DIVISI. 4
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KAYU
1. PERSIAPAN
Sebelum pekerjaan kayu dimulai maka pemborong harus mempersiapkan rencana kerja material, serta
peralatan yang lengkap untuk pekerjaan kayu tersebut, sehingga pekerjaan tersebut dapat dikerjakan
dengan sebaik-baiknya
2. STANDART
Semua pekerjaan kayu yang belum tercakup dalam peraturan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam
:
Peraturan umum Bahan Bangunan di Indonesia NI-3
Peraturan konstruksi Kayu Indonesia N-5.
3. KAYU
3.a. Mutu Kayu
Kalau tidak ditentukan lain, maka semua kayu yang digunakan untuk penyangga harus kayu
dengan mutu A sesuai dengan PPKI, Semua kayu harus bebas dari getah-getah, cacat-cacat
kayu seperti mata kayu, reta-retak, bengkok, dan sebagainya dan harus sudah mengalami
proses pengeringan udara minimal 3 bulan.
3.b. Kadar Air
Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk pekerjaan :
harus lebih kecil atau sama dengan 15 %, sedangkan untuk pekerjaan yang kasar harus lebih
kecil atau sama dengan 20 % harus dijaga agar supaya kadar air tersebut konstan baik pada
saat penyimpanan, maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.
4 -1
Spesifikasi Teknis
c. PENYIMPANAN KAYU
Segera setelah kayu diterima ditempat pekerjaan, maka kayu-kayu ditumpuk dengan tidak menyentuh
tanah pada tempat yang disetujui direksi.
Kayu bundar disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang rnempunyai kurang dari 7,5 cm dari
batang yang berdampingan.
Papan-papan disusun seperti batang bundar atau disusun tegak lurus terhadap lapisan bawahnya atau
dipisahkan dengan tumpukan pada jarak tertentu untuk mencegah perubahan bentuk dari kayu-kayu
pada setiap lapis harus dipisahkan dari kayu-kayu yang berdampingan dengan jarak horizontal 2,5 cm.
4 -2
Spesifikasi Teknis
Semua kayu yang disusun di tempat pekerjaan harus selalu dilindungi dengan baik dan bila kayu-kayu
itu menjadi rusak atau tidak sesuai untuk digunakan, maka kayu akan ditolak dan harus diganti oleh
pemborong atas tanggungannya.
d. UKURAN-UKURAN
Ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali penyimpangan-penyimpangan sedikit
akibat penggergajian diperkebunan. Ukuran-ukuran yang menyimpang harus disesuaikan seperti yang
ditunjukan pada gambar rencana.
f. PENYUSUTAN KAYU
Persiapan, penyambungan dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus sedemikian rupa sehingga
penyusutan pada bagian-bagian tertentu atau arah-arah tertentu harus tidak mempengaruhi kekuatan
dan bentuk terakhir dari pekerjaan dan tidak merusak bahan-bahan secara terus menerus.
g. PABRIKASI
Pemborong harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi persiapan pekerjaan pabrikasi juga
termasuk penyediaan semua plat-plat penyambung, sekrup-sekrup, paku, dan lain sebagainya,
sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaiknya sesuai dengan gambar rencana, pemborong harus
menyiapkan pula segala keperluan untuk pemasangan seperti perancah-perancah dan lain-lain
sebagainya untuk mendukung dan memasang konstruksi tersebut pada tempat yang sesuai dengan
gambar rencana.
h. PENGAWETAN DAN PENGECATAN KAYU
Direksi dapat memerintahkan untuk menggunakan bahan-bahan untuk mengawetkan kayu jika
dipandang perlu, yang dapat berupa minyak pengawet kayu ataupun penggunaan teer.
Semua sambungan pada ujung-ujung kayu perlu mendapat perhatian khusus dan pada penyelesain
pekerjaan minyak pengawet harus dituangkan pada Semua bagian-bagian yang diminyaki harus
diselesaikan dahulu sebelum mulai pekerjaan pengecatan dan tidak ada satu bagianpun yang diminyaki
4 -3
Spesifikasi Teknis
selama atau segera setelah hujan atau selama permukaan kayu masih basah. Diperlukan
sekurang-kurangnya 48 Jam berselang setiap penggunaan pada bagian-bagian yang sama.
Jika menggunakan teer untuk mengawetkan kayu rnaka bagian kayu tersebut harus kering dulu
sebelum dipasang. Untuk bagian-bagian yang nantinya tidak oleh lapisan tanah dan sebagainya bisa
dilaksanakan pengeteeran setelah bangunan tersebut terpasang, Seielah pengolahan bagian-bagian
kayu dengan minyak-minyak pengawet kayu rnaka dapat dilapisi dengan satu lapisan menie atau
bahan lain yang setelah disetujui. Setelah lapisan menie maka harus diplamur dan setelah digosok
dengan amplas dilapisi dengan tiga lapis cat yang disetujui mutunya. Semua sambungan dan bagian
lain yang tidak dapat dicapai setelah pemasangan.
Kayu konstruksi, harus terlebih dahulu diberi lapisan menie, 2 kali sebelum pemasangan.
Tidak diperkenankan mencat selama perrnukaan kayu masih terpengaruh oleh air hujan atau setelah
permukaan kayu atau besi masih basah.
Setelah sekurang-kurangnya 24 jam baru dicat yang berikutnya dapat diberikan dan setiap lapisan cat
harus kering betul sebelum yang berikutnya diberikan.
i. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1) Pengukuran untuk Pembayaran
a) Pekerjaan kayu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume
teoritis yang ditunjukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan
disetujui.
c) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui
harus tidak diukur atau dibayar.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas. ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga
Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah
dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan
4 -4
Spesifikasi Teknis
semua bahan dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan
untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam
Seksi ini.
4 -5