Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN PASIEN DENGAN DEMAM THIPOID

No. Dokumen
No. Revisi dr. H. M. Dani Nur Ramdani
SOP NIPHK : 2120426491
Tanggal Terbit

Halaman 1/2

KLINIK PRATAMA
HUSNUL KHOTIMAH
Demam tifoid banyak ditemukan di masyarakat perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini erat
1. Pengertian
kaitannya dengan kualitas higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Prosedur ini dibuat dimaksudkan agar petugas kesehatan di puskesmas BLOOTO dapat
2. Tujuan
melakukan penanganan penderita Demam tifoid dengan baik dan benar
SK Direktur Klinik Pratama Husnul Khotimah No...... Tentang Penyusunan Penanganan pasien
3. Kebijakan gawat darurat.
Langkah- langkah Penanganan Demam Tifoid wajib sesuai dengan langkah- langkah SPO ini.
4. Referensi Perawatan Dasar DEPKES RI Tahun 2014
5. Prosedur PENATALAKSANAAN
a. Terapi suportif dapat dilakukan dengan:
1. Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan mobilisasi.
2. Diet tinggi kalori dan tinggi protein.
3. Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas.
4. Kontrol dan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, kesadaran), kemudian
dicatat dengan baik di rekam medik pasien.
b. Terapi simptomatik untuk menurunkan demam (antipiretik) dan mengurangi keluhan
gastrointestinal.
c. Terapi definitif dengan pemberian antibiotik. Antibiotik lini pertama untuk demam tifoid
adalah kloramfenikol, ampisilin atau amoksisilin (aman untuk penderita yang sedang hamil),
atau trimetroprim-sulfametoxazole (kotrimoksazol).
d. Bila pemberian salah satu antibiotik lini pertama dinilai tidak efektif, dapat diganti dengan
antibiotik lain atau dipilih antibiotik lini kedua yaitu Ceftriaxone, Cefotaxime (diberikan untuk
dewasa dan anak), Kuinolon (tidak dianjurkan untuk anak <18 tahun karena dinilai
mengganggu pertumbuhan tulang).

Tabel 17. Antibiotik dan dosis penggunannya


Indikasi demam tifoid dilakukan perawatan di rumah atau rawat jalan:
a. Pasien dengan gejala klinis yang ringan, tidak ada tanda-tanda komplikasi serta tidak ada
komorbid yang membahayakan.
b. Pasien dengan kesadaran baik dan dapat makan minum dengan baik.
c. Pasien dengan keluarganya cukup mengerti tentang cara-cara merawat serta cukup paham
tentang petanda bahaya yang akan timbul dari tifoid.
d. Rumah tangga pasien memiliki atau dapat melaksanakan sistem pembuangan ekskreta
(feses, urin, muntahan) yang mememenuhi syarat kesehatan.
e. Dokter bertanggung jawab penuh terhadap pengobatan dan perawatan pasien.
f. Dokter dapat memprediksi pasien tidak akan menghadapi bahaya-bahaya yang serius.
g. Dokter dapat mengunjungi pasien setiap hari. Bila tidak bisa harus diwakili oleh seorang
perawat yang mampu merawat demam tifoid.
h. Dokter mempunyai hubungan komunikasi yang lancar dengan keluarga pasien.

KONSELING DAN EDUKASI

Edukasi pasien tentang tata cara:


a. Pengobatan dan perawatan serta aspek lain dari demam tifoid yang harus diketahui pasien
dan keluarganya.
b. Diet, pentahapan mobilisasi, dan konsumsi obat sebaiknya diperhatikan atau dilihat langsung
oleh dokter, dan keluarga pasien telah memahami serta mampu melaksanakan.
c. Tanda-tanda kegawatan harus diberitahu kepada pasien dan keluarga supaya bisa segera
dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan

KRITERIA RUJUKAN

a. Telah mendapat terapi selama 5 hari namun belum tampak perbaikan.


b. Demam tifoid dengan tanda-tanda kedaruratan.
c. Demam tifoid dengan tanda-tanda komplikasi dan fasilitas tidak mencukupi.

6. Diagram Alir
7. Unit Terkait  Petugas Pendaftaran
 Dokter
 Apoteker
 Paramedis

Anda mungkin juga menyukai