Palipada Palisuri
Dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Bosowa Makassar
ABSTRACT
Analysis of Production and Agroindustry of Ambonese Bananas with respect
to the Increasing of Farming Income in Gowa Regency. This research aimed to
ascertain the influence of each production factor on production level of fresh
Ambonese bananas, and to know the feasibility of management handling of
Ambonese bananas product through household agroindustry activities.
The result of the analysis revealed that the composition of using production
input on the Ambonese bananas farming in Gowa regency was in the increasing
return to scale. Based on the result of statistical test, it could be indicate that
the use of seeds was relatively efficient, whereas the zuse of other production
factors were relatively unefficient. The result of the Ambonese bananas sale was
relatively profitable as stated by R/C ratio value for 4,08.
farm, bagi petani yang memiliki lahan berwarna putih kemerahan dan lunak,
sempit atau buruh tani yang sama sekali rasanya manis, enak dan aromanya kuat.
tidak memiliki lahan pertanian. Berat pertandan mencapai 15 – 18 kg,
Disamping itu agroindustry rumah tangga dengan jumlah sisir 8 – 12 sisir. Setiap
dapat dijadikan media untuk upaya sisir kurang lebih 20 buah. Ukuran buah
perbaikan gizi masyarakat. Bentuk 15 – 18 cm dengan diameter 3 - 3,5 cm.
teknologi tepat guna bagi industri rumah Pisang ambon putih pada saat matang
tangga dapat berupa peralatan sederhana berwarna kuning keputih-putihan dengan
atau resep-resep pengolahan disertai warna daging buah putih sampai putih
bimbingan analisa finansial dan kekuningan. Rasa daging manis sedikit
pemasaran. asam dan aromanya kuat. Selain sebagai
Menurut Munajim (1994), pisang buah meja, pisang ambon putih
yang buahnya dimakan setelah masak digunakan sebagai makanan pemula pada
(buah segar) masuk dalam golongan bayi. Berat tiap tandannya 15 – 25 kg,
Musa paradisiaca Var. Sapientum dan terdiri dari 10 – 14 sisir. Setiap sisir
Musanana L. Jenis pisang ini antara lain : terdiri dari 14 - 24 buah dengan
pisang ambon, pisang raja, dan pisang panjang 15 - 20 cm, dan diameternya
susu. Tanaman pisang ambon (Musa 3,5 – 4 cm.
paradisiaca cv. Ambon) terdiri atas
Panen dan Pascapanen Pisang Ambon
beberapa jenis yakni pisang ambon Panen Pisang Ambon dimana
lumut, pisang ambon putih, pisang
mutu pisang yang baik sangat ditentukan
ambon jepang, pisang ambon buai. oleh tingkat ketuaan buah dan
Pisang ambon termasuk jenis pisang penampakannya. Tingkat ketuaan buah
komersial yang banyak terdapat di diukur berdasar umurnya, sedang
pasaran, baik di pasar umum maupun penampakannya diperoleh dari
supermarket. Jenis pisang ini banyak penanganan pascapanen yang baik.
digemari oleh konsumen karena Secara fisik tanda-tanda ketuaan buah
keistimewaannya. Menurut Satuhu dan
pisang mudah diamati diantaranya; (a)
Supriyadi (1996), pisang ambon lumut buah tampak berisi, bagian lengir (tepi)
pada saat matang, warna kulit buah hijau buah sudah tidak ada lagi, (b) warna
atau hijau kekuningan dengan bintik- buah hijau kekuningan. Untuk buah
bintik coklat kehitaman. Daging buahnya pisang dengan tingkat kematangan
penuh, maka pada tandannya akan ada dan di supermarket. Buah pisang ambon
buah yang sudah masak (2-3 buah) dan, yang dipanen pada derajat ketuaan
(c) tangkai di putik telah gugur. komersial yang berbeda sebagai
Ciri menonjol dari kelompok perlakuan. Derajat ketuaan tersebut
pisang ambon adalah pemanenan yang adalah (a) dipanen 2 minggu sebelum
dilakukan pada tingkat ketuaan komersial Derajat Tua Komersial (DTK) dimana
‘mature green’ dan diperam terlebih kulitnya berwarna hijau muda, lingkaran
dahulu sebelum dimakan sebagai buah buah terasa masih menyiku dan kelopak
meja. Kenyataan ini memperlihatkan bunga yang mengering masih menempel,
bahwa tingkat ketuaan optimum untuk (b) dipanen pada saat DTK dimana
dipanen berlainan dengan tingkat kulitnya berwarna hijau tua, lingkaran
kematangan untuk dimakan. Untuk buah masih melekuk dan kelopak bunga
tujuan komersial terutama yang akan yang mengering mulai rontok, (c)
dijual ke tempat pemasaran yang lebih dipanen 2 minggu sesudah DTK dimana
jauh, jarang dipanen pada stadia matang kulitnya berwarna hijau kehitaman,
pohon. Hal ini disebabkan oleh sifat lingkaran buah melingkar penuh dan
rentan terhadap kerusakan fisik, kimia, kelopak bunga yang mengering hilang.
fisiologi dan mikrobiologis pasca panen.
Kandungan Gizi Buah Pisang Ambon
Dalam produksi segar, berbagai kegiatan
Pisang ambon juga memiliki kandungan
yang perlu untuk penanganan pascapanen gizi berupa serat yang secara ilmiah
adalah: (1) sortasi; dalam ukuran serta
membantu kinerja saluran percernaan.
bentuknya, warna, kemulusan dan Serat dalam saluran pencernaan bisa
beratnya. (2) Handling untuk berfungsi sebagai elemen yang
pembersihan dan penahan kematangan. membantu proses dalam mereabsorsi
(3) Pengepakan untuk individual, en juga sekresi air agar makanan mudah
gross, material (karton, peti kayu, dicerna dan sisa makanan yang akan
keranjang), beratnya per unit dan dibuang dari tubuh berupa feses tidak
penampilan. (4) Pengangkutan untuk
keras. Kandungan gizi nutrisi pisang
ketahanan terhadap kebusukan ambon khususnya kandungan kalori 99
(pendinginan), jangka waktu dan kkal cukup untuk memberi tambahan
ketahanan terhadap goncangan. (5) kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
Penyajian untuk di pasar, di kaki lima melakukan proses metabolisme,
Gambar 1. Bahan dasar dan Perlakuan Pembuatan Sale Pisang ambon Menurut
Strata Agroindustri Rumah Tangga (Munajim)
Bahan dasar Perlakuan Peralatan Hasil
PISANG AMBON AMBON Pengupasan Tangan/Pisau steril Pisang tanpa kulit
Pengerokan Pisau atau Bilah bambu Zat pengawet
Pengirisan Pisau steril Pisang dibelah dua/tiga
Pencelupan Pisang Wadah perendaman (dalam larutan (15 menit)
Bisulfit 1 % 1 gram bisulfit/1 liter air)
Pembilasan Wadah berlubang Ditiriskan
Pengasapan Tungku pengasapan Warna yg dikehendaki
Pengeringan Rak Bambu/Para-para Kadar Air 10 persen
(sinar matahari/selama 55 jam)
Pemipihan Wadah Penggepengan Bentuk Buah
Pengemasan Kantong plastik Kemasan Sale Pisang Ambon
SALE PISANG AMBON Berat setiap kemasan (gram)
(Daya tahan Sale 2 – 3 bulan)
Sumber: Biro Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan
C. HASIL PENELITIAN DAN
B. METODE PENELITIAN
PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan di
Karakteristik Responden Usahatani
Kabupaten Gowa, dipilih 2 kecamatan Pisang Ambon
yakni Kecamatan Tinggimoncong. Profil pendidikan formal responden
Desa/Kelurahan Parigi, Majannang dan
sebanyak 65 persen atau 39 KK tidak
Manimbahoi. Kecamatan Tompobulu.
sekolah. Tingkat Sekolah Dasar (SD) 18,
Desa/ Kelurahan Tanete, Datara, dan
Cikoro. Jumlah responden sebanyak 60 34 persen atau 11 KK. Tingkat SLTP 10
Kepala Keluarga (KK) petani pisang persen atau 6 KK. Tingkat SLTA 6, 66
ambon yang diambil secara acak persen atau 4 KK. Hal ini menunjukkan
sederhana. bahwa tingkat pendidikan dan
Tabel 2. Produksi Buah Pisang Terbanyak
Menurut Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan pengetahuan petani tentang penerapan
Tahun 2013 (dalam Ton)
teknologi budidaya pisang dan
Kabupaten/Kota Buah Pisang
01 Gowa 15. 524, 5 pengolahannya umumnya masih kurang.
02 Sinjai 12. 657, 7
Umur rata-rata responden 26 tahun
03 Bone 16. 055, 6
04 Wajo 20. 649, 2 sampai 40 tahun sebanyak 20 orang
05 Pinrang 60. 008, 2
06 Bulukumba 7. 774, 9 (33,34 %), umur 45 sampai 57 tahun 38
07 Maros 7. 916, 8
08 Sidrap 8. 258, 5 orang (63, 34 %), umur 60 tahun 1
09 Luwu Timur 7. 665, 2
10 Bantaeng 4. 907, 5 orang (1, 66 %).
Sulawesi Selatan 186. 782, 1