Oleh :
Pembimbing :
dr. Nanik Setijowati, M. Kes
dr. Natanael Untario, M.biomed
Kepala Puskesmas :
dr. Rosihan Anwar
PUSKESMAS DONOMULYO
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB I
1. Promosi Kesehatan
a. Penyuluhan di dalam Puskesmas
b. Penyuluhan di luar Puskesmas
c. Pendataan PHBS
d. Posyandu Lansia
e. Senam Prolansia
2. Kesehatan Lingkungan
a. Survey sanitasi dasar
b. CLTS
c. Pembinaan Kader
d. Survey TTU
e. Pembinaan CTPS
f. Inspeksi Intitusi
g. Pembinaan IRTP
h. Pengawasan Pestisida
i. Penyuluhan Sanitasi
j. Pendataan Rumah Sehat
k. Pembinaan Ponpes
l. Spesialisasi PHBS
3. Gizi
a. Penyuluhan makanan gizi seimbang
b. Konseling ASI eksklusif dan MPAsi
c. Pelacakan balita BGM untuk screening gizi buruk
d. PSG (Pemantauan status gizi)
e. Survey Kadarzi
f. Pembentukan KP ASI
4. KIA/KB
a. Penekanan laju pertumbuhan penduduk
b. Penyuluhan kontrasepsi mantap
c. Pelayanan KB bekerjasama dengan Bhayangkara
d. BIAS Campak, TT, TD dan DT
e. Test Garam beryodium
f. Swiping imunisasi
g. Supervisi Suportif ke Desa
h. Pembinaan Kader ke Desa
i. Pembinaan dukun
j. Monitoring kelas Ibu
k. Monitoring kelas Balita
l. Sosialisasi DDSI pada Guru Paud
6. Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
b. Pelayanan Kesehatan Mata
c. Pelayanan Kesehatan Jiwa
d. Pelayanan Kesehatan Sekolah
e. Pelayanan Kesehatan Ibu hamil, Bulin dan Bufas
BAB II
gizi makro dan zat gizi mikro yang sesuai antara jumlah dengan kebutuhannya. Tak
dapat dipungkiri, kebutuhan nutrisi terbaik untuk bayi berusia 0 – 6 bulan adalah
ASI.Tapi begitu menginjak usia 6 bulan ke atas, asupan bayi harus ditambah dengan
kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi selain
makanan pendamping ASI, ASI-pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak
sampai usia 24 bulan, peranan makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk
menggantikan ASI melainkan hanya untuk melengkapi ASI jadi dalam hal ini
makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan diberikan ketika bayi
bayi setelah usia 6 bulan. Jika makanan pendamping ASI diberikan terlalu dini
(sebelum usia 6 bulan) akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi bisa mengalami
terlambat akan mengakibatkan bayi kurang gizi, bila terjadi dalam waktu panjang
(Ranuh, I.G.N, dkk, 2001). Standar makanan pendamping ASI harus memperhatikan
angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan kelompok umur dan tekstur makanan
terhadap zat-zat gizi untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
tidak dapat dicukupi ASI, akan tetapi juga merupakan saran pendidikan untuk
menanamkan kebiasaan makan yang baik dan bergizi dan mengajarkan anak
beraneka macam bahan makanan. Penting untuk diperhatikan agar pemberian ASI
dilanjutkan terus selama mungkin, karena ASI memberikan sejumlah energi dan
kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai usia
4 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat usia bayi/anak, kebutuhan akan zat
gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan
kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI
bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting
Deskripsi :
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) yang dilakukan di Balai Desa
Tujuan :
pendamping ASI, kapan mulai diberikan dan bagaimana cara menyiapkan makanan
Sasaran :
Pelaksanaan :
Sumber daya :
Sarana prasarana :
Peserta :
Peran DM :
Narasumber
a. Hasil Pengamatan
Laporan Kegiatan :
Susunan acara :
(MP-ASI)
mengenai Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), yaitu kapan mulai
diberikan dan bagaimana cara menyiapkan makanan bayi yang bersih dan
lokal, sehingga dapat dipahami dengan baik oleh peserta. Setelah pemberian
materi, dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab dengan peserta. Acara selesai
pukul 12.00.
Evaluasi Proses :
mendengarkan materi yang diberikan dan turut berdiskusi pada saat sesi
Tanya jawab.
Impact :
Permasalahan :
Pembahasan
Kelebihan :
Kekurangan :
sebagian ibu tidak dapat mengikuti materi penyuluhan dengan baik karena
posyandu
BAB 3
Purworejo secara umum sudah terlaksana dengan baik. Ibu-ibu juga antusias saat
diberikan penyuluhan MP-ASI, sesi Tanya jawab telah dipergunakan dengan baik.
Hal yang sebaiknya diperbaiki adalah penggunaan microphone dan LCD saat
presentasi agar suara presentan tetap terdengar meskipun terdapat beberapa balita
yang rewel.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan R., 2005. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu
Ranuh, I.G.N., dkk, 2001. Buku Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Satgas Imunisasi
(http://www.unicef.org/indonesia/PHSDalamKedaruratan.pdf), diakses