Laporan Rafraktometer
Laporan Rafraktometer
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja refraktometer
2. Dapat mengukur indeks bias suatu bahan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Indeks bias zat cair yang akan diamati harus lebih kecil dari
indeks bias n. Besar n tergantung daripada panjang gelombang cahaya
monokromatik yang digunakan. Cahaya yang digunakan adalah cahaya
kuning. Cahaya kuning yang melewati kompensator akan diteruskan
tanpa mengalami deviasi. Dispersi dapat menjadi nol, bila alas kedua
prisma amici ini sejajar dan saling terbalik. Tiap kali pengukuran n,
kompensator disetel sedemikian rupa sehingga batas terang dan gelap
dalam teleskop tidak terlihat adanya warna lagi. Bila suatu bahan
dengan indeks bias n ditempelkan pada gelas prisma yang mempunyai
indeks bias ng dan sudut bias A.( Yunus,2009)
Karena pada suhu tinggi kerapatan optik suatu zat itu berkurang,
indeks biasnya akan berkurang. Perubahan per oC berkisar antara 5.10-
5 sampai 5.10-4. Pengukuran yang seksama sampai desimal yang ke-4
hanya berarti apabila suhu diketahui dengan seksama pula.
Sin θ isin θ r = n2
Keterangan :
1. Skala
2. Celah untuk melihat skala
3. Pegangan
4. Day Light Plate
5. Prisma
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1 Larutan Kopi Luwak
Berat (gr) Brix (%) Indeks Bias
2 10,3 1,348285
4 18 1,36054
6 20,3 1,36413
8 31,2 Tidak Terbaca
4.1.2 Larutan Gula (Agak kekuningan)
Berat (gr) Brix (%) Indeks Bias
2 10,2 1,346596
4 18 1,36054
6 25,2 1,372503
8 31,2 1,383324
10 - Tidak Terbaca
4.2. Perhitungan
4.2.1 Data Larutan Bubuk Kopi Luwak
1. Berat 2 gr °Brix 10,3%
1,34937 1,34782
nD1= 3 1,34782 =1,348285
10
2. Berat 4 gr °Brix 18%
nD2==1,36054
3. Berat 6 gr °Brix 20,3%
1,36551 1,3638
nD3= 3 1,3638 =1,36413
10
4. Berat 8 gr °Brix 31,4%
nD4 = Tidak terbaca
4.2.2 Data Larutan Gula (Warna Kekuningan)
1. Berat 2 gr °Brix 10,2%
1,34782 1,34629
nD1= 2 1,34629 =1,346596
10
2. Berat 4 gr °Brix 18%
nD2=1,36054
3. Berat 6 gr °Brix 25,2%
1,37406 1,37233
nD3= 3 1,37233 =1,372503
10
4. Berat 8 gr °Brix 31,2%
nD4 = 1,383324
5. Berat 10 gr °Brix Tidak terbaca
nD4 = Tidak Terbaca
4.3 Ralat
Larutan Kopi Luwak
X ̅
X-𝐗 ̅ )2
(X-𝐗
1,34829 0,33005 0,1089
1,36054 0,3423 0,1172
1,36413 0,34589 0,1196
Tidak
Tidak terbaca Tidak Terbaca
Terbaca
̅ = 1,01824
𝐗 ̅)2= 0,3457
∑(X-𝐗
= 0,3395
X X
2 RM
RN = 100%
RM = X
n 1
0,3395
0,34577 = 100%
= 1,01824
3
=33,33%
Larutan Gula
X ̅
X-𝐗 ̅)2
(X-𝐗
1,346596 0,254 0,06452
1,36054 0,2679 0,0718
1,372503 0,2799 0,07835
1,383324 0,2907 0,08452
Tidak Tidak
Tidak Terbaca
Terbaca Terbaca
̅)2=
∑(X-𝐗
̅ = 1,0926
𝐗
0,2992
X X
2
RM =
n 1
0,2992
=
4
= 0,2735
RM
RN = 100%
X
0,2735
= 100%
1,0926
4.4. Pembahasan
Satuan yang digunakan dalam instrument refractometer ini adalah refractive index
(RI). Aldof Brix, ilmuan dari jerman kemudian membuat konversi dari nilai
refractive index tersebut ke satuan brix yang diambil dari namanya. Brix sendiri
didefinisikan sebagai banyaknya sucrose murni per 100 gram air. Sebagai contoh :
10 gram sucrose murni di dalam 90 gram air akan menghasilkan nilai 10 % brix.
Pada praktek analisa di laboratorium, pengukuran % brix sangat dipengaruhi oleh
suhu lingkungan, sehingga hal ini teramat sangat penting untuk diperhatikan.
Tabel conversi nilai temperature tersebut bisa didapatkan dari ICUMSA,
Appendix 2, SPS – 3 (1998) halaman 8. Dimana dalam tabel tersebut
digambarkan pengaruh perubahan suhu dari 15 derajat celcius s/d 40 derajat
celsius untuk nilai brix dari 0 – 85 % brix untuk setiap perubahan 5 % brix.
Sebagai contoh Nilai brix dari sucrosa 10 % adalah 10 % pada suhu 20 derajat
celsius tetapi nilai tersebut akan bertambah 0.36 % jika analisa dilakukan pada
suhu 25 derajat celsius sehingga menjadi 10.36 % brix. Demikian signifikannya
pengaruh perubahan suhu pada pengukuran refraktometer sehingga hal ini sangat
penting untuk diperhatikan.
Refraktometer Abbe
Refraktometer Salt
Refraktometer Salt digunakan untuk mengukur kada
garam pada bagian perseribu atau ppt dan berat jenis atau
persen salinitas(kadar garam) tergantung pada model.
Refraktmeter salt digunakan untuk mengukur konsentrasi
garam dari air atau air garam. Hand refraktometer salt untuk NaCl
0-28%.
Gambar 3. Refraktometer Salt
2. Jika sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi
akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sample besar. Maka
pada papan skala sinar “a” akan jatuh pada skala rendah.
3. Jika sample merupakan larutan pekat / konsentrasi tinggi, maka sudut refraksi
akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sample kecil. Pada gambar
terlihar sinar “b” jatuh pada skala besar
4. Dari penjelasan di atas jelas bahwa konsentrasi larutan akan berpengaruh secara
proporsional terhadap sudut refraksi. Pada prakteknya Refractometer akan ditera
pada skala sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh Refractometer yang
dipakai untuk mengukur konsentrasi larutan gula akan ditera pada skala gula.
Begitu juga dengan refractometer untuk larutan garam, protein dll.
5.1. Kesimpulan
1. Praktikan mengetahui prinsip kerja refraktometer
2. Praktikan dapat mengukur indeks bias suatu bahan
DAFTAR PUSTAKA
Joo Hin Chong, Ping Shum, H. Haryono, A. Yohana, M.K. Rao, Chao Lu,
Yinian Zhu.2004. Measurements of refractive index sensitivity
using long-period grating refractometer, Optics Communications
229 65– 69.
Yunus, W. M.M., Y.W. Fen dan L.M. Yee. 2009. Refractive Index and
Fourier Transform Infrared Spectra of Virgin Coconut Oil and
Virgin Olive Oil. American Journal of Applied Sciences. Vol 6. No.
2. Hal. 328-331