Anda di halaman 1dari 17

PERAN KOPERASI DALAM MENINGKATKAN AKSES

PERMODALAN BAGI UKM ANGGOTANYA


KEPADA SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN

PERAN KOPERASI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING


DI SEKTOR PEREKONOMIAN

Disusun Oleh : Dwi Budi Utami

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
BIODATA

NAMA : Dwi Budi Utami


TTL : Lamongan, 22 Maret 1993
ALAMAT : Ds. Sidomulyo, Dsn. Rowoglagah rt. 04/rw.01
Kec. Deket, Kab. Lamongan, 62291
ASAL KAMPUS : Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Lamongan
EMAIL : gummy6153@gmail.com

NO. HP : 081556606169

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul “Peran Koperasi Dalam Meningkatkan Daya Saing Di Sektor
Perekonomian”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. Hj. Supanik,S.Kep.,Ns.,MM.Kes.,M.Kes selaku direktur Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan.
2. Hj. Iswatun,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing Karya
Tulis Ilmiah yang telah memberikan informasi dan dukungannya
sehingga saya dapat menambah pemahaman tentang peran
koperasi dalam meningkatkan akses permodalan bagi UKM
anggotanya kepada sumber-sumber pembiayaan.
3. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang
telah mendukung penulis dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Adapun tujuan disusunnya karya tulis ilmiah ini adalah untuk
memenuhi lomba Karya Tulis Ilmiah dalam memperingati hari ulang tahun
koperasi yang ke-69 tahun 2016 .
Penulis telah berupaya menyempurnakan karya tulis ilmiah ini,
namun seperti kata pepatah, “Tak ada gading yang tak retak” maka
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
teman-teman dan para pembaca yang sudi meluangkan waktunya untuk
menyimak isi dari karya tulis ilmiah ini.
Penulis sangat berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Lamongan, 20 April 2016

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................... i
BIODATA...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................. 1
1.2 Permasalahan............................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan........................................................ 3
BAB 2 HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Rumusan Masalah........................................................ 4
2.2 Solusi............................................................................. 4
2.2.1 Kendala Peran Koperasi dalam Meningkatkan
Pemodalan bagi Anggota atau Pelaku UKM.... 4
2.2.2 Cara Meningkatkan Wawasan Anggota atau
Pelaku UKM tentang Perkoperasian................. 5
2.2.3 Cara Menjalin Hubungan Saling Percaya
Antara Koperasi Dengan Anggota Atau
Pelaku UKM...................................................... 6
2.2.4 Cara Meningkatkan Peran Koperasi Dalam
Permodalan UKM.............................................. 7
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................... 10
3.2 Penutup......................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 12
LAMPIRAN................................................................................... 13

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan (UUD No 25 Tahun 1992).
Sedangkan menurut UU No 17 Tahun 2012, Koperasi adalah badan
hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum
Koperasi, untuk dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai
modal menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan
bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip Koperasi.
Fungsi dan peranan koperasi salah satunya adalah untuk
mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan
masyarakat. Koperasi juga sebagai wadah untuk meningkatkan
perekonomian rakyat yaitu lapisan masyarakat baik miskin maupun kaya
yang sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi:
“perekonomian disusun bersama atas asas kekeluargaan”.
Dalam rangka perkuatan permodalan guna pengembangan industri
rumah tangga, industri kecil dan menengah, Pemerintah Kabupaten
Lamongan melalui Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan di tahun
anggaran 2016 ini kembali memberikan fasilitasi permodalan dalam
bentuk pinjaman dana bergulir (revolving) bagi IRT-IKM di Kabupaten
Lamongan.
Meskipun pada awal tahun 2016 ini pemerintah telah memfasilitasi
permodalan dalam bentuk pinjaman dana bergulir tersebut, selama ini
masih banyak para anggota UKM yang sulit mendapatkan akses
permodalan bagi usaha mereka. Para pelaku UKM kebanyakan masih

1
mendapatkan kredit modal usaha dari bank keliling atau dari para pelepas
uang dengan tingkat suku bunga yang tinggi dan memberatkan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peranan koperasi masih sangat rendah
terhadap pemberdayaan permodalan UKM. Berikut ini beberapa faktor
yang menyebabkan rendahnya peran koperasi terhadap kemajuan UKM di
kota Lamongan, yaitu: (1) Menurut Kepala Dinas Koperasi Industri dan
Perdagangan (Diskopindag) Lamongan, Setyo Basuki, Senin (03/03/14)
mengatakan, sesuai tahun 2013 UKM mencapai 48.795 unit, sedangkan
jumlah koperasi 1.010 unit koperasi yang ada (894 koperasi yang aktif). Di
sini membuktikan bahwa pertumbuhan UKM lebih pesat dari pada
Koperasi yang ada. (2) Masih rendahnya pemahaman masyarakat akan
pentingnya berkoperasi. (3) Rendahnya kemampuan Sumber Daya
Manusia (SDM) koperasi baik dari sisi pemahaman tentang manfaat
berkoperasi maupun dalam pengelolaan manajemennya. (4) Adanya
stigma negatif dari masyarakat yang menimbulkan kurangnya
kepercayaan dari pelaku UKM terhadap koperasi.
Berbagai faktor yang telah disebutkan menyebabkan pelaku UKM di
kota Lamongan sedikit sekali yang tergabung dalam wadah koperasi
sehingga koperasi masih rendah peranannya dalam membantu
pengembangan UKM melalui penyediaan modal usaha.
Oleh karena itu, perlu sekali kita dapat mengamati dan memahami
apa saja yang menjadikan peluang koperasi Lamongan dalam
meningkatkan permodalan dan mengembangkan usaha UKM di
kabupaten Lamongan.

1.2 Permasalahan
Masalah permodalan masih menjadi kendala utama bagi UKM untuk
tumbuh dan berkembang. Masalah mendasar yang menyebabkan UKM
menemui kesulitan dalam pembiayaan usaha; Pertama, masalah
kolateral/jaminan. Hampir seluruh UKM mengeluhkan sulitnya
mendapatkan pembiayaan dari perbankan karena ada ketentuan jaminan.

2
Akibatnya, permodalan UKM hingga kini lebih banyak menggantungkan
pada pemupukan modal sendiri (self financing) yang sangat terbatas.
Kedua, masalah bunga pinjaman di sektor UKM masih dirasakan sangat
tinggi.

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk lebih meningkatkan permodalan anggota atau pelaku UKM
terhadap koperasi.
1.3.2 Meningkatkan keyakinan masyarakat dan gerakan koperasi akan
manfaatnya melaksanakan pemupukan modal penyertaan.

1.4 Manfaat
1. Diharapkan bisa menjadi masukan bagi pemerintah daerah
kabupaten Lamongan, dalam membuat kebijakan baru yang terkait
dengan revitalisasi fungsi dan peran koperasi dalam meningkatkan
sektor UKM
2. Dapat dijadikan rujukan bagi kebijakan terkait dengan pemberdayaan
koperasi dan UKM.
3. Meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari
sebagian besar masyarakat Kabupaten Lamongan, khususnya
melalui penyediaan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan
dan tingkat kemiskinan.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Rumusan Masalah


2.1.1 Apa saja kendala peran koperasi dalam meningkatkan permodalan
bagi anggota atau pelaku UKM?
2.1.2 Bagaimana cara meningkatkan wawasan anggota atau pelaku UKM
tentang perkoperasian?
2.1.3 Bagaimana cara menjalin hubungan saling percaya antara koperasi
dengan anggota atau pelaku UKM?
2.1.4 Bagaimana cara meningkatkan peran koperasi dalam permodalan
anggota atau pelaku UKM?

2.2 Solusi Masalah


2.2.1 Kendala Peran Koperasi dalam Meningkatkan Pemodalan bagi
Anggota atau Pelaku UKM
Dalam rangka perkuatan permodalan guna pengembangan industri
rumah tangga, industri kecil dan menengah, Pemerintah Kabupaten
Lamongan melalui Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan di tahun
anggaran 2016 ini kembali memberikan fasilitasi permodalan dalam
bentuk pinjaman dana bergulir (revolving) bagi IRT-IKM di Kabupaten
Lamongan.
Meskipun kebijakan baru telah di buat, peran koperasi dalam
meningkatkan pemodalan bagi anggota atau pelaku UKM masih banyak
memiliki kendala, di antaranya adalah sebagai berikut:
2.2.1.1 Menurut Kepala Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan
(Diskopindag) Lamongan, Setyo Basuki, Senin (03/03/14)
mengatakan, sesuai tahun 2013 UKM mencapai 48.795 unit,
sedangkan jumlah koperasi 1.010 unit koperasi yang ada (894
koperasi yang aktif). Di sini membuktikan bahwa pertumbuhan
UKM lebih pesat dari pada keaktifan koperasi yang ada.

4
2.2.1.2 Masih rendahnya pemahaman masyarakat UKM akan pentingnya
berkoperasi. setelah diberlakukannya sistem permodalan
revolving ini, seharusnya pelaku masyarakat UKM lebih
memahami peran koperasi bagi permodalan pelaku UKM.
2.2.1.3 Rendahnya kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) koperasi
baik dari sisi pemahaman tentang manfaat berkoperasi maupun
dalam pengelolaan manajemennya. Di era modern ini, seharusnya
SDM di Lamongan harus lebih meningkatkan kemampuan mereka
dalam bidang TIK, sehingga bisa memudahkan mereka dalam
mencari berbagi informasi tentang perkoperasian.
2.2.1.4 Adanya stigma negatif dari masyarakat yang menimbulkan
kurangnya kepercayaan dari pelaku UKM terhadap koperasi. Ini
menunjukkan bahwa peran koperasi di kabupaten Lamongan
belumlah maksimal.
2.2.1.5 Masalah kolateral/jaminan. Hampir seluruh UKM mengeluhkan
sulitnya mendapatkan pembiayaan dari perbankan karena ada
ketentuan jaminan. Di daerah yang masih pinggiran di kabupaten
Lamongan, masihlah sulit untuk mendapatkan permodalan usaha
mereka.
2.2.1.6 Meskipun dalam sistem permodalan revolving tahun ini yang
mengatakan jika bunga pinjaman hanya 6%, masalah bunga
pinjaman di sektor UKM masih dirasakan sangat tinggi.

2.2.2 Cara Meningkatkan Wawasan Anggota atau Pelaku UKM


tentang Perkoperasian
Di era globalisasi modern saat ini, tentunya terjadi perkembangan
yang sangat pesat dalam bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi
(TIK). Sehingga mau/tidak mau SDM di kabupaten Lamongan haruslah
mampu untuk mengikuti perkembangan itu.
Begitu pula dengan para pelaku UKM. Mereka pun dituntut untuk
mengasai kemampuan mereka dalam bidang TIK. Dengan hal ini mereka

5
dapat menambah wawasan serta pengetahuan mereka tentang
perkoperasian dan hal-hal baru apa saja yang terjadi di perkoperasian
tersebut.
Selain melalui TIK, berikut ini ada beberapa cara untuk
meningkatkan pemahaman wawasan tentang perkoperasian bagi anggota
UKM, yaitu:
2.2.2.1 Salah satu dasar yang harus dilakukan adalah mengembangkan
kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelajar
bangsa sejak dini, baik melalui perkoperasian di tingkat sekolah
maupun perguruan tinggi.
2.2.2.2 Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada anggota koperasi
atau pelaku UKM yang dilaksanakan secara terus menerus untuk
meningkatkan kegiatan dan usaha perkoperasian.
2.2.2.3 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, melakukan inovasi
produk melalui pemanfaatan teknologi tepat guna.
2.2.2.4 Menerapkan peraturan yang ketat dan kaku seperti dipersyaratkan
oleh koperasi-koperasi modern. UKM perlu mendapatkan
perhatian yang besar baik dalam pemerintah maupun masyarakat
agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi
lainnya.

2.2.3 Cara Menjalin Hubungan Saling Percaya Antara Koperasi


Dengan Anggota Atau Pelaku UKM
Seperti fungsi dan peranan koperasi salah satunya adalah untuk
mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan
masyarakat. Koperasi juga sebagai wadah untuk meningkatkan
perekonomian rakyat yaitu lapisan masyarakat baik miskin maupun kaya
yang sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi:
“perekonomian disusun bersama atas asas kekeluargaan”. Oleh karena
itu, untuk menurunkan atau menghapuskan stigma buruk masyarakat
akan perkoperasian supaya lebih terjalin hubungan kekeluargaan yang

6
saling percaya, kita perlu meningkatkan hubungan antara koperasi dan
masyarakat UKM melalui beberapa cara sebagai berikut:
2.2.3.1 Melalui usaha-usaha yang semakin terpadu dalam satu lingkup
sistem yang terarah.
2.2.3.2 Membenahi kondisi internal koperasi, memberikan pelatihan
karyawan, meningkatkan daya jual koperasi dan melakukan
sarana promosi, memperbaiki koperasi secara menyeluruh,
memberikan motivasi dan dorongan kepala seluruh pelaku UKM.

2.2.4 Cara Meningkatkan Peran Koperasi Dalam Permodalan UKM


2.2.4.1 Pembinaan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM)

Pembinaan dan pelatihan sumber daya manusia dapat dilakukan

dengan cara pelatihan manajerial, pembinaan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) maupun pembinaan keterampilan. Hal ini tentu akan

membawa dampak positif bagi Koperasi. Sumber daya manusia yang baik

dan terampil tentu akan membantu memaksimalkan peran koperasi untuk

meningkatkan perekonomian di kabupaten Lamongan.

2.2.4.2 Memperkuat jaringan kemitraan Koperasi

Untuk meningkatkan permodalan perkoperasian, menjalin

kemitraan koperasi tentunya sangat membantu. Jaringan kemitraan ini

bisa melakukan kerja sama melalui perusahaan-perusahaan besar,

perbankan, dan pemerintah daerah kabupaten Lamongan.

2.2.4.3 Merekrut anggota koperasi yang kompeten

Koperasi tidak hanya sekedar merekrut seseorang menjadi

anggota saja melainkan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam

pengelolaan dan pengembangan koperasi, contohnya : dengan mencari

7
pemimpin yang dapat memimpin degan baik, kemudian pengelolaan

dipegang oleh orang yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing.

2.2.4.4 Meningkatkan daya jual koperasi dan melakukan sarana promosi

Membuat koperasi agar terlihat menarik supaya masyarakat

tertarik untuk membeli di koperasi mungkin dengan cara mengecat dinding

koperasi dengan warna-warna yang indah, menyediakan AC,  ruangan

tertata dengan rapi dan menyediakan pelayanan yang baik sehingga

masyarakat puas. Menyebarkan brosur dan mengekspose agar

masyarakat mengetahuinya, sehingga dapat menarik investor untuk

menanamkan modalnya di koperasi.

2.2.4.5 Mengubah kebijakan pelembagaan koperasi

Menggunakan pola penitipan, yaitu dengan menitipkan koperasi

pada dua kekuatan ekonomi lainnya mengubah kebijakan tersebut agar

koperasi dapat tumbuh secara normal layaknya sebuah organisasi

ekonomi yang kreatif, mandiri, dan independen.

2.2.4.6 Memperbaiki koperasi secara menyeluruh

Menyiapkan blue print pengelolaan koperasi secara efektif. Blue

print koperasi ini nantinya diharapkan akan menjadi panduan bagi seluruh

koperasi Indonesia dalam menjalankan kegiatan operasinya secara

profesional, efektif dan efisien. Selain itu diperlukan upaya serius untuk

mendiseminasikan dan mensosialisasikan GCG koperasi dalam format

gerakan nasional berkoperasi secara berkesinambungan kepada warga

masyarakat, baik melalui media pendidikan, media massa, maupun media

8
yang lainnya yang diharapkan akan semakin memajukan perkoperasian

Indonesia.

2.2.4.7 Membenahi kondisi internal koperasi

Membatasi pengurus koperasi yang tidak sesuai proporsinya

memerlukan adanya peraturan yang menutup celah penyimpangan

koperasi. Penyimpangan-penyimpangan yang rawan dilakukan adalah

pemanfaatan kepentingan koperasi untuk kepentingan pribadi,

penyimpangan pengelolaan dana, maupun praktik-praktik KKN.

2.2.4.8 Penggunaan kriteria identitas

Menggunakan kriteria identitas, yang mampu memadukan

pandangan-pandangan baru dan perkembangan-perkembangan muktahir

dalam teori perusahaan ke dalam ilmu koperasi.

2.2.4.9 Menghimpun kekuatan ekonomi dan kekuatan politis

Menghimpun kekuatan sendiri baik kekuatan ekonomi maupun

kekuatan politis untuk memperkuat posisi tawar dalam penentuan

kebijakan perekonomian nasional.

9
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum Koperasi, untuk dengan
pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal menjalankan
usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang
ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip
Koperasi (UU No 17 Tahun 2012). Fungsi dan peranan koperasi
salah satunya adalah untuk mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat. Koperasi juga
sebagai wadah untuk meningkatkan perekonomian rakyat yaitu
lapisan masyarakat baik miskin maupun kaya yang sesuai dengan
UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi: “perekonomian disusun
bersama atas asas kekeluargaan”.
2) Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya peran koperasi
terhadap kemajuan UKM di kota Lamongan, yaitu: (1) Menurut
Kepala Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskopindag)
Lamongan, Setyo Basuki, Senin (03/03/14) mengatakan, sesuai
tahun 2013 UKM mencapai 48.795 unit, sedangkan jumlah koperasi
1.010 unit koperasi yang ada (894 koperasi yang aktif). Di sini
membuktikan bahwa pertumbuhan UKM lebih pesat dari pada
Koperasi yang ada. (2) Masih rendahnya pemahaman masyarakat
akan pentingnya berkoperasi. (3) Rendahnya kemampuan Sumber
Daya Manusia (SDM) koperasi baik dari sisi pemahaman tentang
manfaat berkoperasi maupun dalam pengelolaan manajemennya. (4)
Adanya stigma negatif dari masyarakat yang menimbulkan
kurangnya kepercayaan dari pelaku UKM terhadap koperasi.

10
3) Solusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan peran koperasi
dalam permodalan anggota atau pelaku UKM adalah pembinaan dan
pelatihan sumber daya manusia (SDM), mengubah kebijakan
pelembagaan koperasi, memperbaiki koperasi secara menyeluruh,
membenahi kondisi internal koperasi penggunaan kriteria identitas,
serta meminimalkan bunga dan jaminan pinjaman.

3.2 Saran
Diharapkan bagi pemerintah daerah Kabupaten Lamongan untuk
lebih mendukung perkembangan Koperasi terkait dengan dukungan
berupa pembiayaan, sarana prasarana serta pelatihan SDM.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ari, Ari Sucipta. 2013. Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17


Tahun 2012 Dilihat dari segi Definisi.
http://igedearisuciptayasa.blogspot.co.id/2013/04/perbedaan-uu-
no-25-tahun-1992-dan-uu-no_10.html (diakses tanggal 20 April
2016 pukul 16:42)

Baswir, Revrisornd. 1997. KOPERASI INDONESIA. Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta

Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur. 2015. Regulasi atau


peraturan/undang-undang yang berkaitan dengan koperasi dan
UMKM.
diskopumkm.jatimprov.go.id/view-media.php?
pages=content&id=55&bidang= (diakses pada tanggal 20 April
pukul 16:56)

Diskoperindag. 2016. PINJAMAN DANA BERGULIR (REVOLVING) BAGI


IRT-IKM KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2016.
http://lamongankab.go.id/instansi/diskoperindag/?p=1251
(diakses pada tanggal 20 april 2016 pukul 17:15)

Harsono,dkk. 2006. Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan. Yogyakarta:


Pustaka Widyatama.

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai