Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI

Disusun oleh:
Kelompok 7
1. Albiana Aprianti ( 201831004 )
2. Ananta Ario Wibowo ( 201831008 )
3. Niken Saraswati ( 201831044 )
4. Winda Eka Widyaningtyas` (201831069 )
5. Sofa Budiyani ( 201831058 )
6. Elsa Eunike ( 201831022 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


STIKES ST. ELISABETH
SEMARANG
2018

0
SATUAN ACARA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL

A. LatarBelakang
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi
dengan orang lain. Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang
menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain.
Dimana individu yang mempunyai mekanisme koping adaptif, maka
peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang
mempunyai mekanisme koping maladatif (skizofrenia), bila tidak segera
mendapatkan terapi atau penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-
masalah yang lebih banyak dan lebih buruk. keliat dan Akemat menjelaskan
bahwa untuk peningkatan sosialisasi pada pasien skizofrenia bisa dilakukan
dengan pemberian terapi aktivitas kelompok sosialisasi.1
Hampir di seluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang
mengalami skizofrenia (ringan sampai berat). Hasil survey Kesehatan Mental
Rumah Tangga di Indonesia menyatakan bahwa 185 orang per 1000
penduduk di Indonesia mengalami skizofrenia (ringan sampai berat).
Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa, masalah keperawatan yang paling
banyak ditemukan adalah menarik diri (17,91 %), halusinasi (26,37 %),
perilaku kekerasan (17,41 %), dan harga diri rendah (16,92 %).1,2
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada pasien skizofrenia
adalah ; 1) Kerusakan komunikasi verbal dan non verbal, 2) Gangguan
hubungan interpersonal, 3) Gangguan interaksi sosial, 4) resiko perubahan
persepsi sensori (halusinasi). Bila klien menarik diri tidak cepat teratasi maka
akan dapat membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain.1
Penatalaksanaan klien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah
satunya dengan pemberian intervensi Terapi Aktivitas Kelompok sosialisasi,
yang merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah
aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis,
yang merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah
aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis,
perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam kegiatan aktifitas
kelompok, tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang
dihadapi oleh sebagian besar peserta. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan klien dalam meningkatkan
1
sosialisasi.3 Dari latar belakang tersebut diatas kami tertarik untuk melakukan
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi pada pasien skizofrenia dengan
riwayat menarik diri guna meningkatkan tingkat interaksi sosial pada pasien
yang dirawat di ruang 6 gatot kaca RSJD dr. Aminogondho hutomo
Semarang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatnya kemampuan pasien dalam membina hubungan sosial dalam
kelompok secara bertahap
2. Tujuankhusus
Setelah selesai terapi aktivitas kelompok sosialisasi selama 1 x 20menit,
pasien ruang 6 Gatotkaca, mampu :
1) Mampu memperkenalkan diri
2) Mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3) Mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4) Mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
5) Mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang
lain
6) Mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
7) Mampu menyampikan pendapat tentang manfaat kegiatan tentang
TAKS yang telah dilakukan

C. Manfaat
Semua pasien di ruang 6 gatotkaca dapat saling mengenal dan berinteraksi
dengan baik dengan sesama teman .

D. Metode Pelaksanaan
1. Ceramah
2. Dinamika kelompok
3. Simulasi
4. Tanya dan jawab

E. Sasaran Dan Target


Sasaran : pasien di ruang 6 gatotkaca RSJD dr. Aminogondho hutomo
Target : seluruh pasien di ruang 6 gatotkaca

2
F. Media Dan Alat
a. Laptop
b. Musik/ lagu
c. Bola

G. Setting Tempat

Keterangan gambar :
= Leader = Pasien

= Fasilitator = Co leader

= Observer = Operator

G. Waktu Dan Tempat


Tempat : Ruang 6 gatotkaca RSJD dr. Aminogondho hutomo
Waktu : 08.00 – 08.30 WIB
Tanggal : 3 juni 2019

H. Tahap Pelaksanaan

NO TAHAP/ KEGIATAN KEGIATAN KET


WAKTU MAHASISWA AUDIANCE
Pembuka 1. Salam pembukaan 1. Menjawab salam
2smenit 2. Apersepsi
c 3. Menjelaskan 2. Menyampaikan
. maksud dan tujuan persepsi Leader dan
3. Mendengarkan co leader

3
penjelasan
Inti 1. Menjelaskan dan 1. Mendengar
20 menit menguraikan tujuan penjelasan
terapi aktivitas 2. Memperhatikan
kelompok penjelasan
2. Menjelaskan 3. bermain peran
prosedur terapi 4. tanya jawab Leader
aktivitas kelompok dam co
sosialisasi leader
3. Demonstrasi dan
pelaksanaan terapi
aktivitas kelompok
sosialisasi
Penutup 1. memberikan 1. Menjawab salam Leaader
3 menit reinforcmen dan co
2. Mengucapkan terima
leader
kasih
3. menyampaikan
rencana tidak lanjut
3. Salam penutup

I. PENGORGANISASIAN
1. Leader : Albiana aprianti
2. Co leader : Ananta Ario Wibowo
3. Fasilitator : Sofa budiyani dan Elsa eunike
4. Observer : Niken
5. Operator : Winda Eka

J. PEMBAGIAN TUGAS
1. Leader
Tugas
a. Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
b. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai.
c. Menjelaskan permainan.
d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kclompok dan
memperkenalkan dirinya.
4
e. Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok dengan baik dan tertib
f. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
2. Co-leader
Tugas
a. Mendampingi leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang altiviatas
pasien
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang
telah dibuat
d. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam
proses terapi
3. Fasilitator
Tugas
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
b. Memotivasi pasien yang kurang aktif.
c. Memfalitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalanya terapi.
4. Observasi
Tugas
a. Mengobservasi jalanya proses kegiatan
b. Mengamati serta mencatat prilaku verbal dan non-verbal pasien selama
kegiatan berlangsung
c. Mengawasi jalanya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.

K. TATA TERTIB KEGIATAN


1. Tata Tertib pelaksanaan TAKS
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai.
c. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
d. Peserta Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
TAKS berlangsung.
e. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.

5
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari
permainan .
g. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai.
h. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAKS telah
habis,sedangkan permainan belum selesai, maka pemimpin akan
meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK
kepada anggota.
2. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAKS
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
a) Memanggil klien
b) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
a) Panggil nama klien
b) Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu
klien boleh kembali lagi
L. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Kontrak waktu dangan kepala ruang 6 gatotkaca RSJD dr.
Aminogondho hutomo 2 hari sebelumnya.
b. Mempersiapkan sarana dan prasarana sesuai dengan rencana
tindakan kegiatan.
2. Evaluasi proses
a. Pasien ikut serta saat kegiatan
b. Alat dan media dapat digunakan dengan baik
c. Kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
d. Pasien berpartisipasi aktif dalam kegiatan.
3. Evaluasihasil
 100% pasien hadir dalam kegiatan
 Pasien mampu mengikuti terapi aktivitas kelompok sosialisasi
 Pasien mampu mengikuti terapi aktivitas kelompok sosialisasi
dengan baik dengan sesama pasien di ruang 6 gatotkaca RSJD dr.
Aminogondho Hutomo.

6
DaftarPustaka
1. Eko Prabowo. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Medikal
Book
2. Prevalensi Skizofrenia. 2007. WHO (Word Health Organization)
3. Nofrida Saswati, DKK. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial. 2018. Jurnal
endurance

7
LapiranMateri
1. Pengertian

Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah suatu upaya memfasilitasi

kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial, yang

bertujuan untuk meningkat hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.

Terapi aktivitas kelompok sosialisasi membantu klien untuk melakukan sosialisasi

dengan individu yang ada disekitar klien. Terapi ini memfasilitasi psikoterapi

untuk memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan

terhadap orang lain, mengespresikan ide dan tukar persepsi, dan menerima

stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuan dari terapi aktivitas

kelompok sosialisasi ini untuk meningkatkan hubungan interpersonal antar

anggota kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan, memberikan tanggapan

terhadap orang lain, mengespresikan ide, dan menerima stimulus eksternal yang

berasal dari lingkungan.

2. Pelaksanaan TAKS
Jumlah anggota kelompok yang nyaman untuk terapi kelompok adalah

kelompok kecil yang anggotanya berkisar antara 5-12 orang. Kegiatan sosialisasi

yang terdapat dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi dilakukan secara

bertahap yang terdiri dari tujuh sesi. Waktu yang optimal untuk tiap sesi adalah

20-40 menit bagi fungsi kelompok yang rendah dan 60-120 menit bagi fungsi

kelompok yang tinggi. Terapi aktivitas dimulai dengan pemanasan berupa

orientasi, kemudian tahap kerja, dan terminasi.

a. Sesi 1

Klien diminta untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,

nama panggilan, asal, dah hobi. Sesi 1 ini merupakan tahapan awal dalam

melakukan terapi aktivitas kelompok sosialisasi. Evaluasi terhadap pemberian

terapi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja

8
untuk menilai kemampuan klien dalam melakukan TAKS. Aspek yang dievaluasi

pada sesi 1 adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS yaitu

kemampuan klien dalam memperkenalkan dirinya secara verbal dan nonverbal

kepada anggota kelompok terapi.

b. Sesi 2

Klien diminta untuk berkenalan dengan anggota kelompok dengan cara

memperkenalkan diri sendiri (nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi) dan

menanyakan identitas anggota kelompok lain (nama lengkap, nama panggilan,

asal, dan hobi). Evaluasi terhadap pemberian terapi dilakukan pada saat proses

TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien

dalam melakukan TAKS. Aspek yang dievaluasi pada sesi 2 adalah kemampuan

klien sesuai dengan tujuan TAKS yaitu kemampuan klien dalam berkenalan

dengan anggota kelompok terapi secara verbal dan nonverbal.

c. Sesi 3

Klien diminta untuk bercakap-cakap dengan anggota kelompok yaitu berupa

menanyakan kehidupan pribadi kepada satu orang anggota kelompok dan

menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi. Evaluasi terhadap pemberian

terapi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja

untuk menilai kemampuan klien dalam melakukan TAKS. Aspek yang dievaluasi

pada sesi 3 adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS yaitu

kemampuan verbal dalam bertanya dan menjawab saat bercakap-cakap serta

kemampuan nonverbal saat bercakap-cakap dengan anggota kelompok.

d. Sesi 4

Klien diminta untuk menyampaikan topik pembicaraan tertentu dengan anggota

kelompok meliputi: menyampaikan topik yang ingin dibicarakan, memilih topik

yang ingin dibicarakan, dan memberi pendapat tentang topik yang dipilih.

Evaluasi terhadap pemberian terapi dilakukan pada saat proses TAKS


9
berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien dalam

melakukan TAKS. Aspek yang dievaluasi pada sesi 4 adalah kemampuan klien

sesuai dengan tujuan TAKS yaitu kemampuan verbal dan nonverbal dalam

menyampaikan, memilih, dan memberi pendapat tentang topik percakapan.

e. Sesi 5

Klien diminta untuk menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan

orang lain meliputi: menyampaikan masalah pribadi, memilih satu masalah untuk

dibicarakan, dan memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih. Evaluasi

terhadap pemberian terapi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung,

khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien dalam melakukan

TAKS. Aspek yang dievaluasi pada sesi 5 adalah kemampuan klien sesuai dengan

tujuan TAKS yaitu kemampuan verbal dan nonverbal dalam menyampaikan,

memilih, dan memberi pendapat tentang percakapan mengenai masalah pribadi.

f. Sesi 6

Klien diminta untuk bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok meliputi:

bertanya dan meminta sesuai kebutuhan pada orang lain, serta menjawab dan

memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan. Evaluasi terhadap pemberian

terapi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja

untuk menilai kemampuan klien dalam melakukan TAKS. Aspek yang dievaluasi

pada sesi 6 adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS yaitu

kemampuan verbal dan nonverbal dalam bertanya, meminta, menjawab, dan

memberi kepada orang lain.

Sesi 7

Klien diminta untuk menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok

yang telah dilakukan. Evaluasi terhadap pemberian terapi dilakukan pada saat

proses TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan

klien dalam melakukan TAKS. Aspek yang dievaluasi pada sesi 7 adalah
10
kemampuan klien menyampaikan manfaat TAKS yang telah berlangsung 6 sesi

secara verbal dan disertai kemampuan nonverbal.

11

Anda mungkin juga menyukai