhadap bidang pekerjaannya. Jumlah ini dapat digunakan sebagai
kriteria kegagalan atau keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan diri dnegan
pekerjaan yang ditekuni selama ini.
c. Kepuasan, untuk individu usia 20an sebagian besar sudah merasa senang apabila
telah memiliki pekerjaan. Rasa tidak puas biasanya muncul mulai pertengahan
usia 20 sampai usia 30an ketika orang muda tidak dapat berkembang secepat
yang mereka harapkan.
Sebagian orang menyukai pekerjaannya pada usia 30an, tetapi mereka tidak
mencintai pekerjaan tersebut. Mereka menikmati hasil kontrak sosial, mereka
merasa menjadi bagian dari dunia nyata. Rasa puas diperoleh dari prestasi kerjanya
dan uang untuk hidup dengan gaya hidup yang mereka inginkan. Wanita cenderung
untuk merasa kurang puas dengan pekerjaan mereka ketimbang pria. Hal ini terjadi
karena situasi memaksa mereka melakukan tugas-tugas yang lebih rendah daripada
kemampuan dan pendidikan yang dimiliki, sering juga beban yang terlalu berat dari
anggota keluarganya.
 DEWASA TENGAH
1. Pengaruh kondisi bekerja yang mempengaruhi pekerja usia madya
a. Sikap sosial yang tidak menyenangkan
Pekerja yang lebih tua biasanya dihargai karena keterampilan yang diperoleh
dari pengalamannya bertahun-tahun. Tetapi biasa pekerja tua memiliki
kecenderungan untuk tidak tertarik mempelajari keterampilan baru ketika
berusaha mengikuti perkembangan karena merasa sudah terlalu tua. Misalnya
tidak bisa kerja sama dengan teman kerja atau mendapat kecelakaan kerja
karena kesehatannya yang terganggu. Strategi perekrutan karyawan Umumnya
meluas kepercayaan dimasyarakat bahwa produkvitas maksimal karyawan
berada ketika usianya masih muda. Sehingga pekerja usia madya lebih sulit
mendapat pekerjaan daripada usia yang muda. Oleh sebab itu beralih
pekerjaan sangat beresiko bagi pekerja usia lebih tua.
b. Meningkatkan penggunaan otomatisasi
Pekerjaan yang diotomatisasi memerlukan tingkat intelegensi yang tinggi,
lebih banyak latihan dan kecepatan yang lebih besar daripada pekerjaan tanpa
otomatisasi. Hal ini menimbulkan efek bagi pria maupun wanita usia madya
yang mempunyai intelegensi rendah dengan pekerjaan yang khusus
menyebabkan mereka bekerja lebih lambat daripada orang muda.
c. Kerja kelompok
Umumnya karyawan yang lebih muda dapat bekerjasama dengan baik dengan
atasan dan teman sekerjanya daripada oekerje yang telah berusia madya.
d. Peranan isteri
Apabila suami menjadi sukses, isteri harus bersikap sebagai penasehat
suaminya dalam menghadapi berbagai masalah kerjanya. Dia harus menjadi
modal (asset) suami dalam fungsi sosial yang berhubungan dengan pekerjaan
suami dan dia harus aktif dalam berbagai urusan masyarakat.
e. Masa pensiun wajib
Dengan masa pensiun wajib sekarang yang mulai berlangsung antara
pertengahan sampai dengan akhir usia enampuluhan, kesempatan untuk
dipromosikan stelah usia limapuluhan menjadi kecil kemungkinannya. Dan
kesempatan untuk memperoleh pekerjaan baru justru semakin sulit, kecuali
pekerjaan pada tingkat yang lebih rendah dan dengan gaji yang lebih rendah
pula.
f. Kekuasaan bisnis besar
Banyak bisnis kecil dan organisasi industri sedang diambil alih dan dikalahkan
bisnis dan perusahaan yang lebih besar. Karyawan berusia madya yang
perusahaanya bersatu dengan perusahaan yang lain mungkin tahu bahwa
tidak ada tempat bagi mereka dalam organisasi baru tersebut atau bahwa
pekerjaan mereka menurun tingkatnya daripada sebelumnya. Hal ini bisa
terjadi khususnya pada bidang kerja tingkat manajemen.
g. Relokasi
Karyawan madya yang pindah untuk mempertahankan pekerjaan mereka
sering mempunya lebih banyak kesulitan dan meyesuaikan diri dengan lokasi
baru daripada yang dilakukan pekerja muda. Perpindahan demikian
cenderung menjadi pengalaman traumati bagi isteri dan anaknya.
2. Perbedaan jenis kelamin dalam penyesuaian pekerjaan
Prestasi keberhasilan tertinggi bagi pria diperoleh pada waktu usia 40an dan awal
50an. Pekerja tidak hanyadapat mencapa puncak status pada jenjang organisasi
tetapi juga pendapatannya mencapai angka tertinggi. Ketidakmantapan pekerjaan
pada awal usia 40an diakibatkan oleh beberapa faktor: keresanan sebagai ciri
umum dalam periode hidup berakhirnya tanggung jawab untuk membiayai anak-
anak, membebaskan mereka memikul beban selama bertahun-tahun.
Wanita berusia madya dalam profesi, bisnis, dan industri meningkat
sehingga penyesuaian diri mereka juga bertambah. Salah satunya kesamaan
dengan pria dalam perekrutan, promosi dan gaji. Banyak wanita usia madya yang
merasa tidak puas dengan pekerjaan. Dijabarkan sebagai berikut:
a. Kepuasan Kerja
Pria maupun wanita berusia madya yang menyenangi pekerjaan mereka akan
dapat menyesuaikan diri jauh lebih baik daripada mereka yang terpaksa
melakukan pekerjaannya karena tanggung jawab akan keluarganya dan yang
sekarang merasa terperangkap dalam kerjanya.
b. Kesempatan promosi
Pada saat pekerja semakin mendekati masa wajib pensiun, kesempatan bagi
mereka untuk dipromosikan semakin sedikit dan lambat laun akan digeser
untuk memberikan kesempatan untuk yang lebih muda.
c. Harapan pekerjaan
Pekerja usia madya menilai prestasi mereka dilihat dari aspirasi mereka yang
dahulu. Apakah menyenangkan atau tidak penilaian ini mempunyai efek pada
penyesuaian pekerjaan.
d. Meningkatnya penggunaan otomatisasi semakin meningkat. Aspek tertentu
dari otomatisasi cenderung menghalangi proses penyesuaian pekerjaan secara
baik bagi sebagian pekerja usia madya seperti kebosanan dan tidak bangga
dengan pekerjaan mereka, kemungkinan hilangnya pekerjaan mereka terhadap
pekerja yang lebih muda meningkatnya kecepatan yang dituntut kerja yang
membuat banyak pekerja usia lanjut merasa nerveous.
e. Sikap pasangan
Jika istri tidak puas dengan status suaminya ditempat kerja, gajinya atau bahwa
kerjanya maka suaminya juga semakin tidak puas dan senang. Wanita yang
suaminya berkeberatan dan mengeluh terhadap keadaan mereka dirumah bisa
juga mengalami ketidakpuasan kerja.
f. Sikap terhadap usaha besar
Seseorang yang merasa bangga karena bekerja diperusahaan besar akan
bekerja dengan lebih baik dibanding mereka yang merasa tidak demikian.
g. Sikap terhadap teman sekerja
Pekerja usia tengah baya yang marah karena perlakuan pimpinannya terhadap
bawahan tidak menyenangkan dan mengenai pekerjaan lebih muda yang tidak
memperoleh giliran dan lebih mudah yang tidak memperoleh giliran dan lalai
terhadap pekerjaannya, mereka akan bersikap kurang senang terhadap
pekerjaannya dan bersikap kurang ramah dengan teman sejawatnya.
h. Relokasi
Pekerja yang harus pindah mempunyai pengaruh yang sangat mendalam
terhadap proses penyesuaian pekerjaan
3. Penilaian terhadap penyesuaan pekerjaan
a. Prestasi
Banyak pekerja yang menikmati keberhasilannya yang memberikan pendapatan,
wewenang dan otonomi yang cukup terlatih dan berpengalaman. Tetapi masih
banyak pekerja madya lainnya juga yang menilai dirinya gagal karena mereka
belum menerima keberhasilan yang mereka harapkan ketika masih muda.
Rendahnya tingkat kepuasaan yang didapat mengakibatkan mereka tidak puas
dan tidak senang dengan kerjaan dan dirinya sebagai pekerja.Wanita jauh lebih
sering gagal dalam mencapai prestasi kerja dibangdingkan dengan pria pada usia
madya. Karen biasanya wanita yang terus bekerja sejak mereka selesai studi
kemudian berhenti bekerja karena menikah dan kembali bekerja stelah tugas-
tugas rumah tangganya mulai berkurang. Kegagalan ini bukan karena kurangnya
kemampuan dan rendahnya pendidikan tetapi karena posisi wanita yang
mempunyai tanggung jawab rumah tangga yang bertentangan dengan pekerjaan
kantor.
b. Kepuasan
Kalangan pekerja industri usia 40 tahunan merupakan usia genting bagi
kepuasan pekerjaan.pada akhir usia 50 dan awal 60-an biasanya terjadi
penurunan yang tajam dalam kepuasan terhadap pekerjaan. Alasannya
menurunnya tingkat kepuasan ini karena pria saat itu merasa mempunyai
kesempatan lebih kecil untuk bisa lebih berprestasi walaupun mereka sudah
bekerja keras meningkatkan disiplin kerja, loyalitas dan berbagai daya upayanya.
Kepuasaan kerja juga menjadi menurun sejalan dengan semakingkatnya usia.
Karena pria mulai merasakan tekanan oleh pekerjaan sebagai akibat mulai
menurunnya prestasi dan meningkatnya kecenderungan rasa cepat capai. Mereka
juga menunjukkan sikap benci terhadap beberapa pekerja yang lebih muda dimana
mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih mudah dan yang masih
mempunyai banyak waktu untuk berbuat sesuatu daripada mereka. Sedangkan
wanita usia madya jauh lebih banyak dari pria mengalami kegagalan dalam
mencapai puncak prestasi dan kepuasan kerja. Seperti halnya pria tingkat
kepuasan wanita meningkat dari tahun ke tahun sampai mereka memasuki masa
wajib pensiun. Apabila seorang pekerja merasa sangat puas maka ia akan
mengerjakan apa saja yang mungkin untuk dikerjakan dan meningkatkan
prestasinya.

 DEWASA AKHIR
Pria usia lanjut biasanyalebih tertarik pada jenis pekerjaan yang statis daripada
pekerjaan yang bersifat menantang sehingga mereka lebih puas terhadap
pekerjaannya dibanding orang dewasa. Pada wanita . sedangkan untuk wanita akan
merasa kurang puas dengan pekerjaannya dan merasa terganggu dengan masa
pensiun pria lanjut usia.
1. Sikap terhadap kerja
Pekerja lanjut usia biasanya lebih mempunyai banyak pengalaman sehingga
intenistas untuk melakukan kesalahan akan berkurang. Selain itu kesadaran para
pekerja usia lanjut lebih besar karena sikap mereka lebih matang dan ingin terus
berada pada pekerjaan tersebut.
2. Kesempatan kerja bagi pekerja lanjut usia
Pria dan wanita lanjut usia kehilangan pekerjaannya bukan karena kesalahannya
sendiri namun terkadang situasinya tidak sesuai. Penilaian pekerja usia lanjut
usia tentang manfaat dan kerugian yang diperoleh apabila mengontrak pekerja
usia lanjut membuahkan kesimpulan bahwa manfaat dan kerugiannya berbeda-
beda tergantung jenis pekerjaannya. Kesadaran pekerja usia lanjut lebih besar
karena sikap mereka lebih matang dan mereka ingin terus memiliki pekerjaan
tersebut sehingga mereka lebih dapat terandal. Ketidakhadiran karena alasan
sakit dankecelakaan di tempat kerja kurang begitu umum bagi pekerja usia lanjut
daripada apa yang dipercayai dalam masyarakat. Ketidak mampuan karena sakit
atau luka (disabling illness and injures) membuat pekerja usia lanjut sekitar 74
tahunan tidak tertarik pada pekerjaan yang penuh dengan resiko. Pekerja usia
lanjut mempunyai kemampuan penyesuaian diri yang rendah dengan mereka
yang lebih muda tetapi persentase mereka tidak begitu besar ketimbang
persentase ketimbang persentase pekerja yang lebih muda mempunyai kesulitan
dalam bergaul dengan rekan kerjanya.
3. Penyesuaian diri terhadap masa pensiunan
Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingg
a menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu
kehidupan macam apa yang akan dihadapi kelak. Dalam era modern sekarang ini,
pekerjaan merupakan salah satufaktor terpenting yang bisa mendatangkan
kepuasan karena uang, jabatan,dan memperkuat harga diri.
Pensiun bukannya bisa menikmati masa tua dengan hidup santai, sebaliknya,
malahan mengalami problem serius kejiwaan atau dalam Hurlock, tahun 1980
berkata bahwa pensiun dapat merupakan akhir pola hidup atau masa transisi ke
pola hidup baru. Pensiunan selalu menyangkut perubahan peran, keinginan dan
nilai, dan pola hidup secarakeseluruhan setiap indivdu. Akhirnya, pensiun wajib
pada usia 65 tahun menjadi sesuatu yang hampir universal.
4. Jenis pensiun
Dapat saja berupa sukarela atau kewajiban yang terjadi secara reguler atau lebih
awal. Beberapa pekerja menjalani masa pension secara sukarela, seringkali
sebelum masa usia pension tiba. Hal ini merekalakukan karena alasan kesehatan
atau keinginan untuk menghabiskan sisa hidunya dengan melakukan hal-hal yang
lebih berarti buat mereka daripada pekerjaannya. Sedangkan yang lain, pensiun
dilakukan secaraterpaksa atau disebut juga karena wajib pensiun. Bagi mereka
yanglebih suka sikap bekerja tetapi dipaksa keluar pada usia wajib pensiun
seringkali menunjukkan sikap kebencian dan akibatnya motivasi
mereka untuk melakukan penyesuai diri yang baik dimasa pensionsangat rendah,
dan cenderung mengalami kemunduran fisik dan psikologis.
5. Sikap terhadap pensiunan
Havirgurts dalam Hurlock, 1980 membagi orang usia lanjut dalam kategori
umum atas dasar sikapnya terhadap pension. Pertama,
pengalihan peran transformer mereka yang mampu dan mau mengubah gaya
hidupnya dengan mengurangi kegiatan-kegiatan berdasarkan pilihan
sendiri dengan menciptakan gaya hidup bau yang menyenangkan dirinya. Hal ini
mereka lakukan dengan cara melepaskan berbagai peran
lama dan menjalankan peran baru. Kedua, pemeliharaan peran
maintainers, merek terus bekerja dengan melakukan part time jobs setelah
pensiun. mereka seperti perubahan peran, jarang untuk
rileksdan tidak mengerjakan apapun, tetai apa yang mereka kerjakanmerpakan
lanjutan dari apa yang mereka lakukan sebelumnya. Pekerja yang pension secara
sukarela akan menyesuaikan diri lebih baik dibanding mereka yang pension denga
terpaksa.

Anda mungkin juga menyukai