Untuk pengukuran panjang gelombang kita dapat melakukannya
dengan membuat interferensi. Untuk mendapatkan pola interferensi tersebut adalah menggunakan alat yaitu interferometer Michelson. Pada tahun 1852 sampai 1931 seorang fisikawan Amerika Serikat, A.A. Michelson menemukan alat tersebut. Cara untuk mendapatkan pola interferensi tersebut adalah dengan memisahkan cahaya ke dua bagian dan selanjutnya direkombinasikan untuk membentuk pola interferensi.
Dengan adanya beam splitter pada alat interferometer Michelson,
maka berkas akan terpisah menjadi dua. Kedua berkas tersebut akan berjalan pada lintasan satu dan dua. Setelah terpantul dari masing-masing cermin bergerak dan juga cermin tetap maka kedua sinar itu akan bergabung dan menghasilkan pola interferensi yang diamati pada layar. Hasilnya berupa deretan cincin-cincin lingkaran terang dan gelap. Apabila kedua sinar berinteferensi saling menghancurkan, maka akan terjadi lingkaran gelap di pusat pola. Dan jika saling menguatkan, maka akan memberikan lingkaran terang di pertengahan.
Interferometer Michelson adalah alat yang dipergunakan untuk
mengetahui pola-pola interferensi suatu gelombang.Percobaan Interferometer Michelsonpertama kali dilakukan pada akhir abad ke-19 oleh Michelson dan Morley untuk membuktikan keberadaan eter yang saat itu diduga sebagai medium perambatan gelombang cahaya.Dari eksperimen yang didasarkan pada prinsip resultan kecepatan cahaya tersebut didapati bahwa keberadaan eter ternyata tidak ada
Percobaan interferometer Michelson dilakukan dengan meletakkan
secara tegak lurus (sudut 90º) posisi movable mirror dan adjustable mirror yang ditengahi oleh split. Dengan posisi demikian, akan terjadi perbedaan lintasan yang diakibatkan oleh pola reflektansi dan tranmisivitas split dari cahaya yang masuk melewati lensa. Selanjutnya, perbedaan lintasan ini akan menyebabkan adanya beda fase dan penguatan fase atau interferensi yang selanjutnya menyebabkan munculnya pola-pola pada frinji.Oleh karena itu maka dilakukanlah percobaan ini utnuk memahami prinsip interferometer Michelson dan menghitung panjang gelombang.
Pola interferensi sebagaimana diketahui dan telah disebutkan pada
paragraf pertama pendahuluan ini adalah pola yang terbentuk dari perpaduan. Melalui prinsip ini, sehingga michelson dapat melakukan berbagai eksperimen berkaitan dengan hal tersebut termasuk salah satunya adalah menentukan panjang gelombang sebuah sumber cahaya. Salah satu keberhasilan beliau bersama alat ini adalah sebagai orang pertama yang dapat mengukur diamter sudut sebuah bintang. Jika pada awalnya eksperimen ini dilakukan untuk menemukan kecepatan eter, namun saat ini telah banyak memiliki nilai guna dengan salah satunya adalah menyelidiki sifat-siffat dari gelombang, sehingga sangat penting bagi seorang fisikawan, termasuk mahasiswa, untuk mempelajarinya.
Pada awalnya untuk membentuk pola interferensi dan kemudian
mengukur panjang gelombang dari sumber cahaya, maka berkas cahaya monokromatik (Laser He-Ne) akan ditembakkan ke interferometer dan akan melewati lensa pemokus dan kemudian akan terpecah dua, yakni sebagian dipantulkan dan diteruskan sehingga dua hasil pemecahan ini akan kembali betemu pada sebuah layar sehingga akan terbentuk pola interferensi yang ditandai terbentuknya frinji.
1.2. Tujuan Adapun tujuan dari percobaan ini adalah: 1. Demontrasi prinsip kerja Interferometer Michelson. 2. Mengukur panjang gelombang cahaya dari cahaya laser.