Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL REPORT

Dosen pengampu : Drs. Syahruddin Harahap, M.Si.

Oleh:

NURUL HASANAH

5173143019

PENDIDIKAN TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
serta karunianya penulis dapat menyelesaikan CRITICAL JOURNAL REPORT

ini tepat waktu. Penulis mengharapkan critical journal ini dapat memberikan
informasi kepada pembaca tentang materi ini dan dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Terlepas dari semua itu, penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenaan dan penulis memohon
atas kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan critical
journal ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membaca critical journal riview ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa melindungi segala kegiatan kita.

Medan, Mei 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendidikan Kewarganegaraan atau sering disebut dengan PKn merupakan


salah satu mata pelajaran yang wajib di Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi tertulis bahwa pendidikan
kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang fokus pada pembentukan warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan akhlak serta kewajibannya
sebagai warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai
dengan Pancasila dan UUD 1945. Oleh sebab itu PKn di SD merupakan salah satu
mata pelajaran yang penting untuk diajarkan kepada siswa. Melalui mata pelajaran
PKn siswa akan memahami mengenai hak dan kewajibannya sebagai warga negara
sehingga dapat membekali siswa sikap yang sesuai dengan norma yang berlaku.
Selain itu, mata pelajaran PKn juga bertujuan untuk menanamkan nilai dalam
proses pembentukan warga negara yang cinta terhadap NKRI. Agar tujuan dalam
pembelajaran PKn di atas dapat terwujud, maka pembelajaran PKn hendaknya
disampaikan agar dapat bermakna bagi kehidupan siswa. Pembelajaran dapat
bermakna bagi siswa apabila tujuan dari pembelajaran PKn dapat terwujud.

Pembelajaran PKn dibuat sedemikian rupa sehingga peserta didik


mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang berharga. Pembelajaran PKn
hendaknya dilakukan dengan melibatkan siswa secara aktif. Siswa dilatih agar
dapat menggali pengetahuannya sendiri sehingga akan lebih bermakna bagi siswa.
Selain itu, siswa dilatih agar dapat aktif dalam proses pebelajaran melalui diskusi,
permainan dan sebagainya. Pembelajaran PKn harus dapat menjadi wahana untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar dapat menjadi
generasi penerus bangsa yang cerdas, terampil dan berkarakter sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945. Oleh sebab itu, pembelajaran PKn haruslah berpusat
pada siswa.

1.2 Tujuan

* Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal

* Untuk mengetahui isi penelitian tentnag jurnal


BAB II

PEMBAHASAN
IDENTITAS JURNAL I

Judul Jurnal : JURNAL PPKN UNJ ONLINE

Judul Artikel :“PERAN GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA

PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK”

Download :
http://www.undana.ac.id/jsmallfib_top/JURNAL/PENDIDIKAN/PEN

DIDIKAN_2013/PERAN%20GURU%20PENDIDIKAN%20PANCA

SILA%20DAN%20KEWARGANEGARAAN.pdf

Halaman :15 halaman

Volume :1

Nomor :2

Tahun : 2013

Nama Pengarang :Fadil Yudia Fauzi, Ismail Arianto, Etin Solihatin)

Reviewer : Nurul Hasanah

Tanggal : 20 Mei 2019

ISSN :2337-5205

RINGKASAN JURNAL I

Tujuan Penelitian

PPKn merupakan mata pelajaran yang sarat isi dengan nilainilai pancasila
untuk membentuk kepribadian. PPKn tidak cukup hanya sampai pada penghafalan,
melainkan PPKn diterapkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dalam
bentuk perbuatan, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila bukan untuk dihafal
melainkan untuk dipraktekan dalam kehidupan nyata. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk membentuk kepribadian. Akan tetapi di era globalisasi saat ini seiring
kemajuan teknologi, nilai-nilai kesopanan, budi pekerti seakan telah diabaikan.
Yang mengakibatkan prilaku yang peserta didik menyimpang. Hal ini dikarenakan
krisis karakter bangsa. Jadi pendidikan karakter sangat terpengaruhi oleh
pendidikan kewarganegaraan, dimana pendidikan kewarganegaraan memiliki
peranan penting dalam pembentukan karakter. Karena pendidikan
kewarganegaraan mencakup semua poin-poin karakter. Yang termasuk poin
karakter didalam pendidikan kewarganegaraan adalah budi pekerti, moral, norma.

Subjek Penelitian

Warga negara Indonesia seperti pendidik, siswa/siswi, anak-anak bangsa


dan masyarakat Indonesia. Assesment Data Informasi tentang fakta- fakta yang ada
dilapangan dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif


dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dirancang untuk memperoleh informasi tentang fakta- fakta yang ada dilapangan,
yakni mengenai ”PPKn dalam mewujudkan pembentukan karakter peserta didik
SMAN 1 Sukatani”. Peneliti mengguna kan metode deskriptif dikarenakan
datadata yang dikumpulkan berupa kata kata, gambar, dan bukan angka-angka.
Sehingga laporan penelitian akan berisi data- data untuk memberi gambaran pada
penyajian laporan tersebut.

Langkah Penelitian

Tentang fakta- fakta yang ada dilapangan, yakni mengenai ”PPKn dalam
mewujudkan pembentukan karak ter peserta didik SMAN 1 Sukatani”. Peneliti
mengguna kan metode deskriptif dikarenakan datadata yang dikumpulkan berupa
kata kata, gambar, dan bukan angka-angka. Sehingga laporan penelitian akan berisi
data- data untuk memberi gambaran pada penyajian laporan tersebut.

Hasil Penelitian
Karakter sering disamakan dengan budi pekerti, ada pula yang
mendefinisikan karakter sebagai sistem keyakinan dan kebiasaan. Jika kita
simpulkan karakter adalah akhlak atau moralyang sudah tertanam dalam pikiran,
dengan kata lain karakter itu sebuah kebiasaan yang sudah ditanamkan oleh
lingkungan keluarga. Pembentukan karakter anak memang semestinya dilakukan
oleh orang tua. Namun, ketika anak berada di sekolah, maka yang menjadi orang
tua anak adalah guru. Sehubungan dengan perannya sebagai pembentuk karakter
anak di sekolah, maka guru dituntut untuk sungguh-sungguh menjalankan peran
tersebut, karena salah membentuk karakter anak akan berakibat fatal bagi
kehidupan anak. Oleh karena itu guru memiliki peran penting dan strategis bagi
setiap pembaharuan pendidikan, hal ini yang menuntut guru untuk memiliki cara
bertindak untuk menanmkan pendidikan karakter.

Maka dari itu anak memiliki karakter yang berbeda-beda, karena setiap
keluarga memiliki karakter yang berbeda yang ditanamkan kepada anak dan
menjadi kebiasaan, pihak sekolah hanya bersifat mengasah dan memperdalam lagi
karakter mereka. Oleh karena itu apabila si anak tidak mendapatkan pendidikan
karakter dari keluarganya dari pihak sekolah agak kesulitan dalam membentuk
karakter peserta didik. Seorang guru harus menjadi seorang pengasuh bagi peserta
didik, menjadi panutan dan teladan untuk dicontoh oleh peserta didik, guru pula
harus menjadi pembimbing untuk membimbing anak didiknya yang memiliki
integritas dan kedisiplanan dalam kehidupan sehari-hari. Namun upaya
pembentukan karakter anak merupakan hal yang tidak mudah dijalankan oleh
seorang guru. Guru akan kesulitan dalam membentuk karakter anak, jika tidak ada
dukungan dari keluarga dan masyarakat yang ada di lingkungan peserta didik.

Pembentukan karakter merupakan tanggung jawab bersama antara guru,


keluarga dan masyarakat.Peranan guru dalam pembentukan karakter di sekolah
sebagai contoh atau teladan bagi anak khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Oleh karena itu seorang guru haruslah memberi contoh yang baik, segala tingkah
lakunya tidak bertentangan dengan norma dan nilai yang berlaku dimas yarakat.

Kekuatan Penelitian

1. Penelitian mudah dilaksanakan karena peneliti mengadakan penelitian secara

langsung ke lapangan untuk mensurvei tentang informasi serta fakta-fakta yang


akan diteliti.

2. Pendeskripsian hasil penelitian secara jelas di paparkan dan membuat para


pembaca mudah memahaminya.
3. Penelitian ini juga memiliki menghasilkan banyak pengetahuan khususnya
mengenai betapa pentingnya pelajaran PKN yang dimana peserta didik diharapkan
memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila sehingga terciptalah
generasi bangsa yang cerdas dan bermoral.

Kelemahan Penelitian

1. Yang membuat penelitian ini memiliki kelemahan yaitu karena peneliti tidak
menampilkan gambar permasalahan yang sedang Ia teliti membuat penilitian ini
kurang akurat.

2. Penjelasan mengenai proses dari penelitian tidak jelas dicantumkan dalam


artikel tersebut.

3. Hasil dari penelitian yang dilakukan tidak merinci dicantumkan dalam artikel
tersebut.

Kesimpulan

Guru PKn dalam membentuk karakter peserta didik memiliki peranan yang sangat
penting. Karena PKn merupaka pelajaran yang bertujuan untuk membentuk
warganegara yang baik dalam kehidupan sehari-hari atau dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Serta memiliki karakter yang berbudi luhur. Dengan
demikian, dengah adanya guru yang memiliki mutu tinggi dalam pembinaan
karakter peserta didik serta pendidikan pancasila dan kewarganegaraan diharapkan
dapat membentuk peserta didik yang memiliki kepribadian yang sesuai dengan
nilai-nilai pancasila sehingga terciptalah generasi bangsa yang cerdas dan
bermoral.

IDENTITAS JURNAL II

Judul Jurnal : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Artikel :Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Pada Mata Pelajaran


PKn melalui Model Cooperative LearningTipe TGT (Teams Games Tournament)

Download :http://www.e-jurnal.com/2017/05/peningkatan-hasil-
belajar-kognitifpada.

html
Halaman : 12 halaman

Volume : 17

Nomor :-

Tahun : 2016

Nama Pengarang :ItaPurnamasari

Reviewer : Nurul Hasanah

Tanggal : 20 Mei 2019

ISSN :-

RINGKASAN JURNAL II

Tujuan Penelitian

PKn hendaknya disampaikan agar dapat bermakna bagi kehidupan siswa.


Pembelajaran dapat bermakna bagi siswa apabila tujuan dari pembelajaran PKn
dapat terwujud. Pembelajaran PKn dibuat sedemikian rupa sehingga peserta didik
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang berharga. Pembelajaran PKn
hendaknya dilakukan dengan melibatkan siswa secara aktif. Siswa dilatih agar
dapat menggali pengetahuannya sendiri sehingga akan lebih bermakna bagi siswa.
Selain itu, siswa dilatih agar dapat aktif dalam proses pebelajaran melalui
diskusi,permainan dan sebagainya. Pembelajaran PKn harus dapat menjadi wahana
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar dapat menjadi
generasi penerus bangsa yang cerdas, terampil dan berkarakter sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945. Oleh sebab itu, pembelajaran PKn haruslah berpusat
pada siswa.

Subjek Penelitian

Siswa kelas IV B di SD N Sendangsari

Assesment Data

Peneliti menggunakan data yang akurat seperti presentase para siswa kelas
IV B di SD N Sendangsari.
Metode Penelitian

Jenis Penelitian, Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu


penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1)
merencanakan, (2) melaksanakan, (3) dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (WijayaKusumah & Dedi
Dwitagama, 2011 : 7). Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru
kelas IV di SD N Sendangsari. Model penelitian yang digunakan yaitu model
penelitian menurut Kemmis dan Mc Taggart. Pada model penelitian tersebut
peneliti menggunakan dua siklus.Waktu dan Tempat Penelitian, Penelitian ini
dilaksanakan pada Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 yaitu tepatnya pada bulan
Maret sampai April tahun 2016. Adapun tempat penelitian dilakukan di SD Negeri
Sendangsari Pajangan Bantul. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Sendangsari dengan jumlah 27 siswa
yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Objek penelitian ini
yaitu peningkatan hasil belajar kognitif pada mata pelajaran PKn melalui model
cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournament).Data, Instrumen

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes,


wawancara dan dokumentasi, observasi dilakukan untuk mengamati jalannya
proses pembelajaran menggunakan modelcooperative learning tipe TGT yang
sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan mencatatnya dalam lembar observasi
checklist. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa pada mata
pelajaran PKn. Tes dalam penelitian ini diberikan pada setiap pertemuan di akhir
pembelajaran yang berupa LKS dan soal evaluasi.

Wawancara dilakukan dengan guru kelas untuk mengetahui hasil belajar


siswa kelas IV B SD N Sendangsari sedangkan dokumentasi digunakan untuk
mendokumentasikan proses pembelajaran yang dilakukan pada saat pembelajaran
berupa gambar.

Langkah Penelitian

Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan langkah-


langkah sebagai berikut:

1. Observasi pra tindakan, yaitu melalui wawancara dengan guru untuk mencari
data

2. hasil belajar kognitif PKn siswa kelas IV SD N Sendangsari.

3. Perencanaan yang meliputi pembuatan RPP,mempersiapkan peralatan serta


media yangdigunakan, lembar observasi dan kamera untukmendokumentasikan

pembelajaran.

Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian terbukti bahwa penggunaan model cooperative


learning tipe TGT dapat meningkatkan ha sil belajar kognitif siswa. Cara yang
dapat dilakukan dengan menciptakan suatu pembelajaran yang aktif serta
menyenangkan bagi siswa yaitu salah satunya dengan pemilihan model
pembalajaran yang tepat. Salah satu model pembalajaran yang menyenangkan dan
menjadikan siswa aktif adalah model cooperative learningtipe TGT (Teams Games
Tournament) karena dalam pembelajaran terdapat game akademik, turnamen dan
penghargaan terhadap tim. Dengan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan
maka siswa akan dengan mudah memahami materi yangdipelajari sehingga
akanmeningkatkan hasil belajar siswa.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Slavin (2008: 163) yang menyatakan
bahwa TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis,
sistem skor kemajuan individu dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim
mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti
mereka. Melalui turnamen akademik, kuis serta penghargaan terhadap tim yang
memperoleh skor tertinggi menjadikan pembelajaran dengan model cooperative
learning tipe TGT sebagai model pembelajaran yang menyenangkan dan
mengaktifkan siswa sehingga hasil belajar siswa akan meningkat yang nilainya
memenuhi KKM ( ≥75) yaitu pada pra tindakan hanya 9 siswa atau 33,333%
meningkat di siklus I menjadi 17 siswa atau 62,963% dan meningkat kembali di
siklus II menjadi 24 siswa atau 88,889%. Peningkatan hasil belajar kognitif
dikarenakan guru menggunakan model cooperative learning tipe TGT sehingga
dapat menjadikan pembelajaran menyenangkan dan menarik bagi siswa serta
menjadikan siswa aktif selama proses pembelajaran yang mengakibatan hasil
belajar kognitif dapat meningkat.

Kekuatan Penelitian

1. Peneliti membuat jurnal ini menjadi komples dan sangat jelas karenapeneliti
menyajikan data secara akurat

2. Peneliti sangat baik dalam tinjauan lapangan yang Ia teliti sehingga jurnal ini
mudah di pahami

3. Peneliti benar-benar melakukan penelitian dengan baik sehingga mampu


menyajikan data secara akurat

Kelemahan Penelitian

Saya rasa jurnal ini tidak memiliki kelemahan karena peneliti memaparkan
informasi dengan sangat jelas dan mudah dipahami oleh pembacanya.
BAB III

PERBANDINGAN ANTARA JURNAL I DAN JURNAL II


Adapun perbadingan antara kedua jurnal tersebut ialah jurnal I dan II,
keduanya membahas topik yang sama, yaitu pendidikan kewarganegaraan.
Pendidikan kewarganegaraan adalah topic utama dalam kedua jurnal tersebut. Di
dalam jurnal I dibahas mengenai bagamana peran guru pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan dalam upaya pembentukan karakter peserta didik. Di jurnal II
membahas bagaimana hasil belajar kognitif Mata Pelajaran PKnpadasiswa. Dalam
hal ini jurnal I dan II dapat disatukan menjadi jurnal yang sangat bagus dan efektif
karena isinya saling mengisi dan keterkaitan antar jurnal tersebut sangat erat.
Karena kedua jurnal ini saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Jika
jurnal I mengacu kepada mengacu pada pendalaman kewarganegaraan si guru
yang akan mengajari peserta didiknyamaka jurnal II mengacu pada cara si guru
yang akan meningkatkan nilaikognitifsiswanya.

Dan dikarenakan hal itu, menurut saya kedua jurnal ini daapat
dikategorikan sebagai jurnal yang bagus. Dari segi peningkatan kemampuan, jurnal
I memberikan beberapa hal yang spesifik mengenai peran guru jaman sekarang,
sedangkan pada jurnal II berisi hal yang harus diperhatikan seorang guru
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan untuk meningkatkan kemampuannya.
Dalam hal ini menurut sayakedua jurnal ini juga sama bagusnya, karena dalam
kedua jurnal ini terdapat hal-hal yang harus diperhatikan oleh subjek penelitian
(peserta didik dan guru) untuk peningkatan kemampuan mereka dalam pendidikan
kewarganegaraan.

Dari segi penyajian penelitian, jurnal Itidak terdapat detail penelitian yang
telah dilakukan pada guru pendidikan pancasila dan kewarganegraan. Sedangkan
jurnal II memberikan hasil dan proses yang merinci serta mendetail mengenai
proses penelitian yang dibahas. Meskipun telah dijelaskan bahwa metode
penelitian adalah deskripsi tetapi menurut saya ini adalah kekurangan. Karena
menurut saya, jurnal yang baik itu adalah jurnal yang memiliki data yang merinci
mengenai penelitian yang telah dilakukan. Dalam hal ini menurut saya, jurnal II
lebih baik dibanding dengan jurnal I.
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa


hasil belajar kognitif PKn pokok bahasan globalisasi siswa kelas IV B SD Negeri
Sendangsari dapat meningkat karena pembelajaran menggunakan model
cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournament). Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pembelajaran PKn menggunakan model cooperative
learning tipe TGT yaitu dengan adanya game akademik, tournament tim,
penghitungan skor dan penghargaan terhadap tim yang memperoleh skor tertinggi.
Pembelajaran dengan model tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
kognitif siswa pada mata pelajaran PKn kelas IV B SD Negeri Sendangsari. Hal
tersebut ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas yaitu pada saat pra
tindakan sebesar 67 meningkat di siklus I menjadi 75,73 serta meningkat menjadi
83,15 pada siklus II.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka disarankan hal-hal sebagai berikut :

1.Untuk siswa, hasil belajar kognitif yang sudahbaik karena pembelajaran dengan
modelcooperative learning tipe TGT (Teams GamesTournament) sehingga siswa
aktif dalamkegiatan pembelajaran PKn harus tetapditingkatkan lagi.

2.Untuk guru, peningkatan hasil belajar kognitifsiswa dengan menggunakan model


cooperativelearning tipe TGT (Teams Games Tournament)dapat digunakan
sebagai dasar pertimbanganuntuk merancang kegiatan pembelajatanselanjutnya.

3.Untuk sekolah, pembelajaran denganmenggunakan model pembelajaran


cooperativelearning tipe TGT (Teams Games Tournament)perlu didukung dengan
penyediaan berbagaisarana dan prasana yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Erna Iswant i. (2008). Mendidik Anak dengan Bermain. Yogyakarta : Arti Bumi
Intaran.Isjoni. (2007). Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia- Malaysia.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya Offset.

Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung: Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai