Oleh:
Kelompok 5
3. Makna klinis pusing mual dan muntah dan kram otot perut?
Jawab:
Pusing, mual, muntah, dan kram perut bisa dijadikan salah satu bagian dari
manifestasi gejala klinis keracunan hebat. Gejala ini dapat ditemukan dari
beberapa gejala keracunan makanan ikan laut yang terkontaminasi bakteri
seperti c. Perfringens, dan juga salmonella.
Colic abdomen( kram otot perut)dapat terkait pada nyeri perut serta gejala
seperti muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik.
Pada kolik abdomen nyeri dapat berasal dari organ dalam abdomen,
termasuk nyeri viseral. Dan juga dapat berasal dari otot lapisan dinding
perut.
4. Hubungan banyak mengkonsumsi makanan laut dengan diare?
Jawab:
beberapa shellfish seperti kepiting dapat memproduksi toksin dan
serangkaian turunannya selama proses metabolisme. Toksin tersebut dapat
menghambat metabolisme, transport membran, sekresi dan pembelahan sel
dengan manifestasi seperti diare, mual, muntah, dan nyeri abdomen.
- colitis
1) Menilai status cairan dan elektrolit (jika terdapat defisit, segera normalkan.)
2) Mengumpulkan sampel makanan, tinja, muntahan, darah, urin, biopsi(
sebagian sampel disimpan untuk pemeriksaan lebih lanjut)
3) Anamnesis dan pemeriksaan fisik
4) Jika etiologi keracunan telah pasti, berikan obat sesuai penyebab
5) Melaporkan kasus ke institusi yang bertanggung jawab
6) Follow-up
Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari biasanya atau lebih
dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan
bersifat mendadak datangnya serta berlangsung dalam waktu kurang dari dua
minggu.
Definisi menurut WHO, buang air besar dengan frekuensi lebih dari tiga kali
dengan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dalam 24 jam dengan atau
tanpa disertai dehidrasi.Dua unsur penting pada diare akut yaitu : frekuensi
defekasi dan konsistensi feses.
Pathogenesis singkat :
Transmisi terjadi melalui 3 rute utama yaitu : melalui makanan, air yang
tercemar dan orang ke orang. Factor host yang berperan dalam timbulnya
diare akut antara lain: keasaman lambung, motilitas usus dan enzim
pencernaan. Factor agent (pathogen yang menginfeksi di pengaruhi oleh rute
transmisi penyakit. Campilobakteri jejuni ditransmisikan melalui makanan,
shigella dan criptosporodium parvum melalui air yang tercemar. Setelah
kuman masuk, kemampuan untuk menempel dan penetrasi ke dalam mukosa
sel, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi di usus
merupakan proses infeksi selanjutnya. Kuman yang membentuk koloni juga
bias menginduksi diare.
2) Mekanisme diare dengan darah dan berlendir dan makna klinisnya diare
dengan darah dan lendir sejak 3 hari yang lalu?1
Jawab:
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri
paling tidak ada dua mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus dan
penurunan absorbsi di usus. Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi dan
mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare. Infeksi bakteri yang
invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses.
Mekanisme infeksinya ialah dengan menginvasi mukosa. Pertama, bakteri
menginvasi dan merusak sel epitel mukosa. Ini terjadi sebagian besar di kolon
dan bagian distal ileum. Invasi kemudian diikuti dengan pembentukan
mikroabses dan ulkus superficial yang menimbulkan eritrosit dan leukosit
sehingga terdapat pada feses. Toksin yang dihasilkan juga menyebabkan
kerusakan jaringan dan kemungkinan juga peningkatan sekresi air dan
elektrolit dan mukosa. Dengan demikian, terjadilah diare yang disertai darah
dan lendir pada feses.
Manifestasi klinis diare sejak 3 hari yang lalu menandakan pasien menderita
diare akut. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (
umumnya kurang dari 7 hari ). Gejala dan tanda sudah berlangsung < 2
minggu sebelum datang berobat. Akibat diare akut adalah dehidrasi,
sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita
diare. Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah
dan/atau demam, tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kejang perut.
Pembagian diare akut berdasarkan proses patofisiologi enteric infection, yaitu
membagi diare akut atas mekanisme inflamatory, non inflammatory, dan
penetrating.
Inflamatory diarrhea
Akibat proses invasi dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma
disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah. Gejala klinis umumnya
adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual,
muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan
tinja rutin, secara makroskopis ditemukan lendir dan/ atau darah, secara
mikroskopis didapati leukosit polimorfonuklear.
Non inflammatory
Diarrhea kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal. Proses
diare adalah akibat adanya enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan
volume yang besar tanpa lendir dan darah, yang disebut dengan Watery
diarrhea. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak ada sama sekali,
namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang
tidak segera mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin
tidak ditemukan leukosit. Mikroorganisme penyebab seperti, V.cholerae,
Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Salmonella.
Penetrating
Diarrhea lokasi pada bagian distal usus halus. Penyakit ini disebut juga
Enteric fever, Chronic Septicemia, dengan gejala klinis demam disertai diare.
Pada pemeriksaan tinja secara rutin didapati leukosit mononuclear.
Mikroorganisme penyebab biasanya S. thypi, S. parathypi A, B, S. enteritidis,
S. cholerasuis, Y. enterocolitidea, dan C. fetus.
3) Makna klinis pusing mual dan muntah dan kram otot perut?2,3
Jawab:
Pusing, mual, muntah, dan kram perut bisa dijadikan salah satu bagian dari
manifestasi gejala klinis keracunan hebat. Gejala ini dapat ditemukan dari
beberapa gejala keracunan makanan ikan laut yang terkontaminasi bakteri
seperti c. Perfringens, dan juga salmonella.
a. Sedangkan pada skenario ini, gejala diare berdarah dan berlen diserta nyeri
perut juga ditemukan.
Nyeri tekan perut (+) dank kram perut disebabkan oleh infeksi. Penyebab
lain yang lebih serius dapat menandakan adanya obstruksi usus, peritonitis
yang luas.
Bising usus meningkat menandakan adanya obstruksi dini intestinal atau
sering terjadi pada kasus diare. Pada keadaan normal bising usus terdengar
kurang lebih 3 kali permenit. Jika terdapat obstruksi usus suara peristaltic usus
akan meningkat, dan akan meningkat lagi bila disertai dengan nyeri perut yang
bersifat kolik.
Keracunan Makanan
Manifestasi Klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah
dan/atau demam, tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kejang perut.
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis
yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di
badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena gangguan
biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut.
Karena kehilangan cairan seseorang merasa haus, berat badan berkurang,
mata menjadi cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit
menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan
deplesi air yang isotonik. Karena kehilangan bikarbonas, perbandingan
bikarbonas berkurang, yang mengakibatkan penurunan pH darah.
Penurunan ini akan merangsang pusat pernapasan sehingga frekwensi
nafas lebih cepat dan lebih dalam (kussmaul). Reaksi ini adalah usaha
tubuh untuk mengeluarkan asam karbonas agar pH dapat naik kembali
normal. Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak dikompensasi,
bikarbonat standard juga rendah, pCO2 normal dan base excess sangat
negatif.
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemik yang berat dapat berupa
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi yang cepat, tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, ujung-
ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis. Karena kehilangan kalium
pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dan
akan timbul anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul
penyulit berupa nekrosis tubulus ginjal akut, yang berarti pada saat
tersebut kita menghadapi gagal ginjal akut. Bila keadaan asidosis
metabolik menjadi lebih berat, akan terjadi kepincangan pembagian darah
dengan pemusatan yang lebih banyak dalam sirkulasi paru-paru. Observasi
ini penting karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali.
Kolitis
Gejala utama colitis ulseratif :
- Diare berdarah dan nyeri abdomen
- Seringkali dengan demam dan penurunan berat badan pada kasus berat
- Pada ringan bisa ada darah sedikit dan tanpa manifestasi sistemik.
Diagnosis
a) Anamnesis
Informasi yang harus diperoleh meliputi masa inkubasi dan durasi
penyakit, jens makanan yang disantap, tempat makan, karakteristik dan
frekuensi muntah dan diare, serta keterkaitan dengan gejala sistemik lain.
b) Pemeriksaan fisik
Menentukan derajat kehilangan cairan. Mulut kering, tak ada keringat,
uriasi berkurang menandakan dehidrasi ringan. Hipotensi ortosttik, turgor
kulit lambat, mata cekung menandakan dehidrasi sedang. Sementara itu,
dehidrasi berat timbul sebagai hipotensi yang dikompensasi oleh
takikardia, delirium dan syok.
c) Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah, urin, feses. Kultur feses
diindikasikan terutama bila pasien mengalami diare erdarah, nyeri perut
hebat. Spesimen yang harus dikumpulkan meliputi tinja, urin, darah,
muntahan penderita, serta apusa peralatan masak.
d) Pemeriksaan penunjang Foto polos abdomen dilakukan bila pasien
mengeluh perut kembung, sakit perut hebat, karena dicurigai adanya
obstruksi atau perforasi. Jika feses bercampur darah, sigmoidoskopi
dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain yang
bersamaan
Pemeriksaan pada pasien yang dicurigai mengalami keracunan makanan
sebaiknya berfokus pada menilai (asesmen) terhadap tingkat/keparahan dehidrasi.
Temuan umum biasanya termasuk:
CBC atau di negara kita dikenal dengan pemeriksaan darah rutin, tentu saja
dengan hitung jenis leukosit.
Menilai serum elektrolit, yang ini akan sulit dilakukan di rumah sakit kecil.
Kadar BUN dan Kreatinin.
Keracunan Kronis
Terapi Medikamentosa
Obat – obat yang lazim digunakan adalah antidiare (adsorben, antisekretori, dan
antiperistaltik), antibiotik, antitoksin, (menetralkan toksin botulism), antihistamin,
kortikosteroid, β-adrenergik agonist, simpatomimetik, dan atropin. Selain itu,
untuk menghilangkan (sumber) toksin yang masih berada dalam lambung, sirup
ipekak atau apomorfin digunakan. Pada kasus keracunan oleh ikan family
ciguatera, gunakan manitol dan amitriptilin digunakan sebagai pereda gejala
neurologis.
Penggunaan adsorben bertujuan membantu pasien mengentalkan tinja,
yang diharapkan dapat mengurangi frekuensi defekasi (diare). Adsorben tentu saja
tidak berkhasiat meredakan penyakit, atau berdampak pada pengurangan asupan
CRO. Obat ini tidak boleh dimakan bersamaan dengan obat lain. Bismuth
subsalicylate bukan hanya berfungsi sebagai antisekretori, tetapi juga berkhasiat
sebagai anti-inflamasi dan antimikroba. Antiperistaltik yang banyak digunakan
adalah loperamid, yang dapat diperoleh tanpa resep dokter.
Pemilihan antibiotic selayaknya didasarkan pada tanda dan gejala klinis,
jasad renik yang terdapat dalam specimen, dan hasil uji sensitivitas. Pada kasus
infeksi oleh E.coli, pemberian antibiotic justru sering memicu timbulnya
Hemolytic Uremic Syndrome (HUS)