Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI

DIBETES MELITUS

1. Definisi
Diabetes Melitus Gestasional (DMG) merupakan keadaan pada wanita yang
sebelumnya belum pernah didiagnosis diabetes kemudian menunjukkan kadar glukosa
tinggi selama kehamilan (Kurniawan, 2016).
Diabetes gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh kehamilan,
biasanya menghilang setelah melahirkan (Murray et al., 2002). Diabetes yang dialami
oleh seorang ibu yang pernah menderita DM sebelum hamil dan ibu mengalami DM
pada saat hamil disebut diabetes melitus gestasional (Syafei Piliang, 1993).

2. Etiologi
Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena
kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa
glukosa melewati membran sel.

3. Faktor Resiko
Hal-hal yang menjadi faktor risiko pada diabetes melitus adalah sebagai berikut :
a. Riwayat keluarga dengan DM
b. Glukosuria dua kali berturut-turut
c. Kegemukan
d. Keguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan (abortus spontan)
e. Adanya hidramnion
f. Kelahiran anak sebelumnya besar

4. Klasifikasi Diabetes
Ada beberapa macam klasifikasi, salah satunya menurut White (1965) :
a. Kelas A. Diabetes kimiawi disebut juga diabetes laten/subklinus atau diabetes
kehamilan dengan kadar gula darah normal setelah makan, tetapi terjadi peningkatan
kadar glukosa 1 atau 2 jam. Ibu tidak memerlukan insulin, cukup diobati dengan
pengaturan diet.
b. Kelas B. Diabetes dewasa, terjadi setelah usia 19 tahun dan berlangsung selama 10
tahun, tidak disertai kelaninan pembuluh darah.
c. Kelas C. Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung selama 10-19
tahun dengan tidak disertai penyakit vaskular.
d. Kelas D. Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diderita sebelum usia 10
tahun disertai dengan kelainan pembuluh darah.
e. Kelas E. Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah panggul termasuk
arteri uterusna.
f. Kelas F. Diabetes dengan nefropati, termasuk glomerulonefritis dan pielonefritis.
Kemudian dibuat modifikasi tambahan. Kelas untuk ibu dengan komplikasi retinitis
proliferatus atau dengan perdarahan dalam korpus vitreum.

5. Patofisiologi
Metabolisme karbohidrat selama kehamilan karena insulin yang berlebih masih
banyak dibutuhkan sejalan dengan perkembangan kehamilan. Progesteron dan HPL
menyebabkan jaringan ibu resisten terhadap insulin dan menghasilkan enzim yang
disebut insulinase yang dihasilkan oleh plasenta, sehingga mempercepat terjadinya
insulin.
Bila pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat, maka akan timbul
suatu kedaan yang disebut hiperglikemia, sehingga dapat menimbulkan kondisi
kompensasi tubuh seperti meningkatkan rasa haus (polidipsi), mengekskresikan cairan
(poliuri), dan mudah lapar (polifagia).

6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang dirasakan dapat berupa : polidipsi, poliuru, polifagia,
penurunan berat badan, lemah, mengantuk (somnolen), dan dapat timbul ketoasidosis.
Pengaruh diabetes pada kehamilan adalah sebagai berikut :
a. Hiperemesis gravidarum
b. Pemakaian glikogen bertambah
c. Meningkatnya metabolisme basal

Dampak diabetes pada kehamilan adalah sebagai berikut :


a. Abortus dan partus prematurus
b. Preeklamsia
c. Hidramnion
d. Kelainan letak janin
e. Insufisiensi

Pengaruh diabetes pada bayi yang dilahirkan adalah sebagai berikut :


a. Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus
b. Cacat bawaan
c. Dismaturitas
d. Janin besar
e. Kelainan neurologis

7. Manajemen Terapeutik
Manajemen terapeutik yang diberikan bertujuan untuk mencegah kemungkinan
timbulnya komplikasi pada ibu dan mempertinggi angka keselamatan bayi (salvage fetal
rate).
Ada tiga tujuan utma pengobatan diabetes melitus gestasi adalah sebagai berikut :
a. Mencegah timbulnya ketosis dan hipoglikemia
b. Mencegah hiperglikemia dan glikosuria seminimal mungkin
c. Mencapai usia kehamilan seoptimal mungkin
Diet ibu diabetes dalam kehamilan tidak berbeda dengan diet diabetes lainnya, kecuali
penambahan kalori total untuk mencapai penambahan berat badan 10-12 kg selama hamil
dan menjaga asupan karbohidrat tidak kurang dari 200 gram/hari. Diperhatian diet yang
teratur dan asupan kalori total yang tepat diselingi dengan makan kecil (4-6 kali sehari).
Saat tidur diberikan tambahan 25 gram karbohidrat untuk mencegah ketosis pada
malam hari. Pada wanita dengan glukosa dimana GTT intoleransi glukosa tidak diberikan
insulin, tetapi memerlukan pengawasan ketat.

8. Komplikasi Diabetes Melitus


Komplikasi Diabetes Melitus dapat dibagi menjadi dua kategori.
a. Komplikasi metabolik akut
b. Komplikasi-komplikasi vaskular jangka panjang
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL
DENGAN DIABETES MELITUS

Pengkajian
1. RKD (Riwayat Kesehatan Dahulu)
a. Riwayat diabetes
b. Riwayat anak lahir besar
2. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)
a. Adanya keluarga yang menderita DM
3. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)
a. Ditemui adanya tanda-tanda DM, seperti polidipsi, polifagi, poliuri, dan lain-lain.

Saluran Urinarius
Dapat mengalami riwayat poliuria, Infeksi Saluran Kemih (ISK), nefropati makanan dan
cairan, polidipsia, polifagia, mual, muntah, serta penurunan berat badan.

Keamanan
Integritas kulit lengan, paha dapat berubah karena injeksi insulin yang sering, terdapat
kerusakan penglihatan/retinopati, riwayat gejala-gejala infeksi dan/atau positif terhadap
infeksi perkemihan dan vagina.

Status Kebidanan
Tinggi fundus mungkin lebih tinggi atau rendah dari normal terhadap usia gestasi
(hidramnion, ketidaktepatan pertumbuhan janin); riwayat neonatus besar terhadap usia gestasi
(LGA); hidramnion; anomali kongenital; dan kematian janin yang tidak jelas penyebabnya.

Sosial Ekonomi
Masalah faktor sosial ekonomi dapat meningkatkan risiko komplikasi, ketidakadekuatan, atau
kurangnya sistem pendukung yang bertanggung jawab.

Pemeriksaan Diagnostik
Hemoglobin glukosa (HbAlc) kadar glukosa serum acak, kadar keton urine, protein
urine dan kreatinin (24 jam), tes fungsi tiroid, hemoglobin hematokrit, kadar estriol, tes
toleransi glukosa, albumin glukosa, elektrokardiogram, kultur vagina, tes non stres (NST),
ultrasonografi, contraction stress test (CST), oxytocyn chalenge test (OCT), amniosintesis,
serta kriteria profil biofisik.

Diagnosis Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dengan tepat
2. Risiko tinggi cidera janin yang berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa maternal
sebagai perubahan pada sirkulasi
3. Risiko tinggi cedera maternal yang berhubungan dengan perubahan kontrol diabetik,
profil darah abnormal anemia, hipoksia jaringan, dan perubahan respons imun.

Intervensi Keperawatan
1. Diagnosis 1 : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrien dengan tepat
Hasil yang diharapkan :
a. Nutrisi ibu akan meningkatkan 24-30 lb pada masa prenatal atau yang tepat berat
badan sebelum kehamilan
b. Ibu akan mempertahankan glukosa darah puasa antara 60-100 mg dl 1 jam prapartum
tidak lebih 140 mg/dl
c. Ibu akan sering mengungkapkan pemahaman tentang aturan individu dan kebutuhan
pemantauan diri
Rencana Intervensi :
Mandiri :
1) Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam
Rasional : Membantu dalam mengevaluasi pemahaman ibu tentang diet dan/atau
pentingnya menaati aturan diet
2) Tinjau ulang pentingnya makan kudapan yang teratur bila menggunakan insulin
Rasional : Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia postprandial dan
ketosis puasa/kelaparan
3) Bila terjadi hipoglikemia asimtomatik, atasi dengan segelas susu sebanyak 8 oz dan
ulangi tiap 15 menit bila kadar glukosa serum tetap di bawah 70 mg dl.
Rasional : Mual dan muntah dapat mengakibatkan desifiensi karbohidrat yang dapat
menimbulkan metabolisme lemak dan terjadi ketosis
Kolaborasi :
4) Diskusikan dosis, jadwal, dan tipe insulin
Rasional : Penggunaan jumlah besar karbohidrat sederhana untuk mengatasi
hipoglikemia menyebabkan nilai glukosa darah meningkat cepat. Kombinasi
karbohidrat dengan protein mempertahankan normoglikemia lebih lama dan
membantu mempertahankan stabilitas glukosa sepanjang hari
5) Sesuaikan diet atau cara pemberian insulin untuk memenuhi kebutuhan
Rasional : pembagian dosis mempertimbangkan kebutuhan maternal dan rasio waktu
makan terhadap makanan dan memungkinkan kebebasan dalam penjadwalan
makanan. Dosis total setiap hari berdasarkan usia gestasi, berat badan ibu, dan kadar
glukosa serum.
6) Rujuk pada ahli diet dan konseling pertanyaan mengenai diet yang dianjurkan
Rasional : Kebutuhan metabolik pranatal berubah setiap trimester dan penyesuaian
ditentukan oleh penambahan berat badan dan tes laboratorium.
Diet spesifik pada individu diperlukan untuk mempertahankan normoglikemia dan
mendapatkan berat badan yang diinginkan.
7) Tentukan hasil HbAlc setiap 2-4 minggu
Rasional : Memberikan keakuratan gambaran rata-rata kontrol glukosa serum selama
60 hari.
2. Diagnosis 2 : Risiko tinggi cidera janin yang berhubungan dengan peningkatan kadar
glukosa maternal sebagai perubahan pada sirkulasi
Hasil yang diharapkan :
Ibu akan menunjukkan reaksi NST secara normal dan oxytocin challenge test dan/atau
tes stres kontraksi negatif
Rencana Intervensi :
Mandiri :
a. Tentukan klasifikasi White terhadap diabetes, jelaskan klasifikasi serta makna pada
ibu dan pasangan
Rasional : janin kurang berisiko bila klasifikasi White adalah A, B, dan C dengan
klasifikasi D atau di atas akan mengalami masalah ginjal atau komplikasi lainnya.
b. Kaji kontrol diabetik sebelum konsepsi
Rasional : kontrol ketat sebelum konsepsi membantu risiko mortalitas janin dan
anomali kongenital
c. Kaji gerakan janin dan DJJ setiap kunjungan sesuai indikasi. Anjurkan untuk
mencatatnya mulai usia gestasi 18 minggu dan setiap hari mulai minggu ke-34
Rasional : Terjadi isufiensi plasenta dan ketosis maternal mungkin secara negatif
akan mempengaruhi gerakan janin dan DJJ.
d. Pantau adanya tanda hipertensi dalam kehamilan (edema,proteinuria, dan
peningkatan TD)
Rasional : Bermanfaat untuk mengidentifikasi pola pertumbuhan abnormal
e. Berikan informasi tentang efek diabetes yang mungkin pada pertumbuhan dan
perkembangan janin
Rasional : Kira-kira 12-13 dari diabetes menjadi gangguan hipertensi karena
perubahan kardiovaskular berkenaan dengan diabetes
Kolaborasi :
f. Kaji HbAlc setiap 2-4 minggu sesuai indikasi
Rasional : pengetahuan membantu ibu membuat keputusan tentang melaksanakan
aturan dan dapat meningkatkan kerja sama
g. Dapatkan kadar serum alfa fetoprotein (AFP) pada gestasi 14-16 minggu
Rasional : Insiden bayi malformasi secara kongenital meningkat pada wanita dengan
kadar tinggi pada awal kehamilan buruk
h. Siapkan untuk USG pada usia kehamilan 8, 12, 18, 28, dan 36 sampai 38 minggu
sesuai indikasi
Rasional : USG bermanfaat dalam memastikan tanggal gestasi dan membantu
mengevaluasi Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
i. Lakukan NST dan OCT/CST dengan tepat
Rasional : Mengkaji kesejahteraan janin dan keadekuatan perfusi plasenta
3. Diagnosis 3 : Risiko tinggi cedera maternal yang berhubungan dengan perubahan kontrol
diabetik, profil darah abnormal anemia, hipoksia jaringan, dan perubahan respons imun.
Hasil yang diharapkan :
a. Ibu tetap normotensif
b. Ibu tetap mempertahankan normoglikemia
c. Ibu bebas dari komplikasi
Rencana Intervensi :
Mandiri :
1) Perhatikan klasifikasi White untuk diabetes, kaji derajat kontrol diabetik
Rasional : Ibu yang diklasifikasikan memiliki diabetes tipe D, E, atau F memiliki
risiko tinggi mengalami komplikasi
2) Kaji kondisi ibu terhadap perdarahan vagina dan nyeri tekan abdomen
Rasional : Perubahan vaskular yang dihubungkan dengan diabetes menetapkan ibu
pada risiko abrupsio plasenta
3) Kaji adanya edema
Rasional : Ibu diabetik cenderung kelebihan retensi cairan dan hipertensi karena
kehamilan (HKK) akibat perubahan vaskular
4) Tentukan tinggi fundus, periksa adanya edema pada ekstremitas dan dispnea
Rasional : Hidramnion dalam 6-25% ibu diabetik yang hamil. Hal ini terjadi
kemungkinan berhubungan dengan peningkatan kontribusi janin pada cairan amnion
karena hiperglikemia meningkatkan pengeluaran urine janin
5) Kaji dan tinjau ulang tnda dan gejala infeksi saluran kemih (ISK)
Rasional : Deteksi awal ISK dapat mencegah pielonefritis yang memperberat
persalinan
Kolaborasi :
6) Pantau kadar glukosa setiap kunjungan
Rasional : Mendeteksi ancaman ketoasidosis
7) Kaki Hb/Ht pada setiap kunjungan awal kemudian selama trimester kedua dan pada
kehamilan aterm
Rasional : Anemia mungkin ada pada ibu dengan masalah vaskular
8) Instruksikan pemberian insulin sesuai kebutuhan
Rasional : kebutuhan insulin selama kehamilan tidak sama jumlahnya
9) Dapatkan urinalis dan kultur urine, berikan antibiotik sesuai indikasi.
Rasional : Membantu mencegah atau mengatasi pielonefritis
10) Kumpulkan spesimen untuk ekskresi protein total, ibus, kreatinin nitrogen, urea
darah, dan kadar asam urat.
Rasional : Kemungkinan perubahan vaskular dapat merusak fungsi ginjal pada ibu
denga diabetes berat
11) Siapkan ibu untuk melakukan USG pada usia gestasi minggu ke-8, 12, 26, dan 38
kehamilan untuk menentukan ukuran janin dengan menggunakan diameter biparietal,
panjang femur, dan perkiraan berat badan janin
Rasional : Ibu berisiko tinggi terhadap CPD dan distosia karena makrosomia
Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan, mencakup
tindakan mandiri dan kolaborasi
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat,
dan bukan atas petunjuk petugas kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan
bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai.

Anda mungkin juga menyukai