PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman pangan yang sangat
didapatkan dengan mengonsumsi ubi jalar. Ubi jalar bisa diolah menjadi beberapa
bahan makanan seperti tepung. Penggunaan tepung ubi jalar dapat meningkatkan
nilai mutu ubi jalar, menggantikan kebutuhan tepung terigu, dan mengurangi
meningkat. BPS menyatakan produksi ubi jalar di Indonesia yaitu 2,3 juta ton.
Produksi tersebut menurun 3,57% dari tahun 2014 dengan luas panen 143.125 ha.
komoditas tanaman yang bisa dibudidayakan mulai dari luasan 100 m2 sampai
lebih dari 300 m2. Upaya budidaya tersebut bisa dilakukan mulai dari
perkarangan rumah sampai hamparan lahan yang luas. Pengoptimalan lahan harus
diimbangi dengan menggunakan bibit ubi jalar yang unggul (Supriati, 2001)
Virus ubi jalar adalah salah satu penyebab utama penurunan hasil produksi
ubi jalar di Indonesia, dan negara-negara industri ubi jalar lainnya seperti China.
Virus dapat menyebabkan penurunan hasil umbi hingga 90% akibat degradasi
kualitas kultivar dan akar calon umbi. Terdapat lebih dari 22 virus ubi jalar yang
atau stek pucuk sangat umum digunakan masyarakat sebagai bibit atau bahan
tanam. Penyediaan sumber bibit ubi jalar dari stek mudah dilakukan atau
didapatkan. Potensi sumber bibit dari stek bisa dihasilkan sebanyak 18.000 stek/
Sumber bibit dari stek tenyata memiliki sisi negatif apabila digunakan secara
terus-menerus. Penggunaan stek sebagai sumber bibit budidaya ubi jalar secara terus-
5 generasi harus diganti dengan cara menunaskan umbi sebagai sumber bibit
(Balitkabi, 2016).
tumbuh. Giberelin dapat menghasilkan jumlah mata tunas paling banyak pada umbi
merangsang pertumbuhan tunas umbi sangat menarik untuk diuji pada umbi ubi jalar
(Siregar, 2013)
Tujuan Penulisan
menentukan pemotongan umbi yang paling efisien dalam budidaya produksi bibit
ubi jalar.
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah untuk dapat memenuhi
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Tanaman ubi jalar memiliki 2 tipe akar, yaitu akar penyerap hara disebut
akar sejati dan akar penyimpanan energi hasil fotosintesis yang disebut umbi.
Akar serabut dapat tumbuh di kedua sisi tiap ruas pada bagian batang yang
Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, berbuku - buku dan tipe
Ukuran batang dibedakan atas 3 macam yaitu besar, sedang, kecil. Warna batang
berwarna merah jambu pucat dengan leher terompet kemerahan, ungu pucat atau
ungu, menyerupai warna bunga. Bunga mekar pada pagi hari, dan menutup serta
layu dalam beberapa jam. Penyerbukan dilakukan oleh serangga. Biji dalam
kapsul, sebanyak 1-4 biji. Biji matang berwarna hitam, bentuknya memipih, dan
Berdasarkan bentuk umbi, ubi jalar mempunyai 9 tipe umbi, yaitu bulat
(round), bulat elips (round elliptic), elip (elliptic), oval dibawah (ovale), oval
diatas (obote), bulat panjang ukuran kecil (oblong), bulat panjang ukuran besar
(long oblong), elip ukuran panjang (long elip) dan panjang tak beraturan (long
irregulaer). Berdasarkan bentuk permukaan umbi, terdiri dari 4 tipe yaitu alligator
kulit, terdiri dari 9 tipe, yaitu putih (white), krem (crem), kuning (yellow), jingga
(orange), jingga kecoklatan (brown orange), merah muda (pink), merah tua (red),
Syarat Tumbuh
Iklim
Ubi jalar (Ipomoea batatas) atau ketela rambat atau “sweet potato”diduga
berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah
asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika Bagian
menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia terutama Filipina, Jepang dan Indonesia
(Rukmana,2007).
Ubi jalar adalah tanaman yang tumbuh baik di daerah beriklim panas dan
lembab, dengan suhu optimum 27°C berkelembaban udara 50% –60% dan
lamapenyinaran 11-12 jam per haridengan curah hujan 750 mm –1500 mm per
tahun. Produksi dan pertumbuhan yang optimal untuk usaha petani ubi jalar yang
cocok adalah pada saat musim kemarau (kering). Tanaman ini dapat tumbuh
5
sampai ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.Ubi jalar masih dapat
Ubi jalar adalah tanaman tropis dan subtropis yang dapat beradaptasi
dengan daerah beriklim lebih memberikan suhu rata-rata tidak turun di bawah 20
°C dan suhu minimum tinggal di atas 15 °C. Untuk budidaya ubi jalar temperatur
°C). Ubi jalar adalah tanaman hari pendek, yang memerlukan cahaya untuk
Tanah
Tanah juga harus tetap basah selama masa pertumbuhan (60-120 hari),
meskipun pada panen kelembaban harus rendah untuk mencegah busuk umbi .
Tanaman ubi jalar tidak tahan terhadap genangan air, tanah yang becek
atau berdrainase buruk dan akan mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil, daun
menguning dan umbi membusuk. Tanaman ubijalar dapat tumbuh pada keasaman
tanah (pH) 4,5-7,5, tetapi yang optimal untuk pertumbuhan umbi pada pH 5,5-7
(Sarwono, 2005)
6
jalar. Jenis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak
mengandung bahan organik, aerasi serta drainasenya baik. Penanaman ubi jalar
pada tanah kering dan pecah-pecah sering menyebabkan ubi jalar mudah terserang
hama penggerek (Cylas sp.). Sebaliknya, bila ditanam pada tanah yang mudah
becek atau berdrainase yang jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman ubi
jalar kerdil, ubi mudah busuk, dan kadar serat tinggi (Sutanto, 2004)
7
Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan
secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara
generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk menghasilkan varietas baru.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu: a. Persyaratan Bibit Teknik
stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek
batang harus memenuhi syarat sebagai berikut: a.a. Bibit berasal dari varietas atau
klon unggul. b.a. Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih. c.a. Pertumbuhan
tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat, normal, tidak terlalu
subur. d.a. Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-
ruasnya rapat dan buku- bukunya tidak berakar. e.a. Mengalami masa
penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari. Bahan tanaman (stek) dapat
berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-tunas ubi yang secara khusus
disemai atau melalui proses penunasan. Perbanyakan tanaman dengan stek batang
untuk bahan perbanyakan. b. Penyiapan Bibit Tata cara penyiapan bahan tanaman
(bibit) ubi jalar dari tanaman produksi adalah sebagai berikut: a.b. Pilih tanaman
ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau lebih, keadaan pertumbuhannya sehat
dan normal. b.b. Potong batang tanaman untuk dijadikan stek batang atau stek
8
pucuk sepanjang 20-25 cm dengan menggunakan pisau yang tajam, dan dilakukan
pada pagi hari. c.b. Kumpulkan stek pada suatu tempat, kemudian buang sebagian
tanaman (bibit) rata-rata 100 stek/ikatan, lalu simpan di tempat yang teduh selama
bahan makanan. Umbi tanaman ubi jalar memiliki mata tunas yang dapat tumbuh
menjadi tanaman baru. Umbi tanaman ubi jalar ini terjadi karena adanya proses
diferensiasi akar sebagai akibat terjadinya penimbunan asimilat dari daun yang
Terdapat tiga jenis ubi jalar (Ipomoea batatas L.) yang populer
dibudidayakan di Indonesia, yaitu ubi jalar berwarna putih kecoklatan, merah dan
ungu. Ketiga jenis ubi jalar tersebut memiliki varietas unggul dengan
produktivitas tinggi. Beberapa varietas ubi jalar yang populer antara lain cilembu,
(Rukmana, 2007)
Disamping itu terdapat beberapa varietas ubi jalar yang dapat digolongkan
antara 3-4 bulan, rasa ubi enak dan manis, kadar karoten tinggi diatas 10 mg/100
gram, serta keadaan serat ubi yang lebih rendah (Sarwono, 2005)
Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan
secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara
generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk menghasilkan varietas baru.
9
dengan stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau
stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut: Bibit berasal dari varietas atau
klon unggul, bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih, pertumbuhan tanaman
yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat, normal, tidak terlalu subur,
ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya rapat
Tata cara penyiapan bahan tanaman (bibit) ubi jalar dari tanaman produksi
adalah sebagai berikut: Pilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau
dijadikan stek batang atau stek pucuk sepanjang 20-25 cm dengan menggunakan
pisau yang tajam, dan dilakukan pada pagi hari, kumpulkan stek pada suatu
yang berlebihan, dan ikat bahan tanaman (bibit) rata-rata 100 stek/ikatan, lalu
simpan di tempat yang teduh selama 1-7 hari dengan tidak bertumpuk.
Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-
tunas ubi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan. Perbanyakan
tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus mempunyai
itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus diperbaharui dengan cara menanam
ubi jalar Indonesia selama kurun waktu dari tahun 2008 sampai dengan 2012
pengolahan ubi jalar menjadi produk yang lebih disukai masyarakat. Selain ubi
jalar berdaging putih dan merah yang sudah umum dimanfaatkan, pada saat ini
telah banyak pula dilakukan pengolahan ubi jalar berdaging ungu, terutama
Umbi tanaman ubi jalar terjadi karena adanya proses diferensiasi akar
sebagai akibat terjadinya penimbunan asimilat dari daun yang membentuk umbi.
Umbi tanaman ubi jalar memiliki ukuran, bentuk, warna kulit, dan warna daging
bervariasi, ada yang besar dan ada pula yang kecil.Bentuk umbi tanaman ubi jalar
ada yang bulat, bulat lonjong (oval), dan bulat panjang.Kulit umbi ada yang
berwarna putih, kuning, ungu, jingga, dan merah.Demikian pula, daging umbi
tanaman ubi jalar ada yang berwarna putih, kuning, jingga, dan ungu muda.
11
Struktur kulit umbi tanaman ubi jalar juga bervariasi antara tipis samapi tebal dan
bergetah. Bentuk dan ukuran umbi merupakan salah satu kriteria unutk
menentukan harga jual di pasaran. Bentuk umbi yang rata (bulat dan bulat
lonjong) dan tidak banyak lekukan termasuk umbi yang berkualitas baik
(Cahyono, 2000).
tepung dan pati karena umbi yang berwarna cerah cenderung lebih baik
kadar patinya dan warna tepung lebih menyerupai terigu (Yuwono, 2002).
Bentuk olahan ubi jalar yang cukup potensial dalam kegiatan agroindustri
sebagai upaya peningkatan nilai tambah adalah tepung dan pati yang
merupakan produk antara untuk industri pangan seperti roti, cake, biskuit dan mie
terutama sebagai substitusi dalam penggunaan terigu. Sebagai contoh, kue kering
(cookies) dapat diolah dari 100% tepung ubi jalar, sedangkan cake dibuat dari
campuran 25-50% tepung ubi jalar dengan 50-75% terigu. Selain itu penggunaan
tepung ubi jalar pada pembuatan cake dan kue dapat menghemat penggunaan
gula sebesar 20% dibandingkan dengan cake dan kue yang dibuat dari 100%
terigu, karena kandungan gula pada ubi jalar yang cukup tinggi.Mie dapat dibuat
dari campuran 20% tepung ubi jalar dan 80% terigu (Antarlina, 2009).
Kadar karbohidrat umbi dapat mencapai 80-90% dari bobot kering atau
18-35% dari karbohidrat dan gula umbi dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
lingkungan yang dingin pada masa prapanen dapat meningkatkan kadar gula pada
umbi. Kadar pati umbi tidak menunjukkan perbedaan di antara semua dosis K
(Paulus, 2006).
12
Komposisi kimia yang berbeda dari beberapa varietas/klon ubi jalar akan
menghasilkan mutu tepung yang bervariasi pula. Tingginya kadar abu pada bahan
(Suwarni, 2005)
Komposisisi zat gizi dari varietas ubi jalar yang berbeda (putih, kuning
dan ungu) hampir sama namun varietas ubi jalar ungu lebih kaya akan kandungan
vitamin A yang mencapai 7.700 mg per 100 g. Jumlah ini ratusan kali lebih besar
dari kandungan vitamin A bit dan 3 kali lipat lebih besar dari tomat. Setiap 100 g
ubi jalar ungu mengandung energi 123 kkal, protein 1.8 g, lemak 0.7 g,
karbohidrat 27.9 g, kalsium 30 mg, fosfor 49 mg, besi 0.7 mg, vitamin A 7.700 SI,
beragam penyakitkardiovaskuler. Ubi juga kaya akan karbohidrat dan energi yang
mampu mengembalikan tenaga. Kandungan serat dan pektin di dalam ubi jalar
sangat baik untuk mencegah gangguan pencernaan seperti wasir, sembelit hingga
Jepang oleh Kurosawa pada tahun 1926. Sebelumnya, pada 1920-an para peneliti
Jepang menyelidiki suatu penyakit cendawan pada padi yang disebabkan oleh
zat ke medium yang disebut giberelinA, yang dapat mendorong timbulnya gejala
pemanjangan batang pada sejumlah jenis tanaman lain. Pada tahun 1936 kristal
giberelinA dapat diisolasi dari filtrate kultur cendawan ini. Baru setelah Perang
Dunia II, para ahli dari Inggris dan Amerika Serikat menyadari pentingnya zat
tumbuhan ini. Penelitian yang intensif yang dilakukan di ketiga negara tersebut
kurangnya 6 jenis giberelinyang disebut GA1, GA2, GA3, GA4, GA7dan GA9.
digunakan dalam penelitian. Campuran GA3 dan GA7 tersedia secara komersial
(Moore,2009).
Pada saat ini telah diketahui bahwa tumbuhan berhijau daun mengandung
GA1, GA2, GA3, GA5, GA6, GA7dan GA8. Telah pula diketahui adanya sekitar
40 macam struktur dan mungkin masih akan ditemukan lagi struktur tambahan.
Giberelinterdapat dalam berbagai organ seperti akar, batang, tunas, daun, tunas-
tunas bunga, bintil akar, buah dan jaringan kalus (Rukmana, 2008)
mematahkan dormansi tunas-tunas serta biji. Disintesis pada ujung batang dan
akar, giberelin menghasilkan pengaruh yang cukup luas. Salah satu efek utamanya
belum diketahui secara pasti. Demikian juga jika dikombinasikan dengan auxin,
Diketahui juga bahwa giberelin digunakan secara luas untuk menghasilkan buah
anggur tanpa biji pada varietas Thompson. Giberelin menyebabkan ukuran buah
anggur lebih besar dengan jarak antar buah yang lebih renggang di dalam satu
perkecambahan dan tunas telah banyak dilakukan. Perendaman dalam larutan GA3
1000 mg l-1 efektif untuk mempercepat dan meningkatkan perkecambahan biji Brucea
javanica. Interaksi antara buah yang telah berwarna hitam dengan GA3 1500 mg l -1
Produksi Bibit Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Melalui Metode Pemotongan
Tunas ubi jalar tumbuh pada setiap bagian pemotongan umbi. Pertumbuhan
Pertumbuhan tunas yang cenderung lebih lama pada bagian tengah dan ujung
berbeda-beda. Umbi utuh cenderung menghasilkan jumlah tuas yang lebih banyak
seperti umbi pada bagian pangkal dan ujung dari pemotongan umbi dua bagian.
Pertumbuhan tinggi tunas pada bagian tengah dan ujung umbi memiliki respon
yang cenderung lebih lambat dibandingkan umbi bagian pangkal dan utuh.
15
Tunas yang tumbuh pada umbi ubi jalar merupakan tunnas adventif. Umbi
vegetatif yaitu tinggi tanaman, jumlah batang, jumlah daun, dan luas daun
Rata-rata jumlah bibit yang dihasilkan dari akumulasi setiap bagian umbi
yang dipotong menunjukan bahwa pemotongan umbi menjadi dua dan tiga
mengasilkan jumlah bibit lebih banyak dibandingkan kontrol atau umbi utuh.
Jumlah bibit ubi jalar yang dihasilkan pada pemotongan umbi dua bagain dan tiga
bagian tidak berbeda nyata kecuali pada rentang masa panen 7-9 MST.
Produksi ubi jalar sangat tergantung kepada jumlah dan laju asimilat ke
bagian bawah. Akan tetapi jika pertumbuhan tajuk lebih besar akan
mengakibatkan umbi menjadi kecil. Salah satu usaha untuk mengatasi rendahnya
produksi ubi jalar dengan mengontrol pertumbuhan vegetatif. Ubi jalar dengan
penggunaan cahaya salah satu cara dengan zat penghambat tumbuh (Ratna, 2017).
tanaman menurun. Menyatakan bahwa tanaman tidak akan respon terhadap zat
16
pengatur tumbuh yang bersangkutan apabila tidak diberikan pada masa pekanya.
tanaman maka sifat penghambatnya akan semakin besar, sebaliknya semakin lama
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Azka. 2000. Budi Daya Kacang Ercis. Balai Penelitian Tanaman Sayur Lembang.
Bandung
Bhosale P.R., Chonde S.G., Nakade D.B., dan Raut P.D. 2012. Study on Physico –
Chemical Characteristics of Waxed and Dewaxed Pressmud and its effect
on Water Holding Capacity of Soil. Kolhapur. India. ISCA Journal of
Biological Sciences (1) 1: 35 – 41.
Christine, B. 2013. Uji Efektivitas Pupuk Organonitrofos dan Kombinasinya
dengan Pupuk Kimia terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai
Rawit Kathur (Capsicum frutescens) pada Tanah Ultisol Gedung Meneng.
Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.
Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman jilid III. Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional
Ismail. 2013. Suhu Dan Kelembapan Serta Hubungannya Dengan Tanaman.
Universitas Udayana. Bali
Karyudi and Fletcher R.J. 2003. Osmoregulation in birdseed millet under
conditions of water stress II. variation in F3 lines of Setaria italica and its
relationship to plant morphology and yield. Euphytica 132:191-197.
18
Kirana, K. 2008. Penentuan dosis pemupukan kompos blotong pada tebu lahan
kering (Saccharum officinarum L.) varietas PS 862 dan PS 864. Skripsi.
Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kuswurj, R. 2012. Blotong (filter cake). Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Mudhoo, A., A. Bhawoo dan R. Mohee. 2011. Process Parameter Variations
During The Co-composting of Mixed Filtercake, Bagasse and Vegetable
Waste. 1st International Conference on ”Waste Management in Developing
Countries and Transient Economies. Mauritus. Africa.
Mulyadi, M. 2003. Kajian pemberian blotong dan terak baja pada tanah
Kandiudoxs Pelaihari dalam upaya memperbaiki sifat kimia tanah, serapan
N, Si, P, dan S serta pertumbuhan tebu. Tesis. Program Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nahdodin, S. H., I. Ismail, dan J. Rusmanto. 2008. Kiat Mengatasi Kelangkaan
Pupuk untuk Mempertahankan Produktivitas Tebu dan Produksi Gula
Nasional. Cirebon.
Nurawan, A. 2008. Pengkajian Penggunaan Pupuk Organik Blotong Pada Padi
Di Lokasi Prima Tani Kabupaten Cirebon. Bandung. Seminar Hasil Padi :
1053 – 1060.
Rahma, A. Interaksi Antara Ekstrak Air Bawang Merah (Allium cepa L.) Dengan
Air Kelapa (Cocos nucifera L.) Dalam Menunda Senescence Polong Kacang
Kapri (Pisum sativum L.). Universitas Lampung .Lampung
Rajiman, Prapto Y., Endang S., Eko Hanudin. 2008. Pengaruh Pembenah Tanah
Terhadap Sifat Fisika Tanah dan Hasil Bawang Merah Pada Lahan Pasir
Pantai Bugel Kabupaten Kulon Progo.Agrin.Yogyakarta. (12) 1: 67 – 77.
Rauf A, Shepard BM, Johnson MW. 2003. Leafminers in vegetables, ornamental
plants and weeds in Indonesia: surveys of host crops, species composition
and parasitoids. International Journal of Pest Management 46: 257-266.
Rukmana, A.A. Botani Tanaman. Universitas Gadja Mada. Yogyakarta
Sharizal, D. 2010. Pengukuran Kadar Protein Pada Ercis. Universitas Pendidikan
Indonesia. Bandung
Soedomo, P. 2006. Pengaruh Tiga Macam Pupuk Daun Pada Berbagai
Konsentrasi Terhdap Hasil Tunas Kacng Kapri (Pisum sativum L.). Staf
Balai Peneitian Tanaman Sayuran (BALITSA)
Sutoro Y, Soeleman, Iskandar. 2008. Budidaya Tanaman Jagung. Puslitbang
Tanaman Pangan. Bogor.
Tambunan, M. M. 2014. Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Pasar Dan Pupuk
NPKMg (15:15:6:4) Di Pre
19