Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah Negara maritim ke tujuh di dunia yang memiliki


beribu-ribu pulau baik yang besar maupun yang kecil serta mempunyai luas
lautan kurang lebih 81% dari luas total wilayahnya didukung dengan garis
pantai terpanjang di dunia, sepanjang kurang lebih 807.709 mil luasnya,
melihat hal tersebut diatas terutama di dunia maritim, sangat memotivasi
perkembangan perekonomiaan negara untuk mampu bersaing dipasaran dunia
serta dalam menghadapi era pasar bebas, juga pertahanan negara di sekitarnya.

Dunia maritim adalah dunia yang penuh akan tantangan, dimana setiap
pelaut dituntut untuk terampil dan cakap demi keselamatan kapal dan awaknya
mengingat keadaan darurat yang tidak bisa kita duga sebelumnya dan dating
tiba-tiba, baik kebakaran, kandas, tabrakan, bocor, tenggelam serta keadaan
darurat lainnya. Untuk itu doperlukan peralatan misalnya dengan
menggunakan GPS (Global Positing Sistem) demi kelancaran pelayaran.

GPS (Global Positing Sistem) adalah sistem satelit navigasi dan


penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini
didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi
mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu
dan cuaca kepada banyak orang dan simultan. Pada saat ini, sistem GPS
(Global Positing Sistem) banyak digunakan orang di seluruh dunia. Di
Indonesia pun, GPS (Global Positing Sistem) sudah banyak diaplikasikan
terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi menuntut informasi tentang
posisi.

Disbanding dengan sistem metode penentuan lainnya, GPS (Global


Positing Sistem) mempunyai banyak kelebihan dan menawarkan punya
banyak keuntungan baik dari segi operasionalisasinya maupun kualitas posisi

1
2

yang diberikan. Sebelum hal tersebut dijelaskan lebih lanjut, beberapa konsep
dasar tentang posisi akan dijelaskan terlebih dahulu secara singkat.

GPS (Global Positing Sistem) merupakan sebuah alat navigasi yang


digunakan menetapkan arah posisi di laut, baik berupa haluan kapal maupun
baringan. Dengan bertambah modern dan praktisnya GPS (Global Positing
Sistem), maka dalam pemakaiannya tergantung pada sumber tenaga luar
seperti listrik dapat saja sewaktu-waktu berfungsi dan berakibat fatal,
sebaiknya sedikit gangguan yang terjadi pada GPS (Global Positing Sistem).

Sesuai dengan penggunaanya di kapal maka GPS (Global Positing


Sistem) ada dua macam yaitu :

1. GPS (Global Positing Sistem) untuk navigasi kapal


2. GPS (Global Positing Sistem) untuk pemantauan

Bagian dari ke dua GPS (Global Positing Sistem) tersebut garis besarnya
sama.

Dengan pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk penulisan laporan


karya tulis dengan judul “PERANAN DAN PERAWATAN GLOBAL
POSITIONING SISTEM (GPS) PADA KAPAL MOTOR SATYA KENCANA
IX”

B. PEMBATASAN MASALAH

Dalam penyusunan laporan tugasakhir ini, penulis membatasi masalah-


masalah yang dipandang perlu untuk memenuhi serta melengkapi penelitian
laporan tugas akhir ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur perawatan dan cara kerja GPS (Global Positing


Sistem) di atas KM. Satya Kencana IX
2. Kendala-kendala apa saja yang mungkin akan dihadapi selama perawatan
dan pengoperasiannya di atas KM. Satya Kencana IX
3

3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kelancaran


dalam bernavigasi dengan GPS (Global Positing Sistem)

C. ALASAN MEMILIH JUDUL

Penulis memilih judul ini dengan harapan, penulis dapat memperoleh


gambaran tentang perawatan dan cara kerja GPS (Global Positing Sistem)
yang lebih jelasnya tentang bagaimana usaha pengembangan cara kerja dan
perawatan GPS (Global Positing Sistem) di atas KM Satya Kencana IX.

KM. Satya Kencana IX sebagai transportasi laut di bidang Roro


Passengers. Dengan permasalahan tersebut mendorong penulis untuk
mengetahui lebih lanjut tentang keberadaan kapal dalam menentukan arah
dengan GPS (Global Positing Sistem) dan penulis mengkaji lebih lanjut lagi
tentang komponen-komponen yang ada di atas kapal tersebut.

D. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

Praktek Laut (Prala) ini adalah salah satu program di Akademi Maritim
Cirebon (AMC) yang harus dilaksanakan oleh semua taruna khususnya yang
mengambil Jurusan Nautika untuk kemudian dibuatkan laporan tugas akhir
yang dapat dipertanggung jawabkan.

Adapun maksud dari penelitian ini adalah salah satu syarat guna
memperoleh gelah Ahli Madya (A.Md) di Akademi Maritim Cirebon.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran tentang perawatan dan cara kerja GPS


(Global Positing Sistem) di atas KM Satya Kencana IX
2. Untuk memperoleh gambaran dalam mendapatkan atau memperoleh data,
untuk mengumpulkan data serta penyusun data untuk membuat laporan
tugas akhir / karya tulis yang dapat dipertanggung jawabkan.
4

3. Dari penulisan ini diharapkan berguna bagi KM. Satya Kencana IX di


wilayah Surabaya sehingga dapat meningkatkan pengawasan dan disiplin
kerja demi tercapainya produktifitas yang tinggi dalam rangka keselamatan
dan keamanan.
4. Penulis mengharapkan dari penyususnan laporan tugas akhir ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman serta wawasan dan
dijadikan acuan untuk proses pendidikan. Dan dapat memberikan manfaat
bagi penulis khususnya serta dijadikan informasi bagi taruna taruni di
Akademi Maritim Cirebon (AMC)

E. KERANGKA PEMIKIRAN

GPS (Global Positing Sistem) merupakan alat navigasi yang modern dan
penting di kapal digunakan untuk menentukan posisi kapal di laut lepas. GPS
(Global Positing Sistem) ini merupakan ketelitian dalam penggunaan demi
kelancaran navigasi. Cara kerja alat navigasi modern tersebut dalam
menentukan arah di lautsangat berperan untuk mengantisipasi kapal tidak
dalam posisis yang telah direncanakan dipeta.

GPS (Global Positing Sistem) dapat memberikan informasi mengenai


posisi, kecepatan dan waktu secara tepat, teliti dan murah dimana saja di bumi
ini. Pada setiap waktu siang maupun malam tanpa bergantung pada kondisi
cuaca. Sampai saat ini GPS (Global Positing Sistem) adalah satu-satunya
sistem navigasi atau sistem posisi yang mempunyai karakteristik prima.
Disamping produk dasar tersebut (posisi, kecepatan dan waktu) sebenarnya
ada beberapa parameter lainnya yang dapat ditentukan dengan teknologi GPS
(Global Positing Sistem).

F. METODE PENELITIAN
5

Dalam penyususnan laporan tugas akhir ini penulis memakai metode


penelitian deskriptif yaitu metode yang menggambarkan/memaparkan masalah
secara teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Penelitian lapangan (Field research) yaitu penelitian yang dilakukan


dengan penulis terjun langsung ke lapagan.
b. Studi Kepustakaan (Library research) yaitu penelitian dengan membaca
buku, literature, peraturan-peraturan, sumber-sumber lainnya yang
berkaitan dengan penulisan laporan tugas akhir.

Adapun teknik ysng dilskukan antara lain sebagai berikut :

1. Observasi yaitu teknik pengumpulan data, dimana penulis mengadakan


pengamatan langsung pada objeknya.
2. Interview yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara
dengan narasumber dan responden yang berkaitan dengan objek yang
diteliti.
3. Documenter yaitu teknik pengumpulan data dengan mencatat data-data,
dokumen-dokumen pada objek penelitian.

G. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam Menyusun Laporan Tugas Akhir ini penulis melaksanakan
penyususnan ke dalam beberapa bab yang terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan
Yang di dalamnya mencakup : latar belakang masalah, pembatasan
masalah, alas an pemilih judul, maksud dan tujuan penelitian, kerangka
pemikiran, metode penelitian, sistematika pembahasan. BAB II : Landasan
Teori
Pembahasan dalam bab ini mencakup : pengertian umum mengenai GPS
(Global Positing Sistem) untuk pelaksanaan dan keamanan, fungsi perawatan
dan cara kerja GPS (Global Positing Sistem) di atas KM. Satya Kencana IX,
6

macam-macam GPS (Global Positing Sistem), penanggung jawab perawatan


mengenai GPS (Global Positing Sistem) di atas KM Satya Kencana BAB III :
Tinjauan Umum
Pembahasan bab ini mencakup : sejarah singkat berdirinya KM Satya
Kencana IX, struktur organisasi, wewenang, fungsi dan tugas pokok crew KM
Satya Kencana IX
BAB IV : Cara kerja GPS (Global Positing Sistem) dalam menentukan
posisi di atas kapalKM Satya Kencana IX.
Pada bab ini mencakup : prosedur dan cara kerja dan perawatan di atas
kapal KM Satya Kencana IX, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kelancaran bernavigasi. Kendala-kendala yang dihadapi selama cara kerja dan
perawatan GPS (Global Positing Sistem) di atas KM Satya Kencana IX BAB
V : Kesimpulan dan Saran
Berisi kesimpulan dari semua pembahasan dan saran-saran dari pokok-
pokok pembahasan serta dilanjutkan dengan daftar pustaka dan lampiran.
7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Umum Mengenai Global Positing Sistem (GPS) Untuk


Keselamatan dan Keamanan

GPS adalah singkatan dari Global Positing Sistem (Dr. hasanuddin Z.


Abidi). Dalam buku Penentuan Posisi dengan GPS menjelaskan, artinya GPS
(Global Positing Sistem) adalah “sistem satelit navigasi dan penentuan posisi
yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat”. Hal ini didesai untuk posisi
dan kecepatan tiga dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu
di seluruh dunia tanpa bergantung pada waktu dan cuaca, kepada banyak
orang di dunia. DI Indonesia pun, GPS (Global Positing Sistem) sudah banyak
digunakan, terutama terkait dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi
tentang posisi.
Dibandingkan dengan sistem dan metode penentuan posisi lainnya, GPS
(Global Positing Sistem) mempunyai banyak kelebihan dan menawarkan lebih
banyak keuntungan, baik dalam segi operasionalisasinya maupun kualitas
posisi yang diberikan. Sebelum hal tersebut dijelaskan lebih lanjut, beberapa
konsep dasar tentang posisi dan sistem kordinat serta metode-metode dalam
penentuan posisi, akan dijelaskan terlebih dahulu secara singkat.
Sesuai dengan perkembangan teknologi dunia maritime dan begitu
pentingnya peranan GPS (Global Positing Sistem) dalam menentukan alur
pelayaran pada kapal. Salah satu aspek yang cukup penting dari perhubungan
laut adalah navigasi serta hal-hal yang terkait dengannya. Pada dasarnya suatu
proses navigasi di laut bertujuan untuk memandu pergerakan suatu wahana
laut secara benar, efektif dan efisien sehingga wahana laut yang bersangkutan
dapat dengan selamat tiba di tempat yang dituju ataupun dapat menyelesaikan
misi tugasnya.
Pada tahun 1948 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) membentuk suatu
badan khusus di bawah naungan yang bernama IMO (International Maritime

7
8

Organization). Fungsi IMO adalah untuk merealisasikan navigasi laut aman


dan efisien, serta untuk mengontrol polusi lingkungan laut lainnya. Dalam hal
ini IMO, seperti halnya ICAO (International Civil Avilation Organization),
juga dengan serius mempertimbangkan kebenaran GNSS (Global Navigation
Satelitte Sistem) yang mencakup GPS (Global Positing Sistem) dan
GLONASS (Global Orbiting Navigation Satelitte sistem) sebagai sistem
navigasi laut dan udara dimasa mendatang.
Disamping sistem navigasi berbasis satelit, IMO juga menyadari
besarnya petensi penggunaan Electronic Chart Display and Informasi
Sistem(ECDIS) untuk meningkatkan keselamatan6 navigasi di laut. ECDIS
bias dilihat sebagai suatu analogi Dari sistem navigasi autonomus yang
digunakan untuk navigasi darat. Untuk Indonesia transportasi laut tidak hanya
bermanfaat untuk membantu penggerakan orang atau barang diseluruh
Indonesia dan ke luar negeri, tetapi juga penting dalam realisasi kesatuan
ekonomi dan politik, pembangunan wilayah dan daerah terpencil. Dalam hal
survey dan pemetaan serta penentuan posisi di laut GPS (Global Positing
Sistem) telah digunakan untuk keperluan survey hidro-oceanografi, survey
seismic, penentuan bui-bui dan peralatan bantu navigasi serta titik-titik
pengeboran minyak lepas pantai, ataupun untuk mempelajari karakteristik
arus, gelombang ataupun pasang surut (tides) dilepas pantai.

B. Fungsi Perawatan dan Cra Penggunaan GPS (Global Positing Sistem)


Pada dasarnya GPS (Global Positing Sistem) tersebut dapat digunakan
sesuai keperluan yang diinginkan. Maka GPS (Global Positing Sistem) di atas
kapal harus selalu ada dan terawat. Oleh sebab itu, maka di atas kapal selalu
ada seorang navigator. Fungsi dari navigator adalah untuik memeriksa keadaan
GPS (Global Positing Sistem) jika terjadi kerusakan, baik sengaja maupun
tidak disengaja. Oleh sebab itu maka GPS (Global Positing Sistem) selalu
terawatt dan terjaga.
1. Fungsi perawatan
9

Menurut buku penentuan posisi dengan GPS (Global Positing Sistem),


maka GPS (Global Positing Sistem) hrus dirawat dengan baik agar
terhiondar dari kerusakan yng tidak diinginkan maka seorang navigator
harus selalu memeriksa keadaan GPS (Global Positing Sistem). Untuk
memperbaiki GPS (Global Positing Sistem) seorang navigator harus tahu
letak kerusakan yang terjadi pada GPS (Global Positing Sistem) jika
terjadi pemadaman listrik tiba-tiba, maka GPS (Global Positing Sistem)
tidak dapat lagi dipakai.
2. Cara penggunaan GPS (Global Positing Sistem)
Pada dasarnya GPS (Global Positing Sistem) di kapal digunakan untuk
menentukan posisi kapal dngan benar. Untuk membuat/memplot route
pelayaran ada beberapa langkah :
a. Untuk memplot WAY POINT ada beberapa langkah yaitu sebagai
berikut :
1. Tekan “PLOT”
2. Pilih “INSERT WAY POINT”
3. Tekan “ENTER”
4. Geser Cursor ke “LAT”
5. Ketik “DERAJAT DAN MENIT LINTANG”
6. Geser Cursor ke “LON”
7. Ketik “DERAJAT DAN MENIT BUSUR”
8. Tekan “ENTER”
9. Maka “WPI” sudah tersimpan
10. Untuk memplot “WP 2” dan seterusnya menggunakan cara yang sama.
b. Untuk memplot rute/alur pelayaran ada 2 langkah yaitu :
1. Memplot route “WP 1” ke “WP 2” dan seterusnya
- Tekan “CURSOR”
- Tekan “PLOT”
- Tekan “MAKE ROUTE”
- Tekan “ENTER”
- Geser sumbu X dan Y ke “WP 2”
10

- Tekan “PLOT”
- Tekan “ENTER”
- Tekan “ENTER”
- Maka route dari “WP 1” ke “WP” muncul
- Untuk Route dari WP 2 ke WP berikutnya caranya sama
2. Memplot route dari “KAPAL” ke “CURSOR”
- Tekan “CURSOR”
- Tekan “PLOT”
- Tekan “MAKE ROUTE” -
Tekan “ENTER”
- Geserkan Sumbu X dan Y ke “WP 2” -
Tekan “PLOT”
- Tekan “ENTER” -
Tekan “ENTER”

C. Macam-macam GPS (Global Positing Sistem)


Sesuai dengan penggunaannya di kapal maka GPS (Global Positing
Sistem)ada dua macam yaitu :
a. GPS (Global Positing Sistem) navigasi untuk kapal
b. GPS (Global Positing Sistem) untuk pemantauan (armada) kapal
Dari kedua jenis GPS (Global Positing Sistem) tersebut dalam dalam garis
besarnya terletak dari cara pemakaiannya. Adapun penjelasan dari keduannya
adalah sebagai berikut :
1. GPS (Global Positing Sistem) untuk navigasi kapal
Navigasi kapal dengan GPS (Global Positing Sistem) dapat
dilaksanakan dalam mode absolute maupun deferensial (relative),
bergantung tingkat penelitian posisi yang diinginkan. Sebelum kita
membicarakan lebih lanjut tentang peran GPS (Global Positing Sistem)
untuk navigasi kapal, perlu di catat disini bahwa kinerja dari sistem
navigasi yang dibutuhkan akan bergantung pada beberapa factor seperti
besar dan ukuran kapal, aktivitas fungsional kapal (berlayar, menangkap
11

ikan, survey dan lain-lain), serta lokasi kapal (laut lepas, pantai, pelabuhan
dan lain-lain). Dalam kaitannya dengan penggunaan ECDIS, GPS (Global
Positing Sistem) juga sangat bermanfaat dalam menentukan posisi kapal
dari waktu ke waktu untuk ditampilkan pada layar dari ECDIS yang
bersangkutan. Untuk navigasi kapal, pemanfaatan GPS (Global Positing
Sistem) akan lebih optimal seandainya ia terintegrasi dalam suatu sistem
yang dinamakan ECDIS (Elektronik Chart Display and Information
Sistem).
ECDIS adalah suatu sistem elektronik yang mengintegrasikan
sistem peta navigasi digital dengan sistem-sistem pembantu pembantu
navigasi seperti Gyo Cpmpass, penentuan posisi dan radar dipasang untuk
memberikan pada pelaut (nakhoda) semua informasi yang diperlukan
untuk dapat melaksanakan navigasi secara aman, efektif dan efisien. Pada
saat ini GPS (Global Positing Sistem) adalah sistem penentuan posisi yang
umum digunakan oleh ECDIS. Dengan menggunakan GPS (Global
Positing Sistem), kapal dapat dengan mudah ditentukan untuk ditampilkan
pada peta navigasi digital.
Pada fase navigator harbor approach and harbor penggunaan GPS
(Global Positing Sistem)sebagai sistem navigasi di kapal (dalam bentuk
ECDIS) bersama-sama sistem VTS di pelabuhan, akan dapat
meningkatkan kapasitas perapatan kapal di banyak pelabuhan disamping
juga meningkatkan faktor keamanannya. Dalam kaitannya dengan aktifitas
pemetaan laut diatas, metode penentuan posisi yang digunakan adalah
metode kinetic deferensial menggunakan data pseudorange untuk aplikasi-
aplikasi yang menuntut ketelitian menengah (level meter), dan
menggunakan data fase untuk ketelitian yang lebih tinggi (level cm).

2. GPS (Global Positing Sistem) untuk pemantauan (armada) kapal


Prinsip pemantauan pergerakan kapal ataupun armada kapal pada
prinsipnya sama dengan pada sistem Fleet Management ITS yang
ditunjukkan sebelumnya. Hanya dalam hal ini yang dipantau adalah
12

wahana laut dari pada wahana darat. Dalam hal ini kapal-kapal yang
dilengkapi dengan receiver GPS (Global Positing Sistem) secara otomatis
mentranmisikan posisinya dari waktu ke waktu pusat control yangberada
di pantai untuk ditampilkan pada suatu peta navigasi digital.
Dengan mengetahui pergerakan kapal-kapal dari waktu ke waktu
maka pusat control dapat melakukan pelacakan, maupun pemantauan
terhadap kapal-kapal tersebut.
Ini selanjutnya akan menciptakan suatu proses pengelolaan
transportasi laut yang lebih efektif dan efisien. Sistem pemantauan kapal
(Vessel Monitoring Sistem) dapat direalisasikan dalam beberapa bentuk,
dimana salah satunya adalah sistem VTS (Vessel Traffic Service).
Sistem VTS dapat didefinisikan sebagai suatu sistem terpadu yang
mencakup aspek-aspek personil, prosedur operasional, pelayaran dan
peraturan-peraturan yang ditunjukkan untuk pengelolaan lalu lintas laut
disuatu perairan tertentu, seperti pelabuhan dan selat pelayaran yang sibuk.
Sistem ini terutama dimaksudkan untuk meningkatkan keselamatan dan
kapasitas pelayaran serta menjaga kebersihan lingkungan laut, dan
umumnya akan mencakup beberapa fungsi dan sub system seperti
mekanisme pemantauan kawasan perairan, mekanisme seperti lalulintas,
mekanisme pelaporan pergerakan kapal, pusat kontrol lalu lintas dan
mekanisme penerapan aturan.

D. Penanggungjawab Perawatan GPS (Global Positing System) di Atas Kapal


Pada umumnya GPS (Global Positing System) selalu di periksa oleh
Perwira Kapal apabila terjadi kerusakan. Apabila terjadi kerusakan yang
sangat parah maka GPS (Global Positing System) tersebut harus dibawa ke
bengkel. Tugas menjaga dan GPS (Global Positing System) adalah Mualim II.
Mualim II memiliki tanggung jawab yang sangat berat untuk menjaga dan
merawat GPS (Global Positing System). Selain itu juga, Mualim II
bertanggung jawab terhadap perawatan GPS (Global Positing System). Selain
dirawat GPS (Global Positing System) juga disimpan agar tidak rusak.
13

Selain Mualim II yang bertugas merawat GPS (Global Positing System)


ada juga navigator. Mualim II juga dibantu navigator dalam melaksanakan
tugas dan tanggungjawabnya. Selain merawat dan menjaga GPS (Global
Positing System)seorang navigator juga harus memiliki keahlian dalam
memperbaiki GPS (Global Positing System). Bila GPS (Global Positing
System) sudah tidak di pakai harus disimpan dengan baik. Merawat GPS
(Global Positing System) tidak semudah yang kita bayangkan tetapi harus
mengetahui cara merawat dan dijaga agar tidak mudah rusak.
14

BAB III

TINJAUAN UMUM

A. Sejarah Singkat Tentang Berdirinya Kapal KM Satya Kencana IX


KM Satya Kencana IX adalah adalah salah satu kapal milik PT Dharma
Lautan Utama yang bergerak dibidang Roro Passenger, berkantor pusat di
Surabaya serta memiliki kantor cabang di Surabaya, Makasar, Batulicin,
Semarang, Banjarmasin, Semayang, Sampit, Kumai, Pontianak, Maumere,
Ende, Ketapang dan Bau-bau. Dalam operasional KM Satya Kencana IX
banyak ditekankan pada pemuatan kendaraan Sepeda, Sepeda motor,
Kendaraan kecil, Truck sedang, Truck besar, Tronton dan Alat berat.
KM Satya Kencana IX ini dibangun pada tahun 1988 yang bertempat di
JAPAN. Pembangunan kapal ini termasuk lambat atau sekaligus sehingga
bahan-bahan yang dibutuhkan menjadi terbatas. KM Satya Kencana IX selesai
dibangun dan dalam keadaan baik laut.
KM Satya Kencana IX melakukan pelayaran yang pertama (pelayaran
perdana) pada bulan Januari 2018. Sesuai dengan jenisnya KM Satya Kencana
IX didesain secara lengkap. Berikut data-data yang dimiliki KM Satya
Kencana IX adalah sebagai berikut :
1. Alat-alat gerak kapal seperti :
a. Length Over All : 128,71 meter
b. Length Between Perpendicular : 120 meter
c. GRT (Gross Register Tonnase) : 11.657
d. Jumlah baling-baling : Baling-baling tunggal
e. Kemudi : Mempunyai dua kemudi :
o Kemudi hidrolik elektrik
o Kemudi darurat hidrolik
Kawasaki R 22
2. Alat-alat navigasi :
a. Pesawat radar : 2 unit radar merek Furuno
b. GPS : 3 unit GPS merek Furuno

14
15

c. Pedoman gasing (gyro compas) : 4 unit merek Yokogawa


d. Pesawat echo sounder : 1 unit merek kaden
e. Radio SSB dan VHF : 1 unit merek icon
f. Pedoman magnet : 1 unit merek Osaka Nunotani Saki
3. Alat-alatkeselamatan
a. Intlutable Life Ratt : 28 unit kapasitas masing-masing 25 orang
b. Sekoci : 2 unit dengan mesin Dongteng CRT 85
Seluruh pegawai KM Satya Kencana IX berstatus swasta dan pegawai
tetap yaitu terdiri dari tenaga profesi yaitu :
1. Tenaga perlengkapan alat-alat keselamatan dan perlengkapan kapal
2. Tenaga pelaksanaan lapangan (pada saat kapal berlayar)
3. Tenaga medis
4. Tenaga pelaksana harian saat di pelabuhan
KM Satya Kencana IX yang bersifat tempattinggal tetap atau tempat
bersandar tetap (Home Base). Dikatakan Home Base karena setiap berlayar
dalam menyelenggarakan operasionalnya dimanapun diseluruh perairan
Indonesia KM Satya Kencana IX ini akan tetap kembali tambat (sandar) di
pelabuhan Surabaya. Apabila tidak ada kegiatan atau order dari pusat, kapal
ini akan tetap bersandar di pelabuhan Surabaya.
Dalam keadaan sandar di Home Base KM Satya Kencana IX tidak
terlepas dari penjagaan awak kapal 24 jam, serta telah terbentuk susunan
jadwal tugas jaga baik bagi awak kapal, mulai dari perwirasampai bawahan.
Hal ini dimaksud untuk mencegah dan mengantisipasi dari kejadian yang tidak
diinginkan seperti pencurian, pengrusakan dan lain-lain.
KM Satya KEncana IX secara rutin mengadakan pengedokan di tempat
docking terdekat biasanya dilakukansetiap satu tahun sekalu. Hal ini di
maksudkan untuk menjaga dan memelihara kapal supaya tetap dalam keadaan
terawat dan baik laut, baik itu peralatan gerak, navigasi, keselamatan dan
peralatan lainnya. KM Satya Kencana IX termasuk sarana yang penting di
Departement Roro Passenger.
B.
16

Struktur Organisasi
Bagan Organisasi Sistem Manajemen Keselamatan PT. DHARMA LAUTAN
UTAMA.

STRUKTUR ORGANISASI

PT. DHARMA LAUTAN UTAMA

Direktur Utama

Direktur Operasi dan Direktur Armada dan Direktur SDM dan


Tata Usaha Teknik Umum

DPA Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer


Usaha Teknik Armada Logistik SDM Umum

Manajer
Cabang

Kapal

Keterangan :

------------------- = garis struktur by-pass


____________ = garis struktur manajemen perusahaan
17

Bagan Organisasi SMK di Kapal-kapal PT. DHARMA LAUTAN UTAMA

Nakhoda

Mualim I KKM

Mualim II Masinis I
Markonis

Mualim III Masinis II

Mualim IV Masinis III

Serang Koki Juru Listrik Mandor Mesin

Juru Mudi Juru Minyak

Kelasi

Keterangan :

------------------- = garis struktur by-pass


____________ = garis struktur manajemen perusahaan

C.
18

Tanggung Jawab dan Wewenang


Semua orang dalam PT. DHARMA LAUTAN UTAMA mempunyai
tanggung jawab dan wewenang untuk menjalankan hal-hal berikut :
a. Memulai tindakan untuk mencegah terjadinya ketidak sesuaian
b. Mengidentifikasi danmencatat masalah keselamatan
c. Memulai, merekomendasikan, dan memberikan solusi bagi masalah
keselamatan
d. Menerapkan Sistem Manajemen Keselmatan Perusahaan dengan
system Sentralisasi
Tanggung jawab dan wewenang yang berkaitan dengan keselmatan
adalah yang utama dan diuraikan dibawah ini. Untuklebih jauh lagi
didefinisikan dalam tugas dan kewajiban. Hubungan timbale balik antara
semua posisi ditujukan dalam bagan organisasi.

D. Tugas dan Tanggung Jawab di Kapal


a. Nakhoda
Tugas dan tanggung jawab
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselmatan dan Perlindungan Lingkungan PT DHARMA LAUTAN
UTAMA di kapal.
Mengendalikan dan mengkoordinasikan semua fungsi teknis dan
administrative di dalam kapal termasuk rencana kerja harian awak kapal.
Menjamin bahwa standar perawatan, pemeliharaan, perbaikan dan jadwal
kapal ditaati, sehingga kapal selalu dalam keadaan efektif dilihat dari segi
teknis maupun nautis termasuk didalamnya melakukan kegiatan awak
kapal pada jam kerja/ operasi kapal.
Bertanggung jawab terhadap semua jenis permintaan barang yang
digunakan oleh awak kapal.
Memeriksa dan menandatangani jurnal harian kapal secara tertib dan rutin
setiap harinya.
Bertanggung jawab atas keselamatan kapal dan muatan.
19

Melaporkan semua kejadian penting di kapal kepada Manajer Kantor


Pusat atau Manajer Kantor Caban yang berhubungan dengan operasional
kapal dan bertanggung jawab terhadap jumlah muatan menyangkut
efektifitas muatan pada saat lpangan penuh dan kebenaran pelaporan.
Kelpaorkan semukejadian penting di kapal kepada Manajer Armada yang
berhubungan dengan Kondisi Armada Kapal dan bertanggung jawab
terhadap kondisi armada dan kebenaran pelaporan.
Bertanggung jawab terhadap kinerja seluruh anggotanya (awak kapal)
dan membina serta menberi pengarahan anggotannya (awak kapal) agar
tercipta suasana kerja yang tertib, aman dan nyaman serta mempunyai
kesiapan dalam menghadapi keadaan darurat.
Bertanggung jawabter hadap monitoring masa berlaku semua surat dan
sertifikat yang berkaitan dengan kapal.
Bertanggung jawab atas inventarisasi semua peralatan dan
kelengkapan kapal.
Pada saat docking, bertanggung jawab terhadap persiapan dan perencanaan
setiap jenis pekerjaan, penyediaan dan pemakaian kebutuhan barang dan
menganjurkan daftar reparasi kapal untuk dirapatkan di kantor pusat.
Melaporkan dan menganalisa ketidak sesuaian, kecelakaan serta kejadian
berbahaya yang ada di kapal.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan/penyelesaian rekomendasi
yang ditujukan kapal baik internal perusahaan atau BKI.

b. Kepala Kamar Mesin


Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselmatan dan Perlindungan Lingkungan PT DHARMA LAUTAN
UTAMA di kapal.
Bertanggung jawab atas kondisi operasional dan perawatan system dan
permesinan kapal serta kebersihan ruang mesin.
20

Bertanggung jawab terhadap laporan-laporan administrasi


departemen mesin.
Bertanggung jawab terhadappengawasan pengisian dan pemakaian
BBM dan penggantian minyak pelumas mesin.
Bertanggung jawab terhadap semua permintaan barang/komponen
yang berhubungan dengan komponen system dan permesinan kapal.
Melaksanakan jurnal harian mesin (termasuk pemakaian BBM,
pelumas) dan laporan kondisi operasional mesin.
Mengawasi semua pekerjaan perbaikan dan perawatan system dan
permesinan kapal baik pada saat kapal operasi maupun pada saat kapal
naik dek serta menginventarisir spare parts baru dan spare parts bekas.
Spare parts bekas dikembalikan ke kantor pusat dalam keadaan bersih.
Secara rutin (minimal setiap bulan) melakukan pengawasan dan
pengujian/pengecekan terhadap kondisi semua system darurat dan
system keselamatan dalam kamar mesin.
Mencatat segala perilaku mesin di kamar mesin dan di atas geladak kapal.
Melaporkan kepada nakhoda kapal tentang rekomendasi yang diberikan
pihak yang berwewenang (missal: Biro Klasifikasi Indonesia).
Menrima training-training yang diberikan oleh perusahaan untuk
meningkatkan kemampuan.
Bertanggung jawab atas inventarisasi semua peralatan yang dipergunakan,
merawat, dan menyimpannya dengan baik agar nantidapat dipergunakan
kembali.
Melaporkan kepada nakhoda secara tertulis setiap bulan tentang kondisi
umum kamar mesin
Melaksanakan repairlist dock.

c. Mualim I
Sebagai perwira jaga navigasi dan pengganti nakhoda pada saat
berhalangan.
21

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen


Keselmatandan Perlindungan Lingkungan PT DHARMA LAUTAN
UTAMA di kapal.
Bertanggung jawab atas kondisi operasional dan kepala perawatan
deck berkaitan dengan pelaksanaan system rencana perawatan kapal
sesuai Kartu Pemeliharaan Rutin dan Laporan Perawatan Bagian Deck
dan dilaporkan hasil kerja ke Nakhoda.
Bertanggung jawab terhadap pembuatan rencana kerja awak kapal
departemen deck dan prosedur pekerjaan yang aman dari bahaya
kerja yang ada.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan jurnal harian (jurnal deck)
dan shift Corection.
Bertanggungjawab terhadap rencana pemuatan (Stowage Plast) dan
perhitungan stabilitas kapal (GM Calculation).
Bertanggungjawab terhadap proses bongkar muat untuk kelancaran
dan keselamatan pemakai jasa beserta muatannya
Bertanggungjawab terhadap seluruh inventaris departemen deck dan
data kapal ( ship particular).
Mengawasi semua pekerjaan perbaikan dan perawatan di bagian deck baik
pada saat kapal operasi maupun saat kapal naik dok.

d. Mualim II
Sebagai perwira jaga.
Membuat data-data/ laporan pada jurnal harian kapal (jurnal deck)
secara rutin dan tertib.
Bertanggung jawab terhadap pengoperasian, perawatan serta inventarisasi
alat-alat navigasi kapal dan perlengkapannya.
Bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan interior dan fasilitas
kapal, atas perintah mualim I (dihilangkan).
Bertanggung jawab terhadap perawtan permesinan geladak.
22

Membuat pelaporan-pelaporan administrasi kapal department deck dan


monitoring absensi awak kapal.
Membuat rencana pelayaran (passage plen) untuk lintas menengah dan
panjang kecuali lintas pendek (ditambahkan).
Menghitung posisi tengah hari (non position) dan penggunaan BBM.
Sebagai perwira keamanan kapal/ SSO (Ship Security Officer).
Bertanggung jawab atas penanganan medis terhadap awak kapal dan
penumpang di atas kapal.

e. Mualim III
Sebagai perwira jaga.
Melaksanakan pengisian jurnal harian kapal (jurnal deck) secara rutin dan
tertib pada saat melaksanakan tugas jaga.
Bertanggung jawab terhadap perawatan dan inventarisasi alat-alat
keselamatan serta system pemadam kebakaran di kapal.
Bertugas menangani bongkar-muat atas perintah Mualim I.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan system menajemen keselamatan yang
ada di kapal.

f. Mualin IV
Sebagai perwira jaga.
Melaksanakan pengisian jurnal harian kapal (jurnak deck) secara
rutindan tertib pada saat melaksanakan tugas jaga.
Menjadi perwira pengganti.
Turut bertanggung jawab dalam penanganan muatan.
Bertanggung jawab pada kebersihan dan kenyamanan ruang-ruang
penumpang dn inventarisnya.
Bertugas menanganibongkar-muat atas perintah Mualim
II. Bertanggung jawab atas perawatan permesinan geladak.
23

g. Markonis
Sebagai pelaksana kegiatan operasional di dalam komunikasi
radio. Mencatat setiap komunikasi di dalam log book radio.
Bertanggung jawab terhadap perawatan system dam peralatan komunikasi
di kapal serta inventarisasinya.
Bertanggung jawab untuk selalu menjaga hubungan radio dengan pihak
darat.
Mengadakan pelaporan pada saat kapal berlabuh, kapal sandar, maupun
kapal berlayar terkait, absensi, kondisi, posisi dan muatan kapal sesuai
dengan prosedur radio komunikasi yang ditetapkan (ditambahkan).
Bersama Mualim IV menangani administrasi departemen
deck khususnyadokumen penting di kapal.
Mengadakan komunikasi dengan pihak-pihak diluar kapal sesuai dengan
peraturan komunikasi yang ada.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan layanan di atas kapal.

h. Masinis II
Sebagai pengganti pada saat KKM berhalangan.
Sebagai perwira jaga di kamar mesin.
Bertanggung jawab terhadap perawatan mesin induk dan system propulsi.
Bertanggung jawab terhadap pembuatan rencana kerja awak kapal
departemen mesin dan prosedur pekerjaan yang aman dan bahaya kerja.
Mengisi data/ laporan pada jurnal harian kapal (jurnal mesin) secara rutin
dan tertib.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselmatan dan Perlindungan Lingkungan PT DHARMA LAUTAN
UTAMA di kapal.
Melaksanakan semua pekerjaan perbaikan dan perawatan system dari
permesinan kapal, baik pada saat kapal operasi maupun kapal naik deck.
24

Mengajukan permintaan barang/ komponen yang berhubungan dengan


system dan permesinan kapal kepada KKM.
Bertanggungjawab terhadap inventaris peralatan mesin induk
dan kompresor.
Melaporkan kondisi system permesinan kepada KKM

i. Masinis III ( Perubahan dari tugas dan tanggung jawab Masinis II)
Sebagai perwira jaga di kamar mesin.
Mengisi data/laporan pada jurnal harian kapal (jurnal mesin) secara
rutin dan tertib.
Bertanggung jawab atas kondisi operasional system dan permesinan kapal
serta kebersihan ruang mesin.
Bertanggung jawab terhadap pembuangan limbah di kamar mesin dan
pencatatan di Oil Record Book.
Mengajukan permintaan barang/komponen yang berhubungan dengan
system dan permesinan kapal atas perintah KKM.
Bertanggung jawab terhadap perawatan mesin bantu di kamar mesin dan
perlengkapannya.
Bertangung jawab terhadap penerimaan/pemuatan BBM.
Melaksanakan semua pekerjaan perbaikan dan perawatan system dan
permesinan kapal, baik pada saat kapal beroperasi maupun saat kapal naik
dock.
Melaporkan kondisi system permesinan kepada KKM.

j. Masinis IV (Perubahan dari tugas dan tanggung jawab Masinis III)


Sebagai perwira jaga di kamar mesin.
Mengisi data/laporan pada jurnal harian kapal (jurnal mesin) secara
rutin dan tertib.
Bertanggung jawab atas kondisi operasional dan system permesinan kapal
serta kebersihan ruangan mesin.
25

Mengajukan permintaan barang/komponen yang berhubungan dengan


sistem dan permesinan kapal atas perintah KKM.
Bertanggungjawab atas perawatan pesawat-pesawat bantu di kapal.
Bertanggungjawab terhadap peralatan alat penggerak dan motor sekoci.
Bertanggungjawab terhadap perawatan dan persiapan pompa-pompa
darurat.
Bertanggungjawab terhadap kondisi dan perawatan instalasi pipa-
pipa. Bertanggungjawab terhadap perbaikan permesinan geladak.
Bertanggngjawab menangani administrasi departemen mesin
Melaporkan kondisi system permesinan kepada KKM.
Bertanggungjawab terhadap kelistrikan kapal (Bila Crew Electricien
tidak ada).

k. Masinis V
Sebagai perwira jaga.
Bertanggungjawab terhadap perawatan system perpipaan di kapal
dan spare parts agar dalam kondisi siap pakai.
Menjadi perwira pengganti masinis IV bila berhalangan hadir.
Bertanggungjawab terhadap inventaris system perpipaan,
pemeliharaan dan kelengkapan peralatan kerja departemen mesin.
Bertanggungjawab terhadap operasional system dan system
perpipaan, kebersihan ruang mesin serta pengaturan gudang.
Melaporkan kondisi system perpipaan kepada KKM.
Bertanggungjawab terhadap system perpipaan dan kran-kran.

l. Serang
Sebagai pelaksana kerja departemen deck atas perintah Mualim 1.
Sebagai coordinator kerja juru mudi dan kelasi.
Melaksanakan perawatan kapal departemen deck
26

Melaksanakan persiapan dan pengaturan tali-temali kapal atas perintah


Mualim.
Melaksanakn kegiatan kebersihan geladak kapal
Bertanggungjawab terhadap pencegahan pencemaran.
Bertanggungjawab terhadap peralatan kerja deck dan system pengamanan
muatan kendaraan (lashing dan kek)

m. Juru Mudi
Mengoperasikan kemudi atas perintah Nahkhoda atau perwira jaga.
Melaksanakan perawatan kerja atas perintah serang.
Melaksanakan sounding/pengukuran zat cair (tangki air tawar,tangki balast
dan tangki-tangki dibawah Geladak Utama) pada saat tugas jaga.
Melaksanakan bokar muat atas perintah Mualim I.
Bertanggungjawab terhadap penerangan lampu navigasi.
Mempersiapkan tali tros dan spring pada saat kapal akan sandar
dan berangkat atas perintah Mualim.

n. Juru Listrik
Bertanggungjawab terhadap perencanaan, perawatan dan perbaikan
instalansi listrik di kapal.
Bertanggungjawab terhadap inventaris spare parts dan pesawat
kelistrikan. Bertanggungjawab terhadap pengisian jurnal listrik.
Bertanggungjawab terhadap perawatan system Air Conditioning di atas
kapal.
Bertanggungjawab terhadap perawatan Aki/ACCU dan peralatan listrik.
Melaporkan kondisi system kelistrikan kepada KKM.

o. Mandor Mesin
Bertanggungjawab sebagai coordinator pelaksana kerja di kamar mesin.

Melaksanakan tugas-tugas perawatan harian kapal di kamar mesin.


27

Bertanggungjawab terhadap kebersihan kamar mesin.

Bertanggungjawab terhadap alat-alat kerja umum.

p. Juru Minyak
Melaksanakan proses pemasangan instalasi pipa saat pengisisan HSD dan
Oli atas periontah perwira mesin.
Sebagai petugas jaga di kamar mesin.
Melaksanakan pekerjaan harian di kamar mesin atas perintah
perwira mesin.
Mencatat dan melaporkan kondisi mesin kepada perwira juga.
Bertanggungjawab dalam menjaga kebersihan di kamar mesin dan
kerapian peralatan kerja.

q. Koki
Bertanggungjawab terhadap penggunaan dan perawatan peralatan dapur
sesuai dengan standar keselamatan (ditambahkan).
Bertanggungjawab terhadap ketersediaan makanan untuk awak kapal.
Bertanggungjawab atas kebersihan tempat kerja, peralatan dan kehalalan
makanan yang disediakan.
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pembuangan limbah dapur.
Melaporkan kondisi system pengolahan dan kesiapan makanan kepada
Markonis.

r. Kelasi
Bertanggungjawab terhadap kesiapan tali-temali pada kapal tiba dan
berangkat.
Melaksanakan perintah kerja perawatan kapal dari Serang.
Melaksanakan kegiatan bongkar muat dan lashing di cardek atas
perintah Mualim I.
28

Melaksanakan pengawasan keselamatan penumpang dan kendaraan


pada saat berlayar.
Melaksanakan tugas ronda keliling di geladak kendaraan dan
melaporkan situasi dan kondisi kepada Mualim jaga.
29

BAB IV

CARA KERJA DAN PERAWATAN GLOBAL POSITIONING


SYSTEM (GPS)

DI ATAS KM SATYA KENCANA IX

A. Prosedur Perawatan dan Cara Kerja GPS di atas KM Satya Kencana IX


1. Prosedur Perawatan Global Positioning System (GPS)
Global Positioning System (GPS) di atas kapal harus selalu terawat agar
tidak mudah rusak. Global Positioning System (GPS) memiliki bagian-
bagian penting yang harus selalu dirawat dan diperhatikan dengan baik
dan mempunyai perlengkapan cadangannya. Mualim II dan seluruh
Perwira Jaga adalah orang-orang yang bertanggungjawab atas
perawatan Global Positioning System (GPS) agar tidak mudah rusak.
2. Cara Kerja Global Positioning System (GPS)
Sebelum melakukan pelayaran, maka kita harus membuat alur pelayaran
agar tidak terhindar dari bahaya. Untuk itu ada beberapa langkah untuk
membuat alur pelayaran adalah sebagai berikut :
a. Memplot “WAY POINT” (WP)
1. Tekan “PLOT”
2. Pilih “INSERT WAY POINT”
3. Tekan “ENTER”
4. Geser Cursor ke “LAT”
5. Ketik “DERAJAT DAN MENIT LINTANG”
6. Geser Cursor ke “LON”
7. Ketik “DERAJAT DAN MENIT BUSUR”
8. Tekan “ENTER”
9. Maka “WPI” sudah tersimpan
10. Untuk memplot “WP 2” dan seterusnya menggunakan cara yang sama.
b. Untuk memplot rute/alur pelayaran ada 2 langkah yaitu :
1. Memplot route “WP 1” ke “WP 2” dan seterusnya

29
30

- Tekan “CURSOR”
- Tekan “PLOT”
- Tekan “MAKE ROUTE”
- Tekan “ENTER”
- Geser sumbu X dan Y ke “WP 2”
- Tekan “PLOT”
- Tekan “ENTER”
- Tekan “ENTER”
- Maka route dari “WP 1” ke “WP” muncul
- Untuk Route dari WP 2 ke WP berikutnya caranya sama
2. Memplot route dari “KAPAL” ke “CURSOR”
- Tekan “CURSOR”
- Tekan “PLOT”
- Tekan “MAKE ROUTE”
- Tekan “ENTER”
- Geserkan Sumbu X dan Y ke “WP 2”
- Tekan “PLOT”
- Tekan “ENTER”
- Tekan “ENTER”
Itulah beberapa langkah untuk membuat “WAY POINT” dan “ROUTE”
agar kita terhindar dari bahaya yang tidak kita inginkan.

B. Kendala-kendala yang dihadapi selama perawatan dan cara kerja


Global Positioning System (GPS) di atas kapal KM Satya Kencana IX
Global Positioning System (GPS) adalah sistem radio navigasi dan
penentuan posisi menggunakan satelit. Jika terjadi kerusakan maka Global
Positioning System (GPS) harus segera diganti dengan yang baru. Jika terjadi
pemadaman lisstrik secara tiba-tiba, maka harus memulainnya dari awal lagi.
Oleh karena itu apabila kita bekerja dengan menggunakan Global Positioning
System (GPS) harus selalu di perhatikan agar alur yang kita buat tidak
berubah.
31

Pada umumnya Global Positioning System (GPS)digunakan untuk


navigasi laut yaitu untuk mencegah terjadinya tabrakan di laut. Oleh karena itu
setiap kapal harus memiliki Global Positioning System (GPS) guna untuk
kenyamanan berlayar bagi semua awak kapal. Jika terjadi kerusakan pada
Global Positioning System (GPS) harus segera melapor agar orang darat bisa
segera memperbaikinya. Kita harus teliti dalam mengoperasikan Global
Positioning System (GPS) apabila terjadi kesalahan operasi kita harus
mengulanginya dari awal.

C. Upaya yang dilakukan Untuk Meningkatkan Kelancaran Bernavigasi


Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kelancaran bernavigasi pada
Global Positioning System (GPS) harus selalu terawatt dan selalu diingatkan
untuk tidak menekan tombol-tombol secara sembarangan. Penggunaan Global
Positioning System (GPS)sebagai system navigasi dikapal dapat digunakan
untuk memperkecil jarak minimum yang diperlukan antara dua jalur pelayaran
kapal. Dalam satu jalur pelayaran, seperti contohnya diselat Malaka sebagai
system navigasi di kapal dapat digunakan untuk memperkecil jarak minimum
yang diperlukan antara dua jalur pelayaran kapal. Penggunaan Global
Positioning System (GPS) disamping dapat memperkecil resiko tabrakan juga
dapat mengefisienkan penggunaan jalur pelayaran yang lebih banyak.
Global Positioning System (GPS) dapat memberikan informasi mengenai
posisi, kecepatan dan waktu yang tepat, teliti dan murah dipergunakan setiap
waktu siang maupun malam tanpa bergantung kondisi cuaca. Sampai saat ini
Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya system navigasi atau
system penentuan posisi yang mempunyai karakteristik prima seperti ini.
Dalam penentuan posisi yang spectrumnya cukup luas. Dari yang sangat teliti
(orde militer, relative) sampai yang biasa-biasa saja (orde puluhan meter
absolute). Kecepatan wahana yang bergerak juga dapat ditentukan oleh Global
Positioning System (GPS) seandainya wahana tersebut dilengkapi alat
penerima sinyal Global Positioning System (GPS).
32

Dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) yang


dapatmemberikan informasi yang relative teliti, jarak minimum yang harus
dijaga terhadap sumber-sumber bahaya pelayaran dapat diperkecil, sehingga
kapal dapat berlayar melalui jalur-jalur pelayaran sulit yang sebelumnya biasa
dihindari sehingga dapatmemperpendek jarak jalur pelayaran dan akibatnya
dapat menghemat waktu dan bahan bakar. Dengan menggunakan Global
Positioning System (GPS) memberikan perairan yang lebih fleksible bagi
pelayaran, penentuan route pelayaran yang lebih variasi dan juga membuka
kemungkinan pembukaan pelabuhan-pelabuhan baru ditempat-tempat yang
relative terpencil seperti dikawasan Indonesia Timur.
Dalam kaitannya dengan aktivitas pemetaan laut di atas, metode
penentuan posisi yang digunakan umumnya adalah metode kinematik
diferensial menggunakan data pseudorange untuk aplikasi-aplikasi yang
menuntut ketelitian menengah (level meter) dan menggunakan data fase untuk
ketelitian yang lebih tinggi (level cm). untuk Indonesia transportasi laut tidak
hanya bermanfaat untuk membantu pergerakan orang dan barang diseluruh
wilayah Indonesia dan ke luar negeri, tetapi juga penting dalam realisasi
kesatuan ekonomi dan politik, pembangunan kekuatan nasional serta
pembukaan dan pembangunan daerah serta wilayah terpencil.
Global Positioning System (GPS) sangat diperlukan dalam hal survey,
pemetaan serta penentuan posisi di laut seperti keperluan survey hidro
oseanografi, survey seismic, penentuan posisi bui-bui dan peralatan bantu
navigasi serta titik-titik pengeboran minyak lepas pantai ataupun untuk
mempelajari karakteristik arus, gelombang, ataupun pasang surut dilepas
pantai. Bahkan peneliti dari Amerika Serikat telah menggunakan Global
Positioning System (GPS) dikombinasikan dengan penentuan posisi akustik,
untuk menentukan posisi titik-titik dasar laut secara teliti dalam rangka
mempelajari dinamika lempeng-lempeng benua di bawah laut.
Di Indonesia sebelum adanya Global Positioning System (GPS), survey
hidro oseanografi umumnya menggunakan system penentuan posisi elektronik
menggunakan gelombang radio seperti mini ranger, polarfix, syledis, hyperfix,
33

dan agro untuk mendapatkan informasi tentang posisi. Kadangkala sextant dan
theodolith juga masih digunakan. Satelit Doppler (transit) juga digunakan oleh
beberapa pihak. Saat ini penggunaan Global Positioning System (GPS) dalam
survey hidro oseanografi di Indonesia terutama terkait dengan :
1. Penentuan posisi titik-titik kontrol di pantai
2. Navigasi kapal survey
3. Penentuan posisi titik-titik perum (sounding)
4. Penentuan posisi sensor-sensor survey hidrografi dan oseanografi
5. Penentuan posisi struktur atau obyek laut seperti wahana pengeboran
34

Gambar 1. Bagian muka GPS

Gambar 2. Bagian pembuka GPS


35

Gambar 3. Bagian koordinat kapal

Gambar 4. Bagian untuk mengetahui kecepatan kapal


36

Gambar 5. Diagram Kapal KM Satya Kencana IX

Gambar 6. Letak keadaan kapal-kapal lain


38

Gambar 7. Bagan dari Track 1 ke Track 2

Gambar 8. Tombol-tombol radar


39

Gambar 9. Titik koordinat radar

Gambar 10. Radar dan peta


40

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hasanuddin Z. Abidin. Penentuan posisi dengan GPS dan aplikasinya

Pedoman skripsi

SIMRAD CA 50 DGPS Chart Radar with Echosounder

Jhon Larsen, Simrad Shipmate AS Declaration of Conformity

Anda mungkin juga menyukai