Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen”


Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia
Dosen Pengampu : Haerul Mutiah, S.Pd, M.Pd

Oleh Kelompok : I

KARMILA (2016310304)

NAYA AFDARISNI (2016310301)

HARMANTO (2016310323)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

STKIP MUHAMMADIYAH BULUKUMBA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah ini kami membahas tentang “Anatomi dan Fisiologi Sistem
Integumen”. Makalah ini kami buat untuk mengetahui apa itu anatomi dan
fisiologi sistem integumen. Selain itu semoga setelah membaca makalah ini, kita
semua dapat mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sistem integumen.
Tentunya dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan dan kesalahan
dalam penulisan kalimat maupun kata-kata yang kami paparkan sehingga itu
kami sangat membutuhkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa
terima kasih, kami sampaikan pada Haerul Mutiah, S.Pd., M.Pd selaku Dosen
mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia.

Demikian makalah ini kami buat semoga dapat manfaat bagi kita semua.

Bulukumba, 13 Maret 2019

Kelompok I
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Pengertian Sistem Integumen............................................................2
B. Anatomi Sistem Integumen Manusia................................................2
C. Fisiologi Sistem Integumen Manusia................................................11
D. Gangguan Pada Sistem Integumen Manusia...................................15

BAB III PENUTUP.........................................................................................18


A. Kesimpulan..........................................................................................18
B. Saran....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang
disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem pelindung
yang melapisi tubuh dan terdiri atas kuku, rambut, kulit beserta unsur yang terkait
seperti kelenjar keringat dan kelenjar minyak. Sistem integumen berfungsi untuk
melindungi tubuh dari panas. Selain melindungi dari panas, sistem integumen juga
berfungsi untuk menjaga suhu tubuh agar tetap seimbang.
Sistem integumen memiliki beberapa pembagian pembahasan. Mulai dari
struktur sistem integumen, jaringan penunjang, dan suhu tubuh. Pembagian
pembahasan ini berfungsi untuk mempelajari sistem integumen dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan supaya hidup manusia menjadi lebih baik.
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ
yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah
dehidrasi, menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk
mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan
suhu tubuh dan keseimbangan air. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini
memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan
nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak,
pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem integumen?
2. Bagaimana anatomi sistem integumen pada manusia?
3. Bagaimana fisiologi sistem integumen pada manusia?
4. Gangguan apa sajakah yang dapat terjadi pada sistem integumen manusia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pergertian sistem integumen
2. Untuk mengetahui anatomi sistem integumen pada manusia
3. Untuk mengetahui fisiologi sistem integumen pada manusia
4. Untuk mengetahui gangguan yang dapat terjadi pada sistem integumen

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Integumen
Sistem integumen adalah sistem pelindung yang melapisi tubuh dan terdiri
atas kuku, rambut, kulit beserta unsur yang terkait seperti kelenjar keringat dan
kelenjar minyak. Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin
“integumentum“, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan fungsinya, organ-organ
pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam manusia dari
kontak luar. Integumen adalah kulit yang menutupi tubuh. Kulit juga dikenal
sebagai lapisan membrane dan merupakan pertahanan dari dunia luar, contohnya
pertahanan dari polusi, mikroba, dan sinar matahari. Ilmu yang mempelajari
sistem integumen disebut dermatologi. Adapun fungsi dari sistem integumen,
yaitu:
a) Memberikan perlindungan terhadap organ dan jaringan internal tubuh
b) Melindungi terhadap invasi kuman dan penyakit
c) Melindungi tubuh dari bahaya dehidrasi
d) Menanggapi dan merespon perubahan suhu tubuh
e) Membantu mengeluarkan limbah
f) Bertindak sebagai reseptor terhadap sentuhan, tekanan, nyeri, udara panas,
dan dingin
g) Tempat penyimpanan air dan lemak
B. Anatomi Sistem Integumen Pada Manusia
a. Struktur Sistem Integumen

Integumen menutupi seluruh bagian permukaan tubuh, dengan area antara


1.5 hingga 2.0 meter persegi ( m2 ) dan mengandung 7% hingga 8% berat tubuh.
Ketebalan antara 1.5 hingga 4 milimeter (mm) atau lebih, tergantung dari lokasi
tubuh. Sistem integumen mempunyai 3 lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan
hipodermis. Ketiga lapisan tersebut mempunyai beberapa lapisan yang berbeda.
1) Lapisan Kulit
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap
total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting
dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah
masuknya agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi
ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik
seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-
perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk
menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier
yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut
berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital. Kulit tersusun menjadi 3 lapisan
yaitu:

A. Epidermis

Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer).


Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas
pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk
kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis
(kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel,
epidermis juga tersusun atas lapisan:
a) Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis. Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis.
Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons
terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang
melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan
sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen
melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin,
semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan
bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah
(misal puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih
banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari
merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan
memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan
bila terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap
cahaya ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek
pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
b) Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum
tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan
merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel
Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun yang
disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel Langerhans
mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan
membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin
bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik
dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-
sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf
dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres
dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan rangsang
simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi
kemampuannya mencegah kanker.
c) Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
d) Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk)
dan lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang
secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai
berikut:
1) Stratum korneum
Stratum korneum adalah lapisan kulit yang bisa dilihat dengan mata
telanjang. Stratum korneum terdiri dari puluhan lapis sel yang mati yang
bernama keratin. Stratum korneum mempunayi lapisan yang kedap air
sehingga mencegah terjadinya penguapan yang berlebihan. Stratum
korneum mempunyai lapisan yang pipih. Lapisan ini selalu luluh dan
digantikan oleh lapisan di bawahnya.
2) Stratum lusidium
Stratum lusidium adalah lapisan kulit yang memiliki dari beberapa
lapisan sel kulit mati yang jernih. Lapisan kuit ini hanya dapan ditemukan
pada lapisan kulit yang tebal, seperti telapak tangan dan kaki. Kemudian,
lapisan kulit mempunyai lapisan yang tembus cahaya karena mengandung
eledin.
3) Stratum granulosum
Stratum granulosum atau lapisan granular mempunyai tiga sampai 5
lapisan keratin. Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang sudah
memipih. Di bagian stratum inlah akan dimulai dengan proses keratinisasi,
dengan cara keratinosit akan memenuhinya dengan protein keratin. Pada
lapisan ini mengandung keratohialin, yang merupakan cikal bakal keratin
(zat tanduk). Membran tersebut mulai menebal dan menjadi kurang
permeabel. Nukleus dan semua organel hancur dan sel memulai untuk
mati. Ada tambahan
4) Stratum spinosum
Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel. Lapisan ini terdiri
atas sel-sel kuboid, polygonal, atau agak gepeng dengan inti di tengah dan
sitoplasma yang berisi lamel Terdiri atas beberapa lapis sel. Jika dilihat di
bawah mikroskop terlihat memiliki tonjolan dan saling melekat satu sama
lain. Pada lapisan ini terdapat diskus merkel untuk rasa raba terletak dalam
stratum spinosum.
5) Stratum basalis
a. Terdiri atas satu lapis sel kolumner
b. Terletak di atas membrana basalis

c. Selalu mengadakan mitosis


d. Sel-sel hasil mitosis didorong ke atas menjadi lapisan sel di atas
stratum basalis
B. Dermis

Dermis adalah lapisan kulit di bawah epidermis yang terdiri dari jaringan
ikat dan bantal tubuh dari stres dan ketegangan. Ketebalan lapisan ini berkisar
antara 0.5 hingga 3.0 mm.Dermis erat terhubung ke epidermis dengan membran
dasar.Dermis juga merupakan pelabuhan banyak ujung saraf yang menyediakan
indera peraba dan panas. dermis berisi folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebaceous, kelenjar apokrin, pembuluh limfatik dan pembuluh darah. Pembuluh
darah di dermis menyediakan makanan dan pembuangan sampah dari sel sendiri
serta dari stratum basalis dari epidermis.
Dermis secara struktural dibagi menjadi dua daerah: daerah yang dangkal
berbatasan dengan epidermis, yang disebut lapisan papiler, dan area dalam tebal
dikenal sebagai lapisan reticular.
a) Lapisan Papiler
Daerah papiler terdiri dari jaringan ikat longgar areolar. Ini adalah nama
untuk proyeksi fingerlike yang disebut dermal papila, yang memperpanjang ke
arah epidermis. Dermal papila menyokong dermis dengan permukaan
"bergelombang" yang interdigitates dengan epidermis, memperkuat hubungan
antara dua lapisan kulit.
Di telapak tangan, jari, telapak, dan jari kaki, pengaruh papila
memproyeksikan ke epidermis membentuk kontur di permukaan kulit.Ini disebut
epidermal ridges, karena mereka membantu tangan atau kaki untuk memahami
dengan meningkatkan gesekan.Epidermal ridges terjadi pada pola (lihat: sidik jari)
yang secara genetik dan epigenetically ditentukan dan karenanya unik untuk
individu, sehingga memungkinkan untuk menggunakan sidik jari atau jejak kaki
sebagai alat identifikasi.
b) Lapisan Reticular
Wilayah reticular terletak jauh di daerah papiler dan biasanya lebih
tebal.Ini terdiri dari jaringan ikat padat tidak teratur, dan menerima namanya dari
padatnya konsentrasi serat kolagen, elastis, dan retikuler yang menenun sepanjang
itu. Serat-serat protein memberikan dermis sifat kekuatan, dan elastisitas,.
Selain ini juga yang terletak di wilayah retikuler adalah akar rambut,
kelenjar sebaceous, kelenjar keringat, reseptor, kuku, dan pembuluh darah.
C. Hipodermis

Hipodermis bukan merupakan bagian dari kulit, dan terletak di bawah


dermis.fungsinya untuk menempelkan kulit ke tulang dan otot yang mendasarinya
serta menyuplai dengan pembuluh darah dan saraf. Ini terdiri dari jaringan ikat
longgar dan elastin.Jenis sel utama adalah fibroblast, makrofag dan sel lemak
(hipodermis mengandung 50% lemak tubuh).Lemak berfungsi sebagai bantalan
dan isolasi untuk tubuh.
Mikroorganisme seperti Staphylococcus epidermidis mengkolonisasi
permukaan kulit.Kepadatan flora kulit tergantung pada daerah kulit. Permukaan
kulit didesinfeksi akan rekolonisasi dari bakteri yang berada di daerah yang lebih
dalam folikel rambut, usus, dan bukan urogenital
Warna Kulit
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning,
coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri
yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna
kulit terutama ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisanstratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-
abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan
warnakulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit
ditentukan oleh faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari
tirosin sejenis asam aminodan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir
melanin yang berwarna coklat, serta untuk proses ini perlu adanya enzim
Tirosinase dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar
pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultraviolet. Jumlah, tipe, ukuran
dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai
golongan ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit
terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit
yangterdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan benih.
2) Rambut
Rambut adalah sesuatu yang tumbuh dari akar rambut yang ada dalam
lapisan dermis dan melalui saluran folikel rambut ke luar dari kulit. Bagian
rambut yang ke luar dari kulit dinamakan batang rambut. Batang-batang rambut
merupakan penempatan sel-sel tanduk yang berbeda dalam panjang, tebal, dan
warnanya. Rambut tidak mempunyai saraf perasa sehingga tidak terasa sakit bila
dipangkas.

Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh
tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Rambut dapat
dibedakan menjadi :
 Folikel rambut
 Batang rambut
 Otot penegak rambut
Jenis rambut pada manusia dapat digolongkan menjadi 2 jenis:
a) Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen,
terdapat di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut
terminal diproduksi oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan
subkutis, dengan diameter rambut >0,03mm.
b) Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir
di seluruh tubuh. Rambut velus di produksi oleh folikel-folikel rambut
kecil yang ada di lapisan dermis, dengan diameter rambut < 3mm
Adapun fisiologi rambut, yaitu:
1.Pengaturan Suhu Badan
Rambut pada manusia memiliki fungsi salah satunya ialah sebagai
pengaturan suhu tubuh.Rambut yang menutupi kulit dapat mengurangi kehilangan
panas dari tubuh. Dalam kondisi yang dingin, pori-pori rambut akan mengecil.
Apabila dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut berlaku sebaliknya
2.Fungsi Sebagai Alat Perasa
Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan
terhadap bulu mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata. Kepekaan kulit
terhadap sentuhan berbanding sejajar dengan kelebatan pertumbuhan rambut.
Maka kulit kepala dengan kelebatan pertumbuhan rambut 312/cm2 sangat
peka terhadap sentuhan (Kusumadewi, dkk).Rambut meningkatkan kepekaan kulit
terhadap rangsangan sentuhan.Pada beberapa spesies yang lebih rendah, fungsi ini
mungkin lebih disempurnakan.Sebagai contoh, sungut kucing sangat peka dalam
hal ini. Peran rambut yang lebih penting pada hewan-hewan rendah adalah
konservasi panas, tetapi fungsi ini tidak begitu bermakna bagi manusia yang
relative tidak berbulu
3) Kuku

Kuku adalah bagian tubuh manusia yang terdapat atau tumbuh di ujung
jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian
terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi
melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang
lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Kuku adalah bagian
dari tulang bukan protein.
Kuku terbentuk dari sel-sel terkeratinasi dan memiliki beberapa segmen
anatomis kunci .Kuku ibu jari tumbuh dalam laju yang lebih lambat daripada jari
kuku lain. Sebagai tambahan, kuku-kuku jari dari individu yang sama tumbuh
pada laju yang berbeda. Beberapa faktor dapat mempengaruhi laju pertumbuhan
kuku dan meliputi genetik, usia (laju pertumbuhan melambat selama dekade
ketiga kehidupan), dan cuaca (laju pertumbuhan meningkat selama masa-masa
yang lebih hangat dalam tahun).
Adapun strukturnya, yaitu:
1.Akar Kuku
Yang pertama adalah akar kuku atau matriks, yang bermula pada bagian
dasar dari kuku.Bagian paling proksimal ditutupi oleh jaringan epidermal (lipatan
kuku) dan tidak terlihat oleh mata.Jaringan pada bagian ujung lipatan kuku adalah
kutikula, yang melekat pada lempeng kuku, bergerak bersamanya dalam jarak
yang pendek saat lempeng bertumbuh, dan kemudian lepas.Area yang terang,
berbentuk sabit yang terproyeksi daribawah lipatan kuku ibu jari adalah bagian
dari matriks yang dapat terlihat. Area ini disebut lunula (bulan kecil) dan
umumnya tidak terihat pada kuku jari tangan yang lain atau pada jari kaki.
2.Lempeng Kuku
Bagian utama dari kuku adalah lempeng kuku, yang terbentuk saat sel-sel
matriks berubah dan menjadi sel-sel pipih bertanduk dengan tingkat perlekatan
yang tinggi.Di bawah lempeng kuku adalah dasar kuku, yang tumbuh keluar dari
lapisan sel basal epidermis.Dasar kuku tidak memanjang hingga ke bagian ujung
lempeng kuku.Area dari bagian ujung dasar kuku ke lekukan distal dari kuku
disebut hiponikium.Area ini penting, karena banyak kondisi medis yang berbeda
muncul dari lokasi ini.
C.Fisiologi Sistem Integumen Manusia
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis
tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi,
ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan
vitamin D.
1) Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai
yaitu berikut:
a) Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat
kimia.Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat
seperti batu bata di permukaan kulit.
b) Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan
dehidrasi. selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh
melalui kulit.
c) Sebelum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari
kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di
permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat,
akanmenghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat
pertumbuhan mikroba.
d) Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada
stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di
sekitarnya. Pigmenini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari,
sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan
pada proteksi oleh melanin,maka dapat timbul keganasan.
e) Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
pertamaadalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba.
Kemudianada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk
melewati keratindan sel Langerhans.
2) Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid
sepertivitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
Permeabilitaskulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan
kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material
toksik dapat diserap sepertiaseton,dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang
untuk larut lemak, sepertikortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan
melepaskan antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit
dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis
vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melaluicelah antarsel atau melalui
muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis
daripada yang melalui muara kelenjar.
3)Fungsi Ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar
eksokrinnya, yaitukelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
4) Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Terhadaprangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan
subkutis.Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di
dermis, badantaktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badanMerkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan
terhadap tekanan diperankanoleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik
tersebut lebih banyak jumlahnyadi daerah yang erotik.
5)Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di
pembuluh kapiler. Pada saatsuhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam
jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas
akan terbawa keluar dari tubuh.Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan
mengeluarkan lebih sedikit keringat danmempersempit pembuluh darah
(vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
6)Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi
kolesteroldengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu
memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif.
Calcitriol adalah hormonyang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan
dari traktus gastrointestinal kedalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu
memproduksi vitamin D sendiri,namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara
keseluruhan sehingga pemberianvitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada
manusia kulit dapat pulamengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah,
kelenjar keringat, dan otot-ototdi bawah kulit.
D. Gangguan Pada Sistem Integumen Manusia
a. Kulit
1. Kanker Kulit
Penyebab Kanker kulit adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak
terkontrol didalam jaringan kulit. jika tidak diobati, sel sel aknker ini akan
menyebar ke organ lain seperti kelenjar getah bening, tulang, jaringan lunak, dan
lain lain.
2. Penyakit Lupus
Penyebab Lupus adalah penyakit autoimmune atau kekebalan tubuh yang
terganggu yang diderita lebih dari 1.5 juta rakyat Amerika. Normalnya sistem
kekebalan tubuh akan menjaga tubuh dari gangguan penyakit, virus, bakteri dan
bentuk lain yang berbahaya. Dalam hal penyakit lupus, sistem kekebalan tubuh
salah mengidentifikasi bahaya dan sebaliknya menyerang sel tubuh yang sehat
dan merusak jaringan lunak seperti kulit dan organ lainnya. Penyakit lupus dapat
menimbulkan masalah lanjutan pada ginjal, sistem saraf, jaringan darah dan kulit.
b. Rambut
1. Karbunkel: Infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan
subkutaneus di sekitarnya.
2. Ros kepala (Dermatitis Seborrhoica): kulit merah dan tertutup sisik. Sisik
ini dapat berlemak, basah atau kering.
3. Cutil (Vertitis Gyrata): Kulit kepala berlipat-lipat sehingga menimbulkan
gambaran seperti papan gilasan.
c. Kuku
1. Paronychia : infeksi jamur kandida pada bagian samping dan bawah kuku,
ditandai dengan menebalnya kuku dan bahkan dapat tanggal sendiri
2. Onychomycosis : Penyakit ini ditandai dengan sulitnya memotong kuku
kaki, yang memudahkan penderita cenderung mengalami kukunya
terbentur dan infeksi pada kuku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem integumen yang pada dasarnya mempelajari kuku, rambut, kulit
beserta unsur yang terkait seperti kelenjar keringat dan kelenjar minyak. Sistem
integumen berfungsi dalam perlindungan tubuh dari adanya bahaya dari luar
seperti sinar matahari, debu, dan lain – lain. Sistem Integumen pada manusia
adalah terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak dan
kelenjar susu.Anatomi Sistem Integumen pada Manusia kulit tersusun atas tiga
lapisan, yaitu : Epidermis, Dermis, dan Hipodermis

Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis


tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi : fungsi proteksi, absorpsi,
ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan
vitamin D.

B. Saran
Semoga makalah yang kami buat secara sederhana ini dapat membantu
pengetahuan teman-teman dalam memahami materi tentang “Anatomi dan
Fisiologi Sistem Integumen”. Kritik dan saran sangat kami perlukan untuk
kesempurnaan makalah kami. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2016.Kelenjar Pada Kulit.
http://www.scribd.com/doc/52471266/8/Kelenjar-pada-kulit. ( Diakses 15
September 2017)
Anonim.2015. Anatomi dan Fisiologi Sistem
Integumen.http://www.docstoc.com/docs/58180799/Anatomi-dan-fisiologi-
sistem-integumen-(kulit). (Diakses 15 September 2017)
Ethel, Sloane.2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula..Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195904011983032
SOESI_ASIAH_SOESILAWATY/Media_Pembelajaran_Anfisman/SISTEM_INT
EGUMEN/SISTEM_INTEGUMEN.pdf

Anda mungkin juga menyukai