Anda di halaman 1dari 2

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Untuk pengukuran panjang gelombang kita dapat melakukannya


dengan membuat interferensi. Untuk mendapatkan pola interferensi
tersebut adalah menggunakan alat yaitu interferometer Michelson. Pada
tahun 1852 sampai 1931 seorang fisikawan Amerika Serikat, A.A.
Michelson menemukan alat tersebut. Cara untuk mendapatkan pola
interferensi tersebut adalah dengan memisahkan cahaya ke dua bagian dan
selanjutnya direkombinasikan untuk membentuk pola interferensi.

Dengan adanya beam splitter pada alat interferometer Michelson,


maka berkas akan terpisah menjadi dua. Kedua berkas tersebut akan
berjalan pada lintasan satu dan dua. Setelah terpantul dari masing-masing
cermin bergerak dan juga cermin tetap maka kedua sinar itu akan
bergabung dan menghasilkan pola interferensi yang diamati pada layar.
Hasilnya berupa deretan cincin-cincin lingkaran terang dan gelap. Apabila
kedua sinar berinteferensi saling menghancurkan, maka akan terjadi
lingkaran gelap di pusat pola. Dan jika saling menguatkan, maka akan
memberikan lingkaran terang di pertengahan.

Interferometer Michelson adalah alat yang dipergunakan untuk


mengetahui pola-pola interferensi suatu gelombang.Percobaan
Interferometer Michelsonpertama kali dilakukan pada akhir abad ke-19 oleh
Michelson dan Morley untuk membuktikan keberadaan eter yang saat itu
diduga sebagai medium perambatan gelombang cahaya.Dari eksperimen
yang didasarkan pada prinsip resultan kecepatan cahaya tersebut didapati
bahwa keberadaan eter ternyata tidak ada

Percobaan interferometer Michelson dilakukan dengan meletakkan


secara tegak lurus (sudut 90º) posisi movable mirror dan adjustable mirror
yang ditengahi oleh split. Dengan posisi demikian, akan terjadi perbedaan
lintasan yang diakibatkan oleh pola reflektansi dan tranmisivitas split dari
cahaya yang masuk melewati lensa. Selanjutnya, perbedaan lintasan ini
akan menyebabkan adanya beda fase dan penguatan fase atau interferensi
yang selanjutnya menyebabkan munculnya pola-pola pada frinji.Oleh
karena itu maka dilakukanlah percobaan ini utnuk memahami prinsip
interferometer Michelson dan menghitung panjang gelombang.

Pola interferensi sebagaimana diketahui dan telah disebutkan pada


paragraf pertama pendahuluan ini adalah pola yang terbentuk dari
perpaduan. Melalui prinsip ini, sehingga michelson dapat melakukan
berbagai eksperimen berkaitan dengan hal tersebut termasuk salah satunya
adalah menentukan panjang gelombang sebuah sumber cahaya. Salah satu
keberhasilan beliau bersama alat ini adalah sebagai orang pertama yang
dapat mengukur diamter sudut sebuah bintang. Jika pada awalnya
eksperimen ini dilakukan untuk menemukan kecepatan eter, namun saat
ini telah banyak memiliki nilai guna dengan salah satunya adalah
menyelidiki sifat-siffat dari gelombang, sehingga sangat penting bagi
seorang fisikawan, termasuk mahasiswa, untuk mempelajarinya.

Pada awalnya untuk membentuk pola interferensi dan kemudian


mengukur panjang gelombang dari sumber cahaya, maka berkas cahaya
monokromatik (Laser He-Ne) akan ditembakkan ke interferometer dan akan
melewati lensa pemokus dan kemudian akan terpecah dua, yakni sebagian
dipantulkan dan diteruskan sehingga dua hasil pemecahan ini akan
kembali betemu pada sebuah layar sehingga akan terbentuk pola
interferensi yang ditandai terbentuknya frinji.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Demontrasi prinsip kerja Interferometer Michelson.
2. Mengukur panjang gelombang cahaya dari cahaya laser.

Anda mungkin juga menyukai