PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia maritim adalah dunia yang penuh akan tantangan, dimana setiap
pelaut dituntut untuk terampil dan cakap demi keselamatan kapal dan awaknya
mengingat keadaan darurat yang tidak bisa kita duga sebelumnya dan dating
tiba-tiba, baik kebakaran, kandas, tabrakan, bocor, tenggelam serta keadaan
darurat lainnya. Untuk itu doperlukan peralatan misalnya dengan
menggunakan GPS (Global Positing Sistem) demi kelancaran pelayaran.
1
2
yang diberikan. Sebelum hal tersebut dijelaskan lebih lanjut, beberapa konsep
dasar tentang posisi akan dijelaskan terlebih dahulu secara singkat.
Bagian dari ke dua GPS (Global Positing Sistem) tersebut garis besarnya
sama.
B. PEMBATASAN MASALAH
Praktek Laut (Prala) ini adalah salah satu program di Akademi Maritim
Cirebon (AMC) yang harus dilaksanakan oleh semua taruna khususnya yang
mengambil Jurusan Nautika untuk kemudian dibuatkan laporan tugas akhir
yang dapat dipertanggung jawabkan.
Adapun maksud dari penelitian ini adalah salah satu syarat guna
memperoleh gelah Ahli Madya (A.Md) di Akademi Maritim Cirebon.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
E. KERANGKA PEMIKIRAN
GPS (Global Positing Sistem) merupakan alat navigasi yang modern dan
penting di kapal digunakan untuk menentukan posisi kapal di laut lepas. GPS
(Global Positing Sistem) ini merupakan ketelitian dalam penggunaan demi
kelancaran navigasi. Cara kerja alat navigasi modern tersebut dalam
menentukan arah di lautsangat berperan untuk mengantisipasi kapal tidak
dalam posisis yang telah direncanakan dipeta.
F. METODE PENELITIAN
5
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam Menyusun Laporan Tugas Akhir ini penulis melaksanakan
penyususnan ke dalam beberapa bab yang terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan
Yang di dalamnya mencakup : latar belakang masalah, pembatasan
masalah, alas an pemilih judul, maksud dan tujuan penelitian, kerangka
pemikiran, metode penelitian, sistematika pembahasan. BAB II : Landasan
Teori
Pembahasan dalam bab ini mencakup : pengertian umum mengenai GPS
(Global Positing Sistem) untuk pelaksanaan dan keamanan, fungsi perawatan
dan cara kerja GPS (Global Positing Sistem) di atas KM. Satya Kencana IX,
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
8
- Tekan “PLOT”
- Tekan “ENTER”
- Tekan “ENTER”
- Maka route dari “WP 1” ke “WP” muncul
- Untuk Route dari WP 2 ke WP berikutnya caranya sama
2. Memplot route dari “KAPAL” ke “CURSOR”
- Tekan “CURSOR”
- Tekan “PLOT”
- Tekan “MAKE ROUTE” -
Tekan “ENTER”
- Geserkan Sumbu X dan Y ke “WP 2” -
Tekan “PLOT”
- Tekan “ENTER” -
Tekan “ENTER”
ikan, survey dan lain-lain), serta lokasi kapal (laut lepas, pantai, pelabuhan
dan lain-lain). Dalam kaitannya dengan penggunaan ECDIS, GPS (Global
Positing Sistem) juga sangat bermanfaat dalam menentukan posisi kapal
dari waktu ke waktu untuk ditampilkan pada layar dari ECDIS yang
bersangkutan. Untuk navigasi kapal, pemanfaatan GPS (Global Positing
Sistem) akan lebih optimal seandainya ia terintegrasi dalam suatu sistem
yang dinamakan ECDIS (Elektronik Chart Display and Information
Sistem).
ECDIS adalah suatu sistem elektronik yang mengintegrasikan
sistem peta navigasi digital dengan sistem-sistem pembantu pembantu
navigasi seperti Gyo Cpmpass, penentuan posisi dan radar dipasang untuk
memberikan pada pelaut (nakhoda) semua informasi yang diperlukan
untuk dapat melaksanakan navigasi secara aman, efektif dan efisien. Pada
saat ini GPS (Global Positing Sistem) adalah sistem penentuan posisi yang
umum digunakan oleh ECDIS. Dengan menggunakan GPS (Global
Positing Sistem), kapal dapat dengan mudah ditentukan untuk ditampilkan
pada peta navigasi digital.
Pada fase navigator harbor approach and harbor penggunaan GPS
(Global Positing Sistem)sebagai sistem navigasi di kapal (dalam bentuk
ECDIS) bersama-sama sistem VTS di pelabuhan, akan dapat
meningkatkan kapasitas perapatan kapal di banyak pelabuhan disamping
juga meningkatkan faktor keamanannya. Dalam kaitannya dengan aktifitas
pemetaan laut diatas, metode penentuan posisi yang digunakan adalah
metode kinetic deferensial menggunakan data pseudorange untuk aplikasi-
aplikasi yang menuntut ketelitian menengah (level meter), dan
menggunakan data fase untuk ketelitian yang lebih tinggi (level cm).
wahana laut dari pada wahana darat. Dalam hal ini kapal-kapal yang
dilengkapi dengan receiver GPS (Global Positing Sistem) secara otomatis
mentranmisikan posisinya dari waktu ke waktu pusat control yangberada
di pantai untuk ditampilkan pada suatu peta navigasi digital.
Dengan mengetahui pergerakan kapal-kapal dari waktu ke waktu
maka pusat control dapat melakukan pelacakan, maupun pemantauan
terhadap kapal-kapal tersebut.
Ini selanjutnya akan menciptakan suatu proses pengelolaan
transportasi laut yang lebih efektif dan efisien. Sistem pemantauan kapal
(Vessel Monitoring Sistem) dapat direalisasikan dalam beberapa bentuk,
dimana salah satunya adalah sistem VTS (Vessel Traffic Service).
Sistem VTS dapat didefinisikan sebagai suatu sistem terpadu yang
mencakup aspek-aspek personil, prosedur operasional, pelayaran dan
peraturan-peraturan yang ditunjukkan untuk pengelolaan lalu lintas laut
disuatu perairan tertentu, seperti pelabuhan dan selat pelayaran yang sibuk.
Sistem ini terutama dimaksudkan untuk meningkatkan keselamatan dan
kapasitas pelayaran serta menjaga kebersihan lingkungan laut, dan
umumnya akan mencakup beberapa fungsi dan sub system seperti
mekanisme pemantauan kawasan perairan, mekanisme seperti lalulintas,
mekanisme pelaporan pergerakan kapal, pusat kontrol lalu lintas dan
mekanisme penerapan aturan.
BAB III
TINJAUAN UMUM
14
15
Struktur Organisasi
Bagan Organisasi Sistem Manajemen Keselamatan PT. DHARMA LAUTAN
UTAMA.
STRUKTUR ORGANISASI
Direktur Utama
Manajer
Cabang
Kapal
Keterangan :
Nakhoda
Mualim I KKM
Mualim II Masinis I
Markonis
Kelasi
Keterangan :
C.
18
c. Mualim I
Sebagai perwira jaga navigasi dan pengganti nakhoda pada saat
berhalangan.
21
d. Mualim II
Sebagai perwira jaga.
Membuat data-data/ laporan pada jurnal harian kapal (jurnal deck)
secara rutin dan tertib.
Bertanggung jawab terhadap pengoperasian, perawatan serta inventarisasi
alat-alat navigasi kapal dan perlengkapannya.
Bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan interior dan fasilitas
kapal, atas perintah mualim I (dihilangkan).
Bertanggung jawab terhadap perawtan permesinan geladak.
22
e. Mualim III
Sebagai perwira jaga.
Melaksanakan pengisian jurnal harian kapal (jurnal deck) secara rutin dan
tertib pada saat melaksanakan tugas jaga.
Bertanggung jawab terhadap perawatan dan inventarisasi alat-alat
keselamatan serta system pemadam kebakaran di kapal.
Bertugas menangani bongkar-muat atas perintah Mualim I.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan system menajemen keselamatan yang
ada di kapal.
f. Mualin IV
Sebagai perwira jaga.
Melaksanakan pengisian jurnal harian kapal (jurnak deck) secara
rutindan tertib pada saat melaksanakan tugas jaga.
Menjadi perwira pengganti.
Turut bertanggung jawab dalam penanganan muatan.
Bertanggung jawab pada kebersihan dan kenyamanan ruang-ruang
penumpang dn inventarisnya.
Bertugas menanganibongkar-muat atas perintah Mualim
II. Bertanggung jawab atas perawatan permesinan geladak.
23
g. Markonis
Sebagai pelaksana kegiatan operasional di dalam komunikasi
radio. Mencatat setiap komunikasi di dalam log book radio.
Bertanggung jawab terhadap perawatan system dam peralatan komunikasi
di kapal serta inventarisasinya.
Bertanggung jawab untuk selalu menjaga hubungan radio dengan pihak
darat.
Mengadakan pelaporan pada saat kapal berlabuh, kapal sandar, maupun
kapal berlayar terkait, absensi, kondisi, posisi dan muatan kapal sesuai
dengan prosedur radio komunikasi yang ditetapkan (ditambahkan).
Bersama Mualim IV menangani administrasi departemen
deck khususnyadokumen penting di kapal.
Mengadakan komunikasi dengan pihak-pihak diluar kapal sesuai dengan
peraturan komunikasi yang ada.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan layanan di atas kapal.
h. Masinis II
Sebagai pengganti pada saat KKM berhalangan.
Sebagai perwira jaga di kamar mesin.
Bertanggung jawab terhadap perawatan mesin induk dan system propulsi.
Bertanggung jawab terhadap pembuatan rencana kerja awak kapal
departemen mesin dan prosedur pekerjaan yang aman dan bahaya kerja.
Mengisi data/ laporan pada jurnal harian kapal (jurnal mesin) secara rutin
dan tertib.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselmatan dan Perlindungan Lingkungan PT DHARMA LAUTAN
UTAMA di kapal.
Melaksanakan semua pekerjaan perbaikan dan perawatan system dari
permesinan kapal, baik pada saat kapal operasi maupun kapal naik deck.
24
i. Masinis III ( Perubahan dari tugas dan tanggung jawab Masinis II)
Sebagai perwira jaga di kamar mesin.
Mengisi data/laporan pada jurnal harian kapal (jurnal mesin) secara
rutin dan tertib.
Bertanggung jawab atas kondisi operasional system dan permesinan kapal
serta kebersihan ruang mesin.
Bertanggung jawab terhadap pembuangan limbah di kamar mesin dan
pencatatan di Oil Record Book.
Mengajukan permintaan barang/komponen yang berhubungan dengan
system dan permesinan kapal atas perintah KKM.
Bertanggung jawab terhadap perawatan mesin bantu di kamar mesin dan
perlengkapannya.
Bertangung jawab terhadap penerimaan/pemuatan BBM.
Melaksanakan semua pekerjaan perbaikan dan perawatan system dan
permesinan kapal, baik pada saat kapal beroperasi maupun saat kapal naik
dock.
Melaporkan kondisi system permesinan kepada KKM.
k. Masinis V
Sebagai perwira jaga.
Bertanggungjawab terhadap perawatan system perpipaan di kapal
dan spare parts agar dalam kondisi siap pakai.
Menjadi perwira pengganti masinis IV bila berhalangan hadir.
Bertanggungjawab terhadap inventaris system perpipaan,
pemeliharaan dan kelengkapan peralatan kerja departemen mesin.
Bertanggungjawab terhadap operasional system dan system
perpipaan, kebersihan ruang mesin serta pengaturan gudang.
Melaporkan kondisi system perpipaan kepada KKM.
Bertanggungjawab terhadap system perpipaan dan kran-kran.
l. Serang
Sebagai pelaksana kerja departemen deck atas perintah Mualim 1.
Sebagai coordinator kerja juru mudi dan kelasi.
Melaksanakan perawatan kapal departemen deck
26
m. Juru Mudi
Mengoperasikan kemudi atas perintah Nahkhoda atau perwira jaga.
Melaksanakan perawatan kerja atas perintah serang.
Melaksanakan sounding/pengukuran zat cair (tangki air tawar,tangki balast
dan tangki-tangki dibawah Geladak Utama) pada saat tugas jaga.
Melaksanakan bokar muat atas perintah Mualim I.
Bertanggungjawab terhadap penerangan lampu navigasi.
Mempersiapkan tali tros dan spring pada saat kapal akan sandar
dan berangkat atas perintah Mualim.
n. Juru Listrik
Bertanggungjawab terhadap perencanaan, perawatan dan perbaikan
instalansi listrik di kapal.
Bertanggungjawab terhadap inventaris spare parts dan pesawat
kelistrikan. Bertanggungjawab terhadap pengisian jurnal listrik.
Bertanggungjawab terhadap perawatan system Air Conditioning di atas
kapal.
Bertanggungjawab terhadap perawatan Aki/ACCU dan peralatan listrik.
Melaporkan kondisi system kelistrikan kepada KKM.
o. Mandor Mesin
Bertanggungjawab sebagai coordinator pelaksana kerja di kamar mesin.
p. Juru Minyak
Melaksanakan proses pemasangan instalasi pipa saat pengisisan HSD dan
Oli atas periontah perwira mesin.
Sebagai petugas jaga di kamar mesin.
Melaksanakan pekerjaan harian di kamar mesin atas perintah
perwira mesin.
Mencatat dan melaporkan kondisi mesin kepada perwira juga.
Bertanggungjawab dalam menjaga kebersihan di kamar mesin dan
kerapian peralatan kerja.
q. Koki
Bertanggungjawab terhadap penggunaan dan perawatan peralatan dapur
sesuai dengan standar keselamatan (ditambahkan).
Bertanggungjawab terhadap ketersediaan makanan untuk awak kapal.
Bertanggungjawab atas kebersihan tempat kerja, peralatan dan kehalalan
makanan yang disediakan.
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pembuangan limbah dapur.
Melaporkan kondisi system pengolahan dan kesiapan makanan kepada
Markonis.
r. Kelasi
Bertanggungjawab terhadap kesiapan tali-temali pada kapal tiba dan
berangkat.
Melaksanakan perintah kerja perawatan kapal dari Serang.
Melaksanakan kegiatan bongkar muat dan lashing di cardek atas
perintah Mualim I.
28
BAB IV
29
30
- Tekan “CURSOR”
- Tekan “PLOT”
- Tekan “MAKE ROUTE”
- Tekan “ENTER”
- Geser sumbu X dan Y ke “WP 2”
- Tekan “PLOT”
- Tekan “ENTER”
- Tekan “ENTER”
- Maka route dari “WP 1” ke “WP” muncul
- Untuk Route dari WP 2 ke WP berikutnya caranya sama
2. Memplot route dari “KAPAL” ke “CURSOR”
- Tekan “CURSOR”
- Tekan “PLOT”
- Tekan “MAKE ROUTE”
- Tekan “ENTER”
- Geserkan Sumbu X dan Y ke “WP 2”
- Tekan “PLOT”
- Tekan “ENTER”
- Tekan “ENTER”
Itulah beberapa langkah untuk membuat “WAY POINT” dan “ROUTE”
agar kita terhindar dari bahaya yang tidak kita inginkan.
dan agro untuk mendapatkan informasi tentang posisi. Kadangkala sextant dan
theodolith juga masih digunakan. Satelit Doppler (transit) juga digunakan oleh
beberapa pihak. Saat ini penggunaan Global Positioning System (GPS) dalam
survey hidro oseanografi di Indonesia terutama terkait dengan :
1. Penentuan posisi titik-titik kontrol di pantai
2. Navigasi kapal survey
3. Penentuan posisi titik-titik perum (sounding)
4. Penentuan posisi sensor-sensor survey hidrografi dan oseanografi
5. Penentuan posisi struktur atau obyek laut seperti wahana pengeboran
34
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman skripsi