KUPANG
MATA KULIAH MANAGEMENT KLB DAN BENCANA
Disusun oleh :
Denilay Richardo Rambing
101814305511
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM MAGISTER EPIDEMIOLOGI
SURABAYA
2018
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul/Cover.............................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
Daftar Gambar.......................................................................................................iii
BAB I Tahap Penyelidikan Wabah dari Dinas Kesehatan Kota Kupang
A. Persiapan............................................................................................1
B. Pemastian Diagnostik.........................................................................3
C. Strategi Penelusuran Kasus................................................................7
D. Pemastian KLB...................................................................................8
E. Identifikasi Penyebab KLB.................................................................9
F. Penanggulangan yang Sudah Dilakukan.............................................11
G. Cara Memastikan KLB Berakhir........................................................16
H. Analisis Kritis terhadap Kelemahan Tahapan yang dilakukan Dinas
Kesehatan Kota Kupang.....................................................................17
BAB II Laporan Survei
A. Survei Penderita dan Suspect ............................................................19
B. Survei Lingkungan (Survei Jentik / Penangkapan Jentik)..................23
C. Survei Masyarakat untuk Identifikasi Faktor Lain Penyebab KLB. . .26
BAB III Penutup
A. Kesimpulan.........................................................................................30
B. Saran...................................................................................................30
Daftar Pustaka...................................................................................................32
Lampiran...........................................................................................................33
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
A. Persiapan
Sebelum penyelidikan KLB dilaksanakan, perlu adanya persiapan dan
rencana kerja. Persiapan lapangan sebaiknya dikerjakan secepat mungkin,
dalam 24 jam pertama sesudah adanya informasi. Namun pada praktikum
penyelidikan KLB malaria Kupang yang dilakukan mahasiswa Epidemiologi,
persiapan dilakukan setelah Dinas Kesehatan Kota Kupang menetapkan KLB
malaria di kota Kupang (Imaginatif). Persiapan dapat dikelompokkan menjadi
3 kategori, yaitu:
a. Persiapan investigasi yaitu pengetahuan perlengkapan dan alat
untuk penyelidikan malaria.
Hal yang termasuk dalam kategori ini adalah :
Persiapan pengetahuan mengenai penyakit malaria meliputi
penyebab, gejala klinis, cara penularan, masa inkubasi,
diagnosis, kriteria KLB malaria, dan bionomik vektor
Pengetahuan tentang keterampilan melakukan investigasi
lapangan, termasuk pengetahuan dan teknik pengumpulan data
serta manajemen spesimen
Pengetahuan dan keterampilan melakukan analisis data dengan
komputer
Dukungan tinjauan kepustakaan ilmiah yang memadai
Material instrumen investigasi, seperti kuesioner, peralatan yang
dibutuhkan untuk pengambilan sampel darah penduduk,
peralatan tes RDT, serta berbagai alat yang dapat digunakan
untuk mengamati bionomik vektor seperti ciduk dan pipet.
b. Persiapan administrasi yaitu prosedur administrasi termasuk izin
dan pengaturan perjalanan (imaginative) .
Hal yang dilakukan dalam persiapan administrasi adalah
mempersiapkan aspek administratif dari investigasi, seperti penyediaan
perizinan, surat-surat atau dokumen formal/legal dalam melakukan
investigasi, penyediaan dana yang memadai, transportasi, penginapan,
dan konsumsi yang dapat digunakan, persiapan dokumentasi, pembagian
tugas dan koordinasi dalam tim.
Perizinan dapat ditujukan kepada Dinas kesehatan atau Puskesmas
terkait, yang berada di wilayah yang akan diselidiki. Perizinan ini
bertujuan untuk legalitas kegiatan dan bentuk koordinasi agar dapat
dilakukan pertimbangan dalam penetapan status KLB suatu penyakit di
wilayah tersebut.
c. Persiapan kosultasi : peran masing-masing petugas yang turun ke
lapangan( Imaginatif).
Pada tahap ini harus dipikirkan mengenai peran dan posisi kami
dalam proses investigasi. Peran kami dalam praktikum penyelidikan
KLB malaria Kupang adalah membantu petugas DKK Kupang dan
Puskesmas dalam melakukan penyelidikan KLB malaria di puskesmas
Alak, Kecamatan Alak. Langkah-langkah persiapan yaitu :
a. Konfimasi Informasi. Pemastian terlebih dahulu, penyakit yang
sedang mewabah, apakah malaria atau bukan. Pemastian ini dapat
dilakukan dengan mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan
primer atau analisis sistem kewaspadaan dini daerah tersebut
dengan memeriksa data yang tersedia misalnya gejala dan hasil
laboratorium. Gejala yang terjadi saat terkena malaria diantaranya
anemia, demam, menggigil, nyeri kepala, mual, dan muntah.
Kemudian mempelajari keadaan geografis dan bagaimana
transportasi ke daerah KLB.
b. Pembuatan rencana kerja oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang
dengan melakukan rapat koordinasi. Dari informasi tersebut
kemudian ditetapkan tujuan penyelidikan KLB dan membuat
rencana kerja. Rencana kerja meliputi :
1) Pembuatan definisi kasus awal. Definisi kasus sangat penting
karena akan menjadi pedoman bagi tim penyidik lapangan
dalam penemuan kasus. Definisi kasus harus bersifat tegas,
disertai data klinik dan epidemiologi (nama penyakit, tanda dan
gejala, lingkungan epidemiologi yang berkaitan dengan kasus
dan hasil laboratorium).
2) Hipotesis awal mengenai agen penyebab, sumber dan cara
penularan
3) Macam dan sumber data yang diperlukan
4) Strategi penemuan kasus
5) Sarana dan tenaga yang diperlukan.
B. Pemastian Diagnostic
Sebelum dipastikan adanya KLB malaria pada kelompok masyarakat,
langkah pemastian diagnostik penyakit perlu dilakukan pada tiap individu di
wilayah tersebut. Tujuan diagnosis penyakit adalah untuk memastikan
diagnosis penyakit yang terjadi dan mencegah kemungkinan kesalahan
laporan. Malaria harus cepat terdiagnosis untuk mencegah penyebaran lebih
lanjut di masyarakat terutama melalui infeksi lokal. Diagnosis malaria
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium.
Langkah pemastian diagnostik didasarkan pada kasus dan dilakukan
secara spesifik untuk penentuan kasus selanjutnya. Langkah-langkah
pemastian diagnostik meliputi:
a. Pemeriksaan
1) Anamnesis
Anamnesis dilakukan berdasarkan :
Gejala awal pada penyakit malaria yaitu :
o Demam
o Menggigil
o Berkeringat
o Sakit kepala
o Nyeri otot
o Mual
o Muntah
o Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu ke daerah
endemik malaria.
o Riwayat sakit malaria.
o Riwayat transfusi darah.
o Riwayat minum obat malaria 1 bulan terakhir.
2) Pemeriksaan Fisik
Badan lemah
Pucat
Kebingungan
Koma
Anemia berat
Sulit bernafas
Pada penderita malaria berat, dapat disertai satu atau lebih gejala
berikut :
a) Semi kuantitatif
(-) = negative (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)
(+) = positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB)
(++) = positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100
LPB)
(+++) = positif 3 (ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB)
(++++) = positif 4 (ditemukan >10 parsit dalam 1 LPB)
Hasil positif malaria akan menunjukkan parasit
plasmodium yang menginfeksi sel darah merah.
b) Kuantitatif
Kepadatan parasit dihitung pada tetes darah tebal
dengan menghitung jumlah parasit per 200 lekosit atau
dihitung melalui sediaan darah tipis per 1000 eritrosit.
Untuk penderita malaria berat perlu memperhatikan
hal-hal berikut :
a. Bila pemeriksaan sediaan darah pertama negatif, perlu
pemeriksaan ulang setiap 6 jam selama 3 hari berturut-
turut
b. Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal selama 3
hari berturut-turut tidak ditemukan lagi parasit maka
diagnosis malaria disingkirkan
3) Nama : Hendrikus
Umur : 37 Tahun
Pekerjaan : Petani
Mulai sakit : 11 Maret 2017
Riwayat penyebab sakit
Pernah mondok di daerah Alak dan kemungkinan tertular
malaria saat mondok. Plasmodium di dalam tubuhnya sudah
mencapai stadium gamet. Sehingga ketika beliau pulang ke
rumah beliau menjadi sumber penularan malaria (indeks kasus).
4) Nama : Petrus
Umur : 23 Tahun
Pekerjaan : Pelajar
Mulai sakit : 20 April 2016
5) Nama : Arnoldus
Umur : 13 Tahun
Pekerjaan : Pelajar
Mulai sakit : 21 April 2017
6) Nama : Mariana
Umur : 23 Tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Mulai sakit : 20 April 2017
7) Nama : Viktor
Umur : 28 Tahun
Pekerjaan : Petani
Mulai sakit : 20 April 2017
8) Nama : Putri
Umur : 8 Tahun
Pekerjaan : Tidak bekerja
Mulai sakit : 21 April 2017
9) Nama : James
Umur : 24 Tahun
Pekerjaan : Tidak bekerja
Mulai Sakit : 19 April 2017
2. Survei suspect
Berdasarkan MBS (Mass Blood Survey) yang dilakukan kepada
121 penduduk dukuh Gunung Asem dengan RDT tidak ditemukan
penderita baru malaria. 5 orang warga yang dilakukan RDT tidak
menunjukkan hasil positif mengandung Plasmodium falcifarum maupun
Plasmodium vivax.
B. Survei Lingkungan
Survei lingkungan pada daerah endemis malaria bertujuan untuk
mengetahui indikasi vector penyebar malaria dan mengetahui apakah
lingkungan di sekitar rumah warga yang terserang malaria ada perindukan
nyamuk yang menyebabkan wabah malaria. Faktor risiko lingkungan yang
terkait dengan keberadaan jentik dan vektor malaria antara lain :
1. Kualitas air dalam hal ini suhu air dilokasi yang terdapat
jentik Anophelesberkisar antara 30,0 – 32,4OC, sedangkan pH anatara
3,4 – 5,7. Suhu air dan pH memungkinkan untuk terdapatnya
jentik Anopheles.
2. Kualitas udara dalam hal ini kelembaban antara 90,0 – 91,0%, suhu air
30,0 – 32,4, kecepatan angin yang 1,30 – 2,90 meter per detik
merupakan tingkat kelembaban, suhu dan kecepatan angin yang
optimum bagi perkembangan dan penyebaran nyamuk Anopheles
Menurut Yudhastuti R (2008) keadaan lingkungan sekitar tempat
tinggal seperti rawa, sawah, sungai dan kolam berperan terhadap kejadian
malaria. Hal ini disebabkan karena tempat-tempat tersebut berpotensi
sebagai tempat hidup nyamuk Anopheles.
Menurut Subki (2000) menyatakan adanya hubungan yang
bermakna antara tempat perindukan nyamuk dengan kejadian malaria
yaitu penduduk yang disekitar tempat tinggalnya ada tempat perindukan
nyamuk (genangan air, kolong bekas galian timah, rawa, sungai dan kebun
dengan jarak < 2 km dari tempat tinggal mempunyai resiko 2,31 kali
sampai 2,98 kali untuk terkena malaria.
Survei lingkungan yang dilakukan di Alak desa Alak kecamatan
Alak mendapatkan hasil :
1. Tempat tinggal penderita berdekatan dengan sawah, kebun, dan hutan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1) Berdasarkan surveI penderita malaria yang dilakukan di Alak ada 14
penderita malaria yang teridentifikasi. 3 orang berasal dari satu keluarga
sedangkan 11 orang berasal dari keluarga berbeda.
2) Berdasarkan hasil surveI yang dilakukan sebagian besar responden di
Alak menunjukkan adanya riwayat kontak dengan kasus sebelumnya
seperti keluarga yang tinggal satu rumah, tetangga maupun teman di
tempat pekerjaan.
3) Survei lingkungan yang dilakukan diketahui bahwa tempat tinggal
penderita berdekatan dengan sawah, kebun, dan hutan, dekat mata air dan
banyak genangan air serta udara cukup lembab.
4) Pada survei jentik ditemukan jentik Anopheles di tempat perindukan
kolam.
5) Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan diketahui bahwa Faktor
Risiko Malaria di desa Alak antara lain yaitu kondisi geografis,
kebiasaan masyarakat keluar malam, pengobatan dan deteksi yang
terlambat, ventilasi rumah yang terbuka, dan pemakaian kelambu yang
tidak teratur.
6) Penanggulangan KLB malaria yang telah dilakukan DKK Kupang
khususnya di Desa Alak yaitu Pemberian Kelambu kepada penderita, IRS
dan Kerjasama Lintas Sektoral.
B. SARAN
1) Peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini kasus malaria untuk mencegah
terjadinya KLB
2) Monitoring dan evaluasi terhadap pemakaian kelambu yang telah
dibagikan kepada penderita
3) Mengoptimalkan peran Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK) desa untuk
mencegah berkembangbiaknya jentik Anopheles guna mencegah KLB
malaria
4) Peran aktif msyarakat dalam memberantas breading place dan resting
place nyamuk serta menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah
berkembangbiaknya nyamuk Anopheles
DAFTAR PUSTAKA
http://www.cdc.gov/malaria/diagnosis_treatment/diagnosis.html d