PENDAHULUAN
ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Albopictus yang banyak
Kemenkes RI, pada 2014 jumlah penderita mencapai 100,347, 907 orang
17.877 kasus, dengan 115 kematian. Angka kesakitan atau Incidence Rate
(IR) di 34 provinsi di 2015 mencapai 50.75 per 100 ribu penduduk, dan IR di
2016 mencapai 78.85 per 100 ribu penduduk. Angka ini masih lebih tinggi
dari target IR nasional yaitu 49 per 100 ribu penduduk (Kemenkes, 2017).
karena memiliki insidensi yang cukup tinggi. Hal ini terutama disebabkan
1
oleh permasalahan seperti masih kurang dan masih minimnya pengetahuan
masyarakat tentang penyakit demam berdarah. Oleh karena hal itulah kasus
ini dianggap penting bagi penulis dan masyarakat untuk memperhatikan dan
Konsep hidup sehat dari H.L Blum merupakan suatu konsep yang masih
dasar suatu intervensi yang akan dilakukan di masyarakat. Menurut H.L Blum
2
ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
pelayanan.
1.3 Tujuan
yang diterima dan lingkungan sekitar pasien dengan penyakit yang diderita
pasien.
Bedarah.
Kusuma Surabaya.
Puskesmas.
3
5. Untuk mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui
APGAR.
SCREEM.
1.4 Manfaat
dengan mahasiswa
Manfaat home visite ini bagi pelayanan kesehatan adalah sebagai sumber
4
a. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas khususnya dalam fokus
5
BAB II
Nama : An. S
Umur : 8 Tahun
Pekerjaan : Siswa
Pendidikan :SD
Agama :Islam
Sidoarjo
Suku :Jawa
2.2 Anamnesis
lalu dibawa ke bidan desa pada tanggal 8 oktober 2018 dan mendapat
6
kemudian demam tidak turun-turun. Pada tanggal 11 oktober 2018, di bawa ke
kembali karena demam tetap tidak turun dan akhirnya MRS selama 4 hari di
sejak sabtu sore dan terasa gatal, nafsu makan menurun, pusing (+), mual (-),
hipertensi
mellitus
5. Riwayat Kebiasaan
7
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah seorang anak kedua dari pasangan suami istri, Tn. SH
dan Ny. L. Ayah dan ibu penderita tinggal di sebuah rumah yang
dan ibu penderita bekerja sebagai ibu rumah tangga .Sumber pendapatan
7. Riwayat Gizi
Penderita makan sehari-harinya biasanya antara 2-3 kali sehari dengan nasi
1 piring, sedikit sayur, lauk pauk seperti ikan dan tempe, disertai kerupuk.
b. Kepala : Sakit kepala (+), rambut kepala rontok (-) luka pada
cairan (-)
(-)
8
g. Tenggorokan : Sakit menelan (-), serak (-).
h. Pernafasan : Sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi (-), batuk
darah (-)
kaki (-)
1. Keadaan Umum
Tanda Vital
9
Tensi : 110/70 mmHg
BB : 35 kg
TB : 135 cm
BB/(TB)2 = BB = 35 = 19,23
(TB)2 (1,35)2
3. Kulit
4. Mata
10
Conjunctiva tidak ada anemis, tidak ditemukan sklera ikterik, pupil isokor
radang/conjunctivitis/uveitis
5. Hidung
Nafas cuping hidung tidak ada, sekret tidak ada, epistaksls tidak ada,
deformitas hidung tidak ada, hiperpigmentasi tidak ada, sadle nose tidak
ada
6. Mulut
Bibir tidak pucat, bibir tampak kering, lidah bersih, papil lidah tidak
7. Telinga
Nyeri tekan pada mastoid tidak ditemukan, secret tidak ada, pendengaran
8. Tenggorokan
9. Leher
10. Thoraks
11
Simetris, tidak ditemukan retraksi intercostal dan retraksi subkostal
Cor :
P : sonor/sonor
12
11. Abdomen
P : soepel, tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien tak teraba
13
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi motorik
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
arus : koheren
Insight : baik
Pemeriksaan Laboratorium :
14
- GRAN% : 31.1 ( L 50.0-70.0)
2.6 Resume
didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan, compos mentis, status gizi
38,5oC, status gizi normal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan Rumple leed
Diagnosis psikologis :-
15
1. Lingkungan rumah yang kurang bersih
2. Lingkungan keluarga dan teman-teman tidak mendukung
2.8 Penatalaksanaan
1. Non Medikamentosa
a. Berikan banyak minuman larutan oralit atau jus buah, air sirup, susu, untuk
diare/diare.
b. Bedrest
d. Pengaturan diet.
dan tidak menimbulkan banyak gas. Susu 2 kali satu gelas sehari perlu
makanan lunak atau makanan biasa tanpa sayuran dan buah. Banyak
bedarah.
2. Medikamentosa
16
1) Berikan paracetamol bila demam. Jangan berikan acetosal atau
pendarahan.
tiap 6 jam.
secepat- cepatnya
17
pertimbangkan pemberian koloid 10-20mk/kgBB/jam maksimal
30ml/kgBB/24 jam.
Jika terjadi perdarahan berat segera beri darah bila mungkin. Bila
2.9 Follow Up
S : Pasien mengatakan lemes (+), nyeri ulu hati, panas sejak 6 hari naik
turun, nafsu makan berkurang, nyeri saat menelan, batuk (+), pilek (-).
P : Non Medikamentosa
18
Edukasi tentang kepatuhan minum obat, jaga pola makan, hygien dan kebersihan
lingkungan
Medikamentosa
Pamol 3x 3/4
GG 3 x1
19
BAB III
20
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
Suami
Anak
Anak
Anak Anak
Istri (pasien)
Keterangan :
: Hubungan baik
Pola interaksi antar anggota keluarga berjalan baik, interaksi antara ayah
dengan anak, ayah relatif lebih dominan. Anak satu dengan anak lainnya serta
21
anak dengan ibu dan sebaliknyaa berjalan dengan baik dalam suatu harmoni
harmonis. Interaksi suami dengan isteri dominan satu arah dalam khususnya
1. Ketika pasien jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh keluarganya ?
Jawab :
2. Ketika pasien seperti itu apa yang dilakukan anggota keluarga yang
lain?
Jawab:
Ikut mendukung dan membantu apa yang telah diputuskan. Bila perlu
Jawab:
Dibutuhkan izin dari suami pasien sebagai kepala keluarga. Jika tidak
Jawab:
5. Selanjutnya siapa?
Jawab:
22
Selanjutnya adalah ayah pasien.
Jawab :
Tidak ada
Jawab :
Tidak ada.
Kesimpulan : Keluarga pasien selalu mendukung semua hal yang positif dan
keluarganya. Hubungan antara An. S dan keluarganya terasa baik dan dekat.
1. ADAPTATION
teratur minum obat, serta mengatur pola hidup karena penderita dan
23
pengobatan sampai sakitnya benar-benar sembuh. Hal ini menumbuhkan
bergizi
2. PARTNERSHIP
bahwa ia adalah bagian penting keluarga. Selain itu orang tua An. SA
3. GROWTH
4. AFFECTION
baik.
5. RESOLVE
dapatkan dari keluarga walaupun waktu yang tersedia tidak banyak karena
sibuk bekerja.
24
Score
FAKTOR TEORI TEMUAN
2 1 0
Bagaimana dukugan Saya puas bahwa saya
dari keluarga apabila dapat kembali ke keluarga
ada salah seorang saya bila saya menghadapi
anggota keluarga masalah
mengalami masalah,
Adaptation
terutama untuk masalah
kesehatan. Adakah
saling keterbukaan di
dalam keluarga tersebut
(Notoatmodjo, 2003).
Komunikasi yang Saya puas dengan cara
terjalin antara anggota keluarga saya membahas
keluarga. Apakah pada dan membagi masalah
saat salah satu anggota dengan saya
keluarga memiliki
Partnership masalah, terutama
untuk masalah
kesehatan, didiskusikan
bersama bagaimana
pemecahannya
(Notoatmodjo, 2003).
Apakah keluarga Saia kurang dengan cara
tersebut dapat keluarga saya
memenuhi kebutuhan- menerimadan mendukung
Growth
kebutuhannya keinginan saya untuk
(Notoatmodjo,2003). melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru
Hubungan kasih sayang Saya puas dengan cara
dan interaksi antar keluarga saya
anggota keluarga mengekspresikan kasih
Affection
(Notoatmodjo, 2003). sayangnya dan merespon
emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll
Kepuasan di dalam Saya puas dengan cara
keluarga akan waktu keluarga saya dan saya
Resolve dan kebersamaan yang membagi waktu bersama-
diluangkan oleh sama
masing-masing anggota
25
keluarga bagi
keluarganya
(Notoatmodjo, 2003).
Total Score 9
Kriteria :
intervensi
Total poin dari APGAR keluarga An. SA adalah 8. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga An. SA dan keluarganya dalam
keadaan baik. Hubungan antar individu dalam keluarga tersebut terjalin baik.
(1) Social (sosial) yaitu kualitas keterlibatan An. S berserta keluarga pada
26
(2) Cultural (budaya) yaitu kualitas kebanggaan An.S dan keluarga
kepala keluarga.
27
SUMBER PATHOLOGY KET
28
SUMBER PATHOLOGY KET
sehari-hari.
C. KESIMPULAN
ini menunjukkan bahwa fungsi patologis yang dimiliki keluarga An. SA dan
29
SIKLUS KELUARGA
3.2.1 LINGKUNGAN
pembatas. Dalam satu rumah terdiri dari 1 lantai. Di mulai dari ruang tamu,
30
lalu 3 kamar tetapi hanya kamar tengah saja yang ditempati dan dapur serta
Ventilasi dan penerangan rumah sudah cukup. Atap rumah tersusun dari
berisitirahat, dikamar tersebut terdapat 1 tempat tidur, 1 kipas angin, dan tidur
B. Denah Rumah
7M
TERAS
R. TAMU
KAMAR
TIDUR
KAMAR TIDUR
10 M
KAMAR TIDUR
DAPUR
31
2. Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Lingkungan Sosial
Keluarga ini memiliki sumber penghasilan dari bapak pasien. Total semua
Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memadai tetapi kurang memenuhi
kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah dokter
b. Lingkungan Ekonomi
Dari kondisi perumahan dan pemukiman dan fasilitas umum yang tersedia
menengah kebawah
32
mengeluh sakit kepala, mual dan muntah. BAK normal, BAB lancar.
Menurut semua anggota keluarga ini, yang dimaksud dengan sehat adalah
oleh karena pola hidup mereka yang kurang baik, bukan dari guna-guna,
yang baik, mempunyai fasilitas kamar, kamar mandi dan dapur yang kurang
bersih dan rapi serta dibuat untuk menyimpan barang-barang yang tidak
terpakai.
d. Pelayanan Kesehatan
33
5. Kurangnya media informasi promosi kesehatan
34
BAB IV
DAFTAR MASALAH
yang terkait dengan An. S dan keluarga serta masyarakat sekitar yang
kemudian divisualisasikan dalam bentuk diagram blum dan fish bone (lihat
A. Temuan masalah
a. Lingkungan fisik
b. Lingkungan sosial/budaya
35
1. Kondisi sosial ekonimi menengah kebawah
keluarga pasien
36
Diagram 1. Konsep Derajat Kesehatan Menurut H.L Blum
Faktor Genetik
Faktor Perilaku Faktor Pelayanan kesehatan
Tidak ditemukan
Kurangnya pengetahuan ibu Kurangnya edukasi dan
tentang demam dengua dan konseling terhadap pasien
komplikasinya dan keluarga pasien
Ketidakteraturan dalam Kurangnya monitoring dan
meminum obat PASIEN
evaluasi terhadap pasien
Pola makan yang tidak sesuai Diabetes Melitus dan
anjuran An. S (8 Tahun) Komplikasinya
Kurangnya berolahraga Kunjungan rumah belum
Tidak melakukan optimal
pembayaran kartu BPJS Kurangnya komunikasi nakes
secara rutin dan pasien
Faktor Lingkungan Kurangnya media
informasi/promosi kesehatan
Kondisi sosial ekonomi menengah
kebawah
Tingkat pendidikan yang rendah
Kurangnya pengetahuan keluarga
dan masyarakat tentang penyakit
demam dengue dan komplikasinya
Dukungan dari keluarga dan
masyarakat yang masih belum
optimal untuk menjaga pola hidup
sehat
37
Diagram 2. Identifikasi Permasalahan Kesehatan Pasien
kebawah
c. Kesehatan Lingkungan
kesehatan
38
4.7 Prioritas Masalah (Tabel Scoring)
Dari konsep fish bone diatas maka dapat ditemtukan permasalahan yang
39
a. Faktor Input
kurang, hal ini ditunjukan dengan bagaimana pasien tidak teratur kontrol
3. Tidak melakukan 3M
b. Faktor Proses
40
7). Kurangnya dukungan dari masyarakat.
c. Faktor Lingkungan
komplikasinya,
41
BAB V
PATIENT MANAGEMENT
(WHO,2009)
jam.
42
- Perlakukan sebagai keadaan gawat darurat dengan memberikan oksigen
secepat- cepatnya
30ml/kgBB/24 jam.
Jika terjadi perdarahan berat segera beri darah bila mungkin. Bila
Non medikamentosa
keluarga
43
a. Memberikan motivasi kepada keluarga untuk membersihkan rumah
masalah ekonominya.
penyakit ini dengan pola hidup sehat seperti rutin minum obat, rajin
Keluarga Lainnya )
hidup sehat baik terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar agar terhindar
1. Bagi keluarga biasakan menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Biasakan
44
Kesemuanya ini merupakan langkah-langkah untuk menghindari risiko
terjadinya demam dengue bagi anggota keluarga dan tentunya pasien sendiri.
45
BAB VI
PEMBAHASAN
No Kegiatan M I V C 𝑀×𝐼×𝑉
𝑃=
𝐶
1 Fogging Focus 4 3 3 3 12
Keterangan :
46
Maka, prioritas jalan keluar yang terpilih adalah melakukan kerja bakti
47
B. Rencana Program Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
1. Menentuka Seluruh Terbentuknya 1 kali dalam 1. Mengumpulkan 1. Balai Kader Desa Oktober 2018 1.ruangan
n kriteria masyarakat kriteria tim bulan pertama aspirasi desa Balongbendo
Tim Kerja Desa kerja bakti 2. Kursi dan meja
masyarakat Balongb
Bakti Hari Balongbendo Desa 3. Microphone dan
Jumat Balongbendo Desa endo
perlengkapan teknik
Balongbendo
4. Papan tulis
2. Menyepakati
kriteria tim 5. Konsumsi
45
2 Pembentuka Seluruh Terbentuk Tim 2 kali seminggu 1. Memilih dan Balai Kader Desa Oktober 2018 1. Konsumsi
n Tim Kerja Masyarakat Kerja Bakti menyeleksi Desa Balongbendo
Bakti Hari Desa Balongb 2. Ruangan
kandidat tim
Jumat Balongbendo endo 3. LCD
kerja bakti
2. Persetujuan 4. Laptop
6. Kursi
46
3. Perencanaa Seluruh Masyarakat 2x dalam Penyuluhan tentang Balai Desa Kader Desa Oktober 2018 1. Ruangan
n program Masyarakat mengetahui seminggu pelaksanaan kerja Balongbend
Kerja Bakti Desa tentang Bakti Hari Jumat 2. Kursi
o
Hari Jumat Balongbendo Program Kerja 3. Meja
Bakti Hari
Jumat 4. Microphone dan
perlengkapan teknik
5. pelaporan
47
4. Pelaksanaan Seluruh Pemberantasa 1 kali dalam Pelaksanaan Kerja Balai desa Masyarakat Oktober 2018 Alat-alat kerja bakti
Kerja Bakti Masyarakat n jentik seminggu setiap Bakti Hari Jumat Balongbend Desa untuk melakukan
Hari Jumat Desa nyamuk di hari Jumat o Balongbendo pemberantasan
Balongbendo lingkungan jentik nyamuk
sekitar Desa
Balongbendo
48
5. Evaluasi Lingkungan Berkurangnya 1 kali dalam 3 Mengadakan rapat Balai Desa Kader Desa Januari 2019 1. Transport
hasil Kerja masyarakat angka bulan pertemuan antara Balongbend dan Tenaga 2. Kuisioner
Bakti Hari Desa kejadian kader desa dan o Kesehatan
Balongbendo 3. Kamera
Jumat Dengue pihak Puskesmas terkait
Hemorargik Desa Balongbendo 4. pelaporan
Fever (DHF) di terkait
Desa pemberantasan
Balongbendo jentik nyamuk
49
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Segi Biologis:
- Status gizi An. SA berdasarkan IMT termasuk dalam kategori Gizi nomal.
2. Segi Psikologis:
- Hubungan antara anggota keluarga dan anggota masyarakat yang terjalin cukup akrab
3. Segi Sosial:
4. Segi fisik:
5. Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga An. SA adalah 10. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga An. SA dan keluarganya
dalam keadaan baik. Hubungan antar individu dalam keluarga tersebut terjalin baik.
50
6. Keluarga An. SA tidak mempunyai masalah dalam fungsi patologis. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi patologis yang dimiliki keluarga An. SA dan keluarganya dalam keadaan
baik.
7. Keluarga An. SA telah memiliki BPJS, sehingga pasien dan keluarga dapat mencapai
B. SARAN
pola hidup, mulai dari makanan dan olahraga. Karena pasien termasuk orang dengan
factor resiko terjadinya demam berdarah jadi dianjurkan untuk lebih teratur.
Kuratif : saat ini penderita memasuki pengobatan dengan PSIDII dan paracetamol
Rehabilitatif : Memotivasi pasien agar tidak putus asa dalam pengobatan karena
pengobatan demam berdarah adalah pengobatan yang tidak boleh terputus, bisa
mengakibatkan relaps.
pendapatan yang layak, dan membantu memperkuat kemampuan orang yang kurang
mampu untuk membina keluarganya, sehingga diharapkan pada masa yang akan
51
memungkinkan untuk dapat membeli makanan yang lebih baik, kondisi pemukiman
52
DAFTAR PUSTAKA
Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai
Tahun 2012
Depkes RI. 1992. Petunjuk Teknis Penyelidikan Epidemiologi (PE) Penanggulangan Seperlunya
Depkes RI. 1992. Petunjuk Teknis Pemberantasan Nyamuk Penular Demam Berdarah Dengue.
Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Buletin jendela epidemiologi: demam berdarah dengue
Lestari, D.B., Gama, Z.P., Rahardi, P. 2011.Identifikasi Nyamuk Di Kelurahan Sawojajar Kota
Malang.
Tim Adaptasi Indonesia. 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Pedoman Bagi
53
LAMPIRAN
FOTO
54
55