Anda di halaman 1dari 13

[20:55, 4/27/2019] jule: (Rebeca) Bagaimana cara melakukan interview negosiasi gaji?

Hi Rebecca,

(1) Preparation is critical!

Lebih banyak informasi yang kamu dapatkan, kemungkinan untuk sukses pada saat nego-salary juga
akan lebih besar, jadi (a) cari tahu informasi sebanyak mungkin ttg posisi / post yang kamu apply (b)
rata-rata salary di posisi yang sama yang ditawarkan company lain itu berapa nominasi & remunerasi ,
e.g. untuk posisi staff-operasional dengan level manajerial pasti akan berbeda nominal gaji-nya. Oh iya
jangan lupa untuk kalkulasi biaya hidup kamu sampai sedetail-detailnya, kalau misalnya kamu akan
merantau. Cari tahu UMR daerah tersebut ya.

(2) Truth and Fairness

Rebecca harus ubah mindset nya yah, kamu bukan orang yang desperate looking for a job (it’ll make you
look Nervous) Tapi put in mind, kalau kamu tuh orang yang punya value dan company siap bayar
berapapun agar kamu bisa berkontribusi ke mereka dengan value yg kamu punya (it gives me
confidence) .

Two, Mengetahui apa yang kamu mau dan apa yang company bisa berikan within its own organizational
and financial constraint adalah cara terbaik untuk memaksimalkan apa yang kamu inginkan dan
dapatkan pada saat nego. Jangan pernah menerima posisi dengan gaji awal rendah dari what you're
worth dan berharap akan ada kenaikan gaji dikemudian hari (kamu harus tahu value kamu. Soalnya
Kamu akan trade your blood, sweat and tears untuk company, make sure its worth the struggle)
(kebanyakan orang : Gapapa gaji dibawah UMR, yang penting kerja dulu), NO! Kalau offernya tidak
sesuai dengan key needs kamu, WALK AWAY! This simply means it's not a good fit! Don’t ever settle.

Initial nego salary sangat sangat penting dan krusial. Get too little, dan kamu akan loss throughout your
career; tapi kamu juga harus ingat, push too hard and you will hurt the relationship before it even
begins. Setidaknya, Kamu sudah harus punya threshold (gaji minimal dan maksimal) yang kamu
harapkan. Tulis dikertas!

(3) LET’S NEGOTIATE!

Jangan pernah memberikan mereka baseline salary

Sekarang kamu kan udah tahu tahu “nilai” kamu. Usahakan kamu jangan menjadi pihak yang memulai
menyebutkan nominal, kalaupun mereka minta ekspektasi, dulu aku jawab “Sekarang saya sedang
mencari multiple oportunity dan saya tidak bisa menyebutkan angka-nya pak. tapi, saya tertarik dengan
apa yang bapak akan tawarkan. Terima kasih” ini akan membuat mereka menjadi pihak yang akan
memberikan starting point. Nah kamu sisa adjust starting point yang mereka tawarkan dengan yang
kamu udah tulis dikertas tadi.
Ask for Com-Ben

Jangan cuma nego mengenai Salary, tapi cari tahu apakah mereka juga menawarkan compensation &
Benefit yang lain seperti BPJS Kesehatan, Ketenagakerjaan, Asuransi, Transport, Konsumsi, THR dan lain-
lain. Pertimbangkan semuanya. You will need it if you work in a city like Jakarta! :) . Good Luck Rebecca
:)

(Rebeca) Jika ditanyakan mengenai kelemahan kita saat interview kerja jawaban yg tepat seperti apa?

Hmm. Apa sih sebenarnya tujuan pewawancara menanyakan kelemahan kamu? Mereka sedang
mencari/menguji Kejujuran, Self-awareness dan Kemampuan analisa kamu

Beberapa tips yang bisa saya berikan :

Jangan pernah bilang kamu tidak punya Kelemahan. Setiap orang punya kelemahan!

Cari kelemahan yang tidak relevan dengan role/posisi yang kamu apply. Contoh jangan pernah bilang
kamu benci angka kalau kamu apply untuk posisi seorang akuntan atau kamu gampang emosi kalau
kamu daftar di CS

Pastikan kamu menyebutkan Kelemahan yang minor dan mudah untuk diperbaiki

Always, always, always, always sebutkan kamu tahu dimana inti permasalahan dari kelemahan kamu
dan tindakan apa yang kamu ambil untuk merubahnya / mengimprove diri kamu..

Misalnya: “saya dulu termasuk orang yang sangat gampang untuk tersulut emosinya,apalagi jika ada
orang yang berbicara tidak sopan dengan saya. Namun semenjak saya sadar hal ini tidak baik untuk
perkembangan personal dan profesional saya, saya mulai membaca buku tentang anger management
dan mengaplikasikan beberapa teknik diantaranya menghitung mundur dalam hati , atau memilih diam
kapanpun saya emosi atau marah”

Good Luck :)

(Widya Fajariani) Khusus untuk interview kerja bagaimana cara meyakinkan interviewer kalau kita
adalah kandidat terbaik?

Hi Widya, sebelum wawancara coba kamu ambil kertas dan try to clarify your “Selling Point” [yang
relevan] dan alasan kenapa kamu sangat ingin untuk mendapatkan posisi tersebut. Preparation is what
will make you stand in a crowd.. Ga usah banyak kok, kamu harus dari awal tahu 3-5 key selling points
kamu, sebelum masuk ke ruang wawancara. Jangan lupa kamu sudah punya contoh dari setiap selling
point yang kamu siapkan. (E.g : “Saya memiliki kemampuan Komunikasi yang baik, hal ini dibuktikan
ketika saya berhasil meyakinkan semua tim saya untuk ………..) juga yang tidak kalah pentingnya adalah
persiapkan jawaban kenapa kamu ingin posisi tersebut (termasuk apa yang membuat kamu tertarik di
perusahaan tersebut, tawaran apa yang diberikan perusahaan yang kamu anggap berharga, dan
skill/kemampuan apa yang dibutuhkan perusahaan yang kamu miliki) kalau interviewernya berfirkir
kamu tidak tertarik dengan pekerjaannya, mereka tidak akan meng-hire kamu, no matter how good you
are. Dan hmmm.. Saya selalu menghindari untuk bragging tentang nilai IPK dsb, karena ingat kandidat
lain juga sepintar kamu loh.. Coba aja cari tahu your most unique selling points yang kira kira kandidat
lain ga possess.

Warm Regards,

Akbar

(Jule) Apakah harus belajar wawancara sebelum ikut wawancara (kerja atau scholarship)?

(Jumiati) saat interview bukan hanya saat hari H interview tapi juga membutuhkan persiapan untuk
memaksimalkan jawaban saat interviewnya. Nah mungkin kakak bisa membagikan persiapan sebelum
interview itu apa saja baik itu interview kerja maupun scholarship

Mungkin pertanyaan Jule dan Jumiati Hampir mirip yah.

Beberapa tips dari saya:

RESEARCH ; jangan lupa untuk cari tahu tentang perusahaan kamu terlebih dahulu (bergerak dibidang
apa, siapa end-usernya, nilai dan budaya perusahaannya seperti apa, turn-overnya berapa dll). Itu akan
menjadi modal awal yang kuat untuk proses interview nanti, jangan pernah datang ke sebuah interview
dengan modal NEKAT dan TAHAJJUD doang, it won’t be enough!

Misalnya yah pada saat itu saya ada di interview user, mereka bertanya “kenapa kamu bisa datang tepat
waktu?”

Jawaban rata-rata: “saya sudah mengantisipasi kemacetan yang biasa terjadi, dan mengambil inisiatif
untuk berangkat lebih awal”

Jawaban yang well-prepared “beberapa waktu belakangan ini, saya mencoba mencari tahu tentang
budaya dalam perusahaan ini dan salah satu core value yang menjadikan perusahaan ini unggul dari
perusahaan lain adalah integritas dan disiplin waktu, oleh karena itu, saya mulai belajar dan berusaha
bukan hanya untuk mendisiplinkan waktu saya tetapi juga menghargai dan menghormati waktu yang
dimiliki orang lain. Jadi, saya bisa mengupayakan untuk datang lebih awal dari jadwal yang diberikan.
Terima kasih” . See the difference?

WRITE - Tulis End-Goals kamu, apa sebenarnya tujuan kamu ingin bekerja di company tersebut untuk
apa dan untuk siapa? Kalau aku sih punya Prinsip Finansial-Sosial-Intelektual (dari segi kantong harus
cukup, harus bisa menambah koneksi yang saya miliki dan harus intellectually challenging both for my
personal and professional development) setelah itu tulis kira-kira pertanyaan apa yang biasa muncul
pada saat interview, googled it :) dan persiapkan jawabanmu untuk setiap pertanyaan. BELAJAR &
REHEARSE! Cari teman / sahabatmu latihan bicara depan mereka atau di depan cermin. Trust me, it will
helps a lot

D-DAY

Kalau aku sih, yang paling penting adalah positive-minded. yakinkan diri kamu, bahwa “This is going to
be the biggest day in my life. This is going to be the biggest day in my life. This is going to be the biggest
day in my life.” Itu akan menambah kepercayaan diri kamu dan akan memancarkan energi positif.

Well langsung aja, Untuk wawancara langsung (FACE TO FACE)

Check alamat wawancara kamu. Rencanakan rute yang akan kamu ambil

Datang 30 menit lebih awal. Do i have to explain why?

Bawa Botol minummu sendiri. Ingat, air putih ya :)

Prep yourself di kamar mandi. Beli aja permen pewangi atau breath-fresher. Cek pakaian kalian apakah
terlalu kusut? Terlalu ketat? Periksa rambut kalian dll.

Bawa semua dokumen dokumen yang diperlukan.

Sapa pewawancaranya dengan senyum hangat (dengan antusias) but don’t over-doing it. Kamu mungkin
orang ke 38 yang pewawancara malang itu hadapi hari itu. Tanya kabarnya, it’s feels good to be
appreciated every once in a while

Berlatihlah untuk Berjabat tangan; Nothing Beats a good Handshake

It’s Okay to say “ I don’t Know” jangan pura-pura tahu semuanya.

Berikan jawaban yang straight to the point, jangan berputar-putar

Tanyakan pewawancara bagaimana perasaan pewawancara tersebut bekerja di company tersebut, tidak
ada yang salah dengan itu, proses Interview itu kan pada dasarnya work in two ways, perusahaan ingin
tahu tentang kamu, dan kamu ingin tahu tentang perusahaan. Tapi ingat keep it to the minimal, jangan
kebanyakan bertanya, it will makes you look dull and not well-prepared

Jangan terlihat terlalu “excited” tapi juga jangan terlalu “dingin/tidak peduli” ketika ditanya tentang gaji
yang diharapkan, beri tahu aja berapa yang kalian inginkan dan jangan lupa bilang kalau kalian tuh tetap
open for discussion. Kecuali kamu sudah benar-benar punya standar tetap tentang how much you are
worth for :) . good Luck!

(Jumiati) Ketika di interview akan ada pertanyaan seperti skill apa yang bisa kamu berikan untuk
perusahaan ?

Hi, Jumiati

Tergantung Interview-nya di level apa, program apa atau di posisi/role apa:

Interview di level HR/HC akan berbeda dengan Interview USER/ Direksi;

Interview untuk posisi staff / Teknis akan berbeda dengan Interview Managerial / strategis

Interview program MT/OJT/MDP akan berbeda dengan interview level new-entry

Kamu harus tahu tujuan dari tiap interview tersebut terlebih dahulu,

Setiap level interview ingin tahu kontribusi apa yang bisa kamu berikan ke company. Intinya company
akan melihat apakah sifat/skill kamu nanti akan cocok dengan tim kamu nantinya So, Kamu harus
berhati-hati skill apa yang kamu harus mention / tonjolkan, make sure skill yang kamu sebutkan relevan
dengan Level Interviewnya / atau apa yang mereka butuhkan. Kamu juga harus tahu budaya
perusahaannya seperti apa, misalnya ada corporate yang value karakter seseorang more daripada
kepintaran seorang kandidat.

Contohnya nih ya, untuk program Management Trainee, yang mereka mau liat adalah People Skill,
Public Speaking, Leading team, keinginan untuk belajar dan soft-soft skill lainnya terkait strategic &
analytical thinking karena kamu memang dipersiapkan untuk posisi manajerial , berbeda dengan
misalnya kamu apply untuk posisi Audit, kamu harus memang dari awal punya dan sudah khatam
tentang ilmu audit-nya karena kamu akan dihire untuk get the job done excellently. Nah selalu Exceed
their Expectation, karena yang apply bukan cuma kamu sendiri, jadi kalau orang lain misalnya bisa
mengaudit ABC , tunjukan kamu bisa ABC-XYZ, AB(CD)2

Interview USER untuk posisi Buyer misalnya tersisa 4 orang kandidat, it means the rest of the candidate
just as smart as you kalau sudah mencapai level user, jangan compare IPK atau nilai kuliah kamu. Tapi,
cari tahu ‘Value’ / skill apa yang kamu punya yang kira-kira orang itu tidak punya, misalnya kamu bisa
berbicara 3 bahasa asing, kamu jago mengedit video, tahu formula-formula advance di MS EXCEL. dll
dan tekankan kenapa company harus investasi lebih di skill-skill yang kamu miliki. Pokoknya, tunjukkan
sisi unik diri kamu.
[20:55, 4/27/2019] jule: (Rebeca) Cara meyakinkan interviewer scholarship saat latar belakang
pendidikan sebelumnya tdk align dengan pilihan jurusan selanjutnya?

Hi Rebeca, pertanyaan yang menarik karena saya sendiri juga sekarang menempuh master di
Development Studies, tapi justru dengan latar belakang sarjana hukum. Perbedaan jurusan yang dituju
dengan latar belakang pendidikan sebelumnya dapat dipertanggungjawabkan dengan beberapa hal (a)
alasan yang kuat untuk mengganti jurusan. Alasan ini dapat berupa opsi karir yang berubah, long term
plan, dsb. (b) memiliki pengalaman pendukung lainnya yang mendukung jurusan yang dituju, misalkan:
exchange, internship, fellowship, dll. Pengalaman seperti ini memperkaya CV kita dan memudahkan kita
untuk menjawab kenapa mengganti jurusan yang dituju. (c) Terkadang jurusan baru yang kita inginkan,
masih memiliki koneksi dengan jurusan lama kita. Nah ini akan lebih mudah untuk meyakinkan
interviewer, karena jurusan selanjutnya ternyata berfungsi untuk melengkapi jurusan pertama kita. Jadi
kita dapat menjelaskan koneksi kedua jurusan tersebut.

Contoh penjelasan tentang studi S-1 yang berbeda dengan S-2: Latar belakang S-1 saya di Hukum
sebenarnya dapat dipadukan dengan Master di Development Studies karena: dalam development work,
aspek legal/hukum akan selalu dibutuhkan. Pengetahuan hukum saya akan sangat membantu proses
belajar saya di bidang Development Studies karena saya dapat menganalisa hubungan antara policy-
making process, aspek legal dan hukum dan hubungannya dengan bagaimana development intervention
harus diadakan oleh NGO atau stakeholder lainnya. (Theo)

(Jule) Apakah harus belajar wawancara sebelum ikut wawancara (kerja atau scholarship)?

Hi Jule, belajar dan berlatih wawancara sebelum ikut wawancara tersebut. Latihan akan sangat
membantu kita dalam proses wawancara, karena setidaknya kita sudah mencoba membiasakan diri kita
dengan situasi wawancara. Kita akan lebih percaya diri, dan dengan berlatih kita sudah mencoba
menjawab berbagai pertanyaan yang kemungkinan dilontarkan oleh interviewer. Preparation dan
Practice adalah kunci supaya interview kita bisa berjalan dengan lancar. Prepare dengan cara melakukan
research tentang beasiswa, alumni, program studi tujuan dan juga universitas yang kita pilih. Kuasai
kurikulum dan kira-kira apa yang ditawarkan dari program studi dan universitas ini sehingga kita
akhirnya memilih untuk melanjutkan studi disini. Jadi misalkan Australian National University adalah
Universitas yang terkenal paling baik untuk jurusan public policy atau University of Tasmania yang
terkenal dengan jurusan kelautan/perikanan. Selanjutnya adalah Practice: berlatih secara mandiri
dengan merekam diri kita saat menjawab, ini penting apalagi jika interviewnya dilaksanakan dalam
bahasa inggris. Lewat berlatih, kita dapat mengetahui dimana letak kekurangan dari jawaban kita. Cara
lainnya adalah, berlatih dengan teman/alumni/dosen yang sudah berpengalaman, minta mereka untuk
sekritis mungkin memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada kita, sehingga kita dapat memperkaya
analisa dan argumen kita dalam proses interview. Hal ini penting karena biasanya interviewer adalah
orang yang berpengalaman dan sudah berulang kali mewawancarai orang lain, mereka akan benar-
benar mengetahui jika kita sudah berlatih atau justru datang tanpa persiapan. (Theo)

(Jule) apa yang sebenarnya dinilai saat wawancara scholarship?

Hmm, ini pertanyaan yang menurut saya tidak ada jawaban pasti. Menurut saya, pada dasarnya yang
dinilai dalam wawancara beasiswa adalah apakah kita sebagai individu adalah kandidat yang sesuai dan
ideal dengan program beasiswa tersebut. Sehingga, salah satu tips untuk mengetahui apa yang dinilai
dalam wawancara scholarship adalah melihat buku panduan dan requirement dari beasiswa itu sendiri.
Lewat requirement ini kita akan mendapatkan gambaran; kandidat ideal seperti apa yang diinginkan
beasiswa ini. Jadi alangkah baiknya kita melakukan research mendalam tentang scholarship tersebut:
misalkan persyaratan LPDP, AAS, Fullbright berbeda-beda, dan kemudian perhatikan juga para alumni
penerima beasiswa tersebut dan coba tarik apa kesamaan yang dimiliki oleh para penerima beasiswa
tersebut. Karena itu misalkan Australia Awards dan LPDP memiliki area studi atau program studi
prioritas dalam programnya, nah kita sendiri harus brainstorming dan memikirkan dari sisi pemberi
beasiswa alasan dibalik kenapa program-program studi tersebut diprioritaskan. Kebanyakan scholarship
yang tersedia saat ini adalah development scholarship: atau beasiswa yang peruntukannya adalah untuk
berkontribusi bagi pembangunan Indonesia ke depan. Jadi sekali lagi, salah satu hint paling besar dalam
proses wawancara ini adalah: apakah ketika beasiswa ini kita terima, kita akan memberikan kontribusi
bagi pembangunan masyarakat yang lebih luas atau tidak. (Theo)

(Jule) ketika pewawancara mengatakan ada lagi?, apa yang mesti sy tanyakan atau lakukan?

Ketika pewawancara mengatakan apakah ada pertanyaan dari kita sendiri kepada mereka, menurut saya
akan lebih baik jika kita mempersiapkan satu pertanyaan yang ingin kita tanyakan. Pertanyaan ini dapat
menyangkut beasiswa, universitas ataupun program-program pendukung beasiswa ini.

Contoh: “Jika saya ingin mengikuti sebuah konferensi untuk paper yang saya tulis, apakah beasiswa ini
akan membantu saya secara finansial?” Pertanyaan ini meng-highlight beberapa hal penting dari diri
kalian: kalian suka menulis dan melakukan penelitian dan kamu tertarik untuk meningkatkan
kapasitasmu lewat partisipasi di konferensi. Esensi dari pertanyaan terakhir yang kita berikan untuk
interviewer adalah untuk memberikan kesan kepada interviewer bahwa kita tertarik dan juga telah
melaksanakan research sebelumnya tentang beasiswa ini. Tapi sebaliknya, jika kita tidak memiliki
pertanyaan lagi, kita cukup berterima kasih kepada interviewer dan memberikan komentar pendek
tentang bagaimana kita menikmati proses wawancara tersebut. Jadi, kita mengakhiri interview tersebut
dengan kesan yang baik kepada interviewer. (Theo)

Beasiswa AAS

(Widya Fajariani) Khusus buat kakak awardee AAS essaynya kan lumayan kompleks dibanding bbrpa
scholarship lain. Keypoint apa sajakah yg perlu ditonjolkan khususnya untuk cobtribution to solving a
challenge dan how you intend to use knowledge, skill and etc?

Hi Widya, untuk pertanyaan seperti: (a) your contribution to solving challenge or implementing reform.
Poin yang harus ditonjolkan untuk menggali dari pengalaman kita sendiri, pengalaman itu dapat berasal
dari exchange, fellowship, magang, ataupun full time employment yang kita miliki. Dalam poin ini, kamu
harus mampu menjawab beberapa hal seperti: problem apa yang kamu temukan, kontribusi/solusi apa
yang telah kamu implementasikan untuk menjawab isu tersebut, kemudian bagaimana cara kamu
mengimplementasikan solusi tersebut. Dalam jawaban kamu, kamu harus menunjukan bahwa kamu
setidaknya telah berkontribusi untuk mencoba menanggulangi suatu isu yang menjadi perhatian kamu,
entah itu isu pendidikan, lingkungan, sosial atau kebudayaan. Kontribusi yang kamu perlihatkan juga
harus setidaknya memberikan gambaran bahwa kamu adalah orang yang peduli terhadap masalah di
sekitar kamu dan kamu mempunyai leadership capacity untuk menggunakan sumberdaya disekitarmu
untuk sebuah solusi. (b) untuk pertanyaan kedua: how you intend to use your knowledge and skills. Yang
harus kamu perlihatkan dalam jawaban di pertanyaan seperti ini adalah kira-kira cara-cara apa yang
telah kamu pikirkan untuk menyalurkan ilmu yang kamu dapat dari beasiswa yang diterima. The use of
your knowledge could be through organization/institution you are working on, social community/NGO
you intern in or any other platform that allow you give back to the community. Dalam poin ini,
setidaknya harus memenuhi prinsip SMART (Specific, Measurable, Attainable, Realistic and Timely/Time
bounded). Jadi harus spesifik dalam artian; harus jelas apa yang ingin kamu lakukan, jadi tidak bersifat
abstrak ataupun imajinatif. Measurable: berarti bisa diukur keberhasilan atau kegunaan dari kegiatan
yang ingin kamu lakukan. Attainable & Realistc adalah elemen yang cukup signifikan karena ketika kamu
menjelaskan your way to give back to the community, setidaknya ide yang kamu paparkan harus dapat
dicapai dan realistic, jadi bukan hanya terdengar idealis (merubah pola pikir provinsi A, atau masyarakat
Indonesia tentang isu A - contoh jawaban yang ideal - tapi sulit dijelaskan bagaimana ini bisa dicapai,
ataukah realistis untuk dicapai?). Timely: terdapat deadline/interval waktu pelaksanaan. Pada dasarnya
kamu harus mampu menjelaskan beberapa cara untuk kamu membagi ilmu yang kamu dapat entah itu
lewat tempat kerja, organisasi ataupun komunitas dimana kamu aktif melakukan kegiatan. (Theo)

(Annisa) Dalam sebuah interview FDG itu seperti apa kak? Ada gak point2 yang penting/ kira2 bisa lolos
di tahap interview FDG?

Hi Annisa, apakah maksudnya Focus Group Discussion kah? Kalau yang dimaksud adalah FGD, salah satu
beasiswa yang melaksanakan FGD sebagai salah satu tahapan seleksi setau saya adalah LPDP. Nah, tips
paling mendasar dalam proses FGD adalah kita harus memiliki kontribusi dalam FGD dimaksud,
kontribusi dalam bentuk ide, analisa, argumen kita tentang isu yang didiskusikan. Menurut saya, ide kita
kontribusinya semakin besar jika ide tersebut memberikan clarity dalam diskusi bahkan sampai pada
tahap tertentu, membantu peserta lain untuk ikut berkontribusi (jadi peserta lain mendasarkan analisa
mereka dari pendapat kita). Alangkah baiknya dalam FGD ini, kita bukan hanya memprioritaskan untuk
aktif berbicara, tapi kita juga harus memiliki active listening skill. Jadi kita juga mendengar argumen dan
analisa dari peserta lain, kemudian kita dapat melengkapi/menambahkan analisa dimaksud atau
memberikan solusi dalam diskusi tersebut. Selanjutnya, kita juga harus strategis dalam artian kita harus
menggunakan waktu dengan baik, pastikan kita tidak menjadi terlalu dominan dalam diskusi atau
bahkan terlalu pasif dalam FGD dimaksud. (Theo)

(Annisa) Boleh kasih tau sedikit isi interview untuk yg scholarship itu gimana kak?

Hi Annisa, mengenai dalam interview itu apa saja yang akan ditanyakan, menurutku konten interview itu
variatif. Dari pengalamanku, ada beberapa hal yang kemungkinan ditanyakan:

(a) Kenapa memilih program studi/Universitas yang dituju? Untuk pertanyaan seperti ini, jangan hanya
berpatokan kepada ranking Universitasnya ya (Ranking Universitasnya bisa di cek dari QS World
University Ranking, Times Higher Education, etc). Kita harus mempunyai alasan yang lebih konkrit dan
komprehensif tentang pilihan studi kita, misalkan: karena kurikulumnya bagus-terdapat mata kuliah A, B
atau C yang hanya ditawarkan di Universitas dimaksud, atau kita memilih Universitas A karena terletak
di kota B yang mempunyai banyak hubungan dengan pemerintah Indonesia sehingga saya bisa dst … .

(b) Apa sih manfaat program studi/jurusan ini untuk Indonesia/komunitas lokal di Indonesia?
Menurutku, ini salah satu pertanyaan pamungkas juga, jadi kira-kira kenapa sampai program studi ini
penting dan relevan dengan problem di kota/provinsi/negara. Poin pertanyaan ini juga akan
mengeksplorasi pemahaman kita tentang problem di masyarakat yang menjadi interest kita dan lebih
lanjut kaitannya dengan program studi yang dipilih.

(c) Mayoritas pertanyaan dalam interview biasanya bersifat follow-up questions, jadi pertanyaan-
pertanyaan yang muncul dari jawaban kita sebelumnya. Karena interview ini sendiri akan menggali
potensi, pengalaman kerja dan motivasi kita dalam beasiswa ini: sehingga pertanyaannya akan lebih
banyak menggali pengalaman kita sendiri. Karena itu review kembali CV yang kita submit atau buatlah
mind-map tentang diri kita sendiri yang mencakup potensi dan pengalaman kerja kita. (Theo)

[20:55, 4/27/2019] jule: 1. Terkait dengan beasiswa AAS sejauh pemahaman kak theo bagaimana
meyakinkan pihak penerima jika bidang ilmu yg kita tekuni tsb bukan termasuk prioritas dalam program
beasiswa tsb. (Cth. Basic science) .

A: Nah, kan berdasarkan panduan terdapat area dan program studi prioritas AAS, kalo misalkan program
studi kalian gak ada di daftarnya kemungkinan ada beberapa: (a) prodi-nya ditampilkan di Universitas
dengan nama/branding yang berbeda. (b) emang gak masuk list prioritas AAS. Untuk meyakinkan
interviewer, kamu harus tetap berfokus pada aim/goal dari beasiswa AAS, yang pada dasarnya
merupakan beasiswa dengan tujuan membantu pembangunan Indonesia. Jadi kamu harus menjelaskan
kenapa sih sampai prodi yang kamu pilih itu sangat berguna untuk Indonesia dan relevan dengan
kepentingan kita saat ini. Kemudian, tambahkan penjelasan bahwa pilihan-pilihan studi lainnya juga
mungkin belum mengakomodir kebutuhan ini. Atau, cara yang paling strategis adalah: mencari common
ground/jalan tengah, dimana kalian menjelaskan walaupun prodi-nya tidak masuk dalam list, prodi ini
masih menjadi bagian dari area prioritas yang didesign AAS. Karena area prioritas AAS itu cukup general
sebenarnya, jadi masih memungkinkan untuk kita mencari koneksi penjelasannya kenapa prodi pilihan
kita masih berada di bawah payung area prioritas dimaksud.

[20:55, 4/27/2019] jule: 2. Ketika sedang apply exchange akan ada pertanyaaan berupa 2 pilihan yang
sama penting, seperti pertanyaan ketika kamu sakit saat program, bagaimana kamu akan
menyelesaikannya apakah kamu memberikan kepercayaan tersebut ke orang lain atau memaksakan
keadaan kesehatanmu?

Menurutku, untuk menjawab pertanyaan seperti ini harus melihat elemen-elemen yang berkaitan
dengan masalahnya dan mencoba menjawab secara diplomatik. Kemudian membuat pilihan
berdasarkan hal tersebut: misalkan: untuk masalah kesehatan, harusnya kan kalian sudah melewati
tahapan tes kesehatan untuk exchange-nya. Jadi secara realistis, harusnya kemungkinan sakit yang fatal
itu kecil. Jadi, eventually, masih bisa fully committed untuk exchange programnya. Intinya, harus tetap
memperlihatkan komitmen terhadap program-nya. Karena kalau dalam tahap aplikasi saja, interviewer
sudah mulai merasakan bahwa ada kemungkinan kita tidak bener-bener fully commited, mereka
mungkin akan memprioritaskan orang lain.

[20:55, 4/27/2019] jule: hi Widya, Biasanya untuk proses recrutiment,

FGD/LGD ditaro setelah Interview HC/HRD


nah LGD nya pun, biasanya tentang business case yang berhubungan dengan industri company kamu,
misalnya Rekruitment PCPM Bank Indonesia, kamu akan diberikan kasus seputar finansial dan kebijakan
Moneter, rolenya pun ga jauh-jauh, biasanya tiap orang akan diberikan satu role / handle satu
departemen. atau kalo di tempat aku, di kawan lama group, karena salah satu B.U kami bergerak di F&B
yaitu Chattime, jadi dulu saya diberikan kasus ttg Inovasi produk baru yg kira2 perusahaan sejenis (dulu
saya disuruh acting as GM Research & Dev nya Sharetea sebagai kompetitor) jadi sebelum masuk tahap
LGD, setidaknya kamu punya sedikit ground ttg nature bussiness dari company kamu (ngga perlu detail,
yang jelas workflow/ overview operation dari hulu ke hilirnya, nya kamu ngerti) kalau belum, misalnya
"aku ga ada background business, aku jurusan A jurusan B ga cocok ". NO REASON! cari tahu dulu!

nah pas FGD nya beberapa do and dont's:

- Kalau mau jadi Moderator. silahkan. it's good. berarti kalian punya inisiatif. tapi jangan jadi moderator
yang terlalu aktif atau yang terlalu pasif. ingat moderator tugas nya untuk memastikan semua orang
punya kesempatan yang sama, dan waktu yang sama. kalau ada kandidat yg terlalu dominan and sudah
ada tanda-tanda dia mau take over the discussion, you have every right in the world to cut him out. juga
pastikan kamu menyimak setiap jawaban yang diberikan. karena kamu akan menyimpulkan solusi di
akhir. tujuan akhir FGD kankalau sampe until given time, Group discussion Kalian tidak mufakat atau
tidak ada output kalian gagal sebagai moderator

- Don't be too dominant! jangan pernah MEMOTONG pendapat yg lain. biarkan mereka selesai. kamu
sebaiknya aktif berbicara tetapi jangan mendominasi jalannya FGD, karena akan menunjukkan sifat ego
kamu, FGD kan merupakan kerjasama dalam bentuk forum kecil.

- accept, Improve conclude; "saya setuju pendapat Arien mengenai... namun ada beberapa hal yang saya
rasa bisa diimprove untuk meningatkan sales order periode ini yaitu ... oleh karena itu, Kolaborasi antara
..... "

- Signposting; Gunakan poin-poin yang Straight dan Jelas. Kalo kamu merasa harus berbicara, maka
sampaikanlah pendapat secara singkat dan jelas, serta keluarkanlah gagasan atau ide unik dan baru,
tetapi dengan bahasa yang mudah dimengerti

Saya memiliki 2 ide yang bisa diimplentasikan untuk menaikkan penjualan departemen kita, yang
pertama A. bla bla Yang kedua B.. "

- ingat rule 60-30-10


60% Matter : Isi pembicaraan kalian

30% Manner : Cara kalian menyampaikan

10% Method : Struktur penyampaian

3 M untuk Interview:

a. Matter: (Konten)

- Research tentang beasiswa yang dituju, Persiapkan dokumen aplikasi beasiswa, Curriculum
Vitae.

- Kuasai aplikasi dan jawaban essay/pertanyaan dokumen beasiswa yang kalian tulis. Hal ini
penting karena jika ternyata kita tidak menguasai jawaban dan essay kita sendiri, interviewee dapat
mengira bahwa jawaban yang kita tulis tidak original. Pelajari dan baca kembali argument kalian dalam
aplikasi: a) alasan mendaftarkan diri untuk beasiswa b) alasan pilihan program studi, jurusan dan
universitas yang dituju. c) dan berbagai pertanyaan penting lainnya dalam aplikasi beasiswa.

- Kuasai permasalahan atau isu penting / isu pembangunan yang menjadi fokus diri kalian. Pelajari
tentang isu-isu krusial dan penting di lingkungan atau komunitas domisili kalian. Untuk memperkuat
argument kalian, gunakan statistic yang memperkuat asumsi tersebut.

- Perhatikan follow-up questions dari interviewee. Pertanyaan yang diberikan dapat berupa
pengembangan dari jawaban kalian untuk pertanyaan sebelumnya, atau juga untuk mengkonfirmasi
jawaban kalian.

- Jika memungkinkan, siapkan satu pertanyaan yang akan kalian berikan jika diberikan
kesempatan. Ini untuk menunjukan ketertarikan atau research kalian terhadap beasiswa dimaksud.

b. Manner: (Style)

- Be Punctual, Berpakaian Rapih.

- Tampil percaya diri dan sopan. Gunakan eye contact dan intonasi yang meyakinkan, sebaiknya
pastikan eye contact kalian terbagi rata kepada interviewees yang ada (jika ternyata interviewee-nya
lebih dari satu).

- Be communicative. Jika dalam proses interview kalian merasa masih tidak mendapatkan esensi
pertanyaan dari interviewee, minta interviewee untuk mengulang pertanyaan tersebut.

c. Method (Struktur)

- Berikan jawaban yang relevan dan sesuai ekspektasi interviewer. Hindari jawaban yang bertele-
tele.

- Perhatikan alokasi waktu yang diberikan untuk setiap individu.


- Perhatikan struktur jawaban kalian. Akan lebih mudah untuk memulai penjelasan kalian dari
sesuatu yang bersifat general, kemudian menjadi sesuatu yang lebih spesifik.

dan yang terakhir:

3P: Preparation + Practice +Pray. Persiapkan diri kalian dengan baik, sesuai dengan tips-tips diatas.
Practice: berlatih untuk interview: rekam jawaban kalian sendiri (voice-note), rekam diri kalian lewat
kamera, berlatih dengan teman/alumni/dosen kemudian minta pendapat mereka tentang jawaban dan
penampilan kalian dalam latihan interview. If you feel you already did your best, just pray and let God do
the rest.

intinya sih untuk Job-Interview:

[1] KNOW THE PLACE

kalian Harus tahu tentang company-nya. INI KEWAJIBAN NOMOR 1!

cari tahu tentang perusahaanya, kira-kira apa yang kalian bisa dapatkan di company tsb, proyeksi kalian
tentang jenjang karir kalian diperusahaan tsb, Termasuk Kesiapan kita dengan segala kebijakan
perusahaan. Biasanya HRD akan menjelaskan kebijakan kebiajakan perusahaan dan menanyakan
keberatan atau tidak dengan peraturan demikian. Misalnya lama training, Lama Kontrak kerja, Sanksi
pemutusan kontrak Kerja, Pelarangan menikah/ hamil selama masa training, ga boleh merokok,
memakai dress-code tertentu, benturan kepentingan lain apalagi kalian yang akan bekerja di retail, siap-
siap dah tuh ga punya weekend.

[2] KNOW YOURSELF

build-up your resume from now, mulai dari sekarang kalian harus list, kekuatan kalian itu apa, selling
point kalian itu apa. kalian tidak bisa bangga dengan diri kalian, kalau kalian tidak tahu apa yang harus
dibanggakan, jadi coba ingat-ingat prestasi kalian, tidak perlu yang mewah mewah, yang internasional
ataupun juara 1, perubahan kecil / pengalaman pahit pun merupakan jika diracik dengan tepat juga bisa
menjadi selling point.

pada saat interview dengan HC atau pun user hindari menggunakan bahasa reaktif (kontrol ada diorang
lain), tapi pilih bahasa proaktif (kontrol ada dikamu)
" saya bekerja disini karena saya HARUS membahagiakan org tua saya " [reaktif]

" saya bekerja disini karena saya INGIN membahagiakan org tua saya " [proaktif]

Tidak ada yang dapat saya lakukan [Reaktif]

Mari lihat pilihan apa saja yang kita miliki [Proaktif]

saya orangnya memang kek gitu pak.. [Reaktif]

Saya dapat melakukan pendekatan yang berbeda.. [Produktif]

Mereka tidak akan mengizinkan itu.. [Reaktif]

Saya dapat memberikan presentasi yang membuat mereka terkesan [Proaktif]

Anda mungkin juga menyukai