PERSEORANGAN
VIRIYANANTA GOTAMA
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
1.3.1. Tujuan Umum .................................................................................. 6
1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................................. 6
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
1.4.1. Manfaat Teoritis............................................................................... 7
1.4.2. Manfaat Praktis ................................................................................ 7
1.5. Landasan Teoritis ........................................................................................ 7
1.6. Metode Penelitian ......................................................................................18
1.6.1. Jenis Penelitian ..............................................................................18
1.6.2. Jenis Pendekatan ............................................................................18
1.6.3. Sumber Bahan Hukum ...................................................................19
1.6.4. Tehnik Pengumpulan Bahan Hukum .............................................20
1.6.5. Tehnik Analisis Bahan Hukum ......................................................20
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Selain bervariasi dalam bentuk usaha, jenis usaha dan ruang lingkup
usaha, para pelaku ekonomi sangan bervariasi pula dalam ekstensinya hokum
nasional dan kedudukan institusinya.
1Anonim, 2006, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Sinar Grafika, Jakarta, hal. 212.
2Neni Sri Imaniyati, 2009, Hukum Bisnis Telaah Tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi, Graha Ilmu,
Yogyakarta, hal. 3.
bentuk badan usaha, baik yang bukan badan hokum maupun yang
mempunyai status badan hokum, yaitu perseroan atau koperasi sebagai
suatu korporasi.3
1. Tujuan perusahaan
2. Berdirinya perusahaan
3. Bentuk-bentuk hokum perusahaan (organisasi perusahaan)
4. Lingkunagn perusahaan
5. Manajemen perusahaan
6. Fungsi operasional perusahaan
7. Pengembangan perusahaan. Serta
8. Penciutan dan likuidasi perusahaan.4
3 Sri Redjeki Hartono, 2003, Pengembangan Koperasi Sebagai Pelaku Ekonomi di Indonesia, Makalah
disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Pengembangan Hukum Nasional VII, Denpasar 14-18 Juli 2003, hal. 1.
4 Heidjrachman Ranupandojo dan Sukanto Reksohadriprodjo, 1982, Pengantar Ekonomi Perusahaan Buku 2,
5 Sanusi Bintang dan Dahlan, 2000, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
hal. 4.
6 CST. Kansil, 1985, Hukum Perusahaan Indonesia, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, hal. 89.
7 Muhammad Djumhana, 1994, Hukum Ekonomi Sosial Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 232.
Salah satu bentuk usaha swasta adalah usaha yang dimiliki oleh
perseorangan dalam bentuk Usaha Dagang (UD) atau ada juga pihak yang
menyebutnya perusahaan dagang (PD). Sebagai bentuk usaha dagang,
modalnya dimiliki oleh satu orang pengusaha, melakukan kegiatan usaha dalam
bidang usaha tertentu. Bidang usaha yang dijalankan terdiri dari berbagai
macam usaha, misalnya usaha dibidang leveransir bahan-bahan bagunan usaha
dibidang penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga, usaha dibidang
penyaluran hasil-hasil peternakan, dan sebagainya.
8 Tukirin Sy. Sastroresono, 1987, Materi Pokok Hukum Dagang dan Hukum Perdata, Karunika, Jakarta, hal. 72.
9 Ibid.
tersebut membawa keuntungan, tetapi ada juga yang mengalami kerugian, baik
karena perbuatan karyawan/buruh maupun karena kesalahan menajemen
perusahaan yang bersumber pada salah kelola dari pemilik.
Kerugian yang dialami tidak saja oleh Usaha Dagang (UD) sebagai
suatu perusahaan, tetapi terkadang jiga dialami oleh pohak ketiga atau para
kreditur. Bila hal ini terjadi tentu menimbulkan berbagai persoalan hokum,
terutama menyangkut masalah tanggung jawab usaha dagang (UD) sebagai
perusahaan perseorangan.
10 Burhan Ashofa, 2004, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 19.
11 Soerjono Soekanto, 2001, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 30.
wettenschappelijke stadia van een kongkreet positief rechtsstelsel.12 (dalam
teori hukum diperlukan suatu pandangan yang merupakan pendahuluan dan
dianggap mutalk perlu ada sebagi dasar dari studi ilmu pengatetahuan terhadap
aturan hukum positif).
12 Jan Gijssels and Mark Van Hoecke, 1982, What is Rechtsteorie ?, Anteheepen, Nederland, hal. 57.
13 Mochtar Kusumaatmadja, 1995, Pemantapan Cita Hukum dan Azas-Azas Hukum Nasional Dimata Kini dan
Masa Yang Akan Datang, Makalah, Jakarta, hal. 1.
14 Hamid S. Attamimi, 1992, Teori Perundang-Undangan Indonesia, Pidato Pnegukuhan Jabatan Guru Besar Pada
15 Burkens MC., et.al., 1990, Begrinselen Van De Democratiche Rechtsstaat, Tjeenk Willink Zwole, hal. 29.
11. System hukum yang tertib beradasarkan konstitusi
12. Keikutsertaan rakyat untuk memilih para pemimpin dibidang
eksekutif, legislatif, bahkan juga yudikatif samapai batas-batas
tertentu.
13. Adanya system yang jelas terhadap pengujuan suatu produk
legislatif, eksekutif, maupun yudikatif untuk disesuaikan dengan
konstitusi
14. Dalam negara hukum, segala kekuasaan negara harus dijalankan
sesuai konstitusi dan hukum yang berlaku
15. Negara hukum harus meberlakukan prinsip due process yang
substansial
16. Prosedur penangkapan, penggeledahan, pemeriksaan, penyidikan,
penuntutan, penahanan, penghukuman, ….. sesuai prinsip due
proses yang procedural
17. Perlakuan yang sama diantara warga negara di depan hukum
18. Pemberlakuan prinsip majority role minority protection
19. Proses impeachment yang fair dan obyektif
20. Prosedur pengadilan yang fair, efisien, reasonable, dan transparan
21. Mekanisme yang fair, efisien, reasonable, dan transparan tentang…
melaui PTUN
22. Penafsirannya yang kontemporer terhadap konsep negara hukum
…. Pemerintahan yang modern.16
16 Munir Faudy, 2009, Teori Negara Hukum Moderen (Rechtstaat), PT. Refika Aditma, Bandung, hal. 177-178.
halnya menyangkut eksistensi bentuk Usaha Dagang (UD) dengan aktivitas
yang dijalankan hendaknya didasarkan pada peraturan perundang-undangan
yang ada.
Hukum itu banyak seginya dan tidak mungkin dapat dituangkan hanya
ke dalam beberapa kalimat saja. Oleh karena itu, jika ada yang mencoba
merumuskan hukum dalam suatu definisi, sudah dapat dipastikan definisi
tersebut tidak sempurna.18
17 Sudargo Gautama, 1973, Pengertian Tentang Negara Hukum, Alumni, Bandung, hal. 22-23.
18 Lili Rasyidi, 1985, Filsafat Hukum, Apakah Hukum Itu?, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 3.
Kendatipun demikian, sebagai pegangan dapat kiranya diberikan
pemahaman bahwa hukum adalah merupakan himpunan peraturan (baik tertulis
maupun tidak tertulis) yang mengatur perlikaku kehidupan manusia dalam
masyarakat dengan tujuan tercipta adanya keamanan, ketertibabn, keadilan dan
kepastian hukum dalam masyarakat.
19 Pipin Syarifin, 1998, Pengantar Ilmu Hukum, Pustaka Setia, Bandung, hal. 28.
Selanjutnya Mochtar Kusumaatmadja memberikan pandangan tentang
hukum sebagai berikut :
20 Mochtar Kusumaatmadja, 1972, Pembinaan Hukum Dalam Kerangka Pembangunan Nasional, Bina Cipta,
Bandung, hal. 11. (Selanjutnya disebut Mochtar Kusumaatmadja 1).
21 Ibid.
22 Ibid.
hendak direduksi pada satu hal saja, adalah ketertiban (order). Ketertiban adalah
tujuan pokok dan pertama dari segala hukum. Kebutuhan terhadap ketertiban
ini syarat pokok (fundamental) bagi adanya suatu masyarakat manusia yang
teratur. Di samping ketertiban, tujuan lain dari hukum adalah terciptanya
keadilan yang berbeda-beda isi dan ukurannya, menurut masyarakat dan
zamannya. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat ini, diperlukan adanya
kepastian dalam pergaulan antara manusia dalam masyarakat.23
Sajipto Raharjo dalam salah satu karya tulisnya yang berjudul Hukum
Dalam Perspektif Sosial, mengemukakan bahwa : “Salah satu tujuan yang
sekaligus merupakan sendi dari hukum adalah : kepastian. Hukum ingin
menciptakan suatu kepastian hukum dalam hubungan antara orang-orang dalam
masyarakat dan untuk itu ia terlebih dahulu harus menciptakan suatu kepastian
pula di dalam tubuhnya sendiri. Tuntutan yang terakhir ini medatangkan beban
formal yang wajib dipenuhinya, yaitu susunan tata aturan yang penuh
konsistensi.24
Dari paparan di atas yang mengacu pada pandangan para sarjana dengan
teori-teori hukumnya, betapa eksistensi hukum sangat diperlukan dalam
mengatur kehidupan manusia. Tanpa hukum kehidupan manusia akan liar.26
23 Mochtar Kusumaatmadja, 2006, Konsep-konsep Hukum Dalam Pembangunan, Alumni, Bandung, hal. 3.
(Mochtar Kusumaatmadja II).
24 Moch. Isnaeni, 1996, Hipotik Pesawat Udara di Indonesia, CV. Dharma Pembangunan, Alumni, Bandung, hal.
84.
25 Bachsan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 20.
26 Bambang Sutiyoso, 2006, Metode Penemuan Hukum, UII Press, Yogyakarta, hal. 2.
Tidak ada panduan atau pegangan untuk bertingkah laku, bagaimana
semestianya dan seharusnya, sehingga karenanya pula tidak ada kepastian
hukum.
Selama ini kelemahan utama bidang hukum yang sering dihadapi oleh
pelaku usaha (pelaku ekonomi) di Indonesia adalah masalah ketidakpastian
hukum,28 padahal kepastian hukum juga dibutuhkan untuk mengatur dunia
27 Kurniawan, 2010, Kedudukan dan Kekuatan Putusan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Dalam
Menjamin Perlindungan Hukum Bagi Konsumen, Disertasi Universitas Brawijaya, Malang, hal. 373.
28 Adi Sulistiyono dan Muhamad Rustamaji, 2009, Hukum Ekonomi Sebagai Panglima, Masmedia Buana
29 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hal. 899.
30 Agnes M. Toar, 1990, Tanggung Jawab Produk; Sejarah dan Perkembangannya, Kerjasama Ilmu Hukum
Belanda-Indonesia, Proyek Hukum Perdata, Denpasar, Bali 13-14 Januari 1990, hal. 1.
31 Azrul Azwar, 1989, Pengantar Administrasi Kesehatan, PT. Bina Rupa Aksara, Jakarta, hal. 1.
32 Muhamad Siddiq Tgk. Armia, 2009, Perkembangan Pemikiran Teori-Teori Ilmu Hukum, Pradnya Paramita,
33 M. Yatimini Abdullah, 2006, Pengantar Studi Etika, PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 296.
34 Ibid.
35 H.E. Saefullah, (tanpa tahun), Beberapa Masalah Pokok Tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Udara, Pusat
37 Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, hal. 42.
38 Soerjono Soekanto dan Sri Mahamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT, Radja
Grafindo Persada, Jakarta, hal. 50.
39 Ibid. hal. 15.
40 Ibid.
1. Pendekatan kasus (the case approach)
2. Pendekatan perundang-undangan (the statue approach)
3. Pendekatan fakta (the fact approach)
4. Pendekatan analisis konsep hukum (analytical and conceptual
approach)
5. Pendekatan phrase (word and phrase approach)
6. Pendekatan sejara (historical approach)
7. Pendekatan perbandingan (cpmparative approach).41
41Anonim, 2006, Pedoman Penelitian Usulan Penelitian dan Penulisan Tesis Ilmu Hukum, Program Magister
Ilmu Hukum Universitas Udayana, Denpasar, hal. 8.
e. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, Tentang
Perkoperasian.
2. Bahan hukum sekunder, adalah bahan hukum yang memberikan
penjelasan terhadap bahan hukum primer yang meliputi :
literature, artikel, makalah dan bahan-bahan tertulis lainnya yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian.
3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang membertikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder, yaitu berupa kamus hukum dan kamus
bahasa Indonesia.
42Ronny Hanitidjo Soemitro, 1998, Metodologi Penelitian Hukum dan Yurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, hal.
98.
1. Tehnik deskripsi, adalah uraian apa adanya terhadap suatu kondisi
atau proposisi-proposisi hukum maupun non hukum.
2. Tehnik interprestasi, adalah penggunaan jenis-jenis penafsiran
dalam ilmu hukum, terutama penafsiran konteksualnya.
3. Tehnik argumentasi, yaitu penilaian tepat atau tidak tepat, benar
atau salah, sah atau tidak sah terhadap suatu pandangan atau
proposisi, pernyataan rumusan norma, keputusan, baik yang
tertera dalam bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
DAFTAR BACAAN
Buku
Adi Sulistiyono dan Muhamad Rustamaji, 2009, Hukum Ekonomi Sebagai Panglima,
Masmedia Buana Pustaka, Sidoarjo.
Azrul Azwar, 1989, Pengantar Administrasi Kesehatan, PT. Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Bachsan Mustafa, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Burkens MC., et.al., 1990, Begrinselen Van De Democratiche Rechtsstaat, Tjeenk Willink
Zwole.
CST. Kansil, 1985, Hukum Perusahaan Indonesia, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
H.E. Saefullah, (tanpa tahun), Beberapa Masalah Pokok Tentang Tanggung Jawab
Pengangkutan Udara, Pusat Penerbitan Universitas LPPM-UNISBA, Bandung.
Jan Gijssels and Mark Van Hoecke, 1982, What is Rechtsteorie ?, Anteheepen, Nederland.
Lili Rasyidi, 1985, Filsafat Hukum, Apakah Hukum Itu?, Remaja Rosdakarya, Bandung.
M. Yatimini Abdullah, 2006, Pengantar Studi Etika, PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta.
Moch. Isnaeni, 1996, Hipotik Pesawat Udara di Indonesia, CV. Dharma Pembangunan,
Alumni, Bandung.
Muhamad Siddiq Tgk. Armia, 2009, Perkembangan Pemikiran Teori-Teori Ilmu Hukum,
Pradnya Paramita, Jakarta.
Muhammad Djumhana, 1994, Hukum Ekonomi Sosial Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Munir Faudy, 2009, Teori Negara Hukum Moderen (Rechtstaat), PT. Refika Aditma,
Bandung.
Neni Sri Imaniyati, 2009, Hukum Bisnis Telaah Tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Ronny Hanitidjo Soemitro, 1998, Metodologi Penelitian Hukum dan Yurimetri, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Sanusi Bintang dan Dahlan, 2000, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung.
Soerjono Soekanto dan Sri Mahamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, PT, Radja Grafindo Persada, Jakarta.
Soerjono Soekanto, 2001, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Tukirin Sy. Sastroresono, 1987, Materi Pokok Hukum Dagang dan Hukum Perdata,
Karunika, Jakarta.
Agnes M. Toar, 1990, Tanggung Jawab Produk; Sejarah dan Perkembangannya, Kerjasama
Ilmu Hukum Belanda-Indonesia, Proyek Hukum Perdata, Denpasar, Bali 13-14
Januari 1990.
Anonim, 2006, Pedoman Penelitian Usulan Penelitian dan Penulisan Tesis Ilmu Hukum,
Program Magister Ilmu Hukum Universitas Udayana, Denpasar.
Anonim, 2006, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Sinar Grafika,
Jakarta.
Hamid S. Attamimi, 1992, Teori Perundang-Undangan Indonesia, Pidato Pnegukuhan
Jabatan Guru Besar Pada Fakultas Hukum Universitas Indoensia, Jakarta tanggal 25
april 1991.
Mochtar Kusumaatmadja, 1995, Pemantapan Cita Hukum dan Azas-Azas Hukum Nasional
Dimata Kini dan Masa Yang Akan Datang, Makalah, Jakarta.
Sri Redjeki Hartono, 2003, Pengembangan Koperasi Sebagai Pelaku Ekonomi di Indonesia,
Makalah disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Pengembangan Hukum Nasional
VII, Denpasar 14-18 Juli 2003.
Peraturan Perundang-Undangan