Anda di halaman 1dari 9

Tugas Akhir Modul 3

Pengorganisasian Informasi atau Pengetahuan


Dalam Ingatan Manusia

oleh :

Sukimin, S.Pd

Program Profesi Guru Dalam Jabatan


2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja
otak. Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak
dapat dilihat secara langsung bagaimana otak bekerja dan informasi
diolah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan dipersepsikan
oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus. Berpikir juga dapat
dikatakan sebagai proses pengorganisasian informasi dalam
ingatan.Berpikir mencakup banyak aktivitas mental.Berpikir dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan
sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan.
Semua informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan.
Akan tetapi, tidak semua informasi tersebut dapat bertahan lama
dalam ingatan atau hilang karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Ketika individu memperoleh suatu informasi,
secara tidak langsung otak akan memproses informasi tersebut.
Apabila dalam pemrosesan tersebut terdapat perhatian (attention)
pada informasi yang diperoleh, maka akan menghasilkan suatu
pemahaman.
Teori pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses
pembelajaran terjadi adanya proses informasi kemudian diolah
sehingga menciptakan suasanya yang terencana, dan suasana
pembelajaran yang mendukung (Ellen, 2016:225). Teori pemrosesan
informasi ini merupakan teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali
pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan
bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat

2
diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu
menerapkan model pembelajara tertentu yang dapat memudahkan
semua informasi diproses dalam otak melalui beberapa indera.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam
ingatan manusia?
2. Bagaimana model pembelajaran pemrosesan informasi?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat
mengetahui dan memahami:
1. Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia
2. Model pembelajaran pemrosesan informasi

D. Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. PengorganisasianInformasiDalamIngatanManusia
B. Model PembelajaranPemrosesanInformasi
BAB III SIMPULAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan Manusia


Ingatan manusia dibagi menjadi dua, yaitu; memori Jangka
Pendek (Short Term Memory atau STM): Memori yang memiliki
kapasitas terbatas dan hanya berlangsung selama 20-30 detik dalam
keberadaannya; dan Memori Jangka Panjang (Long Term Memory atau
LTM): Memori yang tidak memiliki batasan kapasitas dan berlangsung
mulai dari hitungan menit hingga selamanya (Rehalat, 2014). Ingatan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai alat (daya
batin) untuk mengingat atau menyimpan sesuatu yang pernah diketahui
(dipahami, dipelajari, dan sebagainya).Informasi yang kita peroleh
terekam di dalam ingatan melalui proses berpikir.
Informasi yang masuk kemudian diproses dan tersimpan berkaitan
erat dengan kemampuan kognisi seseorang (Frishammar, 2002).
Dengan kata lain, pemrosesan informasi dipengaruhi oleh faktor
memori dan kognisi termasuk kecerdasan seseorang (Frishammar,
2002).Resnick (1981) berpendapat bahwa dalam psikologi pemrosesan
informasi memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada
mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan
dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah. Pemrosesan
informasi didalam pikiran berlangsung terus-menerus selama adanya
informasi baru yang masuk dalam pikiran.
Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan
fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya. Komponen
tersebut adalah:
1. Sensory Memory (SM)
Sensory Memory (SM) merupakan sel tempat pertama kali informasi
diterima dari luar. Di dalam SM informasi ditangkap dalam bentuk

4
aslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi
mudah terganggu atau berganti.
2. Working Memory (WM)
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi
yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah
memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan
kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat
disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
3. Short Term Memory (STM)
Short Term Memory (STM) atau memori jangka pendek memiliki
kapasitas yang kecil sekali, namun sangat besar peranannya
dalam proses memori, yang merupakan tempat dimana kita
memproses stimulus yang berasal dari lingkungan kita.
4. Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory (LTM) diasumsikan; (a) berisi semua
pengetahuan yang telah dimiliki individu; (b) mempunyai kapasitas
tidak terbatas; ( c) sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak
akan pernah terhapus atau hilang.

Teori proses masuknya rangsangan ke penyimpanan dan ingatan


digambarkan sebagai berikut(Surgenor, 2010):

5
Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh Sensory
Memory, sensory memory menyimpan semua informasi sensorik
(visual, pendengaran, penciuman, dan haptic) untuk periode yang
sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah. Melalui
perhatian yang selektif (selective attention) informasi dipindahkan ke
dalam kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory),
sedangkan informasi yang tidak lolos attention dilupakan. Hubungan
antara memori jangka pendek dan memori kerja (working
memory)masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka
pendek adalah memori sadar maka maka memori kerja adalah setara
dengan catatan post-it.Selanjutnya dengan rehearsal and encoding
informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjag (Long
Term Memory).
Contohnya saat kita ingin mengingat nomor telepon. Sebagai
stimulus awal nomor telepon ditangkap oleh pancaindra (bisa melalui
telinga jika dalam bentuk suara, atapun mata jika dalam bentuk tulisan).
Nomor telepon yang ditangkap melalui pancaindra disimpan di working
memory. Saat kita mengingat nomor telepon untuk sesaat berarti kita
menyimpannya di short term memory. Ketika kita mengulang secara
verbal secara terus menerus dan sewaktu-waktu kerap diulang kembali
(recalling) nomor tersebut akan disimpan di memori jangka panjang
(long term memory).

B. Model PembelajaranPemrosesanInformasi
Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang
belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan
pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori
pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran
terjadiadanya proses informasi kemudian diolah sehingga menciptakan
suasanya yang terencana, dan suasana pembelajaran yang

6
mendukung.Teori kognitif lebih menekankan pada proses belajar
daripada hasil belajarnya. Proses belajar tidak hanya sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon melainkan tingkah
laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang
situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Menurut Rehalat(2014) model pembelajaran pemrosesan
informasi adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada
aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan
informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses
pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif
peserta didik. Model ini berdasarkan teori belajar kognitif sehingga
model tersebut berorientasi pada kemampaun siswa memproses
informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan
tersebut.Model pemrosesan informasi ini didasari oleh teori belajar
kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta didik
memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya.
Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/
menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan
masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan
visual. Ilmu kognisi (cognitive science) merupakan kajian mengenai
inteligensi manusia, program computer, dan teori abstrak dengan
penekanan pada perilaku cerdas, seperti perhitungan (Simon&Kaplan,
1989). Teori pemrosesan informasi kognitif dipelopori oleh Robert
Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan. Pembelajaran merupakan
keluaran pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia.
Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki
signifikasi yang besar bagi perencanaan dan desain pembelajaran
dalam proses pendidikan. Belajar dimulai dengan pemasukan

7
stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang
mengikuti performa pembelajar.
2. Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar
selama pembelajaran berfungsi mendukung yang terjadi pada
pembelajaran.

8
BAB III
SIMPULAN

A. Kesimpulan
Pemrosesan informasi didalam pikiran berlangsung terus-menerus
selama adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran.Psikologi
pemrosesan informasi memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada
mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan
dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah. Stimulus yang
masuk melalui pancaindra diterima oleh sensory memory.Sensory
memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran,
penciuman, dan haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk
sensoriknya yang mentah.
Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi
dipindahkan ke dalam kesadaran dan memori jangka pendek (short term
memory), sedangkan informasi yang tidak lolos attention dilupakan.
Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja (working
memory) masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek
adalah memori sadar maka maka memori kerja adalah setara dengan
catatan post-it. Selanjutnya dengan rehearsal dan encoding informasi
yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjag (long term
memory).
Model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model
pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan
kegiatan proses atau pengolahan informasi untuk meningkatkan
kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran. Model ini lebih
memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai