Anda di halaman 1dari 3

MENUJU PERTUMBUHAN EKONOMI

BERKUALITAS
Menurut Simon Kuznets; Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses peningkatan produksi
per kapita yang berlangsung terus-menerus dari tahun ke tahun dalam kurun waktu yang panjang
di suatu negara. Proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang atau perubahan tingkat
kegiatan ekonomi yang terjadi Dari tahun ke tahun.Pertumbuhan ekonomi dikatakan meningkat
apabila terjadi kenaikan GNP riil dari tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Tolak ukur
pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan hasil produksi (output) dalam tingkat nyata ekonomi
dan diukur melalui perubahan hasil produksi setiap tahunnya dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu
keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Oleh
karena itu, semakin bertambahnya pendapatan masyarakat setiap tahunnya, maka akan
bertambah pula kebutuhan konsumsi setiap tahunnya. Selain dari sisi permintaan (konsumsi),
dari segi penawaran, pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja
(sumber pendapatan).

Pertumbuhan ekonomi yang baik dapat membuka kesempatan kerja yang luas apabila didukung
oleh tumbuh dan berkembangnya sektor riil. Dimana sektor riil akan jauh menyerap tenaga kerja
dibandingkan dengan pertumbuhan sektor finansial. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang
rendah akan kurang menyerap tenaga kerja yang selanjutnya menambah jumlah angka
kemiskinan.3 Namun, ketimpangan yang besar dalam distribusi pendapatan (kesenjangan
ekonomi) dan tingkat kemiskinan merupakan dua masalah besar dibanyak negara berkembang.
Indonesia sebagai negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
mengalami kerentanan akan terjadinya kesenjangan. Sehingga penting untuk diketahui
bagaimana kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini.

Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang memiliki tolak ukur
dalam mengurangi masalah masalah dalam perekonomian, terdapat beberapa strategi yang
disebut Triple Track Strategy, yaitu : Pro – Poor, Pro Job, dan Pro Growth. Basis pertama yaitu
meningkatkan ekspor dan investasi, basis kedua menggerakkan sektor Riil guna meningkatkan
lahan tenaga kerja, basis ketiga yaitu merevitalisasi pertanian, kehutanan, dan ekonomi pedesaan
untuk mengurangi kemiskinan. Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dapat
dilakukan beberapa stretegi pembangunan. Yakni dengan menggalakan aksi Pro Job, Pro Poor,
dan Pro Growth dengan cara menjamin pendidikan,kesehatan jaminan sosial, dan pemerataan
pada tenaga kerja. Pro job lebih ditekankan pada percepatan perluasan lapangan pekerjaan.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas mampu mencerminkan adanya
peningkatan aktivitas dunia usaha dan ekonomi yang akan memberikan peluang besar kepada
angkatan kerja di pasar. Karena itu, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas baru
dapat dicapai jika disertai dengan peningkatan kesempatan kerja dan penurunan tingkat
pengangguran di masyarakat. Pemerintah harus mampu mendorong sektor riil yang banyak
menyerap tenaga kerja agar pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin. Selanjutnya,
pengelolaan ekonomi yang pro poordiarahkan untuk mengurangi kemiskinan.
Menurunnya jumlah penduduk miskin merupakan indikator keharusan yang secara langsung
dapat menunjukkan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Bagaimana dengan Indonesia? Apakah Indonesia sekarang sudah layak dikatakan tumbuh
dengan kualitas? Berikut beberapa data dari Badan Pusat Statistik dari tolok ukur pertumbuhan
ekonomi berkualitas.

1. Ketenagakerjaan dan kesejahteraan

Moderasi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 menurunkan daya serap perekonomian
terhadap tenaga kerja. Tren penurunan tingkat pengangguran yang telah terjadi sejak 2005 mulai
tertahan dan justru mengalami sedikit peningkatan pada Agustus 2014. pengangguran pada
Agustus 2014 mencapai 5,94%, lebih tinggi dibandingkan dengan Februari 2014 (5,70%), namun

lebih rendah dari Agustus 2013 (6,17%).Tingkat penyerapan tenaga kerja mengalami penurunan.
Berdasarkan prakiraan model “Okun’s Law” Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang melambat di
bawah kisaran 5,3% berisiko meningkatkan tingkat pengangguran. Pengangguran yang
meningkat juga diakibatkan oleh tingkat penyerapan tenaga kerja yang menurun. Pada tahun
2013 dan 2014, rata-rata tingkat penyerapan tenaga kerja menurun menjadi 1% dibandingkan
dengan rata-rata tahun 2011 dan 2012 sebesar 2,9%. (laporan perekonomian Indonesia 2014).

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan yang didorong oleh aktivitas
ekonomi atau suatu perusahaan untuk memproduksi barang dan membuka pabrik baru atau
kantor cabang baru. Sehingga akan meningkatkan tingkat ketenagakerjaan yang akan menopang
pertumbuhan modal dan pada akhirnya akan mengurangi jumlah pengangguran.

1. Jumlah penduduk miskin Indonesia

Kemiskinan merupakan masalah paling mendasar terutama bagi negara berkembang, seperti
Indonesia. Kemiskinan menjadi tolok ukur kesejahteraan suatu negara. Berikut adalah target
kemiskinan dan realisasinya menurut UU APBN (Bappenas).

Undang Undang Target Capaian


UU APBN 2010 12% – 13,5% 13,32%
UU APBN 2011 11,5 – 12,5% 12,30%
UU APBN 2012 10,5% – 11,0% 11.6%
UU APBN 2013 9,5 % – 10,5% 11,37%
UU APBN 2014 9 % – 10,5% n.a
Target yang ditetapkan pemerintah melalui APBN nya semakin tahun semakin menurun, capaian
target pemerintah tersebut beberapa tidak tepat sasaran, tercatat tahun 2012 dan 2013 capaian
meleset dari target yang batas atas masing-masing sebesar 11,0 % dan sebesar 10,5%.

Dari dua indikator kualitas pertumbuhan diatas, Indonesia masih mempunyai masalah pada dua
masalah tersebut. Penyerapan ketenagakerjaan semakin menurun. Tahun 2013 dan 2014, rata-
rata tingkat penyerapan tenaga kerja adalah 1% dibanding tahun 2011 dan 2012 sebesar 2,9%.
Potensi penurunan ini akan terus berlanjut jika pertumbuhan ekonomi melambat.

Masalah kemiskinan menunjukkan capaian target yang terpenuhi pada tahun 2010 dan 2011,
namun berbanding terbalik pada tahun 2012 dan 2013 yang tidak memenuhi target.

Selain kedua masalah diatas, terdapat banyak sekali ‘PR’ yang belum terselesaikan. Masalah
ketimpangan yang semakin melebar meskipun terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup
membaik. Masalah tersebut berasal dari domestik maupun luar negeri.

PENUTUP

Bahwa banyak orang yang beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat selalu
dibarengi kenaikan dalam ketimpangan pembagian pendapatan atau ketimpangan relatif.

Dengan perkataan lain, bahwa antara pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pembagian
pendapatan terdapat suatu Trade-Off, yang membawa implikasi bahwa pemerataan dalam
pembagian pendapatan hanya dapat dicapai jika laju pertumbuhan ekonomi diturunkan.

Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi selalu akan disertai kemerosotan dalam
pembagian pendapatan atau kenaikan dalam ketimpangan relatif.
Disamping ketimpangan dalam pembagian pendapatan (ketimpangan relatif), perlu juga
diperhatikan masalah lain yaitu sampai seberapa jauh pertumbuhan ekonomi dapat berhasil
dalam menghilangkan, sedikit-dikitnya mengurangi kemiskinan absolut.

Anda mungkin juga menyukai