KTI Reviisian-Dikonversi
KTI Reviisian-Dikonversi
D3 Farmasi
Diajukan Oleh :
Ryan Akbar
16.4101.48401.0.088
D3 FARMASI
BANJARMASIN
2019
i
ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA RIIL DENGAN TARIF
INA CBG’s PADA PASIEN SECTIO CAESAR DI RSIA
IBUNDA PELAIHARI
Disusun Oleh :
Ryan Akbar
16.4101.48401.0.088
D3 FARMASI
AKADEMI FARMASI ISFI
BANJARMASIN
2019
Persetujuan Usulan Karya Tulis Ilmiah
Oleh :
Ryan Akbar
16.4101.48401.0.088
Banjarmasin
iii
Persetujuan Seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah
Oleh :
Ryan Akbar
16.4101.48401.0.088
Banjarmasin
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Ryan Akbar
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada
waktunya.
Karya Tulis ini berjudul “ Analisis Perbandingan Biaya Riil Dengan Tarif
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini saya banyak sekali mendapatkan masukan,
bimbingan, saran, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati saya ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
4. Bapak dan Ibu Dosen Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Farmasi Isfi
Banjarmasin.
vi
5. Keluarga saya khususnya ibu yang selalu mendoakan dan memberikan
kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang
Wassalamualaikum Wr Wb.
Penulis
Ryan Akbar
vii
DAFTAR ISI
INTISARI ............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.3 Sistem Jaminan Kesehatan Nasional ........................................................10
BAB V PENUTUP
5.2 Saran..........................................................................................................38
ix
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. .............39
LAMPIRAN ..........................................................................................................42
DAFTAR TABEL
Tabel 4.7 Komponen Biaya Rawat Inap Pasien JKN di RSIA Ibunda Pelaihari
Tabel 4.8 Komponen Biaya Rawat Inap Pasien JKN di RSIA Ibunda Pelaihari
Tabel 4.9 Selisih total biaya riil dengan total tarif INA-CBG’s pada pasien sectio
caesar di RSIA Ibunda Pelaihari periode Oktober 2018 – April 2019. .36
Tabel 4.10 Perbandingan antara rata-rata biaya riil dengan tarif INA-CBG’s
Lampiran 3. Hasil Statistik uji normalitas dan uji one sample t test ......................45
xiii
ABSTRAK
xiv
ABSTRACT
1
Academy Pharmacy ISFI Banjarmasin
2
Ibunda Mother and Children Hospital Pharmacy Installation in Pelaihari's
xv
BAB I
PENDAHULUAN
yang ideal bagi suatu negara adalah berkisar 10% sampai 15% (Betran dkk, 2015).
Hasil survei global oleh WHO pada tahun 2004-2008 di tiga benua yaitu Amerika
Latin, Afrika, dan Asia menunjukan bahwa negara-negara di Afrika lebih banyak
persalinan sectio caesar. Negara di Asia yang angka sectio caesar paling tinggi
adalah negara China (46,2%) (Souzadkk., 2010). Indonesia memiliki nilai CSR
sekitar 6,8% berdasarkan hasil data survei oleh WHO pada tahun 2008 (Gibbons
dkk., 2010).
Islam oleh umat muslim. Persalinan sectio caesar menurut hukum Islam
diperbolehkan pada saat yang memang mendesak atau darurat seperti yang
Dari dalil tersebut dapat diketahui bahwa sesungguhnya Allah SWT telah
1
2
persalinan normal tidak dapat dilakukan. Sectio caesar dapat dilakukan jika
terdapat faktor penyulit baik dari ibu maupun bayi seperti distorsia persalinan,
selisih biaya yang dimana biaya riil lebih tinggi dari pada klaim. Hal ini dapat di
artikan bahwa tarif klaim INA-CBG’s pada pasien JKN belum dapat menutup
pembayaran berdasarkan tarif INA CBG’s yang merupakan rata-rata biaya yang
ini sering terjadi permasalahan dalam pembiayaannya. Hal yang sering terjadi
adalah besarnya biaya riil suatu prosedur kesehatan melebih dari klaim dari INA-
sistem ini. Terkait permasalahan biaya kesehatan yang tinggi, pemerintah telah
asuransi sosial yang bertujuan agar seluruh penduduk indonesia terlindungi dalam
KB, imunisasi pada bayi dan konseling. Setelah 2 tahun berjalan, Rumah Sakit
3
dengan merubah statusnya menjadi RSIA Ibunda agar bisa melayani dengan
program JKN dengan berbagai prosedur salah satunya adalah prosedur sectio
caesar. Dari bulan oktober 2018 –maret 2019 jumlah pasien sectio caesar setiap
banyak yang belum tau kalau RSIA Ibunda sudah bisa melayani pasien JKN.
Berdasarkan dari data yang peneliti lihat dapat disimpulkan bahwa tarif
INA-CBG’s belum bisa mengcover biaya riil Rumah Sakit. Oleh sebab itu peneliti
tertarik untuk meneliti tentang analisis perbandingan biaya riil dengan tarif INA-
memberikan manfaat bagi peneliti dan sebagai bahan evaluasi bagi Rumah Sakit.
1. Berapakah selisih rata-rata biaya riil dengan rata-rata klaim INA-CBG’s pada
2. Apakah ada perbedaan antara biaya riil dengan biaya klaim INA-CBG’s pada
pasien JKN dengan dengan prosedur sectio caesar di RSIA Ibunda Pelaihari.
4
2. Mengetahui perbedaan antara biaya riil dengan biaya klaim INA-CBG’s pada
pasien JKN dengan dengan prosedur sectio caesar di RSIA Ibunda Pelaihari.
2. Bagi rumah sakit : Sebagai bahan evaluasi biaya riil pada prosedur sectio
sejenis.
4. Bagi peneliti : Untuk mengetahui Perbandingan biaya riil dengan biaya klaim
INA-CBG’s.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.a Definisi
2.1.b Indikasi
Indikasi seksio sesarea bisa berasal dari fakto ibu dan juga bayi. Faktor dari ibu
dari faktor bayi yaitu adanya kemungkinan apgar score ≤3, umbilical artery pH
a. Insisi Abdomen
Dari segi kosmetika, insisi transversal lebih banyak dipilih oleh sebagian
wanita dan dianggap lebih kuat dan kemungkinan lepasnya kecil. Namun, insisi
vertikal lebih disukai oleh para dokter daripada insisi lintang (transversal) karena
5
6
memudahkan dalam memperluas ruang jika diperlukan ruang yang lebih banyak
b. Insisi Uterus
Insisi uterus juga terdiri dari dua teknik yaitu teknik insisi vertikal (klasik)
dan insisi melintang. Insisi klasik adalah insisi vertikal ke dalam korpus uterus di
atas segmen bawah uterus sampai mencapai fundus uterus. Insisi klasik sudah
untuk diperbaiki dan dari segi lokasinya memiliki kemungkinan yang sedikit
untuk ruptur dan tidak menyebabkan pelekatan usus atau omentum ke garis insisi
2.1.d Komplikasi
infeksi, cedera pada janin, cedera pada organ di dekat uterus (usus, kandung
(histerektomi masa nifas, jahitan pada usus) (Norwitz dan Schorge, 2007).
a. Pra – operasi
operasi sesar harus dicek darah terlebih dahulu dan asupan oralnya dihentikan
paling tidak delapan jam sebelum operasi berlangsung. Pasien dapat diberikan
antasida sesaat sebelum induksi anestesi untuk mencegah risiko trauma paru
akibat naiknya asam lambung jika terjadi aspirasi (Chunningham dkk., 2006).
7
persalinan elektif dan emergency), prefalensi pasien, dan keputusan ahli anestesi.
Ada dua macam anestesi yaitu lokal dan umum. Teknik anestesi yang biasa
digunakan adalah anestesi lokal. Anestesi spinal adalah salah satu jenis anestesi
lokal yang paling sering dipilih untuk sectio caesarea. Anestesi umum dapat
menjadi pilihan yang paling tepat dalam kondisi tertentu, misalnya ruptur uterus,
b. Operasi
Cairan intravena yang dapat diberikan seperti larutan Ringer Laktat atau larutan
Laktat lebih baik dibandingkan NaCl 0,9% karena NaCl 0,9% dapat menimbulkan
alkalosis dan asidosis lebih besar daripada Ringer Laktat (Rudi, 2012).
c. Pasca – operasi
lepas dari anaestesinya, kemungkinan besar akan timbul nyeri yang berat. Pilihan
secara intravena dan selanjutnya bisa dengan intramuskular (paling sering setiap 3
operasi cukup besar. Pilihan antibiotiknya adalah ampisilin 2 g dosis tunggal, atau
8
2006).
darah, suhu badan, jumlah urin, jumlah perdarahan, dan status fundus uteri
Ekonomi kesehatan adalah ilmu yang menilai biaya (cost) dan manfaat
merupakan bagian dari ekonomi kesehatan yang lebih menjurus kepada terapi
1. Direct cost atau biaya langsung yaitu biaya segi penyedia pemberi
biaya langsung medis (direct medical cost) dan biaya langsung non-medis
(direct non-medical cost). Biaya medis langsung adalah biaya yang dikeluarkan
dikeluarkan oleh pasien yang tidak terkait langsung terhadap pelayanan medis
9
seperti biaya transportasi dari rumah menuju rumah sakit, biaya administrasi,
2. Indirect cost atau biaya tidak langsung yaitu biaya dari perspektif masyarakat
hilangnya waktu luang, dan biaya perjalanan ke rumah sakit, dan sebagainya.
3. Intangible cost atau biaya yang tidak terada seperti rasa nyeri, khawatir,
1. Cost Analysis (CA) yaitu analisis yang sederhada untuk mengetahui jumlah
(Tjandrawinata, 2000).
2. Cost Minimisation Analysis (CMA) yaitu analisis yang hanya berfokus pada
membandingkan dua alternatif terapi yang identik dan tidak dapat digunakan
untuk mengevaluasi program atau terapi yang memiliki outcome yang berbeda
(Walley, 2004).
yang diukur dengan uang dengan outcome yang dapat berupa keberhasilan
terapi yang dapat diukur dengan natural unit, misalnya biaya yang diperlukan
4. Cost Utility Analysis (CUA) yaitu metode yang mirip dengan cost effectiveness
analysis untuk menilai efisiensi dari intervensi kesehatan tapi outcome yang diukur
5. Cost Benefit Analysis (CBA) yaitu metode untuk mengukur manfaat ekonomi
yang terkait intervensi yang satuannya sama atau berbeda dan selalu dihargai
dalam bentuk satuan biaya (uang), misalnya perbandingan antara uang yang
publik yang menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS
2014).
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan dan Peraturan Presiden No. 12 tahun 2013
kesehatan yang dapat memberi manfaat dalam kebutuhan dasar dan permeliharaan
kesehatan kepada peserta yang telah membayar iuran atau dibayarkan iurannya
(rehabilitatif) yang sudah termasuk obat dan bahan medis (Putri, 2014). Prinsip
11
nirlaba, dan dana berupa dana amanat serta digunakan penuh untuk
Peserta JKN terbagi menjadi dua golongan utama yaitu Penerima Bantuan
Iuran JKN (PBI) dan Bukan Bantuan Iuran JKN (non-PBI). Yang termasuk ke
dalam PBI adalah fakir miskin dan orang tidak mampu menurut Peraturan
Pemerintah No. 101 Tahun 2011. Sedangkan, non-PBI terdiri atas pekerja
penerima upah dan anggota keluarganya (dalam hal ini pegawai negeri dan
swasta), pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya (pekerja mandiri),
dan bukan pekerja dan anggota keluarganya (investor, pemberi kerja, dan
Pelayanan rawat inap dibagi menjadi tiga kelas ruang perawatan, urutan
dari kelas tertinggi ke kelas terendah, yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Dalam
kondisi tertentu, peserta yang ingin meningkatkan kelas perawatan di atas haknya,
bisa dengan membayar selisih biaya yang telah dijamin oleh BPJS Kesehatan
(Putri, 2014).
pengelompokan diagnosis dan prosedur dengan mengacu pada ciri klinis yang
Tarif INA-CBG memiliki 1.077 kelompok tarif yang terdiri dari 789 kode
kelompok rawat inap dan 288 kode kelompok rawat jalan dengan menggunakan
Keterangan :
Terdapat 30 CMGs dalam UNU Grouper (22 Acute Care CMGs, 2 Ambulatory
angka 1-9. Sub-group ketiga menkode secara spesifik CBG’s yang dilambangkan
melambangkan tingkat keparahan kasus dengan kode romawi I, II, dan III.
6-10-I, O-6-10-II, dan O-6-10-III. Digit I yaitu huruf O artinya deliveries groups
atau prosedur persalinan. Digit II yaitu angka 6 menunjukan tipe kasus rawat inap
kebidanan. Digit III yaitu angka 10 yang menunjukan prosedur sectio caesarea.
Tarif rumah sakit ada tujuh yaitu tarif rumah sakit kelas A, tarif rumah
sakit kelas B, tarif rumah sakit kelas B Pendidikan, tarif rumah sakit kelas C, tarif
rumah sakit kelas D, tarif rumah sakit khusus rujukan nasional, dan tarif rumah
Rate (HBR) yang dihitung dari total biaya pengeluaran rumah sakit.
perbedaan biaya distribusi obat dan alat kesehatan di Indonesia. Terdapat lima
regional yaitu regional I, regional II, regional III, regional IV, dan regional V.
regional I sehingga tarif klaim INA-CBG’s untuk sectio caesar di rumah sakit
No Kode Diskripsi kode Tipe Tarif kelas 3 Tarif kelas 2 Tarif kelas 1
INA- INA-CBG’s layanan (Rp) (Rp) (Rp)
CBG’s
1 O-6-10-I Prosedur operasi Rawat Inap 4.409.500 5.291.400 6.173.300
pembedahan
caesar ringan
Indeks Harga Konsumen (IHK) dari Badan Pusat Statistik (BPS), pembagian
Indeks Harga Konsumen (IHK) dari Badan Pusat Statistik (BPS) (Kemenkes,
2014).
16
2.6 Hipotesis
1. Terdapat selisih antara rata-rata biaya riil dengan rata-rata klaim INA-CBG’s
2. Terdapat perbedaan antara biaya riil dengan tarif paket INA-CBG’s pada
METODE PENELITIAN
perspektif rumah sakit terhadap biaya medis langsung (direct medical cost), data
diambil secara retrospektif dari data keuangan rumah sakit dan rekam medis
mengetahui perbedaan antara biaya riil dengan paket INA-CBG’s pasien rawat
instalasi rekam medik, unit teknologi informasi, bagian akuntansi dan verifikasi
RSIA Ibunda Pelaihari. Data pasien yang di gunakan adalah pada bulan Oktober
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien sectio caesar peserta JKN di
RSIA Ibunda Pelaihari. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah pasien
sectio caesar peserta JKN periode Oktober 2018 – April 2019 di RSIA Ibunda
Pelaihari.
Sampel pada penelitian ini adalah sampel jenuh (seluruh pasien) sebanyak
44 pasien.
18
19
a. Komponen biaya riil adalah semua komponen biaya yang terdapat dalam
rincian tagihan pasien Sectio Caesar selama di rumah sakit, meliputi biaya
resusitasi, biaya perawatan ibu dan bayi, biaya visite dokte SP.A dan
b. Biaya riil adalah total biaya yang diperlukan atas semua tindakan dan
biaya kelas perawatan, biaya operasi caesar, biaya tindakan resusitasi, biaya
perawatan ibu dan bayi, biaya visite dokte SP.A dan SP.OB, biaya obat dan
c. Biaya akomodasi merupakan biaya sewa ruang rawat inap atau biaya kamar
sakit yang terdiri dari ruang perawatan kelas I,II, dan III.
d. Biaya tenaga medis yaitu biaya kunjungan dokter, dan biaya konsultasi
g. Biaya obat atau barang medis adalah biaya yang diperlukan untuk
penggunaan obat atau barang medis selama pasien menjalani rawat inap di
rumah sakit.
h. Biaya lain lain yaitu biaya yang tidak termasuk dalam biaya obat dan alat
dan biaya administrasi, yang meliputi biaya penunggu pasien, sewa ruangan
dll.
j. Tarif paket INA-CBG’s adalah tarif yang di tentukan besarnya dan tercantuk
dalam berkas pasien yang telak diverifikasi oleh BPJS. Tarif yang dimaksud
adalah tarif yang di tetapkan pada pasien dengan kode INA-CBG’s O-6-10-
tersebut :
21
l. Diagnosa primer adalah pasien ibu hamil yang ingin operasi caesar.
penelitian.
2. Meminta data-data yang dimiliki rumah sakit terkait dengan klaim JKN
observasi.
Data biaya riil dan tarif paket INA CBG’s pada klaim pasien sectio caesar
Jenis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
yaitu data yang bersifat deskriptif yang diperoleh dari hasil pengamatan rekam
medik. Sedangkan data kuantitatif yaitu data yang berhubungan dengan angka-
angka yang diperoleh dari hasil pengamatan biaya riil dan klaim paket INA
CBG’s.
deskriptif meliputi penyajian data berupa gambaran biaya riil pasien yang
diperoleh dari form rincian biaya tagihan pasien dan gambaran selisih antara biaya
riil dengan tarif INA CBG’s dengan cara mengurangkan total tarif INA CBG’s
analisis analitik untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data biaya
riil dan tindakan medik pasien sectio caesar rawat inap peserta JKN RSIA Ibunda
Pelaihari.
paket SPSS statistics 17.0, data yang didapat akan diuji homogenitas dan
Normalitas, jika data terpenuhi menggunakan uji parametrik yaitu uji T-test. Jika
salah satu data tidak homogen atau normal maka akan digunakan uji non
23
parametrik. Selanjutnya dilakukan analisis uji one sample t-test untuk mengetahui
apakah ada perbedaan antara rata-rata biaya riil rumah sakit dengan tarif INA-
CBG’s.
BAB IV
oktober 2018 – april 2019 berjumlah sebanyak 44 (empat puluh empat) dengan
pasien, kelas 2 sebanyak 20 (dua puluh) pasien dan kelas 3 sebanyak 18 (delapan
belas) pasien. Tiap kelas perawatan dibagi lagi menurut tingkat keparahannya
24
25
Kategori pertama dari peserta BPJS kesehatan adalah PBI (Penerima Bantuan
Iuran). Peserta yang masuk dalam kategori PBI memiliki strata ekonomi yang
cukup rendah yaitu dalam hal pembayaran iuran BPJS peserta PBI iurannya di
tanggung oleh pemerintah. Peserta kedua dari BPJS kesehatan adalah mereka
yang secara mandiri mendaftar diri dan membayar iuran wajibnya setiap bulan.
Peserta yang membayar iuran BPJS kesehatan non-PBI dibagi menjadi 3 kelas
sesuai dengan kemampuan dalam membayar iuran. Kelas yang di berikan oleh
BPJS kesehatan dimulai dari kelas 3, kelas 2, dan kelas 1. Masing – masing kelas
peserta non-PBI memiliki tarif iuran yang berbeda setiap bulan. Peserta BPJS
kesehatan kelas 1 mendapatkan fasilitas terbaik dari rumah sakit atau lembaga
kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS biasanya mereka masuk dalam kelas 1
akan memiliki hak kamar kelas 1. Untuk kelas 2 dan 3 peserta BPJS kesehatan
rawat inap periode Oktober 2018 – April 2019 dapat dilihat pada tabel 4.1
26
tahun dengan persentase 50%, hanya berbanding sedikit dengan pasien usia 31 –
41 tahun dengan persentase 41%. Sedangkan pada pasien usia kurang dari 20
tahun hanya 4,5%, sama dengan pasien lebih dari 41 tahun 4,5%. Menurut
BKKBN usia reproduktif yang sehat adalah 20 – 30 tahun, lebih atau kurang dari
usia tersebut dapat beresiko. Tetapi pada penelitian ini, pasien sectio caesar di
dominasi pada usia 20-30 tahun (50%). Hal ini dikarenakan pada pasien sectio
caesar di RSIA Ibunda Pelaihari disebabkan karena pada usia 20-30 tahun
Salfariani.I dkk (2017) bahwa kehamilan di usia 20 – 30 tahun adalah usia yang
paling tepat bagi wanita untuk mempunyai anak dan merupakan rentang usia yang
secara normal. Hal ini sesuai dengan penelitian bahwa pasien sectio caesar di
RSIA Ibunda Pelaihari dialami oleh pasien yang berusia 30 – 41 tahun (41%).
Berdasarkan penelitian diagnosa utama paling banyak didominasi pada usia 20-40
tahun oleh pasien sectio caesar dengan kode ICD 10 O34.2 (Maternal care due to
uterine scar from previous surgery) sebanyak 18,18%, kode ICD 10 O61.0
(Failed medical induction of labour) dan kode ICD 10 O68.8 (Labour and
kode ICD O42.0 yang persentasenya 12,61%. Hasil penelitian ini sesuai dengan
29
caesarean sectio selalu ada di 3 diagnosa utama terbanyak dan diagnosa sekunder
delivery by emergency caesarean sectio ada di semua usia pasien. Pada diagnosa
(ketuban pecah dini) selalu ada di diagnosa utama Labour and delivery
bukti lain stres janin) karena ketika ketuban pecah dini akan berakibat ke janin
0% atau tidak ada yang mengalami diagnosa sekunder major komplikasi dan
Istilah ringan, sedang dan berat dalam deskripsi dari Kode INA-CBGs
4,5% (2 pasien), dengan dua diagnosis sekunder sebanyak 63,7% (28 pasien),
dengan tiga diagnosis sekunder sebanyak 25% (11 pasien) dan dengan empat
4 prosedur dengan persentase 41%. Jenis prosedur yang paling banyak dipakai
adalah kode ICG 74.0 classical caesarean sectio dengan persentase 27,32%
blood, other microscopic examination persentase 26,09%, dan kode ICG 93.57
biaya yang di keluarkan untuk persalinan caesar. Semakin lama LOS maka
semakin besar pula biaya yang akan di keluarkan. Dimana hasil dari penelitiannya
Rata – rata LOS tingkat keparahan ringan 3,5 hampir sama dengan tingkat
keparahan sedang yang memiliki rata – rata 3,6 hari. Pada tingkat keparahan
ringan maximal harinya adalah 6 hari karena 3 hari sebelum menjalani sectio
caesar pasien tersebut sudah dirawat dengan keluhan ada keluar flek darah,
mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, dan kakinya sulit digerakkan, oleh
karena itu pasien menjalani LOS 6 hari. Sedangkan di tingkat keparahan sedang
adalah 5 hari. Minimal hari tingkat keparahan ringan maupun sedang sama – sama
3 hari. Semakin besar tingkat keparahan maka LOS akan semakin lama rawat
inapnya. Total rata – rata lama rawat inap keseluruhan adalah 3,55 hari. Hal ini
juga sesuai dengan penelitian W.V.Durrotunnisia (2017) bahwa lama rawat inap
Periode Tahun 2015 rata-rata 3,3 hari peserta JKN dan 3, 27 hari untuk peserta
Non JKN.
karena melibatkan prosedur operasi dan juga rawat inap. Dalam analisis biaya
untuk sectio caesar maka perlu menilai aspek biaya, baik biaya langsung medik
maupun biaya langsung non-medik, dari tiap kelas perawatan dengan semua
tingkat keparahan, yaitu pasien dengan kode O-6-10-I, O-6-10-II, dan O-6-10-III.
Biaya total yang dikeluarkan oleh rumah sakit disebut juga biaya riil. Rata – rata
Pasien JKN dengan kelas perawatan 1 memiliki rata – rata biaya riil yang
lebih tinggi daripada kelas lainnya. Pasien kelas perawatan 2 pada keparahan
ringan menunjukan rata – rata yang lebih tinggi dari pada kelas 3 pada keparahan
yang sama. Namun pada tingkat keparahan sedang, rata – rata biaya riil kelas 2
yaitu Rp.14.050.429 lebih rendah dari pada kelas 3 yang sebesar Rp.14.099.500.
seharusnya biaya kelas 2 lebih tinggi daripada kelas 3 pada tingkat keparahan
yang sama. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut,
33
Dari data biaya riil yang dikeluarkan rumah sakit untuk prosedur sectio
riil tersusun atas komponen yang terdiri kelas perawatan, akomodasi, operasi
caesar, tindakan resusitasi, sewa vk, perawatan ibu, perawatan bayi, konsultasi
dokter SP.OG, ruang OK,VK,RR, Nutrisi, visite dokter SP.A, visite dokter
biaya yang paling besar di setiap kelas perawatan yang dapat diamati pada tabel
Tabel 4.7 Komponen Biaya Rawat Inap Pasien JKN di RSIA Ibunda Pelaihari
Hasil dari data komponen biaya pasien sectio caesar tingkat keparahan I,
dapat diketahui bahwa persentase komponen biaya yang paling tinggi adalah
biaya operasi caesar yaitu dengan persentase 41,74%. Biaya operasi caesar
prosedur yang melibatkan specialis anak, dan kebutuhan tambahan seperti ECG
monitor dan oksigen (O2). Biaya yang terbesar kedua adalah biaya ruang
yang tertinggi kedua karena di prosedur operasi caesar ada termasuk biaya ruang
operasi (OK). Dan biaya tertinggi ketiga adalah biaya obat dengan persentase
10,28%.
Tabel 4.8 Komponen Biaya Rawat Inap Pasien JKN di RSIA Ibunda Pelaihari
Hasil dari komponen biaya tingkat keparahan II juga terjadi hal yang sama
seperti tingkat keparahan I, dimana biaya yang tertinggi tetap biaya operasi caesar
dengan persentase 43,21%. Biaya tertinggi kedua juga biaya ruang OK,VK,RR
dengan persentase 11,39%, dan yang tertinggi ketiga adalah biaya obat dengan
komponen yang tidak memiliki nominal biaya karena ada beberapa tindakan yang
Data hasil dari selisih total biaya riil dengan total tarif INA-CBG’s bisa
Tabel 4.9 Selisih rata-rata biaya riil ddengan rata-rata biaya tarif INA-CBG’s di
Hasil dari selisih rata-rata biaya riil dengan rata-rata tarif INA-CBG’s
adalah selisih negatif, dimana tarif INA-CBG’s tidak bisa mengcover biaya riil
atau biaya riil lebih besar dari tarif INA-CBG’s, dan rumah sakit rugi. Tetapi
kerugian itu di tutupi dengan berbagai cara agar rumah sakit tetap jalan, antara
lain menaikkan biaya fasilitas dari pasien umum, apotek rumah sakitnya di buka
36
untuk umum agar pasien dari luar juga bisa menebus obat di apotek rumah
Tabel 4.10 Perbandingan antara rata-rata biaya riil dengan tarif INA-CBG’s di
RSIA Ibunda Pelaihari periode Oktober 2018 – April 2019
Tingkat Kelas Total biaya Riil Rata – rata Tarif INA- Ρ
keparahan (Rp) Biaya Riil (Rp) CBG’s (Rp)
I 1 85.732.500 14.288.750 6.173.300 0,000
(n=34) 2 167.235.500 12.864.269 5.291.400 0,000
3 169.690.500 11.312.700 4.409.500 0,000
II 1 0 0 0 -
(n=10) 2 98.353.000 14.050.428 5.597.800 0,000
3 42.298.500 14.099.500 4.664.900 0,146
III 1 0 0 0 -
(n=0 2 0 0 0 -
3 0 0 0 -
rata-rata tarif INA-CBG’s dapat dilihat pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa rata-
rata biaya riil pada tingkat keparahan I kelas 1 dan tingkat keparahan II kelas 2
dan 3 hampir sama rata-rata biaya riil nya. Pada tingkat keparahan I kelas 2 dan 3
sehingga dilanjutkan ke uji one sample t test. One sample t test digunakan untuk
tetapkan oleh kemenkes. One sample t test merupakan bagian dari statistik
parametrik. Berdasarkan analisis one sampel t test menunjukkan hasil bahwa pada
tingkat keparahan I pada semua kelas perawatan diperoleh hasil p < 0,05
(p=0,000). Dan pada tingkat keparahan II kelas 2 juga diperoleh hasil p < 0,05
(p=0,000), dapat dinyatakan bahwa rata-rata biaya riil sectio caesar dengan
37
tingkat keparahan I semua kelas dan tingkat keparahan II kelas 2 adalah berbeda
keparahan II kelas 3 di peroleh hasil p > 0,05 (p = 0,146) yang artinya rata-rata
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Selisih rata-rata biaya riil dengan rata-rata tarif INA-CBG’s prosedur sectio
Selisih rata-rata biaya riil dengan rata-rata tarif INA-CBG’s pada tingkat
2. Selisih rata-rata biaya riil dengan rata-rata tarif INA-CBG’s prosedur sectio
Selisih rata-rata biaya riil dengan rata-rata tarif INA-CBG’s pada tingkat
38
39
INA-CBG’s.
5.2 SARAN
pilihan penggunaan obat pada prosedur sectio caesar dan melakukan evaluasi
terlebih lanjut pada pembiayaan agar tarif klaim INA-CBG’s dapat meng-
DAFTAR PUSTAKA
Norwitz, E., & Schorge, J. 2007. At a Glance : Obsetri & Ginekologi Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga.
Permenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 tentang Petunjuk
Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs). Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. http://bit.ly/1NACsy2
diakses pada tanggal 12 Mei 2016.
Permenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 tentang Petunjuk
Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs). Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. http://bit.ly/1NACsy2
diakses pada tanggal 12 Mei 2016.
Permenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. http://bit.ly/1NAad2r
diakses pada tanggal 12 Mei 2016.
Permenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 59 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan dalam Penyelengaraan Program Jaminan
Kesehatan. http://bit.ly/1P7ZhnL diakses pada tanggal 12 Mei 2016
Putri, A. E. 2014. Seri Buku Saku - 4: Paham JKN, Jaminan Kesehatan Nasional.
Jakarta: Friedrich-Ebert-Stiftung. http://library.fes.de/pdf-
files/bueros/indonesien/11205.pdf diakses pada tanggal 12 Mei 2016.
Rudi P, M. M., Satoto, H., & Budiono, U. 2012. Pengaruh Pemberian Cairan
Ringer Laktat Dibandingkan Nacl 0,9% terhadap Keseimbangan Asam-
Basa pada Pasien Sectio Caesaria dengan Anestesi Regional.
DalamSiregar, A. L., Satoto, H, Witjaksono, et al. (Eds), Jurnal
Anestesiologi Indonesia, IV, halaman 17-28. http://janesti.com
/journal/view/full/4/1 diakses pada tanggal 27 Mei 2016.
Salfariani.I, Nasution S. S.. 2017 . Faktor Pemilihan Persalinan Sectio Caesar
Tanpa Indikasi Medis Di RSUD Bunda Thamrin Medan. Medan
Souza, J., Gülmezoglu, A. M., Lumbiganon, P., Laopaiboon, M., Carroli, G.,
Fawole, B., & Ruyan, P. 2010. Caesarean section without medical
indications is associated with an increased risk of adverse short term
maternal outcomes: the 2004-2008 WHO Global Survey on Maternal and
Perinatal Health. BMC Medicine. http://bit.ly/1U89ZMk diakses pada
tanggal 19 Mei 2016.
Tjandrawinata, R. R.. 2000. Pharmacoeconomics : A Primer to Its Basics
Principles. Jakarta : Dexa Medica.
Vogenberg, F. R.. 2001. Introduction to Applied Pharmacoeconomics. USA :
McGrawHill Companies.
42
1
Rp.250.000 Rp.750.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.425.000 Rp.245.000 Rp.150.000 Rp.1.545.000 Rp.200.000 Rp.300.000 Rp.300.000 Rp.400.000 Rp.973.000 Rp.509.000 Rp.11.118.000 Rp.5.597.800 Rp.5.520.200
2 Rp.300.000 Rp.900.000 Rp.6.512.000 Rp.1.215.000 Rp.450.000 Rp.245.000 Rp.1.700.000 Rp.204.000 Rp.375.000 Rp.375.000 Rp.190.000 Rp.1.129.500 Rp.519.000 Rp.14.488.500 Rp.6.173.300 Rp.8.315.200
3 Rp.150.000 Rp.450.000 Rp.4.070.000 Rp.400.000 Rp.297.000 Rp.1.390.000 Rp.196.000 Rp.225.000 Rp.225.000 Rp.205.000 Rp.1.174.500 Rp.519.000 Rp.9.151.500 Rp.4.409.500 Rp.4.742.000
4 Rp.250.000 Rp.1.000.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.525.000 Rp.150.000 Rp.1.545.000 Rp.270.000 Rp.300.000 Rp.205.000 Rp.1.086.000 Rp.509.000 Rp.12.260.000 Rp.5.291.400 Rp.6.968.600
5 Rp.300.000 Rp.900.000 Rp.6.512.000 Rp.1.215.000 Rp.450.000 Rp.80.000 Rp.1.700.000 Rp.204.000 Rp.125.000 Rp.375.000 Rp.190.000 Rp.1.019.500 Rp.549.000 Rp.13.319.500 Rp.5.291.400 Rp.8.028.100
6 Rp.250.000 Rp.1.250.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.625.000 Rp.375.000 Rp.1.545.000 Rp.340.000 Rp.500.000 Rp.205.000 Rp.240.000 Rp.1.001.000 Rp.544.000 Rp.13.345.000 Rp.5.291.400 Rp.8.053.600
7 Rp.150.000 Rp.450.000 Rp.4.070.000 Rp.400.000 Rp.297.000 Rp.1.390.000 Rp.196.000 Rp.225.000 Rp.225.000 Rp.205.000 Rp.1.174.500 Rp.519.000 Rp.9.151.500 Rp.4.409.500 Rp.4.742.000
8 Rp.250.000 Rp.1.000.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.154.000 Rp.525.000 Rp.300.000 Rp.150.000 Rp.1.699.000 Rp.270.000 Rp.300.000 Rp.300.000 Rp.205.000 Rp.750.000 Rp.1.139.000 Rp.509.000 Rp.13.764.000 Rp.5.291.400 Rp.8.472.600
9 Rp.150.000 Rp.450.000 Rp.4.070.000 Rp.400.000 Rp.297.000 Rp.225.000 Rp.1.390.000 Rp.196.000 Rp.225.000 Rp.205.000 Rp.1.174.500 Rp.519.000 Rp.9.151.500 Rp.4.409.500 Rp.4.742.000
10 Rp.150.000 Rp.450.000 Rp.4.070.000 Rp.400.000 Rp.297.000 Rp.1.390.000 Rp.196.000 Rp.225.000 Rp.225.000 Rp.205.000 Rp.1.174.500 Rp.519.000 Rp.9.151.500 Rp.4.664.900 Rp.4.486.600
11 Rp.300.000 Rp.1.200.000 Rp.13.893.000 Rp.200.000 Rp.1.200.000 Rp.800.000 Rp.225.000 Rp.1.755.000 Rp.340.000 Rp.450.000 Rp.605.000 Rp.1.086.000 Rp.509.000 Rp.22.150.000 Rp.4.664.900 Rp.17.485.100
12 Rp.350.000 Rp.1.050.000 Rp.13.555.000 Rp.900.000 Rp.225.000 Rp.1.755.000 Rp.270.000 Rp.450.000 Rp.205.000 Rp.1.348.000 Rp.509.000 Rp.19.892.000 Rp.4.409.500 Rp.15.482.500
13 Rp.150.000 Rp.450.000 Rp.6.512.000 Rp.500.000 Rp.900.000 Rp.450.000 Rp.1.700.000 Rp.135.000 Rp.375.000 Rp.525.000 Rp.130.000 Rp.1.129.500 Rp.519.000 Rp.13.999.500 Rp.4.409.500 Rp.9.590.000
14 Rp.150.000 Rp.450.000 Rp.4.070.000 Rp.600.000 Rp.450.000 Rp.225.000 Rp.1.390.000 Rp.135.000 Rp.225.000 Rp.150.000 Rp.1.174.500 Rp.519.000 Rp.9.388.500 Rp.4.409.500 Rp.4.979.000
15 Rp.150.000 Rp.450.000 Rp.4.070.000 Rp.825.000 Rp.900.000 Rp.150.000 Rp.1.390.000 Rp.135.000 Rp.375.000 Rp.205.000 Rp.1.348.000 Rp.509.000 Rp.9.982.000 Rp.4.409.500 Rp.5.572.500
16 Rp.250.000 Rp.750.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.900.000 Rp.225.000 Rp.1.545.000 Rp.210.000 Rp.400.000 Rp.205.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.12.925.000 Rp.5.291.400 Rp.7.633.600
17 Rp.300.000 Rp.900.000 Rp.6.512.000 Rp.1.215.000 Rp.900.000 Rp.375.000 Rp.1.700.000 Rp.225.000 Rp.500.000 Rp.230.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.14.494.000 Rp.6.173.300 Rp.8.320.700
18 Rp.250.000 Rp.1.000.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.1.200.000 Rp.375.000 Rp.1.545.000 Rp.280.000 Rp.400.000 Rp.130.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.13.620.000 Rp.5.597.800 Rp.8.022.200
19 Rp.150.000 Rp.600.000 Rp.4.070.000 Rp.825.000 Rp.1.200.000 Rp.225.000 Rp.1.390.000 Rp.180.000 Rp.300.000 Rp.205.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.10.902.000 Rp.4.409.500 Rp.6.492.500
20 Rp.300.000 Rp.1.200.000 Rp.4.884.000 Rp.955.000 Rp.1.200.000 Rp.225.000 Rp.1.500.000 Rp.340.000 Rp.500.000 Rp.205.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.12.916.000 Rp.5.291.400 Rp.7.624.600
21 Rp.150.000 Rp.600.000 Rp.4.070.000 Rp.645.000 Rp.1.200.000 Rp.375.000 Rp.1.390.000 Rp.280.000 Rp.400.000 Rp.205.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.11.072.000 Rp.4.409.500 Rp.6.662.500
22 Rp.300.000 Rp.1.200.000 Rp.4.884.000 Rp.1.215.000 Rp.1.200.000 Rp.225.000 Rp.1.500.000 Rp.340.000 Rp.500.000 Rp.205.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.13.176.000 Rp.6.173.300 Rp.7.002.700
23 Rp.250.000 Rp.1.000.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.1.200.000 Rp.300.000 Rp.1.545.000 Rp.280.000 Rp.300.000 Rp.205.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.13.520.000 Rp.5.291.400 Rp.8.228.600
24 Rp.250.000 Rp.1.250.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.1.500.000 Rp.225.000 Rp.1.545.000 Rp.350.000 Rp.800.000 Rp.205.000 Rp.120.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.14.685.000 Rp.5.597.800 Rp.9.087.200
45
25 Rp.250.000 Rp.750.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.900.000 Rp.150.000 Rp.1.545.000 Rp.210.000 Rp.300.000 Rp.225.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.12.770.000 Rp.5.291.400 Rp.7.478.600
26 Rp.300.000 Rp.900.000 Rp.6.512.000 Rp.1.215.000 Rp.900.000 Rp.150.000 Rp.1.700.000 Rp.255.000 Rp.375.000 Rp.225.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.14.139.000 Rp.6.173.300 Rp.7.965.700
27 Rp.300.000 Rp.1.500.000 Rp.6.512.000 Rp.1.215.000 Rp.1.500.000 Rp.150.000 Rp.1.700.000 Rp.425.000 Rp.500.000 Rp.300.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.15.709.000 Rp.5.291.400 Rp.10.417.600
28 Rp.250.000 Rp.750.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.900.000 Rp.150.000 Rp.1.545.000 Rp.210.000 Rp.300.000 Rp.225.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.12.770.000 Rp.5.291.400 Rp.7.478.600
29 Rp.150.000 Rp.450.000 Rp.4.070.000 Rp.825.000 Rp.900.000 Rp.300.000 Rp.1.390.000 Rp.135.000 Rp.150.000 Rp.225.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.10.352.000 Rp.4.409.500 Rp.5.942.500
30 Rp.250.000 Rp.750.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.900.000 Rp.150.000 Rp.1.545.000 Rp.210.000 Rp.300.000 Rp.225.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.12.770.000 Rp.5.291.400 Rp.7.478.600
31 Rp.250.000 Rp.1.000.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.1.200.000 Rp.150.000 Rp.1.545.000 Rp.280.000 Rp.400.000 Rp.225.000 Rp.800.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.14.290.000 Rp.5.597.800 Rp.8.692.200
32 Rp.150.000 Rp.450.000 Rp.4.070.000 Rp.825.000 Rp.900.000 Rp.75.000 Rp.1.390.000 Rp.135.000 Rp.225.000 Rp.205.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.10.182.000 Rp.4.409.500 Rp.5.772.500
33 Rp.250.000 Rp.750.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.900.000 Rp.150.000 Rp.1.545.000 Rp.210.000 Rp.300.000 Rp.225.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.12.770.000 Rp.5.291.400 Rp.7.478.600
34 Rp.300.000 Rp.1.800.000 Rp.6.512.000 Rp.1.215.000 Rp.1.800.000 Rp.225.000 Rp.1.700.000 Rp.510.000 Rp.875.000 Rp.225.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.16.769.000 Rp.6.173.300 Rp.10.595.700
35 Rp.250.000 Rp.750.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.900.000 Rp.150.000 Rp.1.545.000 Rp.210.000 Rp.300.000 Rp.205.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.12.770.000 Rp.5.597.800 Rp.7.172.200
36 Rp.150.000 Rp.600.000 Rp.4.070.000 Rp.825.000 Rp.1.200.000 Rp.300.000 Rp.1.390.000 Rp.180.000 Rp.300.000 Rp.225.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.10.997.000 Rp.4.664.900 Rp.6.332.100
37
Rp.250.000 Rp.750.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.900.000 Rp.225.000 Rp.1.545.000 Rp.210.000 Rp.300.000 Rp.175.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.12.795.000 Rp.4.409.500 Rp.8.385.500
38
Rp.250.000 Rp.750.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.900.000 Rp.75.000 Rp.1.545.000 Rp.210.000 Rp.300.000 Rp.325.000 Rp.400.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.13.195.000 Rp.5.597.800 Rp.7.597.200
39
Rp.300.000 Rp.1.200.000 Rp.4.884.000 Rp.955.000 Rp.1.200.000 Rp.75.000 Rp.1.500.000 Rp.340.000 Rp.375.000 Rp.230.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.12.666.000 Rp.6.173.300 Rp.6.492.700
40
Rp.250.000 Rp.750.000 Rp.1.495.000 Rp.825.000 Rp.900.000 Rp.150.000 Rp.1.545.000 Rp.210.000 Rp.300.000 Rp.315.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.8.397.000 Rp.5.291.400 Rp.3.105.600
41
Rp.250.000 Rp.750.000 Rp.5.698.000 Rp.1.085.000 Rp.900.000 Rp.150.000 Rp.1.545.000 Rp.210.000 Rp.300.000 Rp.225.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.12.770.000 Rp.5.597.800 Rp.7.172.200
42
Rp.150.000 Rp.450.000 Rp.4.070.000 Rp.825.000 Rp.900.000 Rp.75.000 Rp.1.390.000 Rp.135.000 Rp.300.000 Rp.205.000 Rp.400.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.10.657.000 Rp.4.409.500 Rp.6.247.500
43
Rp.150.000 Rp.450.000 Rp.4.070.000 Rp.825.000 Rp.900.000 Rp.150.000 Rp.1.390.000 Rp.135.000 Rp.225.000 Rp.205.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.10.257.000 Rp.4.409.500 Rp.5.847.500
44 Rp.150.000
Rp.450.000 Rp.4.070.000 Rp.825.000 Rp.900.000 Rp.205.000 Rp.1.390.000 Rp.135.000 Rp.375.000 Rp.500.000 Rp.2.000.000 Rp.1.348.000 Rp.559.000 Rp.12.757.000 Rp.4.409.500 Rp.8.347.500
46
Cases
Descriptives
Median 1.4314E7
Variance 2.026E12
Minimum 12666000.00
Maximum 16769000.00
Range 4103000.00
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
One-Sample Statistics
One-Sample Test
Cases
Descriptives
Median 1.2916E7
Variance 7.263E11
Minimum 12260000.00
Maximum 15709000.00
Range 3449000.00
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
One-Sample Statistics
One-Sample Test
Cases
Descriptives
Median 1.0352E7
Variance 7.755E12
Minimum 9151500.00
Maximum 19892000.00
Range 10740500.00
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
One-Sample Statistics
One-Sample Test
Cases
Descriptives
Median 1.3620E7
Variance 4.883E12
Minimum 11118000.00
Maximum 18190000.00
Range 7072000.00
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
One-Sample Statistics
One-Sample Test
Cases
Descriptives
5% Trimmed Mean .
Median 1.0997E7
Variance 4.946E13
53
Minimum 9151500.00
Maximum 22150000.00
Range 12998500.00
Interquartile Range .
Kurtosis . .
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
One-Sample Statistics
One-Sample Test