Anda di halaman 1dari 3

Demam Berdarah Biasanya Mulai Meningkat di Januari

Dipublikasikan Pada : Kamis, 08 Januari 2015 00:00:00, Dibaca : 67.153 Kali

Jakarta, 8 Januari 2015

Beberapa tahun terakhir, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) seringkali muncul di musim
pancaroba, khususnya bulan Januari di awal tahun seperti sekarang ini. Karena itu, masyarakat
perlu mengetahui penyebab penyakit DBD, mengenali tanda dan gejalanya, sehingga mampu
mencegah dan menanggulangi dengan baik.

Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di
Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih
rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak
112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita.

Demikian disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes)


Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE, melalui surat
elektronik yang diterima Pusat Komunikasi Publik Kemenkes RI, Kamis pagi (8/1).

Apa itu penyakit DBD?


Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang
ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae). Ae aegypti merupakan vektor
yang paling utama, namun spesies lain seperti Ae.albopictus juga dapat menjadi vektor penular.
Nyamuk penular dengue ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang
memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Penyakit DBD banyak dijumpai
terutama di daerah tropis dan sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Beberapa faktor yang
mempengaruhi munculnya DBD antara lain rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan
kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya
terjadi pada musim penghujan.

Bagaimana siklus penularan DBD?


Virus dengue biasanya menginfeksi nyamuk Aedes betina saat dia menghisap darah dari seseorang
yang sedang dalam fase demam akut (viraemia), yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah
demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari (periode inkubasi ekstrinsik) sesudah mengisap
darah penderita yang sedang viremia dan tetap infektif selama hidupnya.
Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk bersangkutan akan
terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan
ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama
34 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul gejala awal penyakit.

Gejala awal DBD antara lain demam tinggi mendadak berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala,
nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, kadang disertai adanya tanda-tanda
perdarahan, pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran
cerna, syok, hingga kematian. Masa inkubasi penyakit ini 3-14 hari, tetapi pada umumnya 4-7 hari.

Belum ada obat dan vaksin untuk mencegah DBD. Pengobatan terhadap penderita hanya bersifat
simtomatis dan suportif, ujar Menkes.

Bagaimana menanggulangi DBD?


Masyarakat perlu mewaspadai dan mengantisipasi serangan penyakit DBD dengan menjaga
kebersihan lingkungan di dalam rumah maupun di luar rumah, antara lain melalui peningkatan
Gerakan Jumat Bersih untuk membrantas sarang dan jentik-jentik nyamuk.

Saat ini, pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien adalah kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu: 1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering
dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum,
penampung air lemari es, dan lain-lain; 2) Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat
penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan sebagainya; dan 3) Memanfaatkan kembali
atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan
nyamuk penular DBD. Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan
pencegahan, seperti: 1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit
dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur;
4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk; 6) Mengatur
cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam
rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya
curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, sehingga
seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan, tambah
Pprof. Tjandra.

Untuk itu, perlu menjaga kesehatan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan
demam berdarah, sehingga diperlukan kepedulian peran serta aktif masyarakat untuk bergotong-
royong melakukan langkah-langkah pencegahan penularan penyakit DBD, melalui kegiatan
pemberantasan nyamuk dan jentik secara berkala dan PSN 3M Plus, karena saat ini telah
memasuki musim penghujan, bahkan pola curah hujan yang tak menentu hingga awal tahun 2015.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal>
500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan alamat
email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id. - See more at:
http://www.depkes.go.id/article/view/15011700003/demam-berdarah-biasanya-mulai-meningkat-di-
januari.html

Anda mungkin juga menyukai