Anda di halaman 1dari 11

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FK UNPAD/RSHS BANDUNG

Sari Pustaka
Subdivisi : Alergi Imunologi
Oleh : Maria Lisa
Pembimbing : Prof. Dr. dr.Budi Setiabudiawan, Sp.A(K)
dr. Rd. Reni Ghrahani, Sp.A(K), M.Kes
dr. Gartika Sapartini Sp.A(K), M.Kes
Tanggal : Januari 2018

PENGGUNAAN MEDIUM CHAIN TRIGLYCERIDE PADA FORMULA


HIPOALERGENIK

PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan prevalensi alergi makanan pada
anak. Prevalensi alergi makanan di negara maju kurang lebih 10%. Beberapa penyebab
tersering di antaranya protein susu sapi, telur ayam, kacang-kacangan, soya, tepung
gandum dan ikan. Sistem imun pada anak saat lahir masih belum berkembang sempurna
dengan sel T-helper tipe 2 lebih dominan. Sistem imun ini akan terus berkembang hingga
mencapai profil sistem imun dewasa dengan dominan sel T-helper tipe 1. Alergen
merupakan protein yang dikenali sebagai benda asing oleh sistem imun tubuh sehingga
memicu terjadinya respon imun atau respon alergi terhadap antigen tersebut. Protein susu
sapi menjadi alergen yang kontak pertama kali dengan bayi baru lahir. Sebagian besar
anak yang mengalami alergi protein susu sapi berusia di bawah 1 tahun. Alergi protein
susu sapi masih menjadi penyebab tersering dari alergi pada anak di dunia dengan
prevalensi 1,9%-4,9%.1, 2
Pada anak yang tidak bisa diberikan Air Susu Ibu (ASI) atau formula dari susu sapi
membutuhkan formula hipoalergenik, yaitu formula hidrolisat susu ekstensif atau formula
asam amino.2 Formula hidrolisat mengandung protein susu sapi yang telah mengalami
hidrolisis secara enzimatik sehingga terjadi pengurangan berat molekul, ukuran peptida,
dan sifat alerginitas dari protein. Fraksi protein yang mengalami hidrolisis yaitu protein

1
whey dan kasein.3 Sekitar 2%-18% anak dengan alergi protein susu sapi yang tidak
berespon terhadap susu hidrolisat ekstensif memiliki gejala yang menetap dan gangguan
pertumbuhan. Pada keadaan ini formula asam amino dapat menjadi rekomendasi. 4
Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal anak harus mendapatkan sumber
energi yang cukup. Beberapa studi observasional menunjukkan bahwa terdapat gangguan
pertumbuhan pada anak dengan alergi jika dibandingkan dengan anak sehat. Pada anak
yang mendapat formula hipoalergenik harus tetap dipastikan mendapatkan sumber energi
dan nutrisi yang cukup sehingga tumbuh kembang tetap optimal.
Lemak merupakan nutrisi penghasil energi yang paling signifikan yaitu sebesar
9 kilokalori/gram, dua kali lipat jika dibandingkan dengan protein dan karbohidrat.
Formula yang diberikan kepada bayi sebaiknya menyerupai dengan komponen ASI.
Lemak pada ASI memberikan 50% energi. Sebagian besar yaitu 98% lemak pada diet
mengandung trigliserida, sisanya berupa asam lemak bebas, fosfolipid, sfingolipid,
glikolipid dan kolesterol. Trigliserida tersusun atas ester gliserol dan tiga molekul asam
lemak. Klasifikasi asam lemak ditentukan dari panjang rantai hidrokarbon, yaitu rantai
pendek (4-6 rantai karbon), rantai menengah (6-12 rantai karbon), rantai panjang (13-21
rantai karbon), dan rantai sangat panjang (22-28 rantai karbon). Saat trigliserida
mengandung asam lemak rantai panjang, trigliserida dapat disebut sebagai trigliserida
rantai panjang/long-chain triglycerides (LCT). Bila trigliserida mengandung asam lemak
rantai menengah, trigliserida disebut sebagai trigliserida rantai menengah/medium-chain
triglycerides (MCT). trigliserida dapat disebut sebagai trigliserida rantai panjang/long-
chain triglycerides (LCT).1, 5-7
Pada formula hidrolisat ekstensif dengan kandungan protein whey 100% didapatkan
kandungan lipid berupa mayoritas MCT. Pada formula ini masih terdapat kandungan LCT
berupa asam linoleat, asam dokoksaheksanoat, dan asam arakidonat. Lemak dari MCT
akan lebih mudah diabsorpsi dan dicerna dibanding LCT. Berbeda dengan LCT, hidrolisis
MCT tidak membutuhkan asam empedu dan lipase sehingga akan lebih cepat
dimetabolisme dan menghasilkan sumber energi.8
Sari pustaka ini akan membahas penggunaan MCT pada formula hipoalergenik.
Bagaimana formula hipoalergenik yang digunakan tetap dapat memberikan sumber
energi yang optimal bagi anak.

2
FORMULA HIPOALERGENIK
Kegunaan Formula hipoalergenik
Formula hipoalergenik dapat digunakan pada bayi yang dilahirkan dari keluarga
dengan riwayat alergi kuat dan kebetulan tidak bisa mendapat ASI sehingga memerlukan
susu formula. ASI eksklusif sebenarnya dapat mencegah anak dari penyakit alergi
multiple (ORadj = 0.7, 95% CI 0.5 to 0.9) selama 2 tahun pertama kehidupan. Namun bila
ibu makan makanan/minuman yang bisa menyebabkan alergi maka dapat timbul alergi
juga pada bayi. Untuk mencegah hal ini terjadi, maka makanan/minuman tersebut yang
dimakan si ibu harus dihentikan. Susu formula yang diperlukan untuk bayi dengan
riwayat keluarga alergi kuat adalah formula yang bersifat hipoalergenik. Penelitian yang
dilakukan pada 110 bayi yang lahir dengan gejala klinik dermatitis atopik yang dibagi
secara acak menerima formula susu hipoalergenik hidrolisat parsial dibandingkan dengan
yang standar dan selanjutnya penelitian diikuti secara progresif. Hasil menunjukkan
bahwa formula susu hipoalergenik secara eksklusif pada 4 bulan pertama dari kehidupan
memberi efek protektif dari perkembangan dermatitis atopik pada 2 tahun kehidupan
dibandingkan dengan formula yang berasal dari susu sapi.9, 10 Bayi yang alergi pada susu
sapi formula membutuhkan susu pengganti yang hipo allergenik. Menghilangkan semua
produk susu sapi formula dari si bayi, tanpa ada penggantian akan menyebabkan
malnutrisi atau defisiensi nutrient spesifik. Susu hipoalergenik menjadi salah satu pilihan
agar bayi dapat bertumbuh dengan baik11, 12

Tipe Formula Hipoalergenik


Ada tiga variasi utama yaitu formula hidrolisat parsial, formula hidrolisat ekstensif dan
formula asam amino. Perbedaannya terletak pada panjang rantai asam amino. Formula
hidrolisat mengandung protein susu sapi yang telah mengalami hidrolisis secara
enzimatik sehingga terjadi pengurangan berat molekul, ukuran peptida, dan sifat
alerginitas dari protein dimana rantai protein yang lebih panjang dipecahkan menjadi
lebih pendek sehingga menjadi mudah dicerna. Semakin ekstensif formula hidrolisat
maka senyawa alergi menjadi berkurang dan lebih baik ditolerir oleh bayi dengan alergi.
Formula asam amino terdiri dari satuan molekul asam amino sehingga lebih sedikit lagi
menimbulkan alergi.3, 11

3
Produk Formula Hipoalergenik
Produk formula hidrolisa contohnya yaitu Similac Expert Care Alimentum, Enfamil
Nutramigen, and Enfamil Pregestimil. Sementara contoh produk formula asam amino
yaitu Nutricia Neocate, Nutrition Elecare, and Enfamil Nutramigen. Tabel di bawah ini
menggambarkan perbandingan komposisi nutrisi antara susu formula dengan salah satu
produk formula hipoalergenik. Dapat dilihat pada tabel tersebut bahwa jumlah lemak
pada susu formula hipoalergenik lebih tinggi dari susu formula biasa.11

Tabel 1.Komposisi Zat Gizi per 100 gram Bahan (SGM vs Pregestimil)
Zat Gizi SGM (0 – 6 bulan) Pregestimil (0 – 12 bulan)
Jumlah kalori (kk) 461 500
Protein (gram) 20 14
Karbohidrat (gram) 54,7 51
Lemak (18 gram) 18 28
Linoleic acid (mg) 5600
α linolenic acid (mg) 700
Arachidonic acid (mg) 170
Docosahexanoic acid (mg) 85
MCT (gram) 15,2
Mineral + +
Vitamin + +

ASI secara umum mengandung lemak 50% dari total energy. Formula susu bayi
dibuat sedemikian rupa menyerupai ASI, juga pada formula susu hipoalergenik, sebagai
contoh Similac (Abbott Nutrition) mengandung MCT 33% dari total energi.13

LIPID
Struktur Lipid
Asam lemak merupakan molekul sederhana dari lipid dengan ujung rantai berupa gugus
asam karboksilat dan ujung lainnya berupa rantai hidrokarbon dengan rentang panjang 4-

4
28 rantai karbon. Klasifikasi asam lemak ditentukan dari panjang rantai hidrokarbon,
yaitu rantai pendek (4-6 rantai karbon), rantai menengah (6-12 rantai karbon), rantai
panjang (13-21 rantai karbon), dan rantai sangat panjang (22-28 rantai karbon). Asam
lemak juga dapat diklasifikasikan berdasarkan ikatan antar karbon pada rantai
hidrokarbon. Apabila berupa ikatan tunggal disebut asam lemak jenuh , sementara apabila
ikatannya ganda disebut asam lemak tak jenuh. Asam lemak yang memiliki satu ikatan
ganda antar karbon disebut monounsaturated fatty acid (MUFA), sedangkan yang
memiliki 2 atau lebih ikatan ganda antar karbon disebut polyunsaturated fatty acid
(PUFA).
Trigliserida tersusun atas ester gliserol dan tiga molekul asam lemak. Klasifikasi asam
lemak menentukan jenis dari trigliserida. Saat trigliserida mengandung asam lemak rantai
panjang, trigliserida dapat disebut sebagai trigliserida rantai panjang/long-chain
triglycerides (LCT). Bila trigliserida mengandung asam lemak rantai menengah,
trigliserida disebut sebagai trigliserida rantai menengah/medium-chain triglycerides
(MCT). 6, 7

Gambar 1. Struktur Trigliserida, MUFA, dan PUFA


Sumber : Allison Soult14

5
Proses Penyerapan dan Pencernaan Lemak
Lemak merupakan nutrisi penghasil energi yang paling signifikan yaitu sebesar 9
kilokalori/gram. Lemak dicerna, diabsorbsi, didistribusi dan di metabolisme dalam tubuh.
Struktur dari lemak yang beragam menyebabkan terdapat perbedaan sifat fisik dan
biologis dari lemak antara lain kompleksitas dalam proses lipolisis, absorpsi,
metabolisme, serta fungsi biologis. Penyerapan lemak dipengaruhi oleh panjang dari
rantai karbon asam lemak dan posisi asam lemak. Sebagai contoh proses penyerapan dan
pencernaan dari LCT akan lebih kompleks jika dibandingkan dengan MCT.6
Proses pencernaan lemak terjadi di duodenum dan bagian proksimal dari jejunum.
Masuknya LCT dari lambung ke duodenum akan merangsang dilepaskannya hormon
kolesistokinin dan enzim pencernaan dari pankreas. Hormon kolesistokinin membantu
dilepaskannya asam empedu yang berperan dalam emulsifikasi lemak menjadi kelompok
kecil sehingga lebih mudah untuk dicerna. Lemak setelah dicerna secara enzimatis oleh
lipase pankreas akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Molekul satuan asam
lemak kemudian akan beragregasi membentuk misel yang akan diabsorpsi dan masuk ke
enterosit melalui mekanisme difusi pasif atau dengan bantuan protein transporter. Asam
lemak kemudian akan ditranspor ke retikulum endoplasma, dikonversi kembali menjadi
trigliserida dan dibungkus dalam bentuk lipoprotein yaitu kilomikron. Lipoprotein ini
akan dibawa oleh sistem limfatik menuju ke aliran darah dan akhirnya masuk ke
intraseluler. Asam lemak akan berikatan dengan karnitin, kemudian ditranspor ke
mitokondria sel dan mengalami proses beta oksidasi. 7
Lemak dicerna, diabsorbsi, didistribusi dan di metabolisme dalam tubuh. MCT
merupakan lemak yang lebih cepat menghasilkan energi dibandingkan LCT. Pencernaan
MCT lebih cepat dan sederhana. MCT tidak memicu dihasilkannya hormon
kolesistokinin. MCT akan langsung berdifusi ke dalam sel enterosit, Setelah diserap oleh
enterosit, MCT akan masuk ke dalam vena porta dan ditranspor ke hepar untuk
dimetabolisme untuk membentuk energi. MCT juga tidak membutuhkan karnitin dalam
proses transpor ke mitokondria untuk proses beta oksidasi. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan proses metabolisme MCT untuk menghasilkan energi lebih cepat jika
dibandingkan dengan LCT.7 Perbedaan karakteristik MCT dan LCT dirangkum dalam
table di bawah ini

6
Tabel 2. Karakteristik MCT dan LCT
Karakteristik Medium Chain Long Chain Triglyceride
Triglyceride
Karakteristik Larut air Larut lemak
Tidak mengandung asam Mengandung asam lemak
lemak esensial esensial
Struktur 6-12 rantai karbon, 13-21 rantai karbon (rantai
panjang),  22 rantai
karbon (rantai sangat
Seluruhnya asam lemak panjang)
jenuh Mengandung asam lemak
jenuh dan tidak jenuh
Nilai kalori 8,3 kalori/gram 9,2 kalori/gram
Penyerapan Tidak menstimulasi Menstimulasi
kolesistokinin kolesistokinin
Tidak memerlukan asam Memerlukan asam empedu
empedu atau enzim dan enzim pankreas
pankreas Harus beriktan dengan
Diserap langsung ke dalam micelles untk masuk ke
sirkulasi portal, berikatan dalam chylomicrons dan
dengan albumin selanjutnya masuk ke
dalam sistem limfatik
Tidak memerlukan karnitin Memerlukan karnitin
untuk transpor ke dalam sebagai transpor ke dalam
mitokondria mitokondria
Penyimpanan Jaringan adiposa Jaringan adiposa
Sumber : Shah, Limketkai7

7
Gambar 2. Metabolisme medium-chain triglyceride dan long-chain triglyceride
Sumber: Ward dkk, 201315

Penggunaan Long Chain Trigliserida dan Medium Chain Trigliserida Pada


Formula Hipoalergenik
Susu formula akhir –akhir ini mengandung suplemen Long Chain Polyunsaturated
Fatty Acid ( LC-PUFAs ) sehingga komposisi formula sama seperti ASI, tetapi suplai
docosahexaenoic acid (DHA) dan arachidonic acid (ARA) sering lebih tinggi. Umumnya
isi DHA pada susu formula berkisar antara 0,2% sampai 0, 4% dari total asam lemak .
Karena koefisien absorpsi lemak menurun dengan bertambah panjangnya rantai asam
lemak dan meningkat dengan jumlahnya ikatan rangkap, maka untuk susu formula
hipoalergenik lebih sesuai menggunakan MCT dengan konsentrasi tinggi karena dapat
meningkatkan koefisien absorpsi lemak. Saluran cerna yang belum matang dan tingginya
tuntutan kebutuhan energi maka MCT memberikan dukungan untuk susu infant preterm.
Namun kandungan MCT jangan melebihi 40% total lemak, dengan tujuan menghindari
meningkatnya osmolalitas formula.16

8
MCT juga penting dengan gangguan pencernaan dan absorpsi seperti gangguan
sekresi empedu. penyakit classic coeliac disease, short bowel syndrome, penyakit
peradangan usus, gangguan aliran limfatik, beberapa penyakit metabolik , dan alergi
makanan berat.16
MCT akan terserap kedalam usus kecil terutama sebagai asam lemak bebas. Setelah
diserap usus, MCT terikat dengan albumin serum dan meninggalkan usus melalui
pembuluh darah balik (vena) menuju hati. MCT mengalami oksidasi dalam hati
membentuk keton tubuh dan diedarkan sebagai energi dengan cepat. Energi dari MCT
dikirim ke seluruh tubuh agar keton segera dapat dimanfaatkan. MCT berbeda dengan
LCT dalam metabolisme, yaitu MCT hanya dimetabolisme didalam hati seperti halnya
karbohidrat. MCT tidak tersimpan sebagai lemak cadangan melainkan dibakar sebagai
energi. Kalori MTC lebih rendah bila dibandingkan LCT dan formula MCT ditandai
dengan osmolalitas yang lebih tinggi. MCT tidak direkomendasikan untuk pemakaian
jangka lama dan jumlah besar, karena berisiko defisiensi asam lemak tidak jenuh dan
vitamin larut lemak.7, 16

Kesimpulan dan Saran


Formula susu hipoalergenik digunakan terutama untuk bayi yang alergi pada susu
formula susu sapi. Penggunaan MCT pada susu hipoalergenik karena metabolisme
MCT lebih cepat dan sederhana. MCT lebih mudah dicerna sehingga dapat
menghasilkan sumber energi lebih cepat.

9
Daftar Pustaka

1. Matencio E MJ, Olza J, Mesa MD, Romero F, Ros G, Abellán P, Gil A. A


Hypoallergenic Infant Formula Comprising Extensively Hydrolyzed Protein for the
Nutritional Treatment of Infants with Cow’s Milk Allergy: Safety, Tolerance and
Efficacy. Journal of Human Nutrition & Food Science. 2016;4(3):1090-7.
2. Meyer R GM, Venter C. When Should Infants with Cow's Milk Protein Allergy
Use an Amino Acid Formula? A Practical Guide. Journal Allergy Clinical Immunology
Practice. 2018;6(2):388-99.
3. Vandenplas Y BJ, Shamir R, Agostoni C, Turck D, Staiano A, Szajewska H.
Hydrolyzed formulas for allergy prevention. Journal of Pediatric Gastroenterology
Nutrition 2014;58(5):549-52.
4. Vanderhoof J MN, Boissieu D. Evaluation of an Amino Acid−Based Formula in
Infants Not Responding to Extensively Hydrolyzed Protein Formula. Journal of Pediatric
Gastroenterology Nutrition. 2016;63(5):531-3.
5. Gallier S VK, Andries PJ, Van De Henning B,, Acton D, Eline M, Van Der Beek,
Van Baalen T. A novel infant milk formula concept: Mimicking the human milk fat
globule structure. Colloids and Surfaces B: Biointerfaces. 2015;136:329-39.
6. Rycharska EL KZ, Czerwionka-Szaflarska M. Medium chain triglycerides (MCT)
formulas in paediatric and allergological practice. Gastroenterology Review.
2016;11(4):226-31.
7. Shah DN LB. The Use of Medium-Chain Triglycerides in Gastrointestinal
Disorders. In: Parrish CR, editor. Practical Gastroenterology2017. p. 20-8.
8. Nowak-Węgrzyn A CL, Storm H, Real R, Collins B, Saavedra J.
Hypoallergenicity of a New Extensively Hydrolyzed 100% Whey-based Formula
Containing Probiotics Journal of Allergy and Therapy. 2015;6(5):1-6.
9. Yiong HC SL, Aw MM, Bee WL. Use Hypoallergenic Formula in the Prevention
of Atopic Disease Among Asian Children. Journal of Paediatrics and Child Health.
2002;38(84-88).
10. Kull I WM, Lilja Gm Nordvall S, Pershagen G. Breast Feeding and Allergic
Disease in Infants- A Prospective Birth Cohort Study. Arch Dis Child. 2002;87(6):478-
81.
11. Groce V. Overview of Hypoallergenic Infant Formulas 2018. p.
https://www.verywellhealth.com/hypoallergenic-infant-formula-1323942.
12. H LCS. Cow's Milk Allergy Evidence Based Diagnosis and Management For
Practitioner. European Journal of Pediatric. 2015;174:141-50.
13. Association AB. Breast Milk Composition31 December 2018. Available from:
https://www.breastfeeding.asn.au.

10
14. A S. Lipids and Triglycerides Departement of Chemistry, University of
Kentucky2018.
15. Dean W EJ. Medium Chain Triglycerides (MCTs). Beneficial Effects on Energy,
Atherosclerosis and Aging [Internet]. 2013.
16. Mazzocchi A DOV, De Cosmi V, Bettocchi S, Milani GP, Silano M, Agostoni
C. The Role of Lipids in Human Milk and Infant Formula. Nutrients. 2018;10.

11

Anda mungkin juga menyukai