Abstrak
Proses pemurnian protein bertujuan agar didapatkan suatu protein target atau
protein rekombinan murni yang memiliki manfaat pada aspek kesehatan maupun
industri produk bioteknologi. Pemurnian protein target dapat menggunakan berbagai
protokol yang berbeda diantaranya menggunakan tag sebagai penanda dengan tujuan
dihasilkan protein target yang murni dalam jumlah banyak dan pada akhir pemurnian
tag tersebut perlu dihilangkan dimana langkah ini menimbulkan berbagai masalah
terkait kontrol kualitas misalnya keamanan produk akhir, retensi aktivitas atau
stabilitas protein target sehingga solusi bagi masalah tersebut mendapatkan strategi
baru dalam proses pemurnian dengan menggunakan intein self cleavage sebagai
penanda yang akan lepas dengan sendirinya jika diinduksi pH, suhu dan pereaksi
thiol.
Kata kunci : Pemurnian protein, intein self cleavage, pH, suhu, pereaksi thiol.
Abstract
Pendahuluan
Akan tetapi kelemahan dari pendekatan ini adalah bahwa tag umumnya perlu
dihilangkan pada akhir pemurnian, langkah tersebut memerlukan biaya yang mahal
dan menyebabkan hilangnya protein target murni dimana langkah ini sangat penting
jika protein target akan digunakan sebagai produk komersial dalam industri makanan
atau farmasi. Seringkali, penghilangan tag difasilitasi oleh pembelahan proteolitik
menggunakan endopeptidase, secara inheren meningkatkan biaya seta menimbulkan
berbagai masalah terkait kontrol kualitas (misalnya keamanan produk akhir, retensi
aktivitas atau stabilitas protein target) (Elleuche and Pogeller, 2010).
Metode
Pada penelitian Silaban et al.,2017 memurnikan fusi PT2 hasil ekspresi E. coli
BL21(DE3) ArcticExpress dalam kolom matriks kitin atau sistem pemurnian
IMPACT yang dimediasi intein. PT2 difusikan dengan suatu tag pada posisi N-
terminalnya, yang mengandung urutan pengode intein SspDnaB diikuti oleh domain
pengikat kitin (CBD). Selanjutnya fusi PT2 diekspresikan pada inang E. coli,
selanjutnya dimurnikan dalam kolom matriks kitin. Proses pemotongan PT2 dari
penanda intein diinduksi perubahan pH dan suhu dalam kolom.Fusi PT2 berhasil
dimurnikan dalam matriks kitin yang dimediasi intein. Pemotongan fusi PT2 dari
penanda intein terinduksi buffer pH 6,5 dan suhu inkubasi 25 oC selama 48 jam.
Gambar 1. Hasil menunjukkan bahwa telah diperoleh protein PT2 murni dalam
jumlah kecil. Hanya saja, PT2 belum terpisah sempurna.
Selain itu, pada penelitian Maksum et al., 2017 Upaya untuk memperoleh
pretrombin-2 murni dilakukan dengan sistem permurnian yang sama yaitu IMPACT.
Untuk melakukan pemurnian dengan sistem terebut, pretrombin-2 diekspresikan
dalam bentuk protein fusi CBD-intein-PT2pH. CBD merupakan penanda afinitas
yang memiliki kemampuan untuk terikat secara spesifik terhadap matriks kitin,
sedangkan intein merupakan protein yang memfasilitasi pemotongan pretrombin-2
dari penanda afinitasnya. Penggunaan sistem pemurnian ini tidak memerlukan
tambahan protease dalam pemotongan protein target dari CBD-Intein.
Pada penelitian Li et al.,2012 pemurnian fusi protein target Ta1 – TP5 hasil
ekspresi E. Coli yang dilepaskan dari matriks kitin melalui pemotongan diri sendiri
atau self-cleaving intein (Intervening protEIN) yang diinduksi oleh pereaksi thiol
yaitu dithiothreitol intein. Ta1 – TP5 dimurnikan oleh Superdex 30 dan diidentifikasi
oleh Tricine-SDS-PAGE dan electrospray ionization mass spectrometry. Akhirnya,
sekitar 7,6 mg Ta1-TP5 dimurnikan dari fraksi yang larut dan badan inklusi diperoleh
dari 1 media kultur. Kemurnian adalah 95% yang secara keseluruhan menunjukkan
bahwa Ta1-TP5 dimurnikan dengan biaya rendah dan efisiensi tinggi, serta sangat
memperluas potensi penggunaannya sebagai pengatur sistem imun.
Gambar 3. Jalur 1: Ta1-TP5 yang dimurnikan dari fraksi yang larut sebelum
pemurnian Superdex 30; jalur 2: Ta1-TP5 yang dimurnikan dari fraksi yang larut
sesudahnyaPemurnian Superdex 30; jalur 3: Ta1 – TP5 yang dimurnikan dari badan
inklusi sebelum pemurnian Superdex 30; jalur 4: Ta1 – TP5 yang dimurnikan dari
badan inklusi setelah pemurnian Superdex 30; jalur 5: standar sintetis Ta1-TP5.
Daftar pustaka
Li, J., Zheng, L., Li, P., and Wang, F. 2012. Intein-mediated Expression, Purification,
and Characterization of Thymosin α1–Thymopentin Fusion Peptida in
Escherichia coli. Protein Expression and Purification, 84:1-8.
NEB. 2013. Protein Expression and Analysis. IMPACTTM kit instruction manual.
New England BioLabs, Inc.
Saraswat, M., Musante, L., Ravida, A., Shortt, B., Byrne, B. and Holthofer, H. 2013.
Preparative Purification of Recombinant Proteins: Current Status and Future
Trends. BioMed Research International, Article ID: 312709.
http://dx.doi.org/10.1155/2013/312709
Setrerrahmane, S., Zhang, Y., Dai, G., Lv, J and Tan, S. 2014. Efficient Production of
Native Lunasin with Correct N-terminal Processing by Using the pH-
InducedSelf-Cleavable Ssp DnaB Mini-intein System in Escherichia coli. Appl.
Biochem. Biotechnol, 174:612-622.
Silaban, S., Maksum, I.P., Enus, S., Hasan, K., Subroto, T., dan Soemitro, S. 2017.
Pemurnian Pretrombin-2 Manusia Rekombinan di Escherichia coli untuk
Produksi Trombin sebagai Komponen Lem Fibrin. Jurnal Pendidikan Kimia.
Vol. 9, No. 1, 265-272 . 10.24114/jpkim.v9i1.6201.
Wood, D.W. 2014. New Trends and Affinity Tag Designs for Recombinant Protein
Purification. Current Opinion in Structural Biology, 26C, 54-61.
http://dx.doi.org/10.1016/j.sbi.2014.04.006
Zhang, Y., Zhang, K., Wan, Y., Zi, J., Wang, Y., & Wang, J. 2015. A pH-Induced,
Intein-Mediated Expression and Purification of Recombinant Human Epidermal
Growth Factor in Escherichia coli. Biotechnol, Prog