Anda di halaman 1dari 13

ETIKA PROFESI

Hubungan Manusia dengan Bangunan

MOUDY PUSPITA ANWAR 03420160022


MUHAMMAD ISKANDAR 03420160026
NUR MAUTIA 03420160032

UNIVERSITAS MUSLIM INDOSNESIA


FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR
Etika Hubungan Manusia
dan Bangunan
A. Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk
tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya
yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal
yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat,
akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta
etha yaitu adat kebiasaan.

Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat


yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini
benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika
muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan –
permasalahan di dunia nyata.
Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari
Bertens 2000), mempunyai arti :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti benar,salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika secara sistematis dibedakan atas etika umum dan
khusus dalam kenyataannya antara lain yaitu :
1. Etika khusus ialah penerapan moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus misalnya olah raga, bisnis, atau profesi
tertentu. Dari sinilah nanti akan lahir etika bisnis dan etika
profesi (wartawan, dokter, hakim, pustakawan, dan lainnya).
Etika khusus lebih bersifat normatif, sifat normatif etika
khusus terlihat misalnya pada etika profesi.
2. Etika umum ialah etika yang membahas tentang kondisi-
kondisi dasar bagaimana manusia itu bertindak secara etis.
Etika inilah yang dijadikan dasar dan pegangan manusia untuk
bertindak dan digunakan sebagai tolok ukur penilaian baik
buruknya suatu tindakan. Etika umum lebih deskriptif, sifat
deskriptif etika umum terlihat dari paparan filsof tertentu
pada ajaran,doktrin atau teorinya. Etika secara umum
menggambarkan tingkah laku manusia apa adanya, seperti
contohnya etika jawa yang diritualkan dalam acara panggih
tergambar norma-norma yang dianut oleh masyarakat jawa,
khsusnya dalam menapaki bahtera rumah tangga

Manfaat memhami etika,

1. Manfaat etika adalah mengajak orang bersikap kritis dan


rasional dalam mengambil keputusan secara otonom,
mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana
yang tertib, teratur, damai dan sejahtera.
2. Etika dapat membuka mata manusia untuk melihat baik
buruk akan suatu tingkah laku.
3. Etika dapat menyelidiki dengan seksama segala perbuatan
yang dikemukakan kepadanya, dengan tidak tunduk dalam
menentukan hukumnya kepada kebiasaan orang, tetapi
segala pendapatnya hanya di ambil dari pandangan (theory)
ilmu pengetahuan, peraturannya dan timbangannya.
4. Etika mempengaruhi dan mendorong kehendak kita supaya
membentuk hidup suci dan menghasilkan kebaikan dan
kesempurnaan dan memberi faedah kepada sesama
manusia.

B. Hubungan Manusia dan bangunan


1. Secara Umum
Dalam memenuhi kebutuhan dasarnya setiap makhluk
hidup membutuhkan suatu wadah (tempat tinggal) yang
mampu mengakomodasi kehidupannya. Hewan butuh
sarang,tanaman butuh media tanam, sementara manusia
sebagai makhluk berakal budi tentunya berbeda dengan hewan
yang instingtif. Manusia dengan cipta-rasa-karsanya menuntut
sesuatu yang lebih dari sekedar sarang atau sekedar wadah
untuk hidup. Arsitektur kemudian menjadi hal yang tak bisa
dipisahkan dari manusia,dalam memenuhi lima kebutuhan
dasarnya manusia memerlukan sebuah bangunan. Arsitektur
melebihi sarang yang hanya melindungi, namun juga sesuatu
yang menunjang manusia untuk mengaktualisasi diri,
menonjolkan status sosial, sertaruang-ruang yang mewadahi
manusia untuk saling mengasihi dan memenuhi kebutuhan fisik
juga rohaninya. Lagi pula arsitektur pun tidak hanya mewadahi
realitas konkret, namun juga realitas simbolik. Banyak aspek
dalam arsitektur yang dipengaruhi oleh falsafah hidup manusia
yang terlalu abstrak. Terkadang arsitektur yang berwujud
konkret bahkan menjadi bagian dari realitas simbolik itu sendiri.
Intinya hubungan manusia dan arsitektur tidak hanya sebatas
dalam hal jasmani tapi juga rohani.
Makin lama pengolahan-pengolahan ini makin
berkembang. Dengan sedikit keahlian petukangan,
pengetahuan membangun secara praktis dan secara spontan
serta dengan akal yang dipunyainya, dia memecahkan secara
logis kebutuhan-kebutuhan hiudupnya yang sangat dekat
dengan alam. Kebudayaanpun menuntut suatu kebutuhan
yang lebih rumit, arsitektur 1 ruang menjadi arsitektur banyak
ruang , begitu pula jenis bangunan, dari rumah tinggal menjadi
lebih bervariasi : lumbung padi, penggilingan padi dan
sebagainya.
Bangunan-bangunan ini sangat dekat dengan alam, memakai
bahan alam dan dipecahkan secara alamiah. Bangunan ini
dinamakan archetype. Karena jarang merupakan hasil individu,
melainkan hasil pemecahan bersama. Pada bangunan ini,
bentuk-bentuk warna-warna dan arsitektur semakin
diperhatikan.
Permainan bentuk semakin menajam untuk
mendapatkan sesuatu yang indah. Keindahan brarti seni Visuil,
dan tak dapat disangkal lagi bahwa arsitektur adalah bagian –
dari seni visuil. Bahkan orang-orang jaman dahulu memberikan
predikat ibu seni pada arsitektur. Pada masa sekarangpun
kedudukan arsitektur didalam seni tidaklah goyah.

2. Sebagai seorang perencana ( Konsultan / Arsitek )


Dalam kerangka konsultan perencana[1], arsitek berperan
dalam proses pra-perancangan (seperti survey lokasi dan studi
objek desain) hingga menghasilkan produk perancangan
berupa laporan, gambar, Rencana Anggaran Biaya, dan
Spesifikasi Teknis. Selanjutnya, peranan mereka biasanya hanya
seputar revisi atau rekomendasi teknis. Sementara itu,
keberlanjutan pelaksanaan desain dipegang oleh pihak
pengawas dan kontraktor. Realita ini mempertegas pernanan
arsitek dalam penataan ruang sebatas produksi dokumen
teknis dari sebuah kebijakan yang telah ditetapkan.

Ironisnya, konflik yang kerap muncul dalam kebijakan


pembangunan kota sendiri bukanlah seputar hal desain yang
mikro, namun pada isi kebijakannya itu sendiri. Dalam contoh
perancangan wisata sungai di atas, yang menjadi masalah
bukanlah material atau bentuk bangunan, melainkan
ketidaksetujuan terhadap penetapan lokasi sungai yang
dijadikan daerah wisata. Arsitek memang berwenang dalam
bentuk objek perancangan, namun, birokrasilah yang
menentukan hal yang dirancang dan lokasi perancangan. Hal ini
tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja. Struktur birokarasi tidak
mengizinkan arsitek untuk berpartisipasi dalam menentukan
arah kebijakan dalam realisasi proyek pada sebuah lokasi. Peran
arsitek dikerucutkan menjadi pengolah desain ‘yang sudah
ditentukan’ sesuai dengan konteks lingkungan.

a. Konsultan
Konsultan adalah pihak yang berupa perorangan atau
badan usaha, yang berdasarkan suatu pemberian tugas
mempergunakan keahliannya dalam merencankan suatu
proyek yang meliputi perencanaan struktur, arsitek,
mekanikal, elektrikal dan sebagainya. Konsultan perencana
ini akan menirima tugas dari pemilik proyek dan bertanggung
jawab penuh kepada pemilik proyek.
Perbedaan antara seorang konsultan dengan konsultan
ahli biasa bukan karyawan perusahaan penggunalayan
(klien), tetapi seseorang yang menjalankan bisnis mereka
sendiri atau bekerja di sebuah perusahaan penasehat, serta
berurusan dengan berbagai penggunalayan pada satu
waktu. konsultan juga di bagi menjadi 2 bagian, yaitu
konsultan pengawas dan perencana
 Konsultan perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh
pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan
perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau
badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Saat
pelaksanaan pembangunan berlangsung, pihak
konsultan perencana dapat membuat jadwal pertemuan
rutin dengan kontraktor untuk membahas hal -hal yang
mungkin perlu mendapat pemecahan dari perencana,
misalnya saat aproval material atau pembuatan gambar
shop drawing sebagai pedoman pelaksanaan
 Konsultan pengawas
Konsultan Pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh
pemilik proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan
pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa badan
usaha atau perorangan. Perlu sumber daya manusia yang
ahli di bidangnya masing -masing seperti teknik sipil,
arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik, dan lain - lain
sehingga sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik
dalam waktu cepat dan efisien.
a) Tugas dan wewnang konsultan pengawas
 Menyelenggarakan administrasi umummengenai
pelaksanaan kontrak kerja
 Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam
perjalanan pelaksanaan proyek
 Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk

dapat dilihat oleh pemilik proyek


 Memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik

atau kontraktor proyek


 Menyetujui dan mengoreksi gambar shop drawing

yang diajukan kontraktor


 Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana

pekerjaan jika terjadi penympangan terhadap kontrak


kerja
 Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana

proyek tidak memperhatikam peringatanyang


diberikan
 Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana

proyek
 Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shop

drawing pelaksana proyek


 Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita

acara perubahan
 Mengoreksi pekerjaan agar sesuai dengan kontrak

kerja.
b) Tugas dan wewenang konsultan perencana
 Mengadakan penyesuaian keadaan apangan dengan
keinginan pemilik bangunan
 Membuat gambar kerja pelaksanaan
 Membuat rencana kerja dan syarat pelaksanaan
bangunan sebagai pedoman pelaksanaan
 Membuat rencana anggaran biaya bangunan
 Memproyeksikan keinginan atau ide pemilik ke dalam
desain bangunan
 Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan
struktur jika terjadi kegagalan konstruksi.
 Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-
pihak pelaksana bangunan yang melaksanakan
pekerjaan tidak sesuai dengan rencana

b. Arsitek
Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai
seorang perancang bangunan, yakni orang yang terlibat
dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi
bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang
memengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi estetika,
budaya, atau masalah sosial. Untuk bisa menyebut diri
sebagai seorang arsitek, setidaknya harus memenuhi
persyaratan dibawah ini :

a) Harus sudah menyelesaikan pendidikan formal di bidang


Arsitektur.
b) Memiliki pengalaman bekerja dengan seorang Arsitek
Madya atau Utama atau di sebuah perusahaan desain
arsitektur.
c) program-program penataran yang diadakan IAI, dan
d) Lulus ujian Sertifikasi Keahlian Arsitek (SKA) yang
diadakan IAI.

Dari persyaratan diatas, tentu seseorang tersebut bisa


dikatakan sebagai seorang arsitek. Lalu, apa saja tugas dari
seorang arsitek? Berikut tugas-tugas arsitek :

a) Menata letak bangunan-bangunan yang memiliki


keterikatan fungsi dalam sebuah site dan mendesain site
tersebut.
b) Mengolah tata ruang sebuah bangunan.
c) Menentukan konsep desain interior sebuah bangunan.
d) Mengolah bentuk luar dan tampak sebuah bangunan.
e) Menentukan jenis dan letak sistem struktur pada
bangunan.
f) Menentukan jenis dan letak instalasi listrik pada
bangunan.
g) Menentukan jenis dan letak instalasi pipa air dan
jalur sirkulasi udara.
h) Menentukan jenis dan letak alat-alat transportasi dalam
bangunan.
i) Menghitung biaya konstruksi sebuah bangunan.
j) Menentukan jenis dan material bangunan yang
dibutuhkan.

Dalam menjalankan tugas profesinya arsitek dibatasi


dengan etika profesi. Namun hanya arsitek yang menjadi
anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) saja yang terikat
dengan aturan kode etik yang tercurah dalam Kode Etik
Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek Ikatan Arsitek
Indonesia (IAI).
Ada 5(lima) kewajiban yang harus dipenuhi oleh arsitek
professional (kewajiban secara umum, kewajiban pada
masyarakat, kewajiban pada profesi, kewajiban pada
pengguna jasa, kewajiban pada teman sejawat). Tidak
terpenuhinya 5(lima) kewajiban tersebut oleh arsitek
dianggap suatu penyimpangan atau pelanggaran kode etik.
1. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan
Umum.
2. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan
masyarakat.
3. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Pengguna Jasa.
4. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Profesi.
 Menandatangani suatu pekerjaan sebagai arsitek yang
bukan dari hasil desainnya.
 Membuat pernyataan yang keliru/menyesatkan/palsu
atas fakta materiil, kualifikasi keprofesian,
pengalaman kerja atau penampilan karya kerjanya
serta mampu menyampaikan secara cermat lingkup
dan tanggung jawab yang terkait dengan pekerjaan
yang diakui sebagai karyanya.
 Bermitra dengan orang yang tidak terdaftar dalam
asosianya.
5. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap teman sejawat.
 Tidak memberitahukan pada arsitek yang terdahulu
apabila meneruskan/mengganti pekerjaannya
 Meniru/mengambil alih karya arsitek lain tanpa seijin
arsitek yang bersangkutan.
 Mengambil alih pekerjaan arsitek lain sebelum ada
pemutusan hubungan kerja dengan pihak pengguna
jasa.
 Mengubah usulan imbalan jasanya demi mendapatkan
keuntungan kompetitif dari arsitek lain.
 Mengikuti sayembara yang tidak direkomendasikan
IAI.

Anda mungkin juga menyukai