ACARA 1
REGRESI LINEAR
KENDARI
2019
LAPORAN PRAKTIKUM
Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo
Acara 1 Regresi Linear
ABSTRAK
Dilakukan penelitian menggunakan teknik pemodelan kedepan (forward modeling)
dan teknik pemodelan kebelakang (Inverse modeling) dalam konsep regresi linear.
Kasus yang digunakan adalah hubungan variasi suhu terhadap kedalaman dengan
menggunakan persamaan Tcal = a + bz. Nilai a dan b merupakan variabel bebas yang
nilainya dicari dengan menggunakan kedua teknik pemodelan diatas. Dengan teknik
pemodelan kedepan diperoleh nilai a=27 dan b=0.9 sedangkan dengan teknik
pemodelan kebelakang diperoleh nilai a=27.5026 dan b=0.7947. Nilai suhu kalkulasi
yang diperoleh dengan teknik pemodelan kedepan dengan teknik pemodelan
kebelakang memiliki hasil yang tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan pada teknik
pemodelan kedepan, nilai variabel a dan b diinput dengan proses coba-coba (trial and
eror) sedangkan nilai variabel a dan b pada pemodelan kebelakang dihitung dengan
menggunakan persamaan yang dibuat dalam bentuk komputasi. Dari kedua teknik
diatas, diperoleh hubungan yang linear antara suhu kalkulasi (Tcal) terhadap
kedalaman (z). Semakin besar nilai kedalaman, maka suhu yang diperoleh juga
semakin besar.
I. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat memahami konsep dasar regresi
linear berdasarkan Forward Modelling dan Inverse Modelling.
II. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa mengetahui konsep dasar regresi linear
dengan menggunakan Forward Modelling dan Inverse Modelling.
Dalam geofisika dikenal dua istilah pemodelan yaitu pemodelan kedepan (forward
modeling) dan pemodelan kebelakang (Inverse Modelling). Pemodelan kedepan
merupakan proses estimasi yang diawali dengan parameterisasi model bawah
permukaan dan selanjutnya melibatkan persamaan matematis dan konsep yang sesuai
sehingga diperoleh data perhitungan secara teoritik yang akan teramati di permukaan
bumi. Dalam pemodelan kedepan sering digunakan proses pencocokan data dengan
proses coba-coba (trial and eror). Proses ini melibatkan harga parameter model
hingga diperoleh data teoritik yang cocok dengan data pengamatan (Yatini, 2014).
dimana ei disebut error, residual, atau sering juga disebut misfit atau kesalahan
prediksi ( prediction error ). Misal pada persamaan garis lurus T = a + bz, dimana T
(Suhu) merupakan fungsi dari z (kedalaman). Variable a dan b merupakan parameter
model sehingga T pada z tertentu dapat diprediksi jika a dan b diketahui.
Menggunakan konsep regresi linear, variabel a dan b dapat ditentukan menggunakan
persamaan;
(Supriyanto, 2007).
IV. Data dan Pengolahan Data
Data yang digunakan berupa suhu observasi (T obs), kedalaman (z) dan banyaknya
data (N) .
Mulai
Hitung Tcal = a + bz
Plot z,Tcal
Selesai
b. Pemodelan Kebelakang (Inverse Modelling)
Mulai
Load 'Data Z vs T
(praktikum_01).txt'
Disp Tcal
Selesai
4.3 Hasil Pengolahan Data
30 Data Observasi
28
Forward Modelling
26
24
0 5 10 15
Z (m)
Coding program
Grafik pada hasil pengamatan menunujukan hubungan antara kedalaman (z) terhadap
suhu (T). Perhitungan ini melibatkan teknik pemodelan kedepan dan pemodelan
kebelakang. Pada pemodelan kedepan, nilai variabel a dan b diinput secara coba-
coba. Hal ini dilakukan hingga diperolehnya data teoritik yang sesuai dengan data
pengamatan (observasi). Pada data pengamatan, digunakan nilai a=27 dan b=0.9.
Kemudian data diinput ke persamaan T = a + bz untuk menghitung nilai suhu teoritik
(Tcal). Dapat dilihat pada grafik nilai Tcal hampir sesuai dengan nilai T observasi.
Hal ini sesuai dengan teori pemodelan kedepan bahwa dalam perhitungannya, kita
menginput nilai variabel secara acak (coba-coba) agar diperoleh data yang sesuai
dengan data observasi yang dimiliki.
Untuk pemodelan kebelakang, yang dihitung adalah nilai suhu kalkulasi (Tcal).
Namun dalam hal ini, nilai variabel a dan b belum diketahui besarnya. Untuk itu,
digunakan teori inversi untuk mencari nilai variabel a dan b terlebih dahulu yang
dibuat dalam bentuk program. Dengan menggunakan pers (1) dan (2) , maka nilai a
dan b diperoleh. Untuk hasilnya dapat dilihat pada hasil data pengamatan. Hasil yang
diperoleh dengan menggunakan teknik pemodelan kedepan dan teknik pemodelan
kebelakang tidak jauh berbeda. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat hasil ploting
grafik pada pemodelan kebelakang.
VI. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dalam praktikum ini adalah nilai suhu kalkulasi yang
diperoleh dengan teknik pemodelan kedepan dengan teknik pemodelan kebelakang
memiliki hasil yang tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan pada teknik pemodelan
kedepan, nilai variabel a dan b diinput dengan proses coba-coba (trial and eror)
sedangkan nilai variabel a dan b pada pemodelan kebelakang dihitung dengan
menggunakan persamaan yang dibuat dalam bentuk komputasi. Dari kedua teknik
diatas, diperoleh hubungan yang linear antara suhu kalkulasi (Tcal) terhadap
kedalaman (z).
DAFTAR PUSTAKA
Bayu. 2015. Pemodelan Numerik Data Potensial Diri (Self Potential). Jurnal Teknik
ITS Vol.6 No.1. Surabaya
Grandis, Hendra. 2009. Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika. Jakarta. Ikatan Ahli
Geofisika Indonesia
Syilfi, Dwi dkk. 2012. Analisis Regresi Linier Piecewise Dua Segmen. Jurnal
Gaussian Vol. 1 No. 1. Semarang: Universitas Diponegoro
Yatini. 2014. Studi Pemodelan Respon Polarisasi Terinduksi dalam Kawasan Waktu
(TDIP) tehadap Kandungan Mineral Logam, Sebuah Hasil Awal. Indonesian
Journal of Physics Vol.4 No.2. Bandung: Institut Teknologi Bandung